D and A (TAMAT)

By Adellelia

98K 7.1K 260

D untuk Davino Luca, dan A untuk Alluna Lewis. Bagaimana jika Davino yang selama ini selalu bersikap dingin d... More

Prolog
Part 1 - Toilet
Part 2 - First Kiss
Part 3 - Manis
Part 4 - Bangsat
Part 5 - Diam Diam Suka
Part 6 - Dia Yang Dingin
Part 7 - PERSAINGAN HATI
Part 8 - Api Cemburu
Part 9 - You're Mine Luna
Part 10 - Be My Valentine
Part 12 - Jadian
Part 13 - Pacar Rahasia
Part 14 - Teman?
Part 15 - Sabar Seluas Samudera
Part 16 - Sakitnya Satu Sama
Part 17 - Emosi Remaja
Part 18 - Puncak dan Hujan
OPEN PRE-ORDER
OPEN PRE-ORDER
INFO PENTING
PROMO PDF (24-25 Mei)
Ready on Karyakarsa
Ready Google Playbook
FLASH SALE Hari Ini
PROMO 10.10
FLASH SALE! 31/10
FLASH SALE 12.12
Promo Karyakarsa

Part 11 - Gantung

3.1K 298 6
By Adellelia

===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad dan Storialco. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad dan Storial, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========

Day to night to morning,
keep with me in the moment
I'd let you had I known it,
why don't you say so?
Didn't even notice,
no punches left to roll with
You got to keep me focused,
you want it, say so
~ Doja Cat - Say So ~
****

"Kenapa harus jadian?" Davino balik bertanya. Mendengar hal itu wajah Alluna tentu saja merengut. Tubuhnya yang bersandar pada tubuh kekar yang membuatnya nyaman itu spontan diangkat.

"Kenapa harus jadian?" Alluna membeo. "Memangnya Kak Davi nggak mau jadian sama Alluna?" Tanyanya bingung. "Lalu, maksudnya Kak Davi mengklaim Luna milik Kakak itu apa?" Serunya.

Melihat Alluna yang mulai kesal dan bersungut, Davino menghela nafas panjang. Pria itu pun segera bangkit dari duduk santainya. Duduknya ikut tegak berhadapan dengan Alluna yang terlihat merajuk.

"Memangnya kalau aku mau kamu hanya milik aku, kita harus jadian begitu?" Davino kembali bertanya.

Mendengar jawaban Davino yang terdengar tak serius dengannya. Alluna mendengus kesal. Ditatapnya Davino sembari menahan amarahnya. "Itu balik lagi ke diri Kak Davi, gimana? Luna sih nggak maksa Kak Davi untuk jadian sama Luna." Jawabnya. Namun begitu suaranya terdengar begitu menuntut.

"Tapi, kalau kita nggak jadian berarti status Luna masih single, ya? Single, berarti bukan milik siapa-siapa." Ucapnya lagi, seperti mengancam Davino dengan status single yang dikumandangkannya.

"Kamu milik aku, Luna." Balas Davino dengan penuh percaya diri. "Aku tahu kamu hanya tertarik kepadaku. Aku selalu menjadi yang pertama untukmu. Cinta pertamamu, ciuman pertamamu. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku. Sampai kapan pun." Lanjutnya lagi. Masih dengan penuh rasa percaya diri yang terlihat jelas.

Alluna tersenyum tipis. Menatap Davino mencemooh. Kepalanya lalu menggeleng pelan.

"Iya, Kak Davi memang benar. Kakak memang cinta pertama Luna. Pria pertama yang mengambil ciuman pertama Luna, dan terus mengambil ciumannya hingga hari ini." Sahutya, sembari menyindir.

"Tapi, Kak Davi harus ingat. Perempuan itu butuh kepastian. Tanpa ikatan berarti memberi kesempatan kepada diri kami untuk mencari yang lebih baik lagi. Jadi, nanti Kak Davi jangan marah kalau ada pria lain yang mendekati Luna." Ucapnya. Terlihat rahang Davino mulai mengetat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut gadis manis yang ada dihadapannya saat ini.

"Hati manusia itu dapat berubah, Kak Davi. Lagipula, jangan terlalu percaya diri Luna akan terus menjadi milik Kak Davi. Menjadi yang pertama belum tentu menjadi yang terakhir, bukan begitu?" Balas Luna begitu menohok. Membuat Davino kehilangan kata-katanya.

Percakapan mereka pun terhenti karena seorang pelayan membawakan minuman yang mereka pesan. Alluna pun kembali membetulkan posisi duduknya. Bersandar pada bantal-bantal empuk sembari menatap lautan yang terhampar dihadapannya dalam diam.

Pikirannya kusut. Ternyata duduk bersisian bersama pria yang disukainya sambil menatap matahari terbenam tak seindah yang dibayangkan. Nyatanya Davino tetap membuat dunianya berputar. Naik turun dengan ketidakpastian.

Kalau begini hubungan mereka sama saja berjalan di tempat. Malah dirinya akan semakin tersiksa karena dengan seenak jidat Davino mengklaim dirinya sebagai miliknya. Tapi, pria itu malah tidak ingin diklaim sebagai milik Luna. Ugh, Alluna kesal dibuatnya.

Akhirnya Matahari terlelap, langit pun berganti malam. Sang bulan mulai bersolek menunjukan dirinya pada langit. Ditemani bintang yang membuat penampilannya semakin cantik.

Sroottt. Terdengar bunyi berisik dari air kelapa yang memang sengaja Alluna habiskan dengan penuh emosi. Rasanya hatinya begitu kesal. Dan ingin sekali memaki seseorang. Davino benar-benar membuat mood-nya menjadi buruk.

"Luna mau pulang!" Ucapnya ketus sembari langsung berdiri tanpa memperdulikan Davino yang terlihat begitu terkejut dengan sikapnya. Bersamaan dengan itu, Telepon genggamnya berbunyi. Melihat nama Audy terpampang pada layar telepon, Alluna segera menjawab panggilannya.

"Hallo, Audy." Sapanya dengan suara keras. Sengaja agar Davino mendengarnya. Dari sudut matanya Alluna dapat melihat kedua mata Davino yang memicing menatapnya.

Tapi, siapa peduli? Biar saja! Alluna tidak perduli!

"Elo dimana, Lun?" Tanya Audy tanpa basa-basi. "Gue dari tadi nyariin elo. Ngirim pesan dan nelponin elo tapi nggak ada balasan dari elo! Gue panik, tahu nggak!" Omel Audy. Suaranya memang terdengar begitu panik. Mendengar hal itu, Alluna merasa sedikit bersalah. Tadi memang dirinya tak sempat memberitahu Audy, Sherina dan juga Mysha karena ulah kakak lelakinya yang nyatanya begitu egois.

Iihh, tahu begini lebih baik dirinya tetap dibioskop bersama Audy dan teman-teman sekelasnya.

"Sorry, Dy. Tadi gue buru-buru pulang. Ada urusan mendadak." Alluna beralasan.

"Sekarang elo dimana, Lun? Gue telepon rumah elo katanya elo belum pulang." Suara Audy terdengar begitu cemas.

"Gue baik-baik kok, Dy." Alluna melirik Davino yang ternyata sudah ikut berdiri di sisinya. "Gue sekarang ada di Segara sama--ah!" Pekik Alluna kala tangan besar Davino merebut telepon genggam miliknya.

"Alluna baik-baik saja, Audy." Ucap Davino tanpa basa-basi. Kedua matanya menatap Alluna dengan tatapan yang rasanya dapat memakan gadis itu hidup-hidup. Membuat Alluna merasa sedikit gugup. Namun, rasa kesalnya terhadap Davino lebih besar sehingga dirinya pun tak gentar. Alluna malah berbalik menatap Davino, seakan menantang.

"Maaf, saya tutup dulu. Dan please, jangan menghubungi Alluna lagi karena saat ini kami ingin menghabiskan malam berdua untuk merayakan Valentine. Adios." Ucapnya lagi sebelum akhirnya memutus sambungan telepon.

"Handphone Luna, Kak." Pinta Alluna. Menagih kembali telepon genggamnya yang direbut Davino. Mau tak mau Davino pun mengembalikannya.

"Mau kemana?" Tanya Davino kala melihat Alluna mulai melangkah menjauh dari Cabana. Dicekalnya tangan Alluna hingga langkah gadis itu terhenti.

"Luna mau pulang." Jawabnya ketus. "Anterin!" Perintahnya sembari mencoba melepas tangan Davino yang menggenggam erat pergelangan tangannya.

"Luna." Davino menghela nafas. Menahan rasa kesal yang juga sedang menderanya. Menghadapi seorang gadis yang mulai merajuk ternyata begitu melelahkan. Belum lagi emosi yang tetiba melandanya kala mendengar Alluna berbicara dengan bocah ingusan bernama Audy yang ternyata begitu pantang menyerah untuk mendapatkan Alluna. Terasa seperti memasuki medan perang tanpa persiapan dan senapan laras panjang.

"Kamu kenapa? Kamu marah?" Tanya Davino, mencoba meredam amarah Alluna namun nyatanya, gadis itu hanya diam. Walau begitu, tentu saja dalam hati Alluna menggerutu.

Iya lah, Luna marah! Siapa yang nggak marah kalau hubungannya cuma digantung seperti ini? Dasar, cowok nggak peka!

Melihat Alluna yang tetap terdiam, kembali Davino menghela nafas. Digaruknya tengkuknya yang tak gatal karena bingung bagaimana harus menghadapi Alluna.

"Aku masih mau bersama denganmu." Akhirnya Davino berucap.

Deg!

Sungguh, jika sebelumnya tidak ada insiden mengenai status mereka yang tidak jelas sekarang. Mungkin Alluna akan sangat bahagia mendengar ucapan Davino yang mengatakan masih ingin bersamanya. Namun walau begitu, nyatanya saat melihat Davino yang terlihat kebingungan menghadapinya saat ini, malah membuat hati Alluna lemah.

Ya Tuhan, siapa yang tahan dirayu dengan wajah tampan milik Davino Luca?? Rasanya Alluna ingin menyerah saja dengan pesona makhluk Tuhan yang begitu sempurna dihadapannya saat ini.

"Acara makan malam kita belum dimulai, Luna. Aku sudah memesan Steak dengan saus mushrooms seperti yang kamu suka." Davino mencoba merayu Alluna dengan makanan favoritnya. "Sebentar lagi acara live music disini pun dimulai. Jangan pulang dulu, ya." Pintanya pada Alluna.

"Kalau Luna nggak mau, gimana?" Alluna tetap jual mahal, padahal hatinya sudah bersorak sorai melihat Davino kelabakan menghadapinya. "Lagipula disini terlalu romantis untuk kita berdua, Kak." Dirinya kembali beralasan. Membuat dahi Davino mengernyit mendengar ucapannya.

"Luna 'kan bukan pacarnya Kak Davi. Mending Kak Davi kesininya sama pacar Kak Davi saja. Luna biar sama Audy." Ucapnya lagi yang langsung membuat Davino menghadiahkan satu ciuman dibibir mungil yang sedari tadi membuatnya gemas dan kelimpungan.

BERSAMBUNG

***************

Di upload di Storialco pada 16 Februari 2020, di upload di Wattpad pada 2 Juli 2020

Yang penasaran dengan lanjutannya, langsung saja ke Storialco ya. Sudah sampai part 27 disana. Di Wattpad saya hanya akan update sampai part 17.

See you.

Follow me on IG at Adellelia.novel.
Follow me on Storial at Adellelia
Jgn lupa follow akun Wattpad saya, Adellelia.

Love,
Adellelia

===========
Karya ini hanya di publish di Wattpad dan Storialco. Jika kalian membaca karya milik saya, Adellelia di platform selain Wattpad dan Storial, berarti kalian membaca karya bajakan.
===========

Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 138K 48
Kehidupan Dinar Tjakra Wirawan berubah, setelah Ayah dan kakak laki-lakinya meninggal. Impiannya yang ingin menjadi seorang News anchor harus kandas...
2.6M 39.2K 51
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
563K 21.6K 46
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
3.9M 42.3K 33
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...