Chapter 01: The Beginning

4.7K 299 13
                                    

“Berjanjilah bahwa kita akan bertemu lagi. Entah kapan waktunya, tapi saat itu kau harus berada dalam keadaan baik... ”

***

Matanya melebar seketika, nafasnya tampak tersengal-sengal dan wajahnya tampak seperti orang yang baru saja di kejutkan oleh sesuatu dan jangan lupakan jantungnya berdebar dengan cepat sekali. Matanya melirik jam sesaat sebelum menunduk dan mengusap wajahnya sendiri.

Shinobu mendesah, lagi-lagi ia di hantui mimpi tidak jelas itu. Terhitung ini sudah ke empat kalinya mimpi itu datang ke dalam tidurnya. Kepalanya terasa sakit setiap kali memimpikannnya, mimpi itu seolah menguras energinya.

Ia akhirnya memilih turun dari kasurnya dan segera bersiap-siap seperti biasanya. Lagipula ia harus membantu kakaknya yang pasti tengah menyiapkan sarapan untuk mereka, Shinobu harus mandiri dan bisa membantu kakaknya mengurus keluarga kecil mereka. Saat dirinya tengah menyisir rambutnya, tanpa sengaja matanya menatap figura yang ada di mejanya. Potret itu menunjukkan keluarga yang bahagia, orangtua bersama tiga putrinya. Senyuman manis nan miris terpampang di bibir tipisnya, senyuman yang menunjukkan rasa rindu yang teramat besar.

“Aku merindukan kalian, jangan khawatir pada kehidupan kami tenanglah di sana.” ucapnya pelan.

Ia meletakan figura itu dan menghapus setitik air matanya yang hampir saja terjatuh, Kanae maupun Kanao tidak boleh melihatnya dalam keadaan seperti ini. Shinobu memperbaiki penampilannya sejenak, ia tidak boleh terlihat kacau apalagi hari ini hari pertamanya sekolah di semester yang baru.

Gadis itu turun dengan senyuman yang hampir tidak pernah pudar dari bibirnya. Kanae yang tengah mengaduk makanan dengan celemek berwarna merah muda menoleh sesaat ketika Shinobu turun dari kamarnya yang berada di lantai atas. Begitu pula dengan Kanao sang adik yang tengah menyusun perlengkapan makan di meja.

Di ambilnya celemek berwarna ungu dan ia menggantikan pekerjaan yang di lakukan Kanae agar kakaknya itu bisa mengerjakan sesuatu yang lain tanpa khawatir dengan satu pekerjaan ini. Ini memang sudah menjadi rutinitas mereka semenjak kedua orangtua mereka meninggal, dan tentu saja mereka sudah terbiasa melakukan ini setiap hari. Bekerja sama merawat rumah dan saling melindungi.

Terutama Kanao anak yang paling kecil, saat ini usianya baru saja menginjak usia remaja sehingga Shinobu dan terutama Kanae harus memperhatikan betul-betul adik terkecilnya itu. Kanae harus menjadi sosok ibu untuk para adiknya, terkadang adiknya juga kasihan kepada Kanae yang harus bekerja dan sekaligus mengurusi mereka. Maka dari itulah baik Shinobu maupun Kanao harus bisa mandiri dan banyak-banyak membantu Kanae.

Shinobu meletakan mangkuk yang sudah berisikan makanan yang akan menjadi sarapan mereka, ketiganya serentak berdoa dan mengucapkan selamat makan kepada satu dengan yang lainnya.

“Shinobu, aku ingin bertanya kepadamu. Tadi aku mendengar teriakan kecil dan sepertinya itu dirimu, apa terjadi sesuatu?” Tanya Kanae dengan lembut.

Shinobu berpikir sejenak, ah sepertinya saat ia terbangun karena mimpi tadi. Ia pun melemparkan senyum dan tawa kecil kepada kakaknya agar tidak perlu merasa khawatir kepadanya.

“Ah nee-san tidak usah khawatir, aku hanya terkejut karena terbangun dari tidurku.”

Kanae meneguk airnya, “Apa kamu bermimpi buruk lagi?”

Shinobu mengangkat bahunya sambil tersenyum, “Hmm, entahlah. Kamu tidak usah khawatir nee-san, lagipula itu hanyalah mimpi biasa.”

Butterfly Effect | Giyuu X Shinobu [END]Where stories live. Discover now