[✔️]LEVANTER;Lee Felix

By Christian_Justin

135K 15.5K 4.1K

It's All Good Now-Lee Felix Kisah tentang perjalanan hidup seorang Lee Felix. #2 Felix #3 Felix #4 Felix #5... More

Intro
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
UNPUB
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
PENGUMUMAN+Surprise
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
54
55
56
LAPAK PERTANYAAN UNTUK Q&A
57
58
59
60
61
62
63
GEGE HIATUS
64
65
66
67
68
69
70
Epilogue
Spesial Ep.1
Spesial Ep.2
Spesial Ep.3
Spesial Ep.4

53

1K 170 32
By Christian_Justin

Maaf kalo ada TYPO

Jangan lupa Voments
|
|
|
|
| Happy Birthday Stay!
|
|
|
|
|
|

Karena kunjung tak mendapat jawaban yang pasti akan pertanyaan yang dia keluarkan tadi,'Felix' yang baru sadar langsung menoleh ke kanan dan kirinya dengan gelisah. Dirinya berfikir bahwa telah di culik dan kembali di bawa ke sebuah laboratorium yang dulu pernah di gunakan untuk menjadikan dirinya sebagai salah satu bahan eksperimen.

Bagaiman dia tak berfikir seperti itu, pasalnya saat membuka mata saja, dirinya menemui bahwa dia tengah di infus dan berada di dalam ruangan yang gelap gulita. Kini, Perasaan takut dan cemas yang berlebih membuat 'Felix' akhirnya menangis dan tanpa sadar membangunkan beberapa orang yang tergelatak bersama dirinya di dalam ruang tersebut.

"Huaaaaaaa!...Ung!...Mon Ung!Huaaaaaa"Tangis 'Felix' dan seketika membuat beberapa orang bangun karena terkejut.

"Felix!"Teriak beberapa orang dan langsung belari menghambur ke arah Felix yang masih berada di atas ranjang. Bukan nya berhenti menangis, 'Felix' semakin kejar menangis bahkan sambil meraung-raung karena ketakutan.

"Huaaaaaaa...Ampun....Xuxi janjhi thak akhan nathal lathi!"Teriak 'Felix' Di sela raungan tidak jelas serta tetesan demi tetesan air mata yang dia keluarkan dan jangan lupakan badan nya yang bergetar hebat itu.

"Panggil dokter!"Teriak Woojin dengan air mata yang sudah tak tahan untuk keluar dan di angguki oleh Hyunjin yang langsung bergegas keluar dari kamar untuk memanggil dokter.

"Lix..Lixie!"Teriak Jisung berusaha meraih tangan 'Felix' yang terus menangkup wajah nya seolah tak ingin melihat siapa pun yang berada di depan nya.

Jeongin memerhatikan 'Felix' yang seperti itu tak tahan lagi untuk tak menangis. Kemudian Jeongin yang sadar bahwa lampu kamar tersebut belum di hidupkan, dengan segara berlari ke arah saklar dan menghidupkan lampu tersebut

Tak!

Setelah lampu Hidup, Woojin berhasil menahan kedua tangan 'Felix' yang dari tadi memberontak dan menutupi wajah nya serta jangan lupakan raungan yang terdengar jelas seperti mengusir seseorang, seolah dirinya takut bertemu seseorang yang sudah menyakitinya begitu dalam. Tetes demi tetes darah pun tanpa sadar keluar dari tangan 'Felix' yang di infus dan tengah Woojin cengkram.

"Hey..Hey..ini kami"Ucap Woojin dengan derai air mata sambil menatap 'Felix' yang menunduk mengalihkan pandangan nya daru Woojin, dengan tatapan penyesalan yang begitu kentara.

Merasa kenal dengan suara ini 'Felix' mendongak dengan wajah yang sudah di penuhi bekas air mata yang masih mengalir dengan begitu deras nya. Wajah seperti ini entah kenapa sangat menyakitkan bagi Woojin. Ralat, bukan hanya Woojin. Chan yang berada di situpun merasakan sakit yang begitu dalam.

Kalian tak salah lihat, itu benar-benar Chan. Dari saat mereka mendapat kabar bahwa Felix kecelakaan, Chan tak pernah sedikit pun beranjak pergi dari rumah sakit meskipun sudah beberapa kali di usir oleh Woojin dan yang lain. Chan masih teguh dengan tekad nya dan mengabaikan ucapan beberapa orang yang menyuruh nya pergi.

"Ujin..Ung?"Ucap 'Felix' Pelan dengan air mata yang masih mengalir degan begitu deras nya.

"I-iya ini aku"Ucap Woojin sambil menyeka air mata yang membanjiri pipi nya. 'Felix' dengan sigap memeluk Woojin dan kembali menangis.

"Athu dimana...hiks"Ucap 'Felix' di sela tangis nya. Woojin tak menjawab dan malah melirik kebeberapa orang yang berada di sebalah kanan dan kirinya seperti tengah bertelepati.

"Rumah sakit"Ucap Woojin sambil mengelus-elus rambut si kecil yang berada dalam dekapan nya.

Tak lama kemudian, datanglah Hyunjin beserta dokter yang sangat Familiar bagi Woojin. Lucas? No, ingatkan bahwa Lucas masih berjuang di dalam ruang operasi.

"Dokter Kim!"Ucap Woojin sambil membulatkan matanya.

Dokter Kim sedikit membungkuk tanda memberi sapaan kepada Woojin dan tentu saja di balas hal yang sama oleh Woojin. Kemudian Dokter Kim dengan perlahan mendekat ke arah Felix dan mebuat beberapa orang menyingkir dengan teratur.

Jika kalian lupa, Dokter Kim adalah dokter yang mendiagnosa Felix mengalami gegar otak ringan dan melakukan operasi kecil pada tulang rusuk Felix. Serta dirinya juga lah yang menyarankan Lucas sebagai dokter pribadi Felix.

"Felix..mari saya lihat"Ucap Dokter Kim kepada Felix yang berada dalam dekapan Woojin. 'Felix' mengintip sedikit dari dekapan Woojin kemudian dia kembali menyembunyikan wajah nya di perut Woojin dan menggeleng.

Woojin menatap sang dokter yang tampak menghela nafas sekilas. Kemudian Woojin menunduk dan menatap ke arah 'Felix' yang masih enggan melepaskan pelukan nya dari dirinya.

"Lixie.."Ucap Woojin pelan sambil membelai pelan rambut 'Felix' dengan lembut.

'Felix' mendongak dan menatap Woojin dengan air mata yang masih mengalir. Woojim tampak tertegun sejenak namun seperkesian detik kemudian dia tersenyum dengan begitu hangat nya sampai-sampai membuat air mata yang terus keluar dari mata 'Felix' beralih pada dirinya.

Saat dirinya dan 'Felix' sudah dapat saling pandang, Woojin menghapus jejak air mata yang masih membasahi pipi bertabur bintang tersebut dengan perlahan. Namun hal yang di lakukan oleh Woojin sama sekali tak berpengaruh terhadap air mata yang masih terus belomba-lomba untuk memabasahi pipi bertabur bintang tersebut.

Woojin yang masih menampakan senyum hangat dan membelai rambut 'Felix' tersebut, menggeleng sebagai pertanda menyuruh 'Felix' untuk tidak menangis dan tersenyum seperti yang dia lakukan.

'Felix' yang mendapat perlakuan seperti itu, berdiri di atas kasur dengan dengkul sebagai tumpuan secara perlahan-lahan. Saat kepala nya dan kepala Woojin berdiri sejajar atau lebih tepat nya saat mata kedua nya beradu dengan tinggi yang sama, 'Felix' menghapus air mata yang membasahi pipi Woojin dengan tangan kanan nya yang masih mengeluarkan darah segar.

Bercak merah darah tertoreh di pipi kanan serta kiri pemuda beruang ini dan dengan perlahan, air mata yang awal nya mengalir berwarna bening kini berubah menjadi merah. 'Felix' menggeleng sambil mengembangkan senyum hangat tanda dia menyuruh Woojin untuk berhenti menangis.

Beberapa orang yang menyaksikam nya, merasa sangat sedih dan tak tahan untuk mengeluarkan air mata. Bahkan Dokter Kim pun ikut meneteskan air mata karena dirinya juga merasakan kesedihan yang tersirat dari suasana yang tengah dia rasakan di ruangan ini.

"Felix...biar saya bersihkan darah mu dan membenarkan infusmu dulu"Ucap Dokter Kim setelah menyeka air mata yang mengalir dari mata indah nya itu. 'Felix' menatap Dokter Kim dan mengangguk.

Setelahnya 'Felix' Kembali membenarkan posisinya di atas ranjang rumah sakit. Dokter Kim beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada 'Felix' namun 'Felix' tak menjawab dan malah menatap kedepan nya dengan kosong.

Bahkan setelah dokter keluar pun, 'Felix' sama sekali tak bersuara. Beberapa member yang lain terus berusaha berkomunikasi dengan nya, namun hasil nya hanyalah tatapan kosong dan air mata yang sesekali keluar kembali membasahi pipi bertabur bintang tersebut.

"Hyung..lebih baik kita hubungi Mike Hyung"Ucap Jisung sambil menyeka air mata nya. Woojin mengagguk sebagai tanda menyetujui ucapan Jisung dan setelahnya Jisung bergegas menelpon sang pujaan hati.

Saat Jisung keluar menelpon sang Pujaan hati, Woojin menatap ke arah Chan yang duduk di sebalah 'Felix' sambil memegang tangan nya serta jangan lupakan air mata nya yang menetes mengenai tangan Felix yang dia pegang.

"Chan..pulanglah"Ucap Woojin sambil menatap Chan dengan mata yang sesekali masih menetes kan kristal bening. Chan menggeleng sebagai jawaban namun pandangan nya enggan di alihkan dari Felix.

"Aku mohon...kau urus saja Seungmin, Minho dan Changbin yang berada di dorm"

"Mereka butuh pengawasan mu sebagai seseorang yang bertanggung jawab besar atas mereka"

"Untuk Felix...sudah banyak orang yang mengurus nya disini"Ucap Woojin dengan air mata yang tak henti-henti nya menetes sambil menatap ke arah kanan dan kirinya lebih tepatnya ke arah Hyunjin dan Jeongin yang masih menangis dalam diam.

"T-tapi Hyung..."Ucapan Chan terpotong saat Woojin mendahului nya

"Aku mohon.."Ucap Woojin sambil menatap Chan dengan raut wajah yang benar-benar seperti seseorang yang tengah meminta belas kasihan. Chan tertegun dan mau tak mau keluar dari ruang tersebut dengan perasaan enggan dan bersalah.

Setelah kepergian Chan, Woojin mendekat ke arah Felix yang masih menatap ke depan nya dengan kosong. Woojin mendudukan dirinya di tempat yang tadi Chan duduki dan memegang tangan Felix yang tadi Chan pegang.

"Lixie..."Ucap Woojin pelan dan ajaib nya berhasil membuat 'Felix' menoleh ke arah nya dengan tatapan kosong serta air mata yang masih mengalir.

"Kau bukan Lixieku..."Ucap Woojin sambil menatap 'Felix' dengan sendu serta air mata yang masih keluar.

"Aku.."Felix menjeda kalimat nya saat sebuah suara terngiang-ngiang di kepala nya.

Aku memanggilmu untuk menggantikan ku bukan karena ingin membuat suasana menjadi naas seperti ini!-Teriak Susan dari dalam tubuh Felix

'Felix' tertegun dan entah kenapa kini tatapan nya kembali normal atau kembali manusiawi. 'Felix' menatap ke kanan dan kirinya gelisah seperti mencari arah sumber suara tersebut namun hasil nya nihil. Karena pergerakan 'Felix' yang tiba-tiba gelisah, membuat beberapa orang cemas.

"Hey"Ucap Woojin panik sambil memegang kedua bahu Felix. Bukan nya berhenti, Felix terus menatap kanan dan kirinya dengan gelisah.

Bokkie! Sadarlah!-Teriak Susan

Aku tidak memerlukan kelemahan mu ini untuk sekarang!-Teriak Susan

Felix/Bokkie berhenti bergerak dengan gelisah dan menatap ke depan nya dengan air mata yang mengucur begitu derasnya. Woojin dan yang lain masih belum tenang karena bala bantuan masih belum datang. Jisung yang sudah masuk ke dalam kamar tersebutpun dibuat kembali menangis karenanya.

Jangan rasakan penderitaan nya-Ucap Susan

Rasakan saja rasa bahagia dan penuh syukur yang dia rasakan saat bersama orang-orang yang menyayangi dirinya setulus hati-Ucap Susan

Felix/Bokkie menunduk sejenak dengan mata yang terpejam. Kebayakan dari kalian semua pasti mengira bahwa Bokkie adalah salah satu "Kepribadian" yang memiliki sifat tangguh serta ceria, Maka kalian telah salah besar.

Bokkie adalah anak kecil yang memiliki penderitaan lebih dalam dari Felix. Anak yang menderita sedari dia masih berusia 2 tahun. Bahkan hingga dia meninggalpun yang sepenuh nya tak dapat di sebut meninggal, dia masih mengalami sesuatu menyakitkan.

Senyum dan sifat seperti anak kecil yang baru bisa iya tiru setelah tinggal bersama Amon, selama ini adalah kamuflase dirinya untuk bertahan hidup. Di balik senyum yang selama ini ia tunjukan terdapat perasaan yang entah dapat disebut dendam ataupun amarah terhadap orang-orang yang menjahati dirinya.

Bukan hanya itu, si kecil ini juga dapat merasakan amarah ataupun emosi lain dari seseorang yang berjarak radius 1 meter dari dirinya. Jika dia sakit maka dia tak segan untuk berkata sakit atau saat dia sedih dia tak segan untuk berkata sedih meskipun itu bukanlah perasaan yang dia rasakan sendiri.

Namun dia sendiri tak dapat memahami perasaan apa yang dia rasakan pada dirinya sendiri. Dia seperti tengah berada di ruang hampa yang gelap tanpa setitik cahaya sedikitpun yang menyinari nya. Akan tetapi, saat Amon pertama kali menyapa dirinya, entah kenapa dia merasa bahwa setitik demi setitik cahaya mulai menyinari dirinya.

Jika lain kali, kalian melihat Bokkie menangis ataupun tertawa, itu belum tentu perasaan yang benar-benar dia rasakan atau jika tidak itu adalah perasaan orang lain yang berada di sekitar nya. Menyedihkan bukan? Itu sama sa seperti dia tidak memiliki perasaan dalam konteks yang sesungguh nya dan bukan dalam konteks melakulan kekerasan.

Tak lama dari Felix/Bokkie yang tiba-tiba diam, Pintu terbuka dengan cukup kasar dan membuat fokus beberapa orang kini beralih ke arah Pintu. Di sana terpampang jelas, Mike dan Fred yang di tugaskan Willy untuk menyusul ke rumah sakit tanoa dirinya. Karena Willy memiliki tugas lain yaitu menahan kedua arwah yang lain untuk tidak pergi keluar dari kedai.

"Hyung"ucap Jisung sendu dengan air mata yang masih berucuran. Mike berjalan dengan pelan menghampiri Jisung dan memeluk nya.

Jisung tentu membalas pelukan tersebut dan menangis di dalam pelukan Mike. Fred sendiri, langsung berjalan ke arah Felix dengan wajah datar yang terpatri di wajah nya. Sebelum berada tepat di ujung kaki kasur Felix, Fred mengintruksikan Woojin untuk menyingkir dan berada di sekitar Mike.

"Bokkie.."Ucap Fred lembut sambil tersenyum hangat dan seketika, Bokkie yang awal nya melamun kini menatap Fred dengan wajah blank nya.

"Ung.."Ucap Felix/Bokkie sambil tersenyum ke arah Fred yang juga tersenyum ke arah nya. Beberapa orang yang melihat hal itu membulatkan mata mereka kaget. Bahkan Jisung yang masih berada di pelukan Mike pun membelalakan mata nya.

Beberapa orang yang berada di sekitar Mike pun menatap nya dengam penuh keheranan. Mike tersenyum hangat namun enggan menjawab dan malah menatap ke arah Felix dan Fred yang masih saking tersenyum.

"Kami akan membicarakan sesuatu kepada Felix..kalian lebih baik menjumpai Lucas di ruangan sebelah"Ucap Mike sambil tersenyum dan menatap orang-orang di depan nya dengan hangat.

"Baiklah"Ucap Woojin dan menggiring beberapa orang untuk mengikutinya keluar dari ruangan tersebut.

Setelah kepergian Woojin dan yang lain, Mike berjalan mendekat ke arah si kecil yang masih terduduk tanpa perasaan di atas ranjang rumah sakit dengan senyum yang masih mengembang pada wajah nya.

"Bokkie...hyung ingin meminta bantuan dari mu, bolehkah?"Ucap Mike sambil membelai pelan rambut Felix/Bokkie. Felix/Bokkie mengangguk dan tersenyum dengan begitu lebar nya.

"Jika kau bertemu dengan nya, jangan hindari dan lawan dia..bisakah kau melakukan hal itu demi Hyung?"Ucap Mike dengan tangan yang perlahan ia jauhkan dari kepala Felix. Felix/Bokkie tertegun dan menunduk.

"Hyung mohon atau setidak nya lakukan hal ini demi Amon"Ucap Mike dan berhasil membuat Felix/Bokkie secepat kilat mendongak, menatap nya.

"Baiklah"Ucap Felix/Bokkie sambil tersenyum dengan tatapan yakin tanpa terselip sedikit keraguan sedikitpun.

Setelahnya Mike bergumam terimakasih dan melakukan sesuatu terhadap tubuh yang tengah di gunakan oleh Felix ini agar tak meninggalkan bekas luka yang dapat terlacak oleh seseorang siapa lagi kalau bukan kaisar mereka.

_________
             ___________
                              __________
To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

34.6K 9.5K 52
「ᴄoᴍpʟᴇтᴇᴅ」 ❝ada dua peraturan yang harus ditaati di sekolah ini.❞ + mystery, short story + lowercase, semi baku ↳ started : 15.05.21 ↳ ended : 12...
118K 22.3K 9
Bagaimana jika yang tampil malam itu bukanlah ATEEZ? m/t/h written by Penguanlin, 2019.
41.7K 4.1K 13
"Milikku." Yoshinori. "Sinting!" Jihoon. Akhirnya penantian selama seribu tahun terbayarkan. Yoshi menemukan takdirnya. BxB Yoshihoon 📌Sat., April 2...
20.1K 2.1K 10
"ngapain sih lo ngintilin gue mulu? suka ye sama gue?" - Taehyun, 17 tahun. "dih geer banget ya lo?! jadi manusia jangan sok ganteng gitu, cih!" - Ka...