PLAYFUL LOVE | PCY

By littlesora

5.9K 1.3K 1.1K

[ON GOING] Jadi harus sabar 😉 CERITA INI DI DEDIKASIKAN UNTUK KALIAN KAUM REBAHAN YANG SUKA KERIBUTAN! Lyra... More

CAST
Ep-1
Ep-2
Ep-3
Ep-4
Ep-5
Ep-6
Ep-7
Ep-8
Ep-9
Ep-10
Ep-11
Ep-12
Ep-13
Ep-14
Ep-15
Ep-16
Ep-17
Ep-18
Ep-19
Ep-20
Ep-21
Ep-22
Ep-23
Ep-24
Ep-25
Ep-26
Ep-27
Ep-28
Ep-29
Ep-30
Ep-31
Ep-32
Ep-33
Ep-34
Ep-36
Ep-37
Ep-38
Ep-39
Ep-40
PLEASE IQRA MILEA
Ep-41

Ep-35

101 26 36
By littlesora

Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊
.

Playful Love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"WOY ANJING! JANGAN KABUR LO!" Aksi kejar - kejaran antara Chandra dan seseorang berjaket Phoenix itu tidak bisa terelakkan.

Dari lantai lima, Chandra sudah mengejarnya sampai lantai tiga. Hingga dia bertemu dengan Jeje di sana.

"Je! Mencar - mencar!" Intruksi Chandra sambil mengibaskan tangannya. Hal itu mendapat anggukkan mengerti dari Jeje yang sekarang pergi ke arah berlawanan.

"Bangsat!" Chandra mengumpat keras saat melihat anak buah Phoenix itu memanjat dinding pembatas di lantai dua, dan melompat pada pohon menjauhi area sekolah.

Chandra mengeluarkan ponselnya dari dalam saku, memberitahukan anggotanya untuk menghentikan pencarian, dan memperketat keamanan.

Detik berikutnya dia mendapat sambungan telfon dari El yang menyuruhnya untuk menyusul ke kelas di lantai lima, tempat dimana tiga kaca jendela pecah, sekaligus suara ledakkan itu berasal.

.
.

"Joya!" Daniel menghambur ke arah gadis itu ketika dia berhasil menemukannya di koridor lantai dasar.

Saat mengetahui anak Phoenix yang berulah itu lolos, Daniel tambah mengkhawatirkan Joya hingga berlarian mencari keberadaan gadis itu.

Daniel menangkup kedua pipi Joya. "Lo gak apa - apa kan?" Joya mengerjapkan mata sambil menggeleng pelan melihat kekhawatiran Daniel.

"Gue anter lo pulang, di sini udah gak aman," Baru menarik Joya beberapa langkah tiba - tiba lampu sekolah mati begitu saja.

"Shit!" Daniel mengumpat keras, karena kegelapan mulai menyelimutinya.

"Joy? Lo masih di sini kan?" Tanyanya sambil meraba - raba ke udara. Disini sangat gelap, dan pegangan tangannya pada Joya sudah terlepas secara refleks saat lampu padam tadi, hingga membuatnya terserang panik sekarang.

Daniel takut.

Takut kehilangan lagi.

"Iya Kak, gue disini," Joya meraih tangan Daniel di udara.

"Lo jangan pergi," Suara Daniel sedikit bergetar, hal itu membuat Joya mengerutkan dahinya.

'Apa Daniel takut gelap? Cowok kaya Daniel takut gelap?!'

"Nggak Kak," Ucapnya lembut. Daniel terduduk, lututnya terasa lemas dengan keringat dingin yang mulai membanjiri tubuhnya.

Joya ikut bersimpuh di depan Daniel, dan mengeratkan genggamannya.

"Jangan takut. Gue disini,"

"Jangan pergi Joy," Ucap Daniel masih bergetar.

.

.

Chandra mengarahkan flash ponselnya ke arah kelas yang dimaksud El. Lampu yang padam juga membuatnya merasa heran. Ini tidak biasanya.

'Masa iya sekolah lupa bayar listrik? Kurang dikasih sodaqoh apa nih sekolah?'

Chandra melangkah masuk, dan melihat El yang sedang berjongkok disana.

"Lo nemu sesuatu?" Tanya Chandra.

"Gue rasa kita dapet surat kaleng,"

"Tapi El, itu cuma kaleng sarden. Jangan suuzdon mulu jadi orang,"

"Gue cuma waspada," Sautnya sambil meneliti kaleng itu, lalu mulai membuka klipnya.

"WOY!" Teriakkan Jeje membuat Chandra dan El sedikit terkesiap.

"Anjing! Jangan ngagetin!" Chandra menoyor pelan kepala Jeje, dan pria itu malah menyengir bodoh.

"Ngapain lo pada?" Bisik Jeje, dia mengerti jika teman - temannya sedang melakukan misi.

"Buka kaleng," Saut El sekenanya.

"Pelan - pelan El," Bisik Jeje dekat telinga El.

"Kenapa emang?" El melirik Jeje sekilas.

"Siapa tau ada give away nya," Hal itu tahunya malah mendapat delikan dari El.

"Tuh kan bener!" Pekik El.

"Bener dapet give away?" Antusias Jeje.

"Give away pala lo! Ini beneran surat kaleng," El mengeluarkan kertas dalam kaleng itu, lalu membukanya.

"Senterin Chan," Titah El.

"Bukan muka gue! Tapi kertasnya! Lo kenapa jadi ikutan goblok juga sih?!"

"Berani lo sama gue?!" Chandra mengarahkan flash ponselnya pada wajahnya.

"Ampun Bang," El meringkuk main - main, hal itu mendapat jitakan keras dari Chandra.

"Baca suratnya!" Sekarang Chandra yang lebih galak.

"Salah satu anak buah lo lagi sama gue! Kalau lo mau dia selamat, lo tau apa yang harus lo lakuin kan? Gue tunggu di Gedung tua Lapang kancil jam 22.00. Jangan terlambat. Terlambat sama dengan mati!"

"Ini dari Phoenix, dia nempelin stikernya di bawah kaleng sarden ini," El menunjukkannya pada Chandra.

"Brengsek! Sekarang siapa lagi yang dia tawan?!"

"Apa jangan - jangan Jeremy? Dia kan calon ketua Cosmos SMA Galaksi kalau lo lengser nanti Chan," Terka Jeje.

"Mungkin aja," Chandra mulai sependapat dengan Jeje.

.
.

Tidak lama, lampu menyala kembali. Saat mata Daniel melihat Joya masih dihadapannya, dia langsung memeluknya erat hingga membuat Joya terkesiap.

"Makasih udah gak ninggalin gue," Joya mengangguk dalam pelukan Daniel.

"Mana mungkin aku ninggalin pacar sendiri," Joya mendongak ke arah Daniel sambil menunjukkan deretan gigi putihnya.

Daniel sedikit mengatur napasnya sejenak. Sebelum pandangannya jatuh pada Joya kembali.

"Gue anter lo pulang sekarang, gak baik kalau kemaleman,"

"Kamu udah gak apa - apa?" Daniel menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Pake jaket gue, dingin," Daniel menyampirkan jaket bomber Cosmos ke bahu Joya. "Jangan sampai sakit, nanti orang tua lo yang repot," Ucapnya lagi sebelum beranjak dari sana bersama Joya yang sekarang mengulum senyumnya.

.
.

"Bukan Jeremy," Timpal El. "Jeremy sedang gue suruh nyari penyebab listrik sekolah mati,"

Lampu di kelas ini juga sudah menyala, hal itu membuat Chandra dan Jeje menatap El yang sibuk mengotak - atik tabletnya sejurus.

"Gue rasa, Daniel yang dibawa mereka. Dari tadi gue juga udah telfonin dia tapi gak aktif," Lanjutnya.

"Mana berani mereka sama Daniel, dia kan jago bela diri," Sangkal Jeje.

"Jeremy bilang listrik sekolah disabotase," El menunjukkan chatnya dengan Jeremy pada dua temannya. "Gue jadi tambah yakin yang dibawa mereka itu Daniel."

"Kenapa?" Jeje mengerutkan keningnya bingung.

"Lo berdua tau Daniel trauma sama gelap kan? Salah satu dari mereka pasti ada yang tau juga kelemahan Daniel. Kemungkinan besar mereka manfaatin kambuhnya serangan panik Daniel untuk bisa nyulik dia," Terka El.

"Tapi siapa yang tau Daniel punya trauma itu? Perasaan yang tau cuma lo pada, gue sama keluarga gue," Kata Chandra.

"Tau dari si Sam kali, mungkin aja yang suka dibilang Daniel bener kalau adik lo itu sekongkol sama Phoenix," Tebak Jeje.

Mendengar penuturan teman - temannya, membuat Chandra mengusap wajahnya kasar.

"Lo berdua atur anak - anak untuk kumpul di Kantin Abuy, gue mau anter Lyra pulang dulu. Nanti gue susul," Final Chandra.

.
.

"Makasih ya udah nganterin," Joya menatap Daniel malu - malu setelah menapaki rumahnya, Daniel tersenyum ke arah gadis itu sambil mengangguk pelan.

"Kak? Pertanyaan aku di sekolah tadi belum dijawab,"

"Pertanyaan yang mana?" Daniel mengerutkan keningnya bertanya.

"Besok kita jadi dinner kan?"

"Jadi," Joya bersorak senang mendengarnya.

"Dinner nya dimana?"

"Terserah kamu aja. Nanti aku jemput," Perkataan yang terdengar manis itu, lagi - lagi membuatnya tersenyum malu. Padahal hatinya menjerit.

'K-A-M-U? DANIEL PANGGIL GUE 'KAMU' PERMISAH?!' 😆

"Aku harus ke sekolah lagi, gak enak sama temen - temen. Mereka masih disana," Joya mengangguk paham.

"Hati - hati pacar," Joya melambaikan tangannya pada Daniel yang mulai melajukan motornya.

"Lah! Jaket Daniel lupa gue balikin, masih keburu kali ya kalau gue kejar?"

.
.

Di tengah perjalanan, Daniel merasakan kepalanya terasa berdenyut. Dia sebenarnya sudah merasakan ini sejak mengantar Joya tadi. Tapi dia menahannya agar Joya tidak khawatir.

Ulasan - ulasan kepergian Ibunya tiba - tiba muncul seperti role film, lalu bayangan ibunya berubah menjadi Joya yang kini juga ikut menghilang di hadapannya.

Daniel membanting stirnya, hingga menabarbak tortoar dan membuatnya terjatuh dari motornya. Kepalanya terasa penuh, sampai dia tak sadar seseorang telah mendekatinya dari belakang, dan menghantamnya keras dengan balok kayu sampai tidak sadarkan diri.

"Here we go again," Sorak pria dengan balok kayu sambil tertawa.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tebeceehh



Episode depan ada pertempuran besar! Siapin mental kalian!

Mau di update kapan?

Follow akun littlesora buat yang belum. Mari membuat rumah kecil ini menjadi besar bersama - sama 💕

Yang gak follow dilarang nagih 😜
(Aku kalo bercanda suka serius) 😏

Touch vote and leave comment please 💕

Thank you

Ciyuu

Continue Reading

You'll Also Like

299K 26.4K 51
Tidak pandai buat deskripsi. Intinya ini cerita tentang Sunoo yang punya enam abang yang jahil. Tapi care banget, apalagi kalo si adek udah kenapa-ke...
714K 57.6K 61
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
AZURA By Semesta

Fanfiction

213K 10.2K 22
Menceritakan sebuah dua keluarga besar yang berkuasa dan bersatu yang dimana leluhur keluarga tersebut selalu mendapatkan anak laki-laki tanpa mendap...
86.4K 11.2K 37
Jake, dia adalah seorang profesional player mendadak melemah ketika mengetahui jika dirinya adalah seorang omega. Demi membuatnya bangkit, Jake harus...