"Oh? Kak Mark?"
Minju berjalan ke arah pintu untuk menjemput Mark. Namun dia tidak mendapati Mark disana.
PRANG!!!
"L-lo si-siapa?"
Seseorang sedang berdiri di depan pintu yang sudah terbuka. Minju tidak mengenali siapa itu. Dia mengenakan pakaian serba hitam dan tudung kepala berwarna hitam.
"Lo harusnya ga boleh ada di kehidupan Mark." katanya dengan suara parau
"Siapa ini? Apa mungkin fans gilanya Kak Mark?" batin Minju yang sudah ketakutan
"Lo udah ngerebut dia dari gua." katanya sambil melangkah maju mendekati Minju
"Ga! Ga bisa kayak gini. Gua harus cari bantuan." batin Minju sambil terus melangkah mundur menjauhi ancaman di depannya ini
"Kenapa menjauh? Takut? Makanya, lo harusnya ga usah deket-deket sama Mark."
"Anjirrr! Suaranya udah kayak pembunuh berantai aja!"
Sambil terus melangkah maju, dia mulai mengeluarkan sesuatu dari dalam saku sweaternya.
"Please, jangan bilang itu pisau.."
Dan ya, dugaan Minju benar. Dia mengeluarkan pisau. Kali ini jantung Minju sudah tidak bisa santai lagi. Yang di depannya ini memiliki niat membunuh.
"LO HARUS MATI!" teriaknya sambil berlari dengan mengarahkan pisau itu pada Minju
"FELIX!"
Dengan sekuat tenaga Minju berlari menaiki tangga. Namun,
Bugh!
Suara benturan kepala Minju pada anak tangga, lantaran kaki Minju yang ditarik oleh orang ini. Karena benturan itu, Minju menjadi sedikit pusing. Hal ini membuat stranger ini menarik Minju dengan mudah.
Saat ditarik, Minju mendapati pecahan mangkuk soto yang jatuh tadi. Diambilnya satu pecah beling itu dan menusuk tangan stranger itu dengan kuat.
"Aaaargghhh!!"
Karena kesakitan, dia melepaskan tangannya dari kaki Minju. Tentu saja Minju memanfaatkan kesempatan ini. Dengan cepat Minju berdiri untuk berlari, tapi dikarenakan pusing Minju kembali terjatuh.
"BANGS*T LO!"
Stranger itu kemudian menjambak rambut Minju, menariknya ke arah dapur, dan melemparnya dengan kuat hingga terbentur pada pintu laci bawah meja. Dia kemudian menyalakan satu persatu kompor gas yang ada disitu.
"Lo emang harus diberi pelajaran. Muka lo yang jelek itu, bakal gua buat cantik di perapian ini."
"Ugh.. Badan gua sakit semua. Gua ga bisa gerak. Udah gitu, gua pusing lagi! Sial!"
Dia kemudian menjambak rambut Minju, menarik dia hingga mendekat dengan perapian kompor gas itu. Dia mendekatkan wajah Minju pada perapian itu. Minju mulai merasakan panas pada wajahnya. Minju menggunakan kedua tangannya yang bertumpuan pada meja untuk mendorong wajahnya menjauh, namun kekuatan orang ini jauh lebih besar.
"Seseorang.. Tolong.."
Dekat..
Dekat..
Dekat..
Mendekat..
"MINJU?!"
Flashback On
Author Pov
Felix sama Iren sedang berada di dalam kamar dan mereka sedang memainkan game PUBG. Keduanya memang gamers. Saat sedang asik bermain, Felix mendengar langkah kaki menuruni tangga. Dia tahu bahwa itu adalah Mark dan Minju.
"Eh, dua sejoli keknya laperr tuh."
"Ehehe, iyaaaaa eeehhh! Awas di kiri kamu! Ada orang tuh!" Iren panik
Selang beberapa menit, meskipun suara tembakan pada game memenuhi telinga keduanya, mereka bisa mendengar suara pecahnya sesuatu yang keras.
PRANG!!!
"Eh Lix, apaan tuh?!"
"Diam."
Dengan perlahan Felix melangkah ke pojok kamar dan mengambil pemukul baseball miliknya.
"Kamu tunggu disini."
"Masa kamu kesana sendiri? Kalau ntar-"
Bugh!
"Tuh kan!" Iren yang hampir nangis
"Terus kalau ntar Minju kenapa-napa? Atau Kak Mark? Mendingan kamu tunggu di sini dan telfon polisi."
"Iya."
Felix berjalan dengan sangat pelan. Tidak ada suara langkah kaki sedikitpun. Felix memang sangat berhati-hati. Dan betapa terkejutnya saat dia melihat wajah Minju hampir menyentuh perapian itu.
Flashback Off
"MINJU?!"
"Ah, sial!" batin stranger itu
Karena sudah ada Felix, stranger itu memilih melarikan diri. Felix tentu tidak membiarkan dia melarikan diri seperti itu saja. Merasa situasi sudah aman, Iren keluar dari kamar untuk memeriksa. Dan seperti biasa, Iren autopanic melihat keadaan ruang bawah dan juga keadaan Minju.
"Inju!!"
Iren langsung berlari menghampiri Minju.
"Ya ampuunn, lo gapapa kan?"
"Iya iya, gua gapapa.. Feliiix.."
"Inju?!"
Minju sudah tidak sadarkan diri. Lemas dan ketakutan yang menutupi seluruh tubuhnya membuat dia tidak kuat membuka matanya lebih lama lagi.
Sementara Felix terus mengejar orang itu. Ketika berlari keluar penginapan, Mark bersama kedua bodyguardnya mendapati Felix yang sedang mengejar seseorang.
"Kak! Kejar dia!" teriak Felix
"Ayo kejar dia!"
Mark bersama kedua bodyguardnya mengejar orang itu. Namun saat sampai di depan hutan, langkah mereka terhenti. Mereka tidak mungkin mengejar sampai ke dalam hutan.
"Sudah Felix. Kita ga bisa kejar sampai di sana. Biar kita serahkan ke polisi aja."
"Ok kak."
"Apa yang terjadi sih sebenarnya."
Felix langsung teringat akan Minju.
"Kak. Minju kak."
Tidak menunggu aba-aba, Mark langsung berlari menuju penginapan. Kemudian disusul Felix dan kedua bodyguard. Sesampainya disana, Mark langsung menabrak apa saja yang ada di depannya. Pintu yang masih tertutuppun didobraknya. Tentu saja dia hampir gila saat ini.
Ketika sampai, langkah Mark langsung terhenti begitu melihat Minju yang sudah tidak berdaya berada dalam dekapan Yiren. Tanpa sadar Mark langsung meneteskan air mata. Sekujur tubuhnya melemas dan pada akhirnya Mark langsung tersungkur di lantai. Melihat keadaan Mark seperti itu membuat semuanya menjadi cemas.
Tak lama kemudian polisi dan ambulance datang. Karena Minju belum sadarkan diri, dia segera dibawa ke rumah sakit. Dan para polisi menginterogasi Felix. Mark ingin ikut menemani Minju sampai ke rumah sakit, namun dia tidak diperbolehkan. Apa kata orang-orang nanti saat mengetahuinya berada di rumah sakit bersama seorang perempuan?
"Kak, gapapa.. Percaya aja sama gua. Gua akan jaga Inju, yah? Ga usah khawatir.."
"Iya, jaga dia baik-baik.."
"Iya kak. Pasti."
Kemudian ambulance melajukan mobil menuju dermaga, yang nantinya akan langsung diantarkan kembali ke kota untuk dibawa ke rs. Setelah selesai diinterogasi, Felix menghampiri Mark untuk mecoba menenangkannya.
"Yang kuat kak. Minju pasti baik-baik aja."
"Thanks ya."
"Iya kak."
"Btw, lo kenal sama dia?"
"Eum.. Ga kak. Soalnya wajah dia ditutupi sama tudung hitam tadi. Tapi, tadi emangnya kakak dimana?"
"Jadi gini. Karena ga nyaman sama baju yang dipake Minju, gua mutusin buat ambilin baju gua di mobil. Biar agak kegedean. Waktu gua bukain pintu, gua emang denger sesuatu di samping penginapan. Gua mendekat, tapi ternyata itu kucing. Karena merasa ga ada yang mencurigakan, akhirnya gua lanjut jalan lagi ke mobil. Dan yang buat gua lama, gua harus cari baju yang belum gua pake sama sekali. Makanya agak lama."
"Gitu ya. Gua juga ga tahu persis apa yang terjadi. Kita harus nunggu sampai Minju sadar."
"Iya. Dan gua bakal cari tahu, siapa dia."
"Semoga kamu baik-baik aja MJ."
.
.
.
Siape nih tersangkanya? :v
Ayoookk ikutin terus ceritanya!
.
.
.
SILAHKAN KOMEN BUAT MASUKAN YAH TEMAN-TEMAN!
JANGAN LUPA VOTE!
THANK YOU GUYS~<3