Chapter 08: Talk about Feelings

1.5K 218 45
                                    

“Aku tidak akan membiarkan sesuatu merebutmu lagi dariku, entah itu kematian ataupun hal yang lainnya.”

***

Shinobu merasakan hawa tidak enak semenjak Kanae memanggilnya untuk sarapan bersama seperti biasanya, padahal ini setiap hari selalu sama. Kanae akan memanggilnya untuk sarapan sambil tersenyum, tapi entah mengapa senyum kakaknya hari ini sangatlah aneh.

“Shinobu...”

Dengan segera Shinobu menyahut, “A-ada apa Nee-san?”

Melihat betapa gugupnya Shinobu lantas Kanae terkekeh, sepertinya Shinobu tau ia akan bertanya sesuatu. Intuisinya sangat tajam sekali.

“Bukannya semalam kamu bilang ingin ke tempat temanmu?”

“Y-ya?”

Shinobu menenggak airnya agar tidak terlihat gugup saat bicara dengan Kanae.

“Semalam yang mengantarmu itu temanmu atau pacarmu?”

Shinobu langsung terbatuk mendengar pertanyaan menggoda dari kakaknya, Kanae semalam tanpa sengaja melihat Shinobu saat di antar oleh Giyuu. Kamar mereka bertiga memang sama-sama berada di lantai atas, kamar Shinobu dan Kanae sendiri bersebelahan sehingga jendela kamar mereka menghadap langsung ke pemandangan depan rumah mereka.

Disanalah Kanae yang awalnya hanya ingin menikmati angin malam yang terasa menyejukkan malah di suguhi adegan dimana Shinobu berbicara dengan Giyuu, ucapan Giyuu memang tidak jelas di dengarnya tetapi ia bisa lihat betapa merahnya wajah Shinobu selepas kepergian Giyuu.

Kanae rasanya ingin tertawa jika mengingat hal tersebut, ia baru pertama melihat ekspresi yang begitu menggemaskan dari adiknya yang paling besar ini.

Kanao melotot begitu mendengar ucapan Kanae barusan, Kanao tau bahwa kakak keduanya itu bisa dibilang sedikit sensitif dengan lawan jenisnya tetapi mendengar ucapan Kanae barusan ia terkejut, siapa memangnya yang dimaksud Kanae?

“Ti-tidak! Dia itu bukan pacarku dan tidak akan pernah terjadi. Dia hanyalah senpai ku di club!”

“Tapi bukannya kamu mengatakan semalam kamu pergi ke tempat temanmu?” Tanya Kanae masih dengan nada menggoda nya.

Shinobu mengangguk, “Dia partnerku saat sedang latihan itu artinya sama sajakan dengan temanku?”

“Ah iya, kamu bersamanya semalam itu artinya pada saat itu kalian berlatih kan? Kalian berlatih berdua?”

Shinobu menggeleng, ia tidak tau mengapa kakaknya ini tiba-tiba seperti ini? Jadi ini perasaan tidak enak yang dirasakannya daritadi?

“Kami tidak berdua! Kami pergi ke dojo sepupunya yang tidak jauh dari mini market depan sana disana aku juga berlatih dengan yang lain! Mana mau aku berdua dengan senpai rambut landak itu!”

Kanae menutup mulutnya, ia sedaritadi menahan tawanya tetapi ia tidak bisa menahannya lagi. Ekspresi salah tingkah yang di tunjukkan adiknya itu benar-benar menghiburnya di pagi hari, wajah Shinobu sampai merah dan berkeringat. Kanao bahkan sudah menunduk dan menahan tawanya, entah kapan terakhir kali emosi Shinobu lepas seperti saat ini.

“Nee-san jahat sekali!”

Kanae tampak menghapus air matanya yang sudah berada di ujung matanya, “Maaf-maaf, aku sudah lama tidak melihatmu begitu cerewet seperti ini ya ampun rasanya aku ingin merekammu, wajahmu memerah sama seperti semalam saat 'senpai' mu itu pulang.”

“Itu tidak seperti yang kau pikirkan!”

“Baiklah-baik, aku tidak melarangmu berpacaran lho.”

Butterfly Effect | Giyuu X Shinobu [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora