Bintang Untuk Aiby (COMPLETED...

By WahyuYuky

172K 15.1K 311

{Romance-Komedi}~Bahasa santai, Enjoy this story guys😉 Judul Awal Aiby's little life. #Dosenseries "Pulang k... More

Prologue
(1) Si muka tembok
(2) Ternyata Dosen
(3) Padahal udah baper!
(5) Jangan cemburu pak!
(6) Debat kusir 1
(7) Merasa Terzholimi
(8) Lagu Bintang dan si mercon
(9) Ada yang hilang
(10) Aiby kemana?
(11) Klarifikasi tanpa kabar
(12) galau atau cemburu?
(13) Sepupu Bintang
(14) Pertemuan tidak terduga
(15) Boleh baper gak sih?
(16) Apartemen Aiby
(17) Pesan papa Bintang
(18) Bertemu Gita
(19) Satu sore bersama Aiby
(20) Diabetes mendadak
(21) Mode manis Bintang
(22) Angga berubah
(23) Pengakuan Aiby
(24) Luka (Tak) berbekas
(25) Kembali terulang
(26) Sepenggal kisah cerita
(27) Kemarahan Gaberiel
(28) Kaset kehidupan
(29) Permintaan Gaberiel
(30) Pergi atau tetap tinggal
(31) Keputusan Aiby
(32) Maaf dan Angga
(33) Paksaan lunch
(34) Pertemuan tidak terduga 2
(35) Bintang dan segala sifat menyebalkannya
(36) Pertengkaran pagi hari
(37) Mimpi buruk
(38) Angga Vs Aiby
(39) Janji bertemu dengan Raja
(40) Hukum alam
(41) Special~Aiby Allgar
(42) Happy Ending
(43) Kode untuk Bintang
(44) Menantu mama Gita
(45) Malam bersama keluarga Bintang
(46) Special~Bintang Algate
(47) Special~ Aiby Algar
(48) Special~Bintang Algate
(49) Special~ Aiby's little life
(50) The End
Epilog
Hello Series

(4) jangan-jangan jodoh!

3.3K 353 14
By WahyuYuky

Selamat membaca

•••

Setelah pelajaran pak Sastro usai Aiby langsung melenggang pergi keluar dari kelas. Jam ke tiga kelas Aiby kosong, jadi ia langsung pergi tanpa pamit pada teman-temannya. Hanya Geisya yang ia beri tau jika ia pulang cepat.

"Ck, begini nih kalo mobil masih di bengkel. Mana si abang gojeknya lama lagi. Awas aja kalo gue sampe hitam gue kasih setengah bintang entar!" dumel Aiby panjang lebar di depan gerbang kampusnya.

Gadis itu duduk di pinggir jalan, halte bus yang tersedia di depan kampus sedikit jauh dari gerbang jadi Aiby yang memang dalam mode mager hanya duduk manis di rerumputan tanah.

"Kamu ngapain di sini?"

Aiby menoleh. Senyumnya langsung merekah saat menemukan Bintang berdiri di belakangnya. Gadis itu langsung berdiri, menyambar tas ransel dan menepuki bagian belakang tubuhnya yang kemungkinan kotor.

"Tunggu Gojek nih pak. Bapak sendiri ngapain? Sengaja ngikutin saya ya?" tebak Aiby sok tau. Bintang hanya menatap datar sambil berdecak pelan.

"Ini belum jam pulang. Kenapa kamu sudah pulang. Kamu bolos?"

Aiby menggeleng cepat. Enak saja di katai bolos. Dia itu mahasiswa yang solidaritasnya tinggi mana mungkin bolos kelas.

"Jam pak goro kosong pak, jadi saya mau pulang cepat nih. Mau bareng gak pak pulang ke rumah kita?"

Bintang di buat gemas sendiri dengan kelakuan receh Aiby. Mahasiswanya itu memang tidak ada sungkannya sama sekali bahkan beberapa kali datang ke ruangannya hanya untuk merecoki pekerjaanya dan meminta tugas.

"Saya mau minta maaf jika kemarin membuat kamu tersinggung!"

Aiby mengerutkan satu alisnya, sebelum tersenyum lagi.

"Bapak ngapain minta maaf, nanti aja pak kalau lebaran. Sekarang kan semua orang pada ngumpulin dosa. Kalau bapak minta maaf sekarang nanti waktu lebaran bapak gak ada dosa dong sama saya!" kekeh Aiby menjawab permintamaafan bintang terkait perdebatan mereka kemarin. Sebenarnya Aiby tidak tersinggung, hanya saja kalimat Bintang kala itu sedikit membuatnya terdiam. Apalagi saat mengingat bagaimana jawaban yang sebenarnya tidak mampu ia jawab sendiri. Beberapa orang memang sedikit sensitiv dengan arah pembicaraan yang menjurus pada keluarga. Termasuk Aiby sendiri.

"Itu gojek kamu sudah datang!"

Bintang menunjuk pengendara motor berjaket hijau yang melaju ke arah mereka. Aiby tersenyum cerah.

"Kok lama banget sih bang? Saya hampir jadi arang nih mana mataharinya panas banget lagi!" ucap Aiby melontarkan protes pada abang gojek yang sudah mengangsurkan helm.

Bintang yang melihat itu jadi mengerti satu hal. Aiby ini memang selalu banyak bicara pada semua orang bahkan kepada gojek yang tidak di kenalnya sekalipun.

"Ya maaf neng, tadi agak macet nih di bundaran depan sana. Lagian enengnya masih putih gitu kok!"

Aiby mencurutkan bibir.

"Ini kalo abang telat satu detik lagi saya udah jadi temannya arang nih!"

Abang gojek itu tertawa. Kemudian beralih memperhatikan bintang yang sedang menatapnya datar.

"Pacarnya lucu ya mas, dapet dimana?"

Bintang menyerit heran. Menatap Abang gojek itu bingung. Pacar dari mana? Kalo mahasiswa ajaib, iya.

"Dapet dalam Do'a dong bang. Ini calon suami masa depan saya. Gimana, ganteng gak?" tanya Aiby berdiri di samping Bintang.

Abang gojek itu tertawa. Kemudian menganggukkan kepala.

"Sudah sana pulang. Gak usah mampir-mampir!" ucap Bintang memperingati gadis yang terkesan seperti anak paut itu. Aiby langsung memakai helmnya dan tersenyum lebar.

"Siap komandan, perintah saya ambil alih!" ucap Aiby sembari memberikan hormat kepala pada Bintang.

Bintang sendiri hanya menggelengkan kepala sementara Abang gojek itu semakin tergelak. Jarang sekali ia menemukan penumpang selucu Aiby.

"Bibay calon papa. Kita ketemu lagi besok. Jangan rindu pak, berat. Bapak gak akan kuat biar saya aja!"

Ck, terkadang terlalu percaya diri dan tidak tau malu itu memang beda tipis.

📍📍📍

"Tumben mampir, biasanya juga ogah-ogahan ke sini" sapa lelaki jakun yang tidak pintar memilih diksi itu

Aiby berdecak pelan.

"Sebagai manager baik kalian semua, gue akan selalu mengebsen. Takut aja Kafe gue jadi tempat mesum" sindir Aiby.

Aryo tergelak, tentu saja ia tau bahwa Managernya itu sedang menyindirnya. Siapa lagi yang tidak tau bahwa Aryo dan Seli memiliki hubungan khusus. Sebagai manager yang baik hati tentu saja Aiby harus waspada.

"Jangan begiu dong bu bos, gue ini sama Seki cinta suci. Gak ada ke arah yang iya iya"

Aiby mencibir.

"Halah gue tanya sekarang yang iya-iya menurut lo batasnya sampe mana? Gue pernah ya liat Lo mesum masa Nasta waktu di depan bioskop. Gak mod banget sih!"

Aryo melotot mendengar ucapan Aiby. Bos kampretnya itu memang tidak pernah sungkan membuka kartu. Aib karyawan kecil sepertinya sudah biasa menjadi rahasia umum apabila sampai di telinga Aiby.

"Jangan gitu song bu bos. Gue udah payah nih sampai nyebrang jalan buat dapetin Seli. Masa mau putus gitu aja"

Aiby tergelak melihat raut wajah mrmrlas Aryo. Karyawan satu ini memang paling akrab dengan Aiby. Bukan hanya soal masalah teman. Namun Aryo juga sudah berulang kali membantu Aiby.

"Sebagai wanita yang mengendepakan hati gue tutup kartu aib lo. Awas aja sampe lo buat kafe gue banyak setannya, gue buka kartu As lo yang lainnya!"

Aryo langsung menganggukkan kepala. Aiby ini memang tipe yang selalu main-main. Namun tentu saja tidak pernah bercanda.

"Eh ada bu bos dateng. Apa kabar bos? Sehat wal afiat?"

Satu lagi buaya yang Aiby pekerjakan di kafenya. Si Faldi, mahasiswa yang entah kenapa bisa masuk dalam daftar karyawan tetap Aiby. Padahal kalau di fikir-fikir Faldi ini termasuk orang cukup berada, tapi entahlah kenapa Aiby bisa begitu saja merekrutnya. Karna tampan mungkin, agar si betina bumi banyak berkunjung di kafenya.

"Tentu. Gue selalu makan tiga sehat empat sempurna" bangga Aiby menaikkan lengannya seolah menunjukkan otot. Padahal mah tidak ada alias zonk.

"Loh bukannya empat sehat lima sempurna ya Bos? Kok cuma tiga aja berarti gak sempurna dong?" tanya Faldi bingung.

Aiby terkekeh.

"Iya soalnya gue lagi diet, biar cepet tinggi"

"Gak usah tinggi bos, nanti gak imut lagi. Bos cantik nan imut kok kalau mungil gini"

"Makasih, tapi gombalan lo udah lawas. Gue gak baper. Lo udah copas berapa kali?" tanya Aiby pada Faldi

Aryo dan Faldi langsung tergelak. Bosnya ini memang ceplas-ceplos asam manis namun kebanyakan asamnya apalagi saat membuka Aib dan membalas nyinyiran. Contohnya seperti saat ini.

"Eh mbak Aiby datang. Apa kabar Mbak?" Seli, Fitri dan Fita yang baru saja melayani pengunjung langsung ikut bergabung.

"Baik, kalian gimana? Tadi waktu kesini aku bawain pecel lele tuh. Nanti jangan lupa di makan ya?" Ucap Aiby. Gadis itu memang bos paling baik di sepanjang sejarah. Karena itu pula mereka selalu menghormati Aiby. Walau dua kaum adam lainnya selalu tidak tau diri.

"Kok bos selalu pilih kasih sama kita berdua sih? Kita yang duluan nyapa aja gak di tawari. Mereka yang baru datang langsung di gas!"

"Apaan Gas? Memang nikung gebetan?"

Mereka tertawa. Hari ini kafe lumayan ramai. Hanya saja para pengunjungnya lebih banyak menikmati waktu dan hanya sesekali memesan makanan.

"Bos kalau ngomong sama mereka pake aku-kamu giliran kita berdua pake gue-elo. Merasa terzholimi kita berdua bos. Gak adil itu, sebagai pihak yang menjunjung tinggi keadilan gue mau tegakin"

Aiby terkekeh di ikuti ketiga karyawan ceweknya. Ia memang memanggil ketiga gadis karyawan kafenya itu dengan nada santai. Entah bagaimana sebabnya semua terasa mengalir begitu saja. Mungkin karena mereka selalu menghargai Aiby dan menyapa ramah acap kali bertemu.

"Ya elah masak gue aku-kamuan sama kalian. Gak fine dong buat kesehatan hidup gue!" ucap Aiby. Dua lelaki itu hanya mencurut kesal.

"Udah lah, nanti jangan lupa di makan ya, pecel lelenya. Gue mau ke belakang dulu bentar, laporan bulan ini udah di buat kan Sel?"

Seli langsung tanggap.

"Udah Mbak, saya Ambilkan aja. Mbak Aiby duduk manis aja di sini"

Aiby hanya mengangguk. Para karyawan yang lain pun langsung ikut bubar karena beberapa pengunjung berniat membayar dan memesan makanan.

"Ini mbak"

Aiby langsung menerimanya. Membiarkan Seli melanjutkan pekerjaan.

Ini sebenarnya memang kerjaan Aiby. Kadang kala ia senduri malas memeriksa dan membiarkan kafenya jalan begitu saja. Toh, karyawan sudah Aiby beri kepercayaan.

"Saya boleh duduk?"

Aiby mendongkak. Manik terang itu kontan saja langsung melebar saat menemukan Bintang berdiri di hadapannya. Entah sengaja atau tidak, Aiby kerap merasa senang saat semesta selalu mempertemukan mereka.

Bintang sendiri terkejut bukan main apalagi saat gadis yang sedang membolak balik kertas itu adalah Aiby. Mahasiswa yang beberapa jam lalu menggodanya habis-habisan. Aiby ini memang kardus yang tidak mudah terbakar.

"Boleh pak, duduk aja. Di bawa pulang kursinya juga gak papa, saya rela!"

Entah apa alasan Bintang terjebak duduk di hadapan Aiby. Tadi ia melihat hampir seluruh kursi sudah penuh. Jadi saat melihat gadis yang serius membolak-balik kertas itu sedikit menyita perhatiannya. Eh? Sejak kapan seorang bintang perhatian?

Bintang lantas duduk di hadapan Aiby yang masih tersenyum lebar di hadapannya. Jika saja Adiknya Gita tidak memesan untuk membawakan ayam geprek dari kafe ini tentu saja ia enggan mampir.

"Bapak kok tau kalau saya disini?" Tanya Aiby dengan tidak tau dirinya. Bintang yang mendengarnya pun kontan membulatkan mata. Aiby ini spesies mamalia jenis apa sih?

"Memang Siapa yang mencari kamu?"

"Jangan-jangan kita jodoh lagi pak? Soalnya jodoh itu di mulai dari benci jadi cinta. Makanya bapak jangan benci, cinta aja biar gak berat!" Kekeh Aiby mengerlingkan matanya jail.

📍📍📍

🙈🙈Aiby gila‼️Auto gas By, biar impian lo dapetin Bintang terwujud😂😂

Part aku potong ya, kepanjangan soalnya😘😘😘

Enjoy this part guys🙈😘😘

Continue Reading

You'll Also Like

4.7K 489 45
[ Juara 3 Writing Project Kimbab Publisher ] Setelah sekian lama, Bella Kamala kembali dipertemukan dengan cinta pertamanya, Cavero Lastana. Cinta la...
2.7K 341 41
Varida Ardileani, seorang gadis remaja yang menghabiskan masa mudanya dengan bekerja. Bukan tidak ingin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah At...
23.3K 2.7K 8
"Diantara kita berempat, kayaknya cuma Radi yang belum ada gandengan." Alesha sudah menikah. Sagara tiga bulan lagi. Aksal sudah ada calon. Hanya Rad...
322K 6.3K 40
🚫PERINGATAN! : MASIH DILAKUKAN PROSES PENYUNTINGAN Juan tidak rela keluarganya hancur semenjak ayahnya meninggal dunia. Tapi yang paling membuatnya...