D and A (TAMAT)

De Adellelia

98K 7.1K 260

D untuk Davino Luca, dan A untuk Alluna Lewis. Bagaimana jika Davino yang selama ini selalu bersikap dingin d... Mai multe

Prolog
Part 1 - Toilet
Part 2 - First Kiss
Part 3 - Manis
Part 4 - Bangsat
Part 5 - Diam Diam Suka
Part 6 - Dia Yang Dingin
Part 7 - PERSAINGAN HATI
Part 8 - Api Cemburu
Part 9 - You're Mine Luna
Part 10 - Be My Valentine
Part 11 - Gantung
Part 13 - Pacar Rahasia
Part 14 - Teman?
Part 15 - Sabar Seluas Samudera
Part 16 - Sakitnya Satu Sama
Part 17 - Emosi Remaja
Part 18 - Puncak dan Hujan
OPEN PRE-ORDER
OPEN PRE-ORDER
INFO PENTING
PROMO PDF (24-25 Mei)
Ready on Karyakarsa
Ready Google Playbook
FLASH SALE Hari Ini
PROMO 10.10
FLASH SALE! 31/10
FLASH SALE 12.12
Promo Karyakarsa

Part 12 - Jadian

2.8K 248 6
De Adellelia

===========
Karya ini hanya diterbitkan pada aplikasi Storialco dan Wattpad.
Jika kalian membaca karya saya pada aplikasi selain Wattpad, berarti kalian membaca karya bajakan
=============

Been breaking for a lifetime for you
Wasn't looking for love 'till I found you
For Love, 'till I found you.
~ For You - Rita Ora, Liam Payne ~
****

"Acara makan malam kita belum dimulai, Luna. Aku sudah memesan Steak dengan saus mushrooms seperti yang kamu suka." Davino mencoba merayu Alluna dengan makanan favoritnya. "Sebentar lagi acara live music disini pun dimulai. Jangan pulang dulu, ya." Pintanya pada Alluna.

"Kalau Luna nggak mau, gimana?" Alluna tetap jual mahal, padahal hatinya sudah bersorak sorai melihat Davino kelabakan menghadapinya. "Lagipula disini terlalu romantis untuk kita berdua, Kak." Dirinya kembali beralasan. Membuat dahi Davino mengernyit mendengar ucapannya.

"Luna 'kan bukan pacarnya Kak Davi. Mending Kak Davi kesininya sama pacar Kak Davi saja. Luna biar sama Audy." Ucapnya lagi yang langsung membuat Davino menghadiahkan satu ciuman dibibir mungil yang sedari tadi membuatnya gemas dan kelimpungan.

****

"Terima kasih sudah mengantarkan Luna pulang, Kak Davi." Ucap Luna setelah Davino menurunkan dirinya tepat di depan pagar besar yang membentengi rumah megah milik keluarga Lewis.

Davino mengangguk. Tersenyum begitu manis lalu meletakkan jemarinya di wajah Alluna. Membelainya perlahan menggunakan  ibu jarinya. Membuat wajah Alluna merona. Jantungnya berdebar begitu cepat.

"Sudah malam, cepat masuk nanti kamu kedinginan." Perintahnya sembari menatap wajah Alluna lekat. Gadis itu segera mengangguk sembari tersenyum dengan begitu manis.

"Kak Davi, hati-hati bawa motornya." Ucapnya malu-malu. Davino tersenyum mendengarnya. "Nanti, kalau sudah sampai rumah kabari Luna, ya." Ucapnya lagi.

"Tentu saja!" Davino mengangguk. "Nanti aku kabari kalau aku sudah sampai dirumah." Balasnya lagi. Alluna tersenyum lalu mengangguk. Satu tangannya lalu diangkat dan melambai kepada pria bermata biru yang masih setia duduk di motor sport seharga jutaan Dollar miliknya.

"Bye, Kak Davi." Pamit Alluna riang. Lalu akhirnya membalik tubuhnya untuk masuk ke dalam rumahnya.

Setelah melihat Alluna masuk ke dalam rumah, Davino pun kembali menghidupkan mesin motornya. Menjalankan kuda besinya tersebut untuk pulang kerumah kedua orang tuanya.

***

"Malam, Mah, Pah." Sapa Alluna kala memasuki rumahnya. Terlihat kedua orang tuanya sedang duduk bersama di dalam ruang keluarga. Saling merangkul begitu mesra sembari bersandar  pada sandaran sofa. Menyaksikan acara televisi favorit mereka dengan sebuah mangkuk berisi popcorn dipangkuan ibunya. Acara yang mereka tonton, apalagi jika bukan kompetisi memasak. Sebuah Acara reality show kesukaan ayahnya sedari dulu.

"Sudah pulang, Nak." Balas Adelia saat Alluna mencium punggung tangannya sopan.

"Iya, Mah." Balas Alluna.

"Diantar siapa?" Kali ini Darrel Lewis, ayahnya ikut bertanya saat Alluna juga mencium punggung tangannya. Belum sempat Alluna menjawab, Ayahnya itu sudah terlebih dahulu melanjutkan ucapannya. "Tadi Audy, teman sekelasmu itu menelepon ke rumah. Dari suaranya sepertinya anak itu kebingungan sekali mencarimu, Luna."

Ekspresi wajah Darrel Lewis begitu serius saat mengatakannya. Ya, tentu saja. Ada seorang bocah lelaki yang sudah berani mencari anak perempuan semata wayangnya. Jika memang bocah lelaki itu berniat mendekati Alluna, tentu saja dirinya harus siap siaga.

Berbeda dengan Darrel yang terlihat waspada, Alluna--gadis itu hanya membalas ucapan Ayahnya dengan satu kata, "Oh!". Sambil mengangguk-anggukan kepalanya tanpa beban. Membuat dahi Darrel mengernyit melihatnya.

"Audy itu siapa, Luna? Teman atau pacar kamu?" Tanya Adelia, ibundanya tanpa basa-basi. Sontak membuat Alluna membulatkan kedua matanya. Terkejut dan gelagapan.

"Iihh, Mama apaan sih?" Pekiknya. "Audy itu cuma teman Luna, Mah, Pah." Alluna berkata jujur. "Tadi memang Luna dan teman-teman sekelas sedang pergi bareng-bareng. Tapi karena ada urusan mendadak ditempat lain, Luna jadi harus misah dari mereka." Jelasnya.

"Urusan mendadak apa? Sama siapa?"  Cerocos Darrel Lewis dengan kedua matanya yang memicing. Membuat Alluna menelan saliva yang terasa mencekat di keronggokannya dengan susah payah.

"Iihh, Papa kepo banget, 'sih?!" Seru Alluna. Berakting merajuk untuk menyembunyikan rasa gugupnya.

"Loh, apa salahnya Papa kepo, sayang?" Kali ini Adelia Lewis juga ikut menimpali. "Tadi telepon genggam kamu sulit dihubungi, temanmu sampai panik. Kamu pikir Mama Papa juga nggak panik mikirin kamu dimana?" Dibelainya kepala anak gadis semata wayangnya yang kini duduk disisinya.

"Maafin, Luna, Mah." Alluna menatap Adelia penuh penyesalan. Dirinya lalu memeluk ibunya itu. "Luna janji nggak akan begitu lagi. Luna akan kabari Mama Papa kemana pun Alluna pergi." Janjinya. Meminta maaf dari kedua orang tua yang begitu dirinya sayang.

Mendengar permintaan maaf dari Alluna, tentu saja seulas senyum terbit dibibir Adelia dan Darrel Lewis. Dari dulu wajah bak Malaikat milik Alluna selalu saja membuat mereka luluh dengan begitu mudah. Bahkan kadang, itulah juga yang membuat hati Darrel Lewis sebagai Ayahnya kebat-kebit. 

Darrel, dirinya sadar kecantikan yang dimiliki oleh anak gadisnya itu begitu unik. Bahkan, dirinya pun yakin pasti banyak sekali pria yang berlomba-lomba mendekati Alluna. Mencari cara agar dapat meluluhkan hati Alluna. Namun begitu, sedari dulu dirinya selalu berusaha memberitahu Alluna bahwa jangan mudah percaya dan terlena dengan gombalan seorang pria. Well, dirinya pun takut terkena karma jika ingat bagaimana masa mudanya dulu.

Semua pria sama saja seperti dirinya dulu. Brengsek dan bergonta ganti wanita, hingga bertemu cinta pertamanya Amandha dan akhirnya cinta sejatinya Adelia. Semua berlangsung begitu rumit, penuh drama dan air mata. Sungguh, dirinya tak ingin anak-anaknya mengalami hal tersebut. Apalagi, Alluna, karena di mata Darrel, Alluna akan terus menjadi gadis kecil kesayangannya. Sampai kapan pun.

"Jadi, tadi ada urusan apa? Kenapa kamu sampai terburu-buru meninggalkan teman-temanmu dan mengacuhkan telepon genggammu, Luna?" Adelia melanjutkan kembali pertanyaannya. Membuat Alluna kembali  menggigit bibirnya. Akhirnya, setelah menghela nafas pelan. Dirinya pun memutuskan untuk memberitahukan yang sebenarnya.

"Hmm ... Luna tadi pergi sama Kak Davi, Mah." Jawabnya takut-takut. Mendengar hal itu sepasang orang tua dihadapannya langsung saja menghela nafas lega bersamaan. Membuat Alluna bingung dibuatnya.

"Oh, pergi sama Davino?" Tanya Papanya, Alluna mengganguk. "Kenapa nggak bilang dari tadi sih, Luna?" Tanyanya gemas. Membuat Alluna tersenyum kikuk.

"Kalau pergi sama Davino sih, aman." Timpal Adelia. 

"Maksud Mama?" Alluna mengernyitkan dahinya.

"Loh, iya kan!" Seru Adelia. "Davino itu kan sudah Mama anggap sebagai anak sendiri. Sudah seperti kakakmu, si Axelle. Jadi ya, Mama percaya-percaya saja. Davino itu kan sayang banget sama kamu, Lun. Sama seperti sayangnya ke Mysha. Kamu itu sudah dianggap adiknya sendiri." Cerocos Adelia panjang lebar. Alluna yang mendengarnya hanya mampu meringis.

Mah, Mama salah. Kak Davi memang sayang sama Luna. Tapi bukan sebagai adiknya melainkan kekasih. Luna barusan jadian sama Kak Davi, Mah! Pekik Luna dalam hati.

"Mm ... kalau begitu, Luna ke kamar dulu ya, Mah, Pah!" Pamit Luna seraya berdiri. Jika makin lama berbincang bersama kedua orang tuanya sembari membicarakan Davino, bisa saja nanti dirinya keceplosan mengatakan hubungannya yang sebenarnya bersama Davino. Sedangkan, pria itu meminta Alluna untuk merahasiakan mengenai hubunganya dari siapapun untuk sementara. Walau dengan Mysha dan Sherina pun, Davino memintanya untuk merahasiakannya. Dan, tentu saja Alluna menyanggupinnya. Apa pun, asal Davino menjadi miliknya.

*****

Beberapa jam sebelumnya, di restoran yang Davino dan Alluna datangi.

"Kak Davi kenapa selalu cium Alluna, 'sih?" Kesal Alluna. Gadis itu mendorong tubuh besar yang sedang memegangi kedua bahunya setelah mencuri lagi ciuman darinya. Ya Tuhan, padahal mereka sedang berada di restoran saat ini.

Bikin malu, tahu nggak?! Dasar Kak Davi gila! Maki Alluna dalam hati.

"Kamu kenapa selalu sebut-sebut Audy, 'sih?" Davino malah balik bertanya. Wajahnya terlihat kesal.

"Loh, memangnya kenapa? Kak Davi ada masalah sama Audy?" Tantang Alluna.

"Tentu saja!" Davino mendelik kesal. "Bukankah sudah aku bilang? Kamu itu milik aku, Luna. Dan aku nggak suka jika ada pria lain yang dekat-dekat sama kamu." Geramnya.

"Loh, itu urusan, Kak Davi!" Alluna mengedikkan kedua bahunya acuh.

"Maksud kamu?" 

"Maaf ya, Kak Davi. Walau iya, memang benar Luna suka sama Kak Davi, tapi kalau hubungan kita tanpa kepastian begini, Luna sih nggak mau!" Jujurnya. "Mama selalu bilang, cowok yang pantas untuk bersanding dengan Luna adalah yang dapat memberi kepastian. Yang berani memberikan jaminan dan rasa nyaman. Yang berani memberikan bukti untuk serius dan berkomitmen. Bukan hanya gombalan dan ucapan yang nggak bisa dipegang." Ditatapnya iris mata berwarna biru itu lekat.

"Jadi, kalau memang kita nggak pacaran, Luna rasa Kak Davi nggak punya hak untuk mengatakan bahwa Luna adalah milik Kak Davi." Alluna memaksakan senyum manisnya kepada Davino.

Well, mungkin ini memang saatnya dirinya harus move on dari sosok Davino yang selama ini dikaguminya. "Alluna mau pulang, Kak. Anterin Luna!" Lirihnya. Berusaha tegar sedang hatinya seakan patah jadi dua.

BERSAMBUNG

********
Di upload di Storialco pada 1 Maret 2020 dan di Wattpad pada 7 Juli 2020

Yang penasaran dengan kelanjutannya langsung saja ke Storialco ya, sudah sampai part 27 disana.

Love, Adellelia
Follow me on IG at "Adellelia.novel".
Follow me on Wattpad at "Adellelia".

Continuă lectura

O să-ți placă și

6.6M 339K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
2.9M 303K 50
Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi...
359K 27.8K 59
Elviro, sering di sapa dengan sebutan El oleh teman-temannya, merupakan pemuda pecicilan yang sama sekali tak tahu aturan, bahkan kedua orang tuanya...