Bintang Untuk Aiby (COMPLETED...

By WahyuYuky

172K 15.1K 311

{Romance-Komedi}~Bahasa santai, Enjoy this story guys😉 Judul Awal Aiby's little life. #Dosenseries "Pulang k... More

Prologue
(1) Si muka tembok
(2) Ternyata Dosen
(3) Padahal udah baper!
(4) jangan-jangan jodoh!
(5) Jangan cemburu pak!
(6) Debat kusir 1
(7) Merasa Terzholimi
(8) Lagu Bintang dan si mercon
(9) Ada yang hilang
(10) Aiby kemana?
(12) galau atau cemburu?
(13) Sepupu Bintang
(14) Pertemuan tidak terduga
(15) Boleh baper gak sih?
(16) Apartemen Aiby
(17) Pesan papa Bintang
(18) Bertemu Gita
(19) Satu sore bersama Aiby
(20) Diabetes mendadak
(21) Mode manis Bintang
(22) Angga berubah
(23) Pengakuan Aiby
(24) Luka (Tak) berbekas
(25) Kembali terulang
(26) Sepenggal kisah cerita
(27) Kemarahan Gaberiel
(28) Kaset kehidupan
(29) Permintaan Gaberiel
(30) Pergi atau tetap tinggal
(31) Keputusan Aiby
(32) Maaf dan Angga
(33) Paksaan lunch
(34) Pertemuan tidak terduga 2
(35) Bintang dan segala sifat menyebalkannya
(36) Pertengkaran pagi hari
(37) Mimpi buruk
(38) Angga Vs Aiby
(39) Janji bertemu dengan Raja
(40) Hukum alam
(41) Special~Aiby Allgar
(42) Happy Ending
(43) Kode untuk Bintang
(44) Menantu mama Gita
(45) Malam bersama keluarga Bintang
(46) Special~Bintang Algate
(47) Special~ Aiby Algar
(48) Special~Bintang Algate
(49) Special~ Aiby's little life
(50) The End
Epilog
Hello Series

(11) Klarifikasi tanpa kabar

3.1K 311 12
By WahyuYuky

Selamat membaca

•••

Selasa pagi berjalan seperti biasanya. Bintang berjalan di sepanjang koridor dengan langkah santai. Manik gelap kecoklatannya menatap tajam siapa saja yang beradu tatap dengannya. Dosen muda tampan itu sebenarnya memiliki banyak pengagum hanya saja mereka memilih nenutup diri dari pada berhadapan langsung dengan manik dingin yang selalu menyorot tajam.

Langkah Bintang sempat terhenti saat matanya menemukan gadis yang dua minggu ini tidak ada kabar. Gadis itu berjalan riang memasuki kelas yang akan ia masuki juga. Bintang mengela nafas lega. Cemas juga khawatir yang selama ini ia rasakan sudah menguap entah kemana.

Bintang melanjutkan langkah, tidak sabar melihat wajah cantik gadis yang dua minggu ini mengganggu fikirannya. Kalau di fikir-fikir Aiby ini memang pengganggu. Ada saja menggangu, namun jika tidak ada seperti sebelumnya Bintang malah di buat kelimpungan sendiri.

Saat memasuki kelas gelak tawa yang dua minggu ini tidak terdengar sekarang sudah bergemuruh ramai di kelas tersebut. Saat menyadari Bintang yang berjalan ke atas podium kelas tersebut langsung hening. Termasuk tawa yang dua minggu ini tidak ia dengar.

"Selamat siang, salam sejahtera bagi kita semua. Silahkan buka buku di halaman terakhir pembahasan"

Bintang langsung memberikan materi, menjalankan kelas sebagaimana mestinya. Meski beberapa kali ia menatapi tajam Aiby yang malah tersenyum jail kearahnya. Astaga, dua minggu tidak ada kabar tau-tau membuat Bintang berdegup kencang seperti saat ini. Efek rindu mungkin.

"Eh, matanya di jaga ya, Baru aja pulang piknik udah jelalatan aja!" tegur Akmal pada Aiby.

Gadis itu langsung mengalihkan pandangan dari Bintang kemudian beralih menatap kesal pada Akmal. Yang lainnya langsung terkekeh pelan.

"Udah deh, lo sirik aja sih mal? Biarin kali si Aiby mah kangen sama pak Bintang" bela Tari yang membuat senyum Aiby semakin lebar.

"Lo kenapa sih mal? Mau gue tatapin juga?" tanya Aiby mengerlingkan matanya jail membuat Akmal langsung bergedik. Kelas langsung ramai oleh tawa. Mereka merindukan susana ini. Sangat.

"Ogah! Ntar lo jampi-jampi gue jadi suka lagi sama lo. Rugi di gue, enak di lo!" Aiby langsung tergelak. Gadis itu masih sama seperti dua minggu sebelum hilang kabar dan membuat banyak orang khawatir.

Bintang sendiri hanya menggelengkan kepala. Berdecak pelan kemudian mengintrusi kelas untuk melanjutkan materi. Entah mengapa kehadiran Aiby kali ini membuatnya merasa tenang. Mungkin saja efek lama tidak bertemu.

📍📍📍

"Gue aja yang beliin. Lo di kelas tunggu gue. Gak usah banyak ngelawan deh!"

Aiby menekuk wajah kesal. Angga sedari tadi memaksanya untuk di kelas, mungkin takut jika Aiby pergi tanpa kabar lagi.

"Kenapa sih? Gue mau say helo nih sama Fans" gerutu gadis itu kesal. Yang lainnya malah terkekeh, menyaksikan betapa memaksanya Angga.

"Nanti kalo lo ilang lagi kita yang repot"

Aiby berdecak kesal. Mengamati teman seperghibahnya yang hanya diam mengamati.

"Paman, aku bukan anak kecil lagi.." Rengek Aiby pada Angga yang malah membuat lelaki itu bergedik.

"Apaan paman? Lo kira gue ada kaitan darah sama lo?" Aiby tertawa, di ikuti yang lainnya.

"By, lo tau kagak apa rencana gue kalo lo udah balik gini?" Tanya Wenda.

"Apa?"

"Gue mau sihir lo jadi marmut biar gak ilang kayak kemaren"

Aiby tergelak. Gadis itu menatap teman-temannya dengan raut bersalah.

"Gue minta maaf kemaren udah pergi gitu aja. Hape gue ilang kemaren, tapi udah ketemu kok. Gue minta maaf banget, udah buat kalian khawatir!" ucap Aiby menatap satu persatu teman ceweknya. Terutama Geisya yang sedari tadi hanya diam saat melihat kedatangannya. Ia merasa sahabat baiknya itu sedang dalam mode marah.

"Lo Keterlaluan tau gak By, ya kali Hape ilang gak kasih kabar. Gue kalo punya piaraan jin langsung gue suruh kutuk lo jadi batu!"

Aiby yang tadinya menatap sedih kini tergelak lagi. Gadis itu merasa terharu memiliki teman seperduli mereka.

"Emang gue malin kundang pake acara kutuk jadi batu segala?"

Mereka semua tertawa. Cukup Aiby hilang dua minggu lalu membuat mereka cemas bukan main. Kini Aiby sudah kembali, si ramai yang selalu bisa mencairkan suasana sudah ada bersama mereka setidaknya mereka sudah lega bukan main.

"Kok lo diam aja sih? Gak kangen sama gue?" tanya Aiby pada Reno yang sedari tadi hanya mengamatinya dari kejauhan.

"Lo kayak gak tau Reno aja By. Dia mau gila waktu lo kagak ada" Sahut Akmal gemas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Reno.

"Bener begitu bang Reno?" Tanya Aiby menahan senyum.

Reno berdecak pelan.

"Enggak, gue cuman perhatiin aja kok lo jadi agak beda gini, biasanya orang yang begini besoknya mati"

Aiby melotot. Bisa-bisanya lelaki ini berkata seperti itu.

"Lo do'a in gue mati? Awas aja lo kalo gue mati duluan. Gue gak bakal biarin hidup lo tenang"

📍📍📍

Aiby mengela nafas panjang, kemudian berjalan mendekati Geisya yang diam bermain ponsel. Gadis itu bahkan sedari tadi tidak ikut tertawa. Melihat sahabatnya seperti ini Aiby merasa bersalah sekali.

"Sya, Lo marah ya sama gue?" Aiby mencoba duduk di samping gadis itu. Suasana kelas sepi, yang lainnya sudah pergi entah kemana. Hanya menyisakan Aiby yang menunggu makanan dari Angga, Geisya yang hanya diam saja dan beberapa anak kelas yang sibuk bermain game.

"Sya, jangan diam dong. Gue lebih suka kalo lo marahin gue dari pada diam gini, maaf deh kalo gue gak kasih kabar, besok lagi gue bakal ngabarin lo. Gue janji"

Geisya meletakkan ponsel diatas meja. Kemudian menatap Aiby dengan tatapan datarnya.

"Lo tau gak By, gimana khawatirnya gue sama lo. Dua minggu lo ngilang gitu aja. Gak ada yang tau bahkan orang kafe juga sama. Lo kemana aja? Bohong kalau lo ada acara keluarga By!"

Aiby meneguk ludahnya sendiri. Geisya tidak pernah menampilkan ekspresi datar itu. Ini pertama kalinya Aiby melihat sahabatnya itu sedingin ini selama kurang lebih satu tahun bersama.

"Maaf sya, tapi gue baik-baik aja kok"

Geisya menghembuskan nafas kasar.

"Lo udah disini By, gue udah tenang. Jangan pergi tanpa kabar lagi. Kita semua khawatirin lo!"

Geisya langsung meneluk Aiby. Membuat gadis bersurai coklat itu berkaca-kaca sendiri. Ia merasa sangat di sayangi, di saat banyak yang tidak perduli. Ia merasa di inginkan saat dirinya sendiri merasa tertekan. Ia sudah cukup behagia, mempunyai banyak teman yang selalu perduli bahkan buang-buang waktu untuk mau mengkhawatirkannya.

"Maafin gue sya, gue gak akan lagi kayak gitu!"

Geisya menganggukkan kepala. Menemukan Aiby dalam kondisi sebaik ini sudah cukup untuknya.

"By the way, By kemaren gue sempet tanya sama pak Bintang dan ternyata dia tau kalo lo ada urusan keluarga di bandung terus hape lo ilang!"

Geisya mengurai pelukan menatap Aiby dengan tatapan lembut seperti biasa.

"Eh? Ini seriusan?"

Aiby mengerjap lucu. Geisya gemas sendiri dengan ekspresi malu-malu dan tidak percaya Aiby.

"Iya dia bilang gitu, katanya dari temennya. Kakak sepupu lo mungkin"

Aiby tersenyum lebar. Jadi Bintang selama ini juga mengkhawatirkan nya?

"Gue sayang banget sama lo sya, Duluan ya gue mau ngapel pangeran!" kekeh Aiby mencium pipi Geisya dan berlari pergi. Meninggalkan empunya yang mendengus kesal karena di tinggalkan.

📍📍📍

Manik coklat terang milik Aiby semakin berbinar saat menemukan Bintang baru saja keluar dari ruangan kelas. Lelaki itu berjalan santai seperti biasanya. Kemeja baby blue yang di gulung hingga siku dan rambut hitam legamnya yang tersisir rapi, membuat Bintang semakin tampan saja. Padahal saat memasuki kelas tadi Aibu sudah memuji ketampanan Bintang habis-habisa.

Saat akan mendekat, Aiby melihat bintang di hampiri oleh dua mahasiswi yang berpakaian kurang bahan. Rasanya Aiby ingin mendekat, menjambak dua mahasiswi itu kemudian mengantarkannya pada penjahit, agar pakaian mereka di selesaikan pembuatannya.

Aiby semakin kesal apalagi saat satu diantara keduanya semakin merapat pada Bintang saat lelaki itu menjelaskan sesuatu. Aiby mengeram saat melihat Bintang masih tenang-tenang saja. Keenakan pasti, di pepet cabe-cabean.

Dengan mengepalkan tangan Aiby berjalan mendekat, maniknya menatap tajam dua mahasiswi yang ternyata belum menyadari keberadaannya.

Bintang yang melihat Aiby mendekat hanya menahan senyum, apalagi melihat lirikan tajam dari Aiby untuk dua wanita di hadapannya.

"Ini masih kurang Revisi sama apa pak?"

Bintang mengalihkan atensinya pada salah satu dari dua wanita itu.

"Minggu depan datang lagi ke ruangan saya, Saya masih ada urusan!" ucap Bintang. Kedua wanita tersebut semakin berbinar, mengangguk setuju kemudian berpamit pergi.

Aiby yang melihat kepergian keduanya langsung berjalan mendekat. Manik coklatnya menajam saat bersitatap dengan Bintang.

"Bapak kok iya iya aja sih di deketin mereka? Gak liat segimana kurang bahan bajunya?" ucap Aiby mencerca Bintang dengan segala kekesalannya.

Bintang menaikkan satu alisnya. Dalam hati sudah gemas sendiri dengan reaksi berlebihan yang Aiby berikan.

"Memangnya mereka kenapa? Mereka mahasiswa saya. Jadi sudah tugas saya membimbing mereka, dan lagi urusan pakaian mereka bukan urusan saya!"

Aiby berdecak pelan.

"Dasar gak peka. Ciri-ciri makhluk hidup itu peka pak, kalau begini saya jadi ragu kalau bapak bukan makhluk hidup!"

Bintang melotot. Bisa-bisanya Aiby berkata seperti itu. Dua minggu tidak ada kabar sekali bertemu bisa saja membuat Bintang kesal bukan main.

"Kadang bukan hanya kamu yang meragukan itu Aiby, saya juga merasa ragu. Bagaimana bisa kamu yang bertingkah seperti ini bisa membuat saya khawatir bukan main. Kamu manusia atau bukan?"

📍📍📍

Awas, tunggu Bintang jadi Bucin😂😂
Hi guys, enjoy this part😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

29.6M 1.3M 44
[Story 4] Di penghujung umur kepala tiga dan menjadi satu-satunya orang yang belum nikah di circle sudah tentu jadi beban pikiran. Mau tak mau perjod...
1.3M 159K 58
"Apasih yang gue cari dalam hidup?" "Alah, bocah kaya gue mikirin soal hidup? Jalanin ajalah." "Eh gue hitungannya bocah gak sih?" -Jelita Azalia- "S...
952K 54.4K 53
BELUM DIREVISI. "Suutttt Caa," bisik Caca. "Hem?" jawab Eca. "Sttt Caa," "Apwaa?" Eca yang masih mengunyah, menengok ke samping. "Ini namanya ikan ke...
237K 15K 45
Galang Andrian, harus menerima kenyataan pahit, di saat sang Ayah mengganti Sekretarisnya yang juga kekasihnya dengan seorang gadis culun yang bernam...