Chapter 11: The Moon is Beautiful, isn't it?

1.6K 200 57
                                    

“Kochou, bulannya sangat indah bukan?”

***

Shinobu membuka matanya secara perlahan mencoba untuk beradaptasi dengan cahaya terang yang masuk ke kamarnya. Ia melirik jam yang menunjukkan hampir pukul dua belas siang.

Ia terkena demam dan tubuhnya benar-benar lemas sampai ia harus tidak masuk sekolah hari ini. Setelah Giyuu membawanya keruangan kesehatan, ia bukannya membaik malah semakin demam dan hal itu membuat Giyuu panik lalu meminta sekolah menghubungi keluarga Shinobu.

Saat Shinobu pulang bersama Kanae, Giyuu tidak menunjukkan batang hidungnya. Padahal Shinobu ingin berterimakasih padanya, yasudahlah akan ia lakukan itu nanti saat mereka bertemu.

Gadis itu bangkit dari tidurnya dengan pelan, tubuhnya masih lemas untuk bergerak. Ia harusnya makan siang dan meminum obatnya tapi ia tidak bisa melakukan apapun selain bersandar di punggung ranjangnya.

Perkara sepele ternyata bisa sebesar ini efeknya, keadaannya yang tengah demam sekarang membuat mimpinya semakin aneh tapi nyata. Terlalu banyak yang muncul tetapi bayangan dirinya dan seorang yang mirip Giyuu itulah yang paling dominan muncul dalam mimpinya.

Shinobu tidak tahu apa hubungannya tetapi perasaan orang-orang yang berada dalam mimpi itu sangat nyata dan tersampaikan kepadanya. Ia serasa telah melakukan perjalanan yang sangat panjang sekali sehingga tenaganya seperti telah terserap bersama mimpi itu.

Lamunannya buyar saat ia mendengar jendela kamarnya seolah dilempar sesuatu, ia melirik sedikit. Tidak mungkin itu pencuri kan?

Meski tubuhnya lemas, ia mencoba mengintip kecil dari balik jendela. Matanya melotot saat tahu Giyuu lah yang melemparkan batu-batu kecil ke jendela kamarnya.

Saat sadar sedang di intip, Giyuu melambaikan tangannya dan mengangkat kantong plastik yang di tentengnya.

“Aku masuk ya?”

Shinobu bahkan belum menjawab tapi pemuda itu sudah memasuki pagar rumahnya lalu masuk kedalam rumahnya. Shinobu bisa mendengar suara langkah kaki menaiki tangga dan semakin mendekat ke kamarnya.

Gadis itu melirik pakaiannya sendiri, ia hanya memakai kaos dalaman yang sangat tipis. Dengan cepat dan di dorong adrenalin nya, ia langsung mengambil cardigan yang menggantungkan di kursi belajarnya dan langsung memakainya.

Giyuu membuka pintu kamar Shinobu, ia melihat Shinobu yang tampak terengah-engah seperti habis melakukan sesuatu.

“Sedang apa kau?”

“Harusnya aku yang bertanya, sedang apa kau disini?”

Giyuu tidak menjawab, ia kembali menutup pintu kamar dan duduk di kursi belajar gadis itu. Ia meletakan bawaannya di meja belajar, ia menatap Shinobu yang juga menatapnya dengan tatapan waspada.

“Kau ini memikirkan apa? Aku hanya menjengukmu, dan temanmu yang biasa bersamamu itu menitipkan sesuatu.”

Shinobu menggeleng, “Tapi ini masih jam sekolah!”

Giyuu tidak menjawabnya, ia hanya mengangkat bahunya dengan tatapan cuek yang menyebalkan. Ia mendesah, Giyuu maju dan meletakkan punggung telapak tangannya di kening gadis itu.

“Kamu masih demam heh? Kau tidak minum obat? Apa saking panasnya wajahmu jadi benar-benar merah.”

Shinobu memalingkan wajahnya seketika, untung saja saat ini ia sedikit diuntungkan oleh situasi ini.

“Mengapa kau kemari?”

Giyuu berdecak, ia

“Tidurlah lagi, aku akan membangunkanmu nanti.”

Butterfly Effect | Giyuu X Shinobu [END]Where stories live. Discover now