Chapter 18: End Game?

959 112 33
                                    

Tetaplah bersamaku.”

***

“Dengan ini kami umumkan Tomioka Giyuu sebagai pemenang dari pertandingan cabang putra.”

Giyuu membungkukkan badannya sebagai ucapan terimakasih atas riuh tepukan tangan dan teriakan semangat yang dilontarkan untuk dirinya.

Ia kemudian bersalaman dan berpelukan dengan lawannya sebelum kembali ke tempatnya. Untuk saat ini Uzui merasa tenang dan bangga bahwa Giyuu bisa menunjukkan dirinya meskipun inu terakhir dia bertanding demi nama sekolah.

Uzui memeluknya dan memukul bahunya sebagai bentuk dari rasa bangga pria itu. Giyuu juga tidak ingin merusak momen sehingga membiarkan apa yang ingin pria itu lakukan.

Kemudian ia menghampiri Shinobu, dia memeluk gadis itu sangat erat dan begitu pula sebaliknya. Shinobu merasa bangga dan Giyuu juga merasa senang.

“Aku menantikan hadiahku.”

Wajah Shinobu memerah, “Ha-hadiah apanya? Aku tidak ingat.”

“Ayolah... Mana mungkin kau melupakannya.”

Dengan menutup matanya erat-erat, gadis itu berjinjit dan mengecup pipi kanan Giyuu. Ia kemudian cepat-cepat menarik diri dan menutupi wajahnya karena sangat malu.

Tentu hal itu tak luput dari perhatian orang-orang, keduanya habis digoda oleh para anggota lainnya. Shinobu menyesal menuruti mau pemuda itu, ia sangat malu sekali.

Giyuu kembali memeluknya dan terkekeh, dia secara sembunyi-sembunyi melirik ke arah Daki yang sedang menatap mereka dengan tatapan marah.

“Lihatlah, apa yang kubilang benar. Coba lihat gadis itu, dia sedang menatap kesini.”

Dan benar saja saat Shinobu melihatnya, dia memang sedang menatap tajam dirinya tetapi Shinobu tidak peduli.Baiklah, lupakan saja. Sekarang saatnya dirinya yang harus fokus, dia juga harus menang.

Tidak hanya Giyuu yang sudah terkonfirmasi sebagai pemenang, untuk gerakan campuran putri dan putra kelas 55-60 kilogram juga berhasil diraih oleh mereka.

Pertandingan terakhir adalah pertandingan Shinobu. Jika Daki memenangkan pertandingan selanjutnya maka Shinobu akan melawan Daki di pertandingan final.

Daki sudah bersiap di lapangan, menunggu lawan dan wasit memberikan aba-aba kepadanya sebelum memulai pertandingan.

Bunyi tanda permainan pun terdengar ke seluruh penjuru, Shinobu duduk dan memperhatikan cara gadis itu bermain. Berbeda dari sebelumnya, gadis itu bergerak dengan lebih agresif sehingga beberapa kali mendapat peringatan dari wasit.

Shinobu memanglah berani menghadapinya, tetapi ia tetap saja merasa sedikit gugup. Tangannya berkeringat dingin, kakinya tidak bisa berhenti menghentak.

Giyuu yang melihat itu langsung sadar, dia menautkan tangannya ke gadis itu. Mengisi kekosongan jari dan juga memberi ketenangan padanya.

“Tenanglah, semua orang mendukungmu. Coba lihat ke sana.”

Shinobu mengikuti arah yang di tunjukkan Giyuu, ke arah tribun penonton. Di sana ada Kanae, Kanao dan juga Tsutako. Selama ini mereka ada di sana, tetapi sengaja tidak memberi tahu Shinobu agar gadis itu fokus pada pertandingannya.

“Sejak kapan mereka di sana?”

“Sejak awal, mereka tidak ingin membuatmu khawatir. Kau tau? Kakakmu menangis bangga saat kau berhasil memenangkan pertandingan pertama tadi. Dia sangat bangga padamu.”

Butterfly Effect | Giyuu X Shinobu [END]Where stories live. Discover now