" B-benarkah?!!! " Ucap daddy sambil sangat terkejut.
" Benar benar! Kau memiliki bibit emas, Archie! " Ucap Aron.
" Aron, kau hanya melebihkan saja, kemampuan ku ini hanya rata rata saja, berbeda dengan mu, Aron. "
" Justru dari itu, cordellia!! Kemampuan mu hanya butuh diasah saja! "
Aron terus menerus berbicara tentang ku saat kami makan malam, sesuai janji ku, aku telah mengabulkan keinginan nya untuk makan daging rusa.
" Oh ya, Ciel ingin mengundang mu untuk pesta teh besok bersama tunangan nya, ikut ya? " Ucap daddy.
" Ummm... Oke deh. "
"..... "
Kediaman Phantomhive
Wah.... Menghirup udara disini benar benar membuatku nostalgia, kebersamaan ku bersama Bobbert pun teringat.
" Selamat datang, Tuan Duke dan Nona Cordellia, tolong ikuti saya, tuan muda dan nona Elizabeth telah menunggu, " Ucap pelayan Ciel.
Saat berjalan.... Entah kenapa, rasanya berbeda dari rumah Phantomhive yang dulu, bentuknya sama.... Ornamen nya juga sama.... Tapi, setiap benda itu memiliki memori tersendiri, tetapi.... Ini tidak. Sebenarnya, siapa yang membangun ulang manor ini? Siapa? Dan.... Pelayan iblis ini..... Siapa?
" Selamat datang, " Ucap Ciel sambil berdiri, " Tuan Archie, Terima kasih telah datang hari ini. "
" Sama sama, kau ini juga sempatkan diri untuk liburan dong? Jangan cuma sehari saja, kau itu juga butuh senang senang. "
" Terima kasih telah perhatian, tapi, Phantomhive tidak akan pernah melalaikan pekerjaan . "
" Haha.... Benar benar persis dengan Vincent, sungguh...., " Ucap daddy.
" Kalau begitu, saya pergi menemui Alexis dan Francis dulu ya, " Ucap daddy pada Ciel, lalu melihatku lalu tersenyum.
Aku duduk di gazebo milik Ciel, lalu tatapan mata ku dengan Elizabeth bertemu,
" Ini kali pertama kami berbicara, salam kenal, aku Elizabeth midford . "
" Oh.. Ehm... Salam kenal juga, nama ku, Cordellia.
" Cordellia? Nama panjang ku juga ada cordellia nya! Elizabeth Ethel Cordelia Midford! "
" W-wah... Benar. "
" Ngomong ngomong, Ciel, aku akhir akhir ini merasa sangat kesepian! Bisakah kau kerumah ku sering-sering?? " Ucap Elizabeth.
" Maafkan aku, Elizabeth, bukan nya aku tak mau, tapi memang aku sangat sibuk akhir akhir ini... "
" Huhuhu!! Aku kangen banget padahal!!! "
Ehm... Aku... Aku menjadi nyamuk disini, apa yang harus kulakukan? Ehm.. A... Aku makan aja deh.
" Um... Cordellia sangat pendiam ya?? Kulihat lihat, wajah cordellia sangat dingin, jangan dingin dingin dong cordellia! Nanti itu berdampak buruk lho sama penilaian orang~~" Celoteh Elizabeth.
" Eh... Benarkah...? Tapi aku sudah terbiasa dengan penilaian orang lain. "
" I~ya, wajah seperti itu, jelek! Lebih baik kau tersenyum atau apapun, aku juga punya teman seperti dirimu... Dia dijauhi oleh orang lain, dan yang lebih parahnya.... " Elizabeth berhenti, lalu membisikkan ku, ".... Dia mati dibunuh lho. "
?!!!!!!
Spontan aku langsung bergerak mundur dengan cepat, aku sangat terkejut dengan perkataan nya, entah kenapa tiba tiba jantung ku berdegup kencang yang berarti pertanda buruk.
" Elizabeth! Jangan menakuti nya seperti itu! Cordellia jangan dengarkan apa yang dia bicarakan! " Ucap Ciel.
" Yah! Padahal aku berbicara apa adanya, lho! "
Tidak mungkin kan, Elizabeth ini..... Ah sudah lah! Mana mungkin sih! Ngaco!!!
" Tidak apa apa, mungkin aku terlalu terbawa suasana. "
" Sebastian, tolong seduhkan teh yang kita beli kemarin. "
" Dimengerti. "
" Nama nya, Sebastian? " Tanya ku.
" Oh iya, aku tidak pernah memperkenalkan Sebastian padamu , dia Sebastian, Butler ku. "
Sebastian....? Bukan kah....
" Sebastian? Bukan kah itu nama anjing mu dulu, Ciel? " Tanyaku.
" Ah.... Iya memang kok, aku memberikan nama Sebastian karena dia mirip dengan anjingku. "
Ppffftt..... Hahaha apaan sih dengan pola pikirnya, bagaimana bisa mirip??
" Hahaha bukan kah itu keji, Ciel? "
" Enggak juga kok, buktinya dia sekarang tidak berkutik, " ucap nya sambil melakukan smirk .
Ya itu karena dirimu adalah tuan nya, bego.
" Iya deh, Ciel. "
" Hey hey! Aku juga ada disini, jangan ngomong terus menerus tanpa aku, dong! "
Yah ngambek nih anaknya.
" Oh oh! Ciel! Aku ingin pergi ke taman bunga matahari milikmu!! Kau telah janji padaku, lho! " Ucap Elizabeth.
" Oh ya, kalau begitu kita pergi sekarang saja, " Ucap Ciel.
" Uh-huh! Tapi.... Cordellia tak ikut tidak apakan? " Ucap Elizabeth sambil menoleh kearah ku.
H-hah?
" Elizabeth, cordellia juga ingin melihat bunga matahari nya. "
" Hump!! Kan bunga itu ditanam khusus untukku kan! "
" Tapi bukan berarti itu milikmu. "
Tiba tiba Elizabeth mulai menangis,
" Nona Elizabeth, jangan menangis, baiklah aku tidak ikut, biarkan aku menikmati makanan disini, toh disini aku tidak sendirian, Ada rose. "
" Dengerin tuh Ciel! Cordellia sendiri yang bilang lho ya! "
" Huft... Baiklah, cordellia, kau tak apa kan? " Tanya Ciel untuk memastikan..
" Iya tidak apa apa, " Ucapku .
" Baiklah, ayo kita kesana. "
Sebastian, Ciel, Elizabeth dan Paula pergi ke taman bunga matahari. Sekarang tinggal aku dan rose saja ,
" Nona! Bukan kah seharusnya anda ikut juga?? "
" Rose, biarlah mereka bersenang senang, aku juga ingin menikmati makanan yang nikmat ini sendirian. "
" Huh! Nona terlalu sabar dengan nya, seharusnya anda tegas pada nona Elizabeth! "
" Hush! Rose, jangan berbicara seperti itu. "
" Huum... Maafkan saya. "
Tapi kalau dipikir pikir, kenapa Elizabeth berbicara seperti itu ya?
".... Dia mati dibunuh lho. "
Ada yang aneh dengan nya, tidak mungkin kan.... Kalau dia itu jessica? Tapi kan dia yang membunuh ku, tidak tidak. Pasti hanya kebetulan, mungkin Elizabeth hanya bergurau.
Tapi, ekspresinya saat mengatakan hal itu........ Benar benar mirip dengan jessica. Sifat periang tetapi menyeramkan.
"... "
Sudah 30 menit setelah mereka pergi meninggalkan ku untuk mengunjungi taman bunga matahari, mereka telah kembali.
" Bagaimana dengan taman nya? " Tanya ku sambil meneguk teh dengan anggun.
" Sa~~~~ngat indah, bahkan Ciel memberiku ini! " Elizabeth menunjukkan ku bunga bunga yang sudah dikeringkan lalu ditaruh di sebuah pigora.
" Oh... Bunga nya dikeringkan ya... Penyusunan warna nya sangat kontras, pemilihan warna pigora juga sangat pas, siapa yang membuatnya? " Tanya ku.
" Sebastian. "
" Ah~ pelayan mu sangat berbakat, Ciel. "
" Tidak terlalu, oh ya, ngomong ngomong tentang pelayan, aku dengar pelayan mu bisa bela diri ya? "
Eh? Rose bisa bela diri? Sejak kapan? Aku langsung menoleh kearahnya.
" Ehm... Eh... Itu... M-M-MAAFKAN SAYA NONA! SAYA TELAH MENYEMBUNYIKAN RAHASIA YANG SANGAT BESAR INI PADA ANDA!! "
Woah!! Aku sangat terkejut karena dia tiba tiba berteriak dan membungkuk padaku,
" E-e-eh tidak usah segitunya Rose. Bagus dong kalau kau menyukai bela diri, mungkin kau bisa mengajariku teknik mu padaku, bagaimana? "
" Eh... N-nona... Kya!" Tiba tiba rose salting.
Hah... Aku hanya geleng geleng dengan sikap nya ini.
" Tuan Archie kalau memilih tidak sembarangan, ya? " Ucap nya lagi.
" Oh, ehm... Iya, mungkin? "
" HUHUHUHUHU!!! aku dipinggirkan lagi! " Ucap Elizabeth, " Hump! Kalau begitu, aku pulang aja deh, " Lanjutnya.
" K-kenapa pulang? " Tanya ku.
" Kalian terlalu asik berbicara sampai mengabaikan ku! Paula, ayo kita pulang!! " Elizabeth langsung berdiri dan pergi begitu saja.
" Ciel, cepat kejar dia! " Tegur ku.
" Untuk apa? Dia selalu seperti itu dan selalu kubiarkan. "
" Tck! Dia itu perempuan, bodoh. "
" Memangnya siapa yang bilang dia lelaki? "
Dih! Bocah ini nyolot banget! Dia dulu tidak seperti ini lho! Ada apa sih dengan dia? Apa jangan jangan dari pengaruh iblis itu?
" Sebastian, boleh ku bertanya? " Ucapku.
" Silahkan, nona. "
" Bagaimana bisa kau bertemu dengan Ciel, iblis? "
Semuanya terdiam.
Tiba tiba Sebastian tersenyum ,
" Itu karena, saya dan tuan muda telah membuat kontrak bersama, " Ucapnya.
"Oh, dan imbalan nya jiwa Ciel, kan? Klise sekali. " Ucapku sambil menyilangkan kaki ku.
Sebastian terkejut dengan jawaban ku.
" Apakah dengan memakan jiwa Ciel bisa membuatmu kenyang? "
" Tentu saja, jiwa tuan muda itu sangat nikmat. "
" Oh, untung saja selera mu tinggi, tidak seperti iblis lainnya, selera nya anjlok. "
" Jangan bilang, kau juga, Cordellia? " Tanya Ciel.
" Oh... Tidak tidak, aku tidak akan memberikan jiwa ku pada mereka. Aku hanya asal sok tahu saja tentang ini semua, jangan dianggap serius, ya. "
" Apanya yang dianggap serius??? " Ucap daddy tiba tiba.
" Daddy! Kau mengejutkan diriku!!! " Rengek ku.
" Hahaha, daddy kemari untuk mengajak mu pulang, " Ucap daddy.
" Oh.. Pulang, baiklah, ayo daddy! "
" daddy tadi sempat bingung, kenapa nona Elizabeth matanya berkaca kaca saat menghampiri Alexis dan Francis kemudian mengajaknya pulang. "
O-oh iya sih, orang tua Elizabeth juga kemari kan... Ah, bodoamat.
" Tadi ada sedikit perbedaan pendapat, kok daddy, jangan khawatir, benar kan, Ciel? " Aku melirik ke arah Ciel.
" Benar. "
" Ohh begitu, baiklah, kami pulang dulu ya, Terima kasih atas hari ini... "
" Tunggu tuan Archie, masih ingat dengan misi kita kan? "
" Hmmm...? Tentu saja aku ingat dengan misi kita. "
Hah....?
To be continued....