The Life Changer | Mark Lee✔️...

By KAMILA_twlve

14.2K 1.3K 254

(JANGAN LUPA VOTE YA TEMAN-TEMAN!) (JANGAN LUPA FOLLOW JUGA!!) (MAKASIH >_< <3<3) . . . "BAAAAAA... More

Prolog
#01 Introduction
#02 Pindah?
#03 Begonya Gua!
#04 Blushing~
#05 Miss Me?
#06 She's Mine
#07 I Like You
#08 It's Hurt
#09 Date?!
#10 The Nekad Boy!
#11 Calon
#12 How About Night Kiss?
#13 Resmi ya?
#14 Chat
#15 Tertangkap Basah?!
#16 What?!
#17 My Boss
#18 Budak
#19 Putus
#20 Our Own Life
#21 Bridal Style
#22 Menemani atau Ditemani?
#23 Dreamcatcher
#24 Sweet Lips
#25 F&Y
#26 Villa
#27 Will You Marry Me
#28 Parents
#29 I'm Here For You
#30 Stranger (1)
#31 Stranger (2)
#32 Nancy?
#33 Promise
#34 Trauma
#35 F&Y (2)
#36 Waiting For Me
#37 Give Me My MK
#38 I'll Make You Happy
#40 Happy Ending
GOOD NEWS!!!

#39 I Love You

225 20 7
By KAMILA_twlve

Sebelum dibaca, disiapin dulu backsoundnya yaa!

(Backsound Recommended)
(K.R.Y - When We Were Us)

(Tapi jangan diputar dulu ya guys)

Selamat membaca!

.

.

.



Mark berada di ruang tamu bersama Minju. Lebih lengkapnya lagi, bersama Hendra, Hany, Bayu dan juga Mona. Mereka sedang membicarakan rencana pernikahan kedua anak terkasih ini.

Selama pembicaraan berlangsung, Mark tidak pernah melepaskan tangan tunangannya Minju itu. Tidak lupa dengan nasihat yang selalu diberikan oleh keempat orang tua di depan mereka.

Kedua kepala keluarga yang memberikan nasihat pada Mark selaku calon kepala keluarga. Dan juga kedua pendamping kepala keluarga yang memberikan nasihat pada Minju selaku calon pendamping nantinya.

Setelah selesai dengan pembicaraan mereka, keempat orang tua itu pergi meninggalka mereka berdua di ruang tamu. Mark terus memandang Minju disampingnya itu.

"Seneng ya?" tanya Mark sambil menyenggol lengan Minju

"Apa sih kak.."

"Emang seneng kan? Atau ga seneng?"

"Hehehe, iya kak.. Seneng kok.."

"Besok aku mau ke kantor sama Kak Jo. Kita mau ngurus berkas-berkas buat aku kerja nanti."

"Iya kak."

"Maaf ga bisa nemenin kamu beli gaun."

"Gapapa kak. Ntar Iren nemenin aku kok. Jadi aku ga sendirian."

"Iya. Kamu sama Yiren hati-hati ya."

"Iya kak."

***

"Injuuu, buruaaan!" teriak Yiren dari pekarangan rumah

"Iyaaaa, i'm coming!"

Minju berlari kecil ke arah Yiren yang kini sudah berada di depan gerbang, menunggunya untuk sama-sama pergi membeli gaun pengantin.

Ketika Minju sudah berada di dalam mobil, Yiren melajukan mobilnya ke tempat menjual gaun pengantin. Sesampainya disana, Minju dibuat sangat terkesan dengan tampilan gedung itu. Terlihat sangat... mewah. Bahkan di dalampun Minju kembali tidak bisa menutup mulutnya. Dia terlalu terkesan dengan gedung ini.

Di dalamnya terdapat jejeran patung yang dihiasi gaun pengantin yang.. em.. tidak kalah mewah. Ada yang panjang maupun pendek. Dan juga dengan berbagai warna. Ada yang putih, biru, pink, peach, bahkan gold juga. Yang gold memang terlihat jauh lebih mewah.

"Inju, lo suka yang mana?"

Di depan Minju kini sudah ada tiga model gaun pengantin berbeda-beda. Minju terlihat kebingungan memilih yang mana. Yang pasti semuanya terlihat bagus dan menawan.

"Kami telah menyediakan gaun-gaun ini sesuai dengan selera anda." jelas salah satu pelayan

"Selera saya?"

"Iya. Kemarin, mempelai pria datang dan memilih beberapa diantara semua. Menurut beliau, mungkin ini semua selera anda."

Memang benar. Semuanya tidak semewah yang ada di sekitar Minju. Karena memang Minju tidak suka sesuatu yang terlihat terlalu mewah. Minju suka sesuatu yang terlihat simpel dan sederhana.

"He knows me well" batin Minju sambil tersenyum melihat gaun-gaun yang ada di depannya

"Oiya Inju, ketika lo pilih itu sekaligus menjadi tema kita ya. Jadi kalo lo milih putih, berarti tema kita putih. Begitu juga kalau lo milih yang lain."

"Oh gitu.. Yaudah, gua liat dulu."

Sejak awal mereka membawa gaun-gaun itu, memang yang berwarna peach itu sudah mencuri perhatian Minju.

"Em.. Boleh coba yang peach dulu ga?"

"Boleh bu. Mari ikut saya." balas pelayan itu

Selang beberapa menit, Minju keluar dengan mengenakan pakaian itu.

"Iren, udah. Gimana?"

"I-inju.. Lo.."

"Cantik."

"Iya! Cantik banget! Eh bentar- siapa yang ngomong cantik?"

"Kak Mark?"

"You look gorgeous beyb."

Minju terlihat sedang tersenyum malu-malu.

Beberapa pelayan disitu terlihat kaget dengan kehadiran Mark.

"Eh, bukannya itu Mark mantan ENCITY?"

"Iya, bener."

"Wuaaah, ternyata dia bakal nikah!"

"Iya! Pengantinnya cantik ya?"

"Hooh, keliatan cocok banget"

Kira-kira seperti itu bisikan-bisikan yang terdengar. Entah mereka ingin sang bersangkutan dengar, atau memang mereka tidak sadar bahwa suara mereka lumayan besar.

***

"Udah kayak bocah aja. Kok makan ice cream sampe belepotan gini?" keluh Mark saat mengusap ujung bibir Minju yang memang ada bekas ice cream di sana

"Ehehe, thanks beyb.."

"Apa? Beyb?!" batin Mark

"Kakak kenapa? Demam ya?"

"D-demam? Maksud kamu?"

"Itu, mukanya merah gitu."

"A-apa? Merah? Gaa kok gaa.."

"Bohong ya? Coba aku cek."

Minju meletakan tangannya di dahi dan juga pipi Mark. Mark hanya terdiam dengan aksi Minju itu.

"Tuh kan. Panas kok."

"Ga!"

"Yaudah biasa aja. Kok ngegas?" Minju terkekeh

Mark memilih tetap diam. Dia tidak ingin terlihat lebih salah tingkah lagi.

"Oh iya. Bukannya kakak di kantor?"

"Ternyata papa udah nyiapin segala sesuatu untuk aku. Jadi ga banyak yang kita urus. Akhirnya aku cepet-cepet ikut kamu sama Yiren."

"Oh gitu.."

"Sekalian liat calon istri aku gimana cantiknya saat make gaun nanti."

Mereka berdua kini berada di kedai ice cream yang kebetulan jaraknya tidak jauh dari tempat membeli gaun tadi.

Yiren? Dia memilih untuk pergi menemui Felix. Dia tidak ingin menjadi nyamuk di antara kedua calon pengantin itu.

Minju dan Mark menghabiskan waktu di kedai ice cream selama beberapa menit. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk membeli perlengkapan pernikahan mereka yang lain.

Dalam perjalanan, Minju dan Mark telihat bahagia. Menukar senyuman hangat antara mereka, genggaman yang sedari tadi tidak dilepas oleh Mark dan juga Minju yang sesekali menyenderkan kepalanya di bahu Mark.

Sangat nyaman bagi mereka berdua untuk berada di samping masing-masing. Menjaga dan juga menyalurkan kehangatan antara mereka.

Mereka sampai di sebuah mall dengan tujuan menghampiri beberapa toko perhiasan dan juga toko sepatu untuk membeli semua itu bagi Minju.

Di dalam toko perhiasan, Minju dan Mark telihat sesekali iseng mencoba beberapa perhiasan dan berlagak seperti itu memang milik mereka. Bahkan kacamata yang disana juga disapu rata oleh mereka berdua. Beli kacamata? Oh tidak, mereka hanya mencobanya untuk menyenangkan diri mereka. Mereka harus membeli perhiasan untuk Minju.

Bahkan di toko sepatupun mereka masih sama saja. Terus bercanda dengan sepatu-sepatu yang ada disana. Terlihat mereka berdua begitu menikmati waktu bersama mereka. Nampak dari gigi putih yang berbaris rapih terus mereka pamerkan.

Perjalanan mereka berakhir di salah Saloria. Mereka akan makan siang di sana. Mereka memesan nasi goreng yang merupakan menu kesukaan mereka saat berada di Saloria.

Saat sedang menyantap makan siang mereka, Minju berhenti dari aktivitasnya dan melihat Mark di depannya yang sedang sibuk menyantap nasi goreng.

"Oh iya kak. Aku mau nanya."

"Nanya apa?"

"Kakak sama Kak Nancy itu... kenapa?"

"Kenapa gimana?"

"Ya.. Kenapa kakak keliatannya marah banget sama Kak Nancy."

"Aku ga punya alasan buat marah dia."

Mark menjawab Minju tanpa menatapnya dan terus melanjutkan aktivitasnya. Seakan-akan pembicaraan ini sangat tidak penting.

"Tapi kakak-"

"Makan dulu. Habis ini baru aku jelasin."

Entah mengapa Mark menjadi lebih sensi jika berbicara tentang Nancy.

Seketika suasana menjadi lebih diam. Minju maupun Mark tidak bersuara selama menyantap makanan.

Selesai dengan makanan mereka, Minju masih tidak berani bersuara. Mark terlihat tidak baik jika dituntut penjelasan sekarang. Akhrinya Minju memilih tetap diam sampai di dalam mobil.

"Ga penasaran lagi?" tanya Mark tiba-tiba

"Huh?"

Mark terdiam beberapa detik. Memejamkan matanya dan menunduk sebentar. Kemudian dia mendongak dan melihat ke arah Minju.

"Dulu, aku, Lucas, dan Kai merupakan sahabat baik. Tak ada yang bisa mengalahkan kekompakan kita. Tapi, semua itu hancur karena kecemburuan dan keserakahkan."

Minju diam dan terus mendengar penjelasan Mark.

"Pada tahun kedua di SMA, Nancy pindah ke sekolah kita."

Flashback On

"Selamat pagi anak-anak, kita kedatangan murid baru." kata guru yang baru saja masuk itu

Mark, Lucas dan Kai yang awalnya sedang bercanda satu sama lain, kini perhatiannya mengarah ke depan.

"Ayo masuk." ajak guru itu pada seseorang di luar kelas

Seorang siswi cantik memasuki ruang kelas. Jangan tanyakan bagaimana reaksi siswa siswi. Para siswa langsung memuji kecantikan Nancy dan para siswi terlihat berbisik sebagai tanda tidak menyukai siswi baru itu.

"Perkenalkan diri kamu."

"Perkenalkan, nama gua Nancy. Salam kenal."

"Wuih, cantik pisan euy!" kata Lucas sambil menyenggol lengan Mark dengan nada berbisik

Mark melihat Nancy yang sedang berdiri di depan kelas. Sempat ada kontak mata antara keduanya. Nancy terlihat sempat tersipu malu karena tatapan Mark. Tapi untuk Mark? Biasa saja.

"B aja." kata Mark sambil mengidikkan bahunya

"Pst! Mark! Dia liatin lo mulu tuh!" kata Kai dengan nada berbisik juga pada Mark

"Kamu duduk dengan Rina ya?"

"Baik bu."

Saat di kantin seperti biasanya Mark duduk bersama kedua sahabatnya itu. Tiba-tiba terdengar keributan di sudut kantin. Dari jauh memang tidak terlihat apa yang terjadi, ditambah lagi dengan kerumunan siswa siswi yang sedang menyaksikan sesuatu.

"Itu kenapa dah? Kesana yuk?" ajak Lucas

"Palingan pembulian lagi." kata Mark

"Iya kita tahu. Kita kesana aja tolongin."

"Males."

Pak!

"Akh!"

"Jangan gitu Mark. Kita harus tolongin dia." kata Kai

"Ayooo" Lucas sedang berusaha menarik Mark

Alhasil tentu Mark berhasil ditarik, mengingat bagaimana besarnya tubuh Lucas, tentu kekuatannya juga besar.

"Iyaiya.." kata Mark pasrah

Akhirnya dengan segala kepasrahan, Mark mengikuti kemauan dua sahabatnya itu. Bukan sombong, hanya saja telinga Mark akan sakit nantinya kalau dipenuhi suara cempreng Sakura.

"Lo itu anak baru tapi belagu banget ya? Dasar-"

Tamparan yang ingin didaratkan Sakura terhenti lantaran ditahan oleh Lucas.

"Sakura.. Stop it yo."

"Apaan sih! Lepasin!"

"Ga akan gua lepasin sampai lo lepasin Nancy juga."

Nancy terlihat sudah tersungkur di tanah dengan tidak berdaya.

"Sakura, jangan diterusin."

"E-eh? Kak Kai.."

Sakura menjadi luluh dengan keberadaan Kai. Tentu dia sangat menyukai Kai. Mark hanya menonton di antara kerumunan siswa siswi di situ.

"Mark." Kai memberi kode pada Mark untuk membantu Nancy

Mark memutar bola matanya malas dan melangkah maju untuk menolong Nancy.

"Bisa jalan?"

"Bisa."

Bruk!

"Kalo ga bisa ngomong."

"I-iya maaf."

"Naik." kata Mark yang memberi punggungnya untuk Nancy

"Gapap-"

"Udah naik."

Nancy akhirnya naik dan mengalungkan kedua tangannya di leher Mark. Ketika Lucas melihat kepergian mereka, akhirnya dia melepaskan tangan Sakura.

Mark membawa Nancy ke UKS dengan tujuan untuk membersihkan luka-lukanya. Sesampainya di UKS, Mark mendudukkan Nancy di bangsal UKS.

"Lo tunggu disini. Biar gua ambil kotak P3K."

Nancy hanya mengangguk. Saat sedang sibuk mengabsen luka-lukanya, pandangan dia kini teralih pada Mark yang sedang mencari kotak P3K di rak UKS. Nancy terus melihat lelaki di depannya ini.

Saat Mark berbalik dan kembali, Nancy membuang mukanya. Berpura-pura kembali fokus dengan luka-lukanya.

"Mana tangan lo."

Nancy mengulurkan tangannya.

"Biar gua aja yang-"

"Diem. Ntar gua obatin."

Mark mengeluarkan kapas dan betadine untuk mengobati luka-luka Nancy. Sesekali Nancy terlihat kesakitan karena perihnya obat, tapi Mark tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Sudah." finalnya saat sudah selesai dengan aktivitas mengobatinya

Saat Mark ingin berbalik dan meletakkan kotak P3K, Nancy memegang tangannya, menariknya kembali dan

Cup!

Dia mencium pipi Mark. Mark kaget dan kini wajahnya memerah dan panas.

"Makasih Mark."

Singkat cerita, semenjak saat itu Nancy selalu mengikuti kemanapun ketiga sahabat itu pergi. Dia menjadi lebih dekat dengan ketiganya. Lebih tepatnya lagi dengan Mark. Tujuannya sedari awal memang untuk mendapatkan hati Mark.

Alhasil, Mark jatuh cinta dengan Nancy. Tapi keduanya tidak tahu bahwa Lucas sebenarnya menyukai Nancy. Lucas juga memilih tetap diam. Kai yang mengetahuinya selalu ingin kedua belah pihak tahu, tapi rencananya selalu gagal karena Nancy yang kadang mengambil alih Mark seenaknya.

Hingga akhirnya suatu ketika, Mark mengikuti Nancy ke Amerika tanpa memberitahu dia. Dengan tujuan ingin memberikan suprise. Saat membuka pintu apartemennya, Mark mendapati beberapa pakaian berserakan di lantai. Bahkan di depan pintu tadi ada sepatu yang... sepertinya Mark kenali.

"Nancy, lo liat dasi gua ga?"

Itu Lucas dengan hanya mengenakan celana dan tidak menggunakan satu helai benangpun di tubuhnya.

"Kan tadi disit-"

Prang!

"M-mark?"

Flashback Off

"Jadi.. Kak Nancy selingkuh sama Kak Lucas?"

"Iya. Karena aku ngurung diri di kamar selama sebulan, aku jadi ga tahu kalau Kai ternyata sakit berat. Sampai akhirnya dia meninggal. Aku bener-bener nyesel. Dan aku selalu mikir, kalau saja Nancy ga pernah hadir kehidupan kita, kalau saja aku ga pernah balas rasa dia, kalau saja-"

"Kak. Jangan pernah nyalahin siapapun. Ini hanya tentang waktu. Ok?"

Minju menggenggam tangan Mark dengan hangat untuk menenangkan dia.

***

"Itu bunganya digeser ke kanan dikit." kata Hany yang sedang menyuruh salah satu pekerja

"Gini ya bu?"

"Iya"

Kini rumah serta halaman rumah mereka sedang didekorasi untuk acara pernikahan mereka besok. Terlihat berbagai dekorasi indah yang dihiasi berbagai bunga dan juga hiasan berwarna peach.

Mark, Johnny serta Hendra sesekali terlihat sedang membantu mereka memindahkan barang kesana kemari. Sedangkan Minju dan Mona sedang membantu yang lainnya mendekor bagian dalam rumah.

Yiren dan Felix sedang membagikan undangan yang memang sudah dari kemarin mereka bagikan dan dilanjutkan lagi hari ini.

Malampun tiba dan seluruh dekorasi sudah selesai. Seluruh anggota keluarga terlihat membuang nafas legah setelah semuanya sudah siap untuk pernikahan besok.

"Minju, kamu istirahat gih. Biar besok ga kecapekan. Ya?"

"Iya tan-"

"Eh, kok masih dipanggil tante? Mama dong."

"Hehehe, iya mama.."

"Udah kamu masuk.."

"Iya ma."

Waktu menunjukkan sudah pukul 23.00. Tapi Minju belum bisa memejamkan matanya. Entah, dia merasa grogi dan juga gelisah malam ini. Dia hanya membaringkan tubuhnya dengan kedua mata masih terbuka sambil memandang langit-langit kamarnya.

Karena tidak bisa melangkah ke alam mimpi, dia memilih untuk keluar menghirup udara segar malam. Minju dibuat terkejut ketika mendapati Mark juga sedang duduk di salah satu kursi yang memang ditempatkan untuk para tamu besoknya.

(Sekarang putar backsoundnya)
(Disarankan untuk memulai baca saat memang lagunya sudah dinyanyikan)

Kemudian dia menghampiri Mark. Pandangan Mark yang awalnya terarah ke bulan, kini teralih ke Minju yang dia lihat sedang berjalan dari radius 2 meter di depannya.

"Kamu belum tidur?"

"Ga bisa tidur kak."

"Sini." kata Mark sambil mengulurkan tangannya pada Minju yang kini sudah di depannya

Minju meletakkan tangannya di telapak tangan Mark yang sedari tadi terbuka untuknya. Mark membawa Minju ke pangkuannya dan memeluknya dari belakang. Meletakkan kepalanya di punggung Minju dan menghirup aroma khas Minju yang sangat dia sukai.

"I like you." kata Mark sedikit bergumam

"Hm?" Minju yang tidak bisa mendengar dengan baik perkataan Mark

"I love you."

Minju tersenyum ketika mendengar perkataan Mark.

"I love you."

"I love your family"

"I love anything you do"

"I love your hair"

"I love your smile"

"I love your smell"

"I love anything about you Minju" finalnya

"Same with me" kata Minju saat Mark menghentikan kalimat terakhirnya

"No. My love is bigger than you." bantah Mark

"Iya bener juga. Aku hanya mencintai duniaku."

"Duniamu?"

"Iya. Duniaku, kamu."

Kini Mark membalikkan tubuh Minju menjadi tidak lagi membelakanginya tapi kini menjadi menyamping. Mark dapat melihat wajah Minju.

"Kamu yang telah mengisi duniaku." kata Minju sambil mengelus dengan lembut wajah Mark

"You're my world and i love you"

Minju mengikis jarak mereka dan dengan lembut mengecup bibir Mark.

"I love you Mark" finalnya lagi saat melepas tautan mereka dengan jarak yang masih sangat dekat

Mark tersenyum terharu melihat Minju yang dengan senyuman terbaiknya dia berikan.

"I love you too Minju"








.






.







.

Neng Nancy<3

Kang Kopi eh?
Kang Lucas!<3


.



.


.

SILAHKAN KOMEN BUAT MASUKAN YAH TEMAN-TEMAN!

JANGAN LUPA VOTE!!

THANK YOU GUYS~<3

Continue Reading

You'll Also Like

39.7K 1.3K 8
Haechan yang memiliki tiga kakak tiri yang awalnya hanya ingin menjadikan nya boneka sexy nya tapi diam diam menaruh hati padanya #HaechanGS #Jaemin ...
60.1K 5.4K 47
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
194K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
152K 15.3K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...