Protect Her.

By MyThumbIs4Typing

31.4K 4K 318

[CIEL PHANTOMHIVE] bisakah kalian membayangkan bagaimana perasaan seorang wanita yang berprofesi sebagai mafi... More

0. | Prolog
1. | Cordellia Hamilton
3. | Wait...What?
4. | momentum
5. | How About This?
6. | Eat your shit.
7. | Spider?
8. | h..huh?
9. | Big News
10. | Pick a fight with me?
11. | Embarrassing
13. | what is going on💫
14. | sky
15. | new friends
16. | lost
17. | „ four leaves clover"
18. | help me.
19. | Slave
20. | Slave #2
21. | slave #3
22. | Slave #4
23. | slave #5
24. | Slave #End
25. | Progress
26. | Agony
27. | Angst
28. | New Life, New Problem(s)
29. | Coming Back
Hello readers!

12. | let's play together.

1K 139 23
By MyThumbIs4Typing

" Ciel Ciel, Aku dengar jika didekat sini ada yang jualan makanan yang enak sekali lho! " Ujar elizabeth yang sedari tadi mengoceh terus menerus, disamping itu, aku hanya bisa menutupi wajahku karena malu didalam kereta.

Kejadian sebelum nya,

" Tadi pagi...? " Ujar ku sembari melotot gugup kearah Sebastian.

" Iya, tadi pagi benar benar sangat mengejutkan, " Lanjutnya sambil tertawa kecil.

Tiba tiba wajah ku menjadi sangat merah dan langsung membungkuk sambil meminta maaf berkali kali, hal ini membuat Ciel berkerut dahi dan bertanya padaku apa yang telah terjadi. Tetapi aku masih tutup mulut dan tidak membiarkan Ciel tahu, jika Ciel tahu bisa gawat.

Begitu juga dengan Sebastian, Sebastian hanya terdiam, ia berkata bahwa ia(Sebastian) tidak ingin berbicara apa apa kecuali jika aku yang buka suara tentang ini dengan ciel duluan. Hal itu tentu saja sangat mengganggu Ciel sekali, bahkan ia cemberut mendengar jawaban kita berdua.

" Tidak apa apa nona, toh nona juga sudah remaja, bukan anak kecil lagi, " Ujar Sebastian sambil menahan tubuh ku yang dari tadi membungkuk.

Dasar bodoh, ucapan mu itu tambah membuatku menjadi cewek yang mesum banget, bodoh!!!!

Tetapi tetap saja, ucapan Sebastian tidak ku gubris sama sekali, aku tidak bisa menatap matanya.

Kemudian Sebastian mengangkat dagu ku,
" Nona, bukan kah itu tidak baik jika seorang lady memohon mohon seperti ini kepada lelaki yang bahkan berada dibawah anda? " Ujar Sebastian yang mendekatkan wajahnya padaku.

" E-egh... Shit.. " UPS! AKU KECEPLOSAN! B-b-bagaimana ini, aku keceplosan! Aku keceplosan karena wajah Sebastian yang sangat dekat dengan ku, wajah nya benar benar mematikan! Aaah!!!

Plak!

Ciel memukul kepala bagian belakang milik Sebastian,
" Jangan sentuh sentuh Cordellia, sebastian! Ingat posisimu! " Uca Ciel sambil menepis tangan Sebastian yang ada di dagu ku.

" Ah... Maafkan atas kelancangan saya, nona. "

" T-tidak apa apa, anggap saja permohonan maaf ku itu setimpal dengan permohonan maaf mu, j-jadi tidak apa apa, kok. "

" Saya akan berhati hati dalam berbuat sesuatu lagi di kedepan nya, " Ujar Sebastian.

" A-a-aku juga, aku akan mulai menjaga perilaku ku, Terima kasih. "

" Tch!" Dengus ciel yang masih penasaran dengan kita berdua.

Kembali ke semula


Wajah ku tampak suram sekali selama perjalanan, rasanya ingin invisible saja. Elizabeth terus menerus berbicara tentang toko makanan yang ia ucapkan berkali kali sedari tadi, sehingga Ciel menyuruh Sebastian untuk pergi ketempat itu sekarang. Terpaksa aku harus mengikuti mereka.

" Ciel, nanti temani aku beli baju juga ya! " Ucap Elizabeth sambil menggandeng tangan Ciel.

" Kan ada Cordellia, aku tidak tahu selera perempuan, kau bisa bertanya pada Cordellia. "

" He~eeh.... " Ucapnya kecewa, " Tapi jarang sekali kita pergi keluar seperti ini, Ciel! Aku juga ingin bersenang senang dengan mu berdua saja! "

" Lizzy, tapi kan hari ini ada Cordellia, untuk jalan jalan nya bisa lain hari saja, " Ujar Ciel sambil mendorong pelan tangan Elizabeth.

" Tapi~~" Elizabeth terus menerus merengek.

Apa yang sedang ku saksikan ini, kedua bucin yang sedang bermesraan didepan orang yang single itu adalah perbuatan yang hina! Aku merasa terhina sekali melihatnya! ᕕ(ಥʖ̯ಥ)ᕗ

" Sudah tidak apa apa, aku bisa menunggu di suatu tempat, toh aku juga ada Rose. "

" Tapi--"
" Enggak, aku beneran tidak apa apa, sudah lah, ikuti saja omongan Elizabeth, Ciel, " Ucapku sambil mengayunkan telunjuk ku di udara.

Ciel hanya mendengus dan meng-iyakan ajakan Elizabeth, tak lama kemudian kami sampai di toko makanan yang Elizabeth sebut itu tadi, aku sedikit terkejut karena antri-an nya sangat amat panjang sekali, apakah makanan ini seenak itu?

" Yah!! Panjang banget antri nya!! Bagaimana ini? " Ucap Elizabeth kesal.

" Tidak apa apa, biarkan kami saja yang mengantri, kalian kan mau melihat lihat baju kan? Kalian pergilah, aku dan rose akan mengantri disini, " Ujarku sambil berjalan menuju antrian.

" Tapi ini sangat panjang, Cordellia... Biarkan Sebastian saja yang mengantri, kau ikutlah dengan kami, " Ujar Ciel sambil menarik pergelangan tangan ku.

" Tapi aku akan mengganggu kalian. "

" Tidak, tidak ada yang bilang jika kau itu menganggu, sudah lah, ikut kami. Sebastian, kau mengantri lah. "

" Yes, my lord. "

" Ehm, rose...? " Ucapku bimbang.

" Tidak apa apa nona, saya dan Sebastian akan mengantri untuk makanan nya, have fun!! " Ucap rose sambil menepuk kedua bahuku.

" Hmm... Baiklah, Terima kasih Rose~" Ucap ku sambil tersenyum manis kepada Rose.

Rose membalas senyuman ku.




" Oh?!! Ciel!!!! "

S-suara ini?! Jangan bilang anak dajjal yang itu! Kemudian aku menoleh ke sumber suara tersebut, dan benar saja, disana sudah ada Alois dan Claude.

" Oh no... Not again, this brat.... " Dengus ku sambil mengusap usap poni ku.

" Hey Ciel, apa yang kau lakukan disini? Apakah ingin makanan yang sedang terkenal itu? " Ujar nya yang sepertinya masih belum melihat keberadaan ku. Bagus, aku harus menjauh dari nya, aku sedang tidak mood untuk bertengkar dengan dirinya, sungguh, karena hari ini sudah sangat soal bagiku.

Ditambah lagi datang kesialan ku yang baru, yaitu, Alois Trancy. Aku terus menerus mundur kemudian berada di belakang punggung Rose dan memutar balik badan ku.

Semoga saja mereka cepat cepat pergi....

" Eh...? Oh, selamat siang, nona Cordellia, apa yang Anda lakukan disana? " Ucap claude tiba tiba.

GOD DAMN! SIAL BANGET SIH HARI INI! bagaimana bisa claude mengetahui ada aku disini? Padahal kan aku tidak terlihat karena berada dibelakang punggung Rose.

" B-bagaimana bisa kau tau, jika ada aku? " Ujar ku sambil ragu ragu untuk memunculkan diri didepan Alois dan claude.

" Tentu saja ada pelayan anda, " Ucap claude enteng.

Eh, ya benar juga sih, tunggu--KENAPA AKU JADI LINGLUNG SIH? ada apa sebenarnya dengan ku? Kenapa sifatku menjadi sangat amat ceroboh seperti ini? Kenapa?? KENAPA?!

" Pfftt... Sudah jelek, tolol pula, memang paket komplit, " Celetuk Alois padaku, entah sampai kapan habisnya hinaan itu dia lontarkan padaku.

" Sepertinya nasib ku sangat sial bisa bertemu dengan mu lagi, Alois, " Ucapku sambil meringis.

" Aku tidak peduli, yang terpenting aku bertemu dengan Ciel, bukan dengan dirimu. "

"Tck... "
Sabar, aku harus sabar, fuih...

" Ya, Ciel, Elizabeth, bukan kah kita ingin pergi bersama sama? Bagaimana jika kita pergi sekarang saja? Yuk? " Ujar ku sambil menarik tangan mereka berdua dan segera pergi dari Alois, tapi hal ini tidak menghentikan Alois dari mengejar Ciel, Alois tetap mengikuti kami dan ia juga menyuruh claude untuk ikut mengantri.

Pada akhirnya Alois ikut dengan kita, ini benar benar membuat ku sangat amat kesal sekali, aku bahkan menjaga jarak dengan nya.

" Ciel, dia siapa? " Ucap Alois sambil menunjuk Elizabeth.

" Hey! Gunakan manner mu! Jangan menunjuk seorang gadis seperti itu! " Ucap Elizabeth sembari menyilangkan tangan nya didepan dada. Kemudian Alois memperhatikan Elizabeth secara teliti, kemudian pandangan nya berpindah padaku.

" Ciel, sepertinya dia lebih baik dari pada Cordellia yang jelek, " Celetuk Alois sambil mengangguk pelan pada Ciel.

" Well thanks, aku anggap itu kritikan ~ Terima kasih banyak atas feedback nya, Alois, " Sarkas ku sembari tersenyum manis kepada Alois.

Alois hanya melihatku tanpa ekspresi, matanya hanya terpaku padaku, sudah beberapa detik ia terus menerus melihatku. Tiba tiba aku menaikan kedua alis ku, aku bingung dengan sikap nya yang labil ini.

Kemudian bahu Alois naik dan menggunakan ekspresi sepeti meremehkan diriku, aku sekarang penasaran dengan pola pikir nya, apa yang sebenarnya terjadi?

" Ciel, kita kemana ini? " Ucap Alois.

" Elizabeth ingin melihat baju, kita sekarang akan ke toko baju sekarang, " Ujar Ciel.

" Benar, Paula akan mengantar kami untuk keliling mencari toko baju yang bagus, " Ujar Elizabeth.

Oh iya, aku baru sadar ada Paula di sini, jadi Paula lah yang akan menjaga kami berempat, layaknya bocah saja sampai dijagain. Kami pun berjalan jalan, disini banyak sekali pedagang kaki lima yang sedang membuka toko dipinggiran jalan, ada yang membuka arkade mainan.

" Wuah! Ciel! Lihat lihat! " Ucap Elizabeth sambil menunjuk kearah boneka yang sangat amat besar sekali. Sepertinya itu hadiah utama di arkade ini, kemudian aku melirik sedikit, tiba tiba aku merasa sangat senang karena permainan ini menggunakan senjata mainan untuk menjatuhkan bidikan hadiah.

Kemudian Ciel mencoba sekali untuk membidik, namun Ciel gagal melakukan nya, lalu Ciel berdecak kesal karena penjual ini melakukan hal yang curang, dengan cara membuat bidikan nya sangat melenceng jika ditembakkan.

Elizabeth sangat sedih karena Ciel tidak berhasil mendapatkan nya, sebenarnya aku ingin mencoba nya, tapi, aku sedikit ragu, lebih tepat nya aku tidak mau show off kemampuan ku, tapi, karena tangan ku sangat gatal untuk mencoba nya, akhirnya aku membayar penjualnya dan mencoba untuk membidik nya.

Wuah, bidikan ini sangat getar, tidak stabil, benar benar curang. Kemudian aku membuat perhitungan untuk membidik sasaran, saat pelatuk ini telah ku tekan, dan Boom! Hadiah utama nya berhasil ku ambil!

" WUAH!!!! CORDELLIA SANGAT HEBAT!!! YEAYYY!!! " Girang Elizabeth sambil lompat lompat, kemudian aku melirik ke reaksi si pedagang, ia tidak bisa berkata kata dan terpaksa memberikan hadiah boneka yang besar itu kepada Elizabeth.

Tentu saja melihat Elizabeth senang itu membuat ku jadi senang juga.

" Terima kasih, cordellia! " Ujar Elizabeth sembari memeluk boneka nya, " Apakah tidak apa apa boneka ini aku yang ambil? " Tuturnya sambil melihat kearah ku.

Aku menggeleng,
" Tidak apa apa, aku tidak menyukai boneka, kau bisa ambil itu. "

" Oh ya, omong omong, soal kemampuan mu, kapan hari sepertinya kau bisa menggunakan sniper ya? "Ucap Ciel .

Aku mengangguk lalu menjelaskan secara singkat bagaimana bisa aku menggunakan senapan. Ciel hanya mengangguk mengerti dan kami berhasil menemukan toko pakaian terdekat.

" Selamat datang di toko butik kami! Kami telah mengeluarkan seri yang terbaru yang cocok dengan musim sekarang~ silahkan dilihat katalog nya~! " Ucap salah satu pelayan butik yang menyodorkan kami buku katalog.

Mata Elizabeth langsung berbinar binar setelah melihat koleksi terbaru dari butik ini, aku hanya bisa melihat saja, sebenarnya baju baju ini sama seperti pada umum nya.... Heumm... Membosankan kan.

Aku hanya membuka halaman per halaman sambil melihat desain baju yang membosankan. Tiba tiba di satu halaman aku melihat sebuah baju yang memiliki lengan yang transparan dan sangat cocok untuk musim panas, kemudian aku bertanya pada pelayan tersebut untuk mengemas baju ini untuk ku.

Namun sayang nya, baju itu sudah habis, karena banyak nya minat para pembeli untuk memesan baju ini. Sayang sekali.... Padahal baju ini sangat bagus.... Huhu!

Kemudian aku melanjutkan melihat katalog, namun sampai akhir aku tidak menemukan baju yang pas untuk ku, kecuali yang tadi. Aku lihat Elizabeth sudah memesan banyak sekali baju, sedangkan aku tidak memesan apa apa.

" Eh? Sudah? Apakah kau tidak memesan apa apa? " Tanya Ciel.

" Tidak, aku sebenarnya ingin memesan satu busana, tetapi keburu habis, jadi tidak jadi. "

" Yang lain nya? Apakah tidak ada? "

Aku menggeleng.
" Koleksi nya bagus bagus, tetapi, aku baru teringat jika masih banyak baju ku yang belum terpakai. "

Padahal karena bosan saja.....

" Begitu ya? Baiklah, setelah ini selesai, kita pergi menuju yang lainnya. "

Aku mengangguk.






Tiba tiba Alois berhenti dan melihat ada stall makanan yang menjual roti, kemudian Alois membeli beberapa dan memakan nya sendiri, roti itu terdapat gula halus diatas nya, sehingga mulut Alois penuh dengan gula pasir itu.

Benar benar deh, dia memang tidak memiliki manner sekali, kemudian aku mengeluarkan sapu tangan ku dan membersihkan mulut Alois dengan pelan.

" Makan jangan cemot, nanti wajah jelek mu tambah jelek, " Ujar ku sambil menatap sinis kepada Alois sembari membersihkan mulut Alois.

Kali ini Alois hanya diam saja, dia membiarkan ku untuk membersihkan mulut nya, setelah aku selesai membersihkan nya, aku menyuruh Alois untuk menyimpan sapu tangan ku.

" Hey, Alois bisa melakukan nya itu sendiri, dia bukan anak kecil lagi, " Celoteh Ciel dari arah belakang.

" Tapi sayangnya otak nya masih anak kecil, " Ucap ku sambil menatap lekat lekat Alois.

Alois hanya melanjutkan makan nya dan perjalanan nya untuk kembali. Tumben sekali dia tidak mengoceh atau melawan balik omongan ku, ada apa dengan nya? Tapi, baguslah, dia bisa lebih diam sedikit.

Setelah kami sampai di tempat makan yang sudah antri panjang itu, untung nya kami berada di timing yang pas, mereka semua sudah berada didepan toko makanan tersebut, kemudian kita menghampiri mereka.

" Rose! Bagaimana? " Aku bertanya kepada Rose soal menu nya.

" Menurut ku sih, menu nya sangat unik! Apakah anda ingin melihat nya? Ini sangat lucu! " Ujar Rose sembari menyodorkan aku menu makanan nya.

" Tangisan anak kecil...? Senyuman manis....? Es kocok?? Lava coklat? " Gumam ku yang sedaritadi berkerut dahi karena Membaca menu yang... Aneh?

Siapa yang membuat nama menu ini benar benar harus dipecat.

" Oh? CIEL~~~~! " tiba tiba ada orang yang berambut putih, berbaju lusuh sedang berlari dan memeluk Ciel dengan sangat erat.

Yatuhan, makhluk jenis apa lagi yang ingin hamba mu lihat ? Kenapa wujud manusia didunia ini benar benar sangat aneh.

" U-undertaker, be-berhenti!! " Ujar Ciel sambil memukul lelaki lusuh ini.

" Heum...? " Tiba tiba dia melirik kearahku, entah kenapa aku bisa tau jika dia melirik ku padahal matanya tertutup oleh rambut nya yang panjang.

Tiba tiba dia melepaskan Ciel dan mendekat kearah ku, dan mulai meraih rambut ku yang terurai ini, dan memulai mencium rambut ku.

" Excuse... Me? " Ujar ku .

" Kau memiliki rambut yang sama seperti ku, lihat! Warna nya sama! Perak! "

" B-benar sekali... " Kemudian aku melirik kearah belakang, kemudian aku memasang tampang seperti -tolong-aku-sekarang- tetapi mereka membalas ku dengan tatapan -maaf-kami-tidak-bisa-.

Tiba tiba lelaki ini mengangkat ku dan membiarkan aku diudara yang tubuhku ditopang oleh kedua tangan nya. Tiba tiba mulut nya sedikit terbuka,
" Hey, bukan kah, kau tunangan bobbert?! " Ujar nya.

Tunggu, bagaimana bisa dia berbicara seperti itu? Bagaimana bisa? Siapa lelaki ini?
" A... Apa maksud mu? "

" Ya! Benar! Rambut perak, mata perak, muka kecil, dan imut! Itu yang dikatan Vincent padaku saat mendeskripsikan dirimu! " Ucap nya sambil memelukku dengan sangat erat, tunggu, dia mengenali ayah Ciel? Siapa dirinya?

" K-kau siapa? Kenapa kau bisa kenal dengan tuan Vincent?! " Ujar ku sambil mendorong tubuhnya.

" Bukan kah Vincent sangat terkenal? Siapa sih yang tidak tahu seorang bangsawan tampan sepertinya.. ~"

" B-bukan itu maksud ku, bagaimana bisa kau kenal dan dekat dengan tuan Vincent?! "

" Ehm... Karena aku adalah teman kerja Vincent dulu? " Jelasnya.

" Tapi.... Ternyata jika dilihat secara langsung seperti ini, kamu benar benar menggemaskan! " Ujar nya sambil mengusap pipinya ada pipi ku, ugh.. Benar benar deh, hari ini sial.

" Undertaker, turunkan cordellia sekarang!! " Ujar Ciel.

" Astaga Ciel, apakah kau cemburu jika aku manja dengan dirinya? Tenang saja kok, aku bisa membagi kasih sayang pada kalian berdua. "

" Ugh... Aku tidak peduli dengan kasih sayang mu, tapi, sekarang turun kan Cordellia sekarang. "

Lelaki yang dipanggil Undertaker ini menurunkan ku kemudian Ciel menarik tangan ku untuk berlindung dibelakang nya.

" Bagaimana bisa kau ada disini? " Tanya Sebastian.

" Tentu saja karena bisnis kuliner ini adalah milik ku~~"

Apa.... Kuliner ini milik lelaki gila ini???

"Tch!" Tiba tiba Alois berdecak kesal, kemudian ia menarik ku untuk ikut dengan dirinya.

" Woah, Alois, apa yang kau lakukan? " Ujar ku yang sesekali melihat kebelakang sambil kebingungan.

" Aku ingin membeli roti itu lagi, roti itu enak, ayo temani aku, " Ujarnya tanpa melihat kebelakang.

Hah? Kenapa tidak dengan claude? Kenapa harus aku? Apakah dia hanya ingin modus saja? Hmm... Tidak mungkin, dia membenci ku.

Ciel sudah mengikuti kami dari tadi dan memarahi Alois karena menarik ku dengan tiba tiba. Alois hanya terdiam saja sambil membeli roti nya, dan setelah ia menerima roti tersebut, ia memberikan ku 2 potong roti. Tanpa memperdulikan ocehan Ciel, Alois tetap asik makan roti tersebut sehingga membuat Ciel tampak sedikit emosi.

Kemudian aku membisikkan kepada Ciel, untuk membiarkan saja sifat kosi yang aneh ini, dan Ciel pun akhirnya setuju dengan omongan ku.

" Nih, coba lah, " Aku menyodorkan satu roti yang telah diberikan oleh Alois padaku, tiba tiba Alois memegang pergelangan tangan ku.

" Tidak, aku memberinya pada Cordellia, untuk Ciel, aku akan membelikan mu roti sendiri, " Ujar nya.

" Tidak usah, ayo kita kembali. "

Ciel meninggalkan kami dan pergi duluan dengan wajah yang marah.

Kami hanya bisa melongo dengan sifat Ciel, dan tiba tiba Alois mendekatkan wajahnya ke telinga kanan ku dan membisikkan sesuatu,
" Hey, mulut ku cemot. "

















TO BE CONTINUED....

VOMENT GUYS 😘🌈
Thank you~

Continue Reading

You'll Also Like

159K 7.8K 28
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
1.2M 62.2K 66
"Jangan cium gue, anjing!!" "Gue nggak nyium lo. Bibir gue yang nyosor sendiri," ujar Langit. "Aarrghh!! Gara-gara kucing sialan gue harus nikah sam...
90.8K 6.8K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
735K 66.5K 47
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...