RICH MIN ✔️

By twinklewinter

170K 19.8K 625

Park Seyi berharap agar dalam hidupnya tidak akan pernah terlibat dengan orang kaya. Namun suatu hari tanpa s... More

Min Yoongi dan Masalahnya
Episode 1: Seyi yang ceroboh
Episode 2: Teka-teki
Episode 3: Pertemuan singkat
Episode 4: Bertemu kembali
Episode 5: Mulai terjebak
Episode 6: Akibat berbohong
Episode 7: Negosiasi
Episode 8: Orang asing
Episode 9: Posesif
Episode 10: Teman baru
Episode 11: Seoul yang sempit
Episode 12: Berita untuk Seyi
Episode 13: Kisah mereka
Episode 14: Idola dan penggemar
Episode 15: Lelucon takdir
Episode 16: Hari yang melelahkan
Episode 18: Janji dan Memori
Episode 19: Kembali ke kenyataan
Episode 20: Enam Mata
Episode 21: Hati atau logika
Episode 22: Hari baru
Episode 23: Sangat dekat
Episode 24: Benang merah
Episode 25: Lingkaran
Episode 26: Hal yang ditakutkan
Episode 27: Keluarga
Episode 28: Tak lagi sembunyi
Episode 29: Satu hari
Episode 30: Selamat tinggal
Episode 31: Hilang
Episode 32: Yang ditinggalkan
Episode 33: Sebuah kencan
Episode 34: Perjuangan
Episode 35: Keputusan
Episode 36: Sesuatu di Jeju [END]
Episode Special
Episode Special + Special
Park Seyi dan Masalahnya

Episode 17: Dua sahabat

3.7K 468 11
By twinklewinter

"Malam ini aku yang tidur dekat jendela!"

Son Yebin berhambur menghempas badannya di kasur Seyi dan berguling-guling dengan nyaman.

"Katakan padaku!" ujar Seyi yang masih berdiri di depan pintu kamar sambil melipat tangan di depan dada. Ia tahu tujuan Yebin tidur di rumahnya.

"Apa?" tanya Yebin pura-pura tidak mengerti.

"Kau ada maksud lain menginap di rumahku, bukan?"

Yebin mengibas tangannya malu-malu. "Tidak, kok... Aku hanya rindu rumahmu, tidak ada maksud lain.... Tapi, bukankah akan membosankan kalau kita langsung tidur?"

"Lalu?" Seyi memancingnya.

"Bagaimana kalau kau bercerita?" Yebin tersenyum lebar yang kemudian mendapat tatapan masam dari Seyi. "Ceritakan tentang hubunganmu dengan Min Yoongi!" lanjut Yebin lalu ia menarik Seyi dan menjatuhkan tubuh mereka di kasur bersamaan.

Seyi memberontak saat Yebin menggelitik dan memeluknya erat. Ia kegelian. Suara mereka yang sedang asik bercanda rupanya sampai ke luar kamar. Ibu Seyi sampai masuk ke kamar dan menyuruh mereka diam. Akhirnya, mereka terdiam sambil menatapi langit-langit kamar.

"Bagaimana tadi?" tanya Yebin lagi saat deru nafasnya sudah normal.

Seyi beralih menatap wajah Yebin dari samping. Ia ingin membuka bibir untuk menjawab namun Yebin kembali berbicara. "Sebenarnya aku terkejut kau menyuruhku ke tempat kerja Min Yoongi setelah kau pergi dari kantor polisi. Ketika aku tiba di sana, suasananya sangat dingin. Kau tahu? Sepertinya Hansel tidak suka melihat kau pergi bersama Min Yoongi,"

"Tidak baik berprasangka buruk, Son Yebin..."

"Sungguh! Aku melihat tatapan mata Hansel sangat tajam seolah ingin melubangi kepalamu!"

Seyi menggeleng mendengar ucapan Yebin yang menurutnya sangat berlebihan. "Aigoo... Aku mau ganti baju dulu! Kau juga, ganti bajumu atau tidur di lantai?!!!"

Dengan malas Yebin bergerak sedikit demi sedikit bangkit dari kasur mengikuti Seyi mengganti pakaian. "Baiklah! Baiklah! Pokoknya aku yang tidur dekat jendela!"

***


Ryu Hansel duduk dengan tenang di ruang tengah sembari menghabiskan sekaleng bir di tangannya. Pandangannya lurus ke depan. Pikirannya sudah jauh dari raganya. Ketika ia mendengar suara bel menggema di seluruh ruangan lantas pikiran-pikiran itu lenyap. Hansel mengembalikan kesadarannya lalu berdiri untuk membuka pintu.

Seperti dugaannya, sosok yang baru saja menekan bel apartemen adalah Choi Hajun. Hansel mempersilahkan lelaki itu duduk dan menyuduhkan sekaleng bir pada Hajun.

Mereka saling diam dan canggung. Hingga menit kesepuluh keheningan itu berlangsung, Hansel tidak tahan lagi. Ia menghela panjang sebelum memulai pembicaraan.

"Kau tidak ingin menanyakan kabarku?"

Hajun masih diam dan hanya menunduk. Tidak tahu apa yang sedang dipikirkan olehnya.

"Pengecut!"

Barulah perkataan Hansel itu berhasil membuat Hajun menatap sang gadis.

"Setelah menyatakan perasaan, kau meninggalkanku. Sekarang, kita kembali bertemu dan kau tidak menanyakan kabarku. Ch!"

Hajun mengambil jeda cukup lama. "Bagaimana kabarmu?" tanyanya dengan tenang. Hajun sadar bahwa pertanyannya akan memercikkan api, karena itu ia berhati-hati agar tidak menyakiti Hansel sekali lagi.

"Aku terluka. 5 tahun yang lalu, dan aku terluka lagi hari ini,"

"Maafkan aku..." apapun yang ingin Hajun katakan, tidak ada yang lebih baik selain meminta maaf pada sang gadis. Ia merasa sangat bersalah.

"Apa perasaanmu masih sama padaku?" tiba-tiba Hansel mengeluarkan pertanyaan yang tidak diduga.

Hajun memperhatikan dengan lamat kedua netra Hansel sebelum menjawab pertanyaan itu.

"Kau menyukai Min Yoongi,"

Lantas Hansel mengangkat sudut bibirnya. "Tapi Yoongi sudah menolakku sebelum aku mengatakannya."

Hajun tersenyum pahit. "Aku iri padanya. Pekerja keras, cerdas, mendapatkan cinta dari banyak orang..."

"Bagaimana denganmu? Apa mimpimu masih hidup?" tanya Hansel sambil menyesap bir kalengnya. Ia merasa lebih nyaman dibandingkan saat pertama kali mereka kembali berjumpa.

"Ayah memberiku jabatan di salah satu perusahaan stasiun televisi karena aku lulusan dari London School Film. Namun, aku tolak. Aku lebih suka bekerja di lapangan daripada duduk di balik meja kerja."

"Kau memang selalu keras kepala,"

"Tidak ada yang berubah dariku, Hansel."

Hansel mengangguk lalu mengangkat minuman kalengnya. Hajun mengerti, ia buka bir kaleng miliknya lalu mendekatkannya pada minuman kaleng Hansel, mereka meminumnya bersamaan.

Cheerrss!!!

"Kau tahu gadis bernama Park Seyi?"

Hajun berhenti menyesap minumannya. Kedua alisnya beradu. "Kenapa dengannya?"

Pandangan Hansel beralih pada Hajun. "Dia kekasih Yoongi."

Agaknya Hajun terkejut mendengar hal itu, namun sebisa mungkin menutupinya. "Jadi, mereka benar berpacaran?" batin Hajun.

"Kau tahu sesuatu tentang mereka?" tebak Hansel.

Hajun mengangguk. "Ya, aku berteman dengan Park Seyi."

"Apa? Kau serius?"

"Setiap aku bersamanya, Yoongi selalu ada didekatnya. Tetapi aku tidak tahu mereka berpacaran."

"Beritahu aku informasi tentang gadis itu!" desak Hansel.

Hajun menggeleng ringan. "Aku juga tidak tahu apa-apa tentang Seyi."

"Aku ingin bertemu dengannya. Kau tahu dimana aku bisa menemuinya?"

Sejenak Hajun berpikir dalam diam. "Aku pernah berjumpa dengannya di salah satu toko kue kenari. Sepertinya dia bekerja di sana."

***


"Ayah Yoongi menawarkanku bekerja di perusahaan keluarga mereka,"

"Daebak! Wah! Park Seyi... Jadi kau akan bekerja di perusahaan keluarga Min? Perusahaan mereka yang mana?" histeris Yebin.

"Aku menolaknya."

Sontak Yebin lemas dan gemas mendengar jawaban Seyi. "Ya!!! Itu kan kesempatan yang bagus!!! Kenapa kau menolak?!!! Kau mau jadi pengangguran terus?!!!"

"Aku juga ingin segera dapat pekerjaan, tapi kalau caranya seperti itu bukankah itu namanya nepotisme?" Seyi membela diri.

Yebin kehilangan kata-kata. Park Seyi itu terlalu baik atau terlalu polos?

"Seyi-ya, negara kita tidak akan hancur hanya karena kau mendapat pekerjaan melalui nepotisme!" balas Yebin yang mulai kepanasan.

"Tapi... aku tidak mau mengecewakan ibu," Seyi berujar lirih.

"Apa bibi masih menyuruhmu bekerja sebagai guru saja?" tanya Yebin sambil menepuk bahu sahabatnya.

Seyi mengangguk kepala membenarkan. "Sebenarnya aku sudah mendapat pekerjaan sebagai guru TK. Tapi, kau tahu kan aku tidak mengerti seni sama sekali. Bagaimana jika nanti anak-anak di sana tiba-tiba menyuruhku memainkan piano? Atau bertanya siapa penemu buku gambar?"

"Jadi? Kau menolaknya juga?"

Seyi mengangguk lagi.

Ubun-ubun Yebin sudah panas. Ia menghempas badan lalu tidur membelakangi Seyi. "Sudahlah! Jangan bicara denganku lagi!"

 

***


Min Yoongi mengetuk pintu ruang kerja ayahnya. Setelah mendengar sahutan dari dalam ia membuka pintu itu perlahan. Rupanya, sudah ada Ibunya yang duduk dengan santai di ruangan Ayahnya.

"Ayo, masuk. Kita ngobrol bersama. Sudah lama kau tidak mengobrol dengan Ayah dan Ibu, kan?" ujar Ibunya.

Yoongi melirik arlojinya. Lekas ia menjawab. "Besok aku ada rapat pagi—"

"Min Yoongi! Kau mau jadi anak durhaka?" pungkas Ibunya cepat. "Duduk sini!"

Nyali Yoongi menciut. Ia gagal kabur.

"Jangan bicarakan tentang pernikahan lagi, aku sudah menjawabnya tadi." kata Yoongi sembari mendudukkan diri di kursi depan Ibunya.

"Ibu mengerti. Hanya saja Ibu tidak mengerti mengapa kau menyembunyikan kekasihmu dari kami?"

"Seyi tidak mau orang-orang mengenalinya. Dia tidak nyaman." respon Yoongi dengan lancar.

"Sudah 5 bulan kalian berkencan, setidaknya beritahu Ibu bahwa kau sudah punya kekasih. Kalau saja Ibu tidak mengancammu waktu itu, mungkin Ibu tidak akan pernah tahu kau punya kekasih yang begitu cantik."

Tiba-tiba tenggorokan Yoongi menjadi sangat kering. Ia haus lalu menyesap cepat teh di hadapannya.

"Ayah tidak tega melihat kekasihmu belum mendapat pekerjaan. Korea memang keras. Sangat disayangkan orang-orang pintar seperti kekasihmu belum diterima bekerja. Kau bilang nilai akhirnya sangat memuaskan, kalau begitu akan ayah rekomendasikan dia untuk bekerja di manajemen museum seni milik bibimu."

Yoongi hampir terbahak kalau saja ia tidak menahannya. "Seyi tidak mengerti seni sama sekali, aku yakin seratus persen dia akan menolak tawaran Ayah."

"Memangnya dia ingin bekerja sebagai apa?" tanya sang Ayah.

"Guru. Dia ingin menjadi guru matematika."

"Baiklah. Ayah akan rekomendasikan dia menjadi guru baru di salah satu sekolah yang kita sponsori."

Yoongi diam dan berpikir sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk setuju.

"Ibu jadi mengerti kenapa tadi dia menolak tawaran ayahmu. Ibu akan mendukung! Menjadi seorang guru itu sangat mulia, Ibu yakin Seyi akan menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kalian nanti!" seru Ibu Yoongi yang gemas sendiri memikirkan masa depan mereka.

Kali ini Yoongi hampir tersedak udara. Pikirannya mendadak kalut. Bagaimana jika nanti, suatu saat, keluarganya tahu Park Seyi bukan kekasihnya?

"Yoongi-ya, besok bawalah Seyi ke acara ulang tahun perusahaan kita..."

Continue Reading

You'll Also Like

265K 15.2K 66
"leta nama yang cantik dan lo milik gua! ga ada yang boleh deketin lo dan milikin lo! you are mine!" ~kenzi samudra damian Rank🏅 1 # Hitam 22...
65.9K 10.5K 15
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
579K 57.2K 51
Ini adalah kisah tentang (Namakamu) yang sangat menyayangi idolanya, Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan. Kisah ini juga bercerita tentang (namakamu) yang sel...
254K 25.7K 44
[𝐅𝐀𝐍𝐅𝐈𝐂𝐓𝐈𝐎𝐍] Kim Namjoon yang merupakan seorang playboy sekolah itu mendadak jatuh cinta pada salah satu gadis berprestasi di sekolahnya...