K I D N A P P E D ✓

By Ur_Librariest

1.3M 97.9K 2.5K

= C O M P L E T E = Takdir tidak akan salah. Jika sudah di tetapkan maka akan sulit di rubah. Bram tertarik d... More

prolog
1. First meet
2. Kecewa
3. Again?
4. Ketakutan laura
5. Kenyataan
6. Ayah bram
7. obeng
8. Luka
9. Secret
10. Godaan
11. Mencoba..
12. Kedatangan tamu
13. Billiard
14. Love you
15. Laura
17. kegilaan David
18. Stay..
19. feel good..🌚
20. Belajar menerima..
21. Ibu mertua
22. Bram the only one
23. awal yg baik
24. Restu Daren
25. Tears
26. goodbye
27. Tumpuan Bram..
28. Makam
29. cincin untuk Laura
30. kediaman Kimberly
31. ayah mertua
32. pria asing
33. Jealous
34. Merajuk
35. what's up with Laura?
36. good news
37. something else ..
38. new facts ..
39. Son and father talk
40. Epilog
Extra part 1
extra part 2..
WAJIB BACA
About DAREN
Saran

16. Pemakaman

25.6K 2.1K 23
By Ur_Librariest

Vote and komennya jangan lupa

~- HAPPY READING DEAR -~

Hari libur ini Bram habis kan untuk dirinya sendiri. Setelah rapi dengan baju kemeja hitam dan celananya jeans hitam ia keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Laura.

"Hey.. sedang apa?" Tanya Bram

Laura yg sedang memegang tepung terjingkat kaget. Saat ini Laura sedang melakukan eksperimen membuat sebuah kue dengan hanya berbekal satu buku resep makanan.

"Aku membuat kue. Sangat bosen kalau hanya duduk.."

Bram mendekat dan memeluk tubuh Laura dari belakang. Mood nya saat ini sedang tidak baik. Setiap di bulan Juni dan tanggal 26 ini, Bram selalu merasa gusar dan sangat gelisa.

"Kau mau kemana?" Tanya Laura

Bram semakin menempelkan tubuhnya dengan Laura, memeluk gadis itu erat dan mencium aromanya kuat "aku memiliki pekerjaan sebentar.. nanti aku akan kembali"

Laura mengangguk "baiklah.."

Bram mengarahkan wajah Laura menuju wajahnya, setelah dekat Bram mencium bibir ranum itu lembut namun penuh penekanan. Laura bisa merasakan ada emosi di setiap lumatan Bram.

Laura memukul bahu Bram kuat lalu menjauhkan dirinya "aku kehabisan nafas.."

Bram terkekeh dan mencium kening Laura "aku pergi dulu.. kau jangan nakal hari ini, entah kenapa perasaanku tidak enak."

Laura mengangguk "pergilah.."

Bram melenggang pergi menuju pintu apartemen. Ia membuka pintunya dan pergi menuju mobilnya yg ada di garasi. Setelahnya ia langsung tancap gas menuju tempat yg biasa ia kunjungi di bulan ini.

Sebelum itu Bram menghentikan mobilnya di depan toko bunga dan langsung memasuki toko langganan nya. Ia bisa melihat seorang wanita paruh baya yg langsung berdiri saat ia melihat Bram memasuki toko ini..

"Bram, kau datang?" Tanyanya

Bram tersenyum ramah dan memeluk wanita itu lembut "aku merindukanmu bibi."

"Aku juga merindukanmu.."

Bram melepas pelukannya dan mengedarkan pandangannya "seperti biasa bi, bunga yg aku pesan"

Bibi Lena mengangguk "sudah aku siapkan nak.." Lena mengambil sebuket bunga sedang dan memberikan pada Bram "ini.. titip salam ku untuknya, ya?"

Bram mengangguk "tentu.. Salammu tidak akan aku hilangkan"

Bram memasuki mobil dan bergegas menuju tempatnya. Hari sudah siang tapi cuaca tampak meredup. Ini lebih baik daripada panas menyengat..

Mobil hitamnya mulai memasuki kawasan sepi dengan jejeran batu nisan di setiap sampingnya. Mata Bram yg tadinya cerah kini meredup dan di gantikan tatapan sendu.

Setelah memarkirkan mobil Bram langsung menuju makam ibunya yg sudah ia hafal bentuk dan jaraknya. Langkahnya memelan saat mulai mendekati makan dengan bentuk sederhana itu.

Bram berjongkok di samping makamnya dan duduk di berbatuan. Sejenak suasana menjadi lebih hening dan damai karna tempat ini sepi dan jarang sekali ramai.

Bibir datar nya perlahan menampilkan senyum terbaiknya "ibu.. Bram datang"

Bram meletakan buket bunga di dekat batu bertulisan nama sang ibu. Masih dengan senyumnya, Bram mengelus tanah yg sudah di tumbuhi rerumputan itu.

Jemari Bram mencabuti rerumputan yg sudah panjang dan membuangnya hingga makam ibunya tampak lebih bersih. Ia mencabut sepucuk bunga bunga Lily dari sebuket bunga yg ia beli tadi, kemudian ia cucukkan batangnya di tanah makam ibunya.

"Ayah sehat walau Bram sering melihat nya menangis karna merindukan ibu." ucap Bram sebagai pembukaan "Tapi akhir akhir ini Bram sering memergoki ayah merasakan sesak nafas. Ibu tau ayah kenapa? Setiap Bram mau mengajaknya ke rumah sakit ayah selalu menolak"

Jeda sebentar, Bram mengambil nafas dan berusaha agar nadanya tidak bergetar "ibu masih mau mendengar kabar Bram kan?" Tanyanya

"Bram baik, Bu. Lebih baik dari biasanya. Ada seorang gadis cantik yg Bram tahan di apartemen. Bram suka dia, bu. Bagaimana menurut ibu? Dia baikkan? Dia juga penyayang.. berbeda dari gadis lainnya"

Air mata Bram meluncur cepat kala ia mengedipkan kelopak mata. Segera ia menghapus air itu dari pipinya. Sangat memalukan kalau ibunya melihat..

"Bram sayang ayah, hanya dia keluarga yg Bram milikki disini. Tolong jaga ayah dari sana ya Bu. Jangan ambil ayah sebelum Bram memiliki istri, karna saat ini Bram sedang sangat bergantung pada ayah. Kalau para gadis yg Bram sukai pergi maka ayah harus ada untuk Bram. Setelah Bram memiliki tempat bergantung baru, saat itu ibu bisa memiliki ayah lagi.."

"Bibi lena menitip salam, katanya rindu. Semua orang merindukan senyum manis ibu. Termaksud Bram, Bram rindu ibu bahkan sangat. Semoga ibu mendengar apa yg Bram katakan.."

Bram memainkan rerumputan panjang yg ada di tangannya. Bibirnya terus berceloteh panjang tentang hari-hari nya dan juga menceritakan tentang kesulitan yg ia rasakan. Jika sudah begini Bram terlihat seperti anak kecil yg mengadu pada ibunya..

Gerimis hujan mulai membasahi tanah pemakaman. Bram tak bergeming walau tetesan itu mengenai tubuhnya. Ia malah mendongak dan memejamkan matanya.

Hujan kecil itu mengenai wajah nya yg membuatnya tersenyum. Ia suka hujan. Dimana hujan bisa membuatnya tenang.

Setelah ia rasa cukup, Bram beralih menatap makam sang ibu, ia mengusap batu nama ibunya lembut dan menyingkirkan rintikan hujan dari sana.

"Bram pulang dulu. Hujan nya semakin deras. Ada seseorang yg menunggu Bram pulang, dia akan khawatir kalau melihat Bram kehujanan. Tolong jaga kami dari atas bu, bilang pada Tuhan kalau ia juga harus menjaga ibu dengan baik karna.. Bram sayang ibu"

Setelah menampilkan senyumnya Bram berlari kecil menuju mobil hitam nya. Ia duduk di kemudi dengan dada bergemuruh. Hujan ini membuat nya tak enak hati.. entah karna apa.

Bram menghapus setitik air mata dari sudut matanya dan mulai menjalankan mesin mobilnya. Dengan baju lembab dan rambut basah Bram tetap menghidupkan AC di mobilnya.

Mobil Bram mulai memasuki kawasan sepi menuju rumahnya. Ia melajukan mobil dengan cepat. Pasti kue yg di buat Laura sudah matang.

Sudut bibirnya terangkat senang saat menyadari ada yg menunggunya pulang seperti seorang istri yg menunggu suaminya.

Sudut bibir Bram menjadi garis tipis kala ia melihat sebuah mobil berhenti di dekat jalan persimpangan menuju apartemen. Alisnya bertautan bingung, sejak kapan ada orang yg kesini? Dan apa tujuan nya?

Mobil Bram mendekati bangunan sepi itu dan memasukan mobilnya menuju bagasi. Baju nya yg lembab sudah mulai mengering. Hanya saja, Tangannya mendadak dingin.

Bram menaiki tangga cepat menuju lantai tiga dimana kamarnya berada. Sepanjang langkah, Bram berusaha mengubah raut wajahnya menjadi biasa. Tatapan sendu nya kembali menjadi seperti biasa.

Dug'

Langkah Bram memelan karna mendengar bunyi benda jatuh. Ia mengedarkan pandangannya dan mencari benda yg tadi terdengar jatuh.

Setelah ia memastikan tidak ada apapun Bram melanjutkan jalannya di perpanjang koridor lantai tiga. Ia melewati lorong menuju kamarnya berada.

Mata Bram memaku kala melihat pintu kamar nya terbuka sedikit. Kakinya seperti mati rasa. Ia ingin berlari masuk namun langkahnya berat.

Bram membuka tutup kelopak matanya dan kembali menatap pintu kamar. Tangannya yg dingin kini gemetar. Kakinya ia paksa berjalan cepat walau terasa susah.

"Laura?" Panggil nya dengan nada seperti biasa

Ruang tengah kosong. Bram beralih menuju dapur dimana tepat terakhir Bram meninggal kan Laura. Ia bisa melihat sepiring berisikan kue coklat yg masih hangat.

Nafas Bram mulai tenang kala memakan kue buatan Laura, tidak buruk..

Dengan tiba-tiba Bram melempar kue sisa di tangannya dan berlari menuju kamar. "Laura.." teriaknya tertahan

Mata Bram bergerak kesana-kemari mencari wujud wanita yg selama ini tinggal bersama nya. Tangan Bram mengepal saat tak juga menemukan Laura

"LAURA..!!!!" teriakan Bram terdengar sampai keluar

• KIDNAPPED •

Continue Reading

You'll Also Like

Milikku By es

Mystery / Thriller

30.6K 3.2K 15
"Aku tidak suka berbagi. Tubuhmu, wajahmu, dan cintamu, hanya untukku. Karena kau milikku, dan aku pemilikmu." Warning ⚠️ • sungsun area • bxb/homo...
145K 17.8K 15
Book 2 Sekuel I'm not Stupid! "KAMI ADA DAN BERLIPAT GANDA!" __Basis New Generation. 3 tahun sudah kasus tenggelamnya Anarkali di danau Magnesium Hig...
MONSTERS? By rachel

Mystery / Thriller

5K 575 33
" Aku membutuhkan darahmu sayang, untuk hidup ku " - monsters. *** Di malam hari, banyak manusia yang menghilang karena muncul suara seruling yang t...
478K 22.3K 93
Ratih berusia 30 tahun yang telah memiliki seorang anak lelaki bernama Dani dari suaminya yaitu Yadi. Ratih diganggu mahluk misterius yang menjelma s...