Rayan sejak tadi memeluk Queisha yang masih tidur memeluknya. Queisha menyembunyikan wajahnya di dada Rayan, sangat nyaman.
"Masih ngantuk?" tanya Rayan
"Heum, ngantuk banget" jawab Queisha mengeratkan pelukannya
"Tidur lagi aja" ucap Rayan mengelus rambut Queisha
Queisha tertidur lagi, dan Rayan ia masih setia mengelus rambut Queisha. Hingga ia juga tertidur.
Queisha mengejapkan matanya melihat kesekeliling, sinar matahari sudah masuk kedalan kamar.
"Aku bikin teh dulu yah, Ray" ucap Queisha mengecup pipi Rayan dan berjalan ke bawah
Queisha mengikat rambutnya asal dan membuka jendela dapur. "Seger" ujar Queisha saat angin mengenai wajahnya
Ia menuang air ke cangkir dan mencelupkan teh kedalamnya, ditambah sedikit gula.
"Selesai"
Saat Queisha akan naik ke atas, bel berbunyi. Tehnya ia taro di meja samping tangga.
"Pagi Qey"
Queisha sedikit kaget saat melihat Lucas berada dihadapannya. "Ngapain?" tanya Queisha
"Mau ketemu, kangen" jawab Lucas, Queisha merasa ada yang aneh dengan Lucas biasanya Lucas tidak seperti ini
"Pergi Cas sana" Queisha mendorong tubuh Lucas namun Lucas tidak juga bergerak, Queisha mencium aroma alkohol dari tubuh Lucas
"Baju kamu lucu" ucap Lucas melihat baju yang di gunakan Queisha
"Terus?" tanya Queisha menaikan alisnya
"Mau kamu" jawab Lucas yang akan memeluk Queisha, namun Queisha mendorongnya
"Rayan, Rayan" teriak Queisha
"Mau apa sih Qey?" tanya Lucas ia mendorong tubuh Queisha hingga mundur beberapa langkah
"Rayan" teriak Queisha
"Mulut kamu kaya speaker" Lucas menangkup wajah Queisha
"Ish lepas!, Rayan" teriak Queisha lagi
Terdengar langkah kaki dari atas, Rayan berjalan cepat menuju pintu. Rahang Rayan terlihat mengeras, tentu saja karena melihat Lucas.
"Jerk, ngapain lo?" teriak Queisha meninju wajah Lucas hingga terjatuh
"Santai Ray, gue cuma kangen mau liat Queisha" jawab Lucas
Bugh
Bugh
Bugh
Lucas sudah terbaring lemah, tapi ia masih terkekeh pelan. "Gue pastiin Queisha jadi milik gue" ucap Lucas dan keluar dari rumah Rayan, tapi sebelum itu ia menatap Queisha yang berdiri di samping Sofa
"Kamu kemana ha?, lama banget" ucap Queisha
"Aku masih tidur Qey" jawab Rayan, ia emosi pada Lucas
"Kesel" ucap Queisha ia berlalu menuju meja dimana ia menaro teh dan kembali pada Rayan yang duduk di sofa
"Nih minum" Queisha memberikan teh Rayan dan Rayan langsung meminumnya
"Qey dia tau dari mana rumah kamu disini?" tanya Rayan
"Aku gak tau Ray, mungkin dia nanya sama temen aku" jawab Queisha
"Aku siapin sarapan dulu"
"Ok" jawab Rayan
Rayan berjalan menuju taman di rumahnya dan membuka bajunya, hingga ia hanya menggunakan celana.
Rayan berbaring di kursi santai, dan memejamkan matanya. "Dia cari masalah, gue abisin" ucap Rayan
Setengah jam menunggu Queisha datang dan mencium pipi Rayan, membuat Rayan membuka matanya. "Udah jadi sarapannya, ayo makan" ajak Queisha
"Come on" Rayan memeluk pinggang Queisha posesif
"Ray jangan lupa bilang penjaga, kalau Lucas dateng lagi, jangan biarin masuk" ujar Queisha sambil menaruh guacamole yang sudah ia buat
"Iya, sayang" jawab Rayan mengelus tangan Queisha
Queisha mengisi piring Rayan dengan masakannya dan langsung duduk di hadapan Rayan.
"Ouh yah Qey, kamu gak keberatan kalau punya anak sekarang?" tanya Rayan membuat Queisha kaget
"Heum, k-kenapa emangnya?" tanya Queisha
"Aku rasa umur kita sudah cukup untuk punya anak" jawab Rayan
"Aku tau Ray, tapi aku heum terserah deh" ujar Queisha
"Hei aku nanya sayang" jawab Rayan ia mengelus pipi Queisha
"Iya aku paham"
"Aku mau aja hamil Ray, tinggal nunggu Tuhan kasih aja" ucap Queisha
"Serius?"
"Iya, aku ngak mau nunda Ray, cukup buat kamu nunggu buat bisa dapet hak kamu, ngak lagi aku buat nunggu buat punya anak" jelas Queisha membuat Rayan tersenyum, istrinya semakin dewasa
"Kita berdoa aja, semoga Tuhan secepatnya kasih kita anak" ujar Rayan
"I love you" ucap Queisha
"I love you to" jawab Rayan
-//----------------
Rayan dan Queisha sudah berada di kantor Rayan, hari ini jadwal Queisha kosong, jadi Queisha memilih untuk ikut Rayan ke kantor.
"Ray aku mau pesen makanan" ucap Queisha duduk di pangkuan Rayan
"Apa sayang?" tanya Rayan
"Kamu mau makan apa?" tanya Queisha
"Makan yang pedes Qey, tapi kamu mau apa?" Rayan menyembunyikan wajahnya di leher Queisha mengendusnya
"Geli" Queisha mendorong wajah Rayan
"Kangen kamu" Rayan tidak mau menjauh
Queisha hanya diam saat Rayan masih di lehernya "Heum apa yah?"
"Yang ada kuahnya pasti enak" ujar Rayan
"Iya apa?" tanya Queisha menarik rambut Rayan gemas
"Bakso enak nih"
"Kalau bakso Indonesia aku mau"
"Bakso sini Qey"
"Yah"
"Udah gakpapa, aku pesen dulu"
Rayan mengeluarkan hpnya dan Queisha mengambil hp ditangan Rayan. "Aku yang pesen, kamu istirahat aja" ucap Queisha ia menarik kepala Rayan agar kembali ke lehernya
Menunggu sekitar 45 menit dengan posisi yang tetap sama, akhirnya pesanan tiba, Queisha langsung menggoyangkan pundak Rayan setelah Sekretaris Rayan keluar.
"Ray bangun" ucap Queisha
"Heum, udah dateng?" tanya Rayan
"Udah, ayo kita makan" Queisha langsung turun dari pangkuan Rayan
"Suapin Qey" ucap Rayan, ia sangat malas bangun dari kursinya
Queisha menoleh menatap Rayan dan menaikan alisnya "Kamu kok manja?"
"Sama kamu ini" jawab Rayan
"Oke"
Queisha kembali duduk di pangkuan Rayan dan menyuapi Rayan. "Qey besok kemu ke Rs?"
"Iya, tapi cuma sampe jam 4"
"Aku jemput"
"Iya, aku tau"
"Aku udah kenyang, sekarang kamu yang makan"
"Aku suapin" lanjut Rayan mengambil makanan dari tangan Queisha
"Ayo makan" Rayan mendekatkan sendoknya pada mulut Queisha
"Enak" jawab Queisha
Queisha dan Rayan kembali terdiam, Sampai Queisha selesai makan.
"Ray abis dari sini jalan yuk"
"Kemana?"
"Ke taman main aja"
"Ngapain?"
"Aku mau duduk dibawah Pohon"
"Okey"
Queisha berdiri dari pangkuan Rayan dan merapikan alat makan mereka agar Rayan bisa kembali bekerja.
Queisha duduk pada sofa dan memainkan hpnya. Terkadang tertawa sendiri atau berbicara dengan kesal.
"Kenapa sayang?" tanya Rayan ia duduk tepat di samping kepala Queisha
"Ini lucu" jawab Queisha ia menjadikan paha Rayan menjadi bantalnya
Rayan menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah istrinya, dan matanya fokus pada hp yang dipegang Queisha.
"Terus tadi kok kesel?"
"Ish tadi ceritanya bikin aku kesel Ray"
Rayan diam saja dengan masih mengelus rambut Queisha. "Ngantuk" Queisha menaruh hpnya dan memeluk perut Rayan
"Ke kamar ayo" ajak Rayan
"Males jalan"
"Aku gendong" jawab Rayan dan Queisha langsung merentangkan tangannya agar Rayan menggendongnya
Sampai di kamar Queisha dan Rayan berbaring di kasur. "Ray kerjaan kamu udah selesai?"
"Udah"
"Yaudah ayo ke taman" Queisha langsung bangkit
"Katanya ngantuk" jawab Rayan
"Gakpapa ntar ilang, kita ke taman aja ayo" Queisha menarik Rayan
Mereka sampai di taman. Queisha terlihat sangat senang, sejak sampai ia selalu tersenyum.
Rayan hanya memperhatikan Queisha. Sesekali ia menarik pinggang Queisha agar tidak berjauhan darinya.
"Ray kesana"
Rayan hanya menurut. Queisha menuntunnya menuju penjual ice cream, ia akan minta Rayan membelikannya.
"Saya mau rasa vanila satu, coklat satu" ucap Queisha pada penjual ice cream
"Rayan bayar" ujar Queisha yang terkesan memerintah
Rayan memberikan uang pada penjual dan menerima ice cream coklat dari Queisha.
"Yang duduk" ucap Rayan
Queisha duduk dengan menyender pada dada Rayan, Queisha memperhatikan anak kecil yang sedang bermain, sedangkan Rayan sibuk menatap Queisha dan sesekali memandang apa yang di lihat Queisha.
"Aku mau anak kembar Ray" ucap Queisha
"Hm?" Rayan menaikan sebelah alisnya, kaget dengan ucapan istrinya
"Aku mau punya anak kembar" jawab Queisha menatap Rayan dengan tersenyum
"Aku terserah Tuhan aja" ujar Rayan
"Aku juga" jawab Queisha membuat Rayan tersenyum
"Qey pulang yuk"
"Bentar lagi Ray, masih mau liat anak itu" Queisha menunjuk kedua gadis yang wajahnya mirip
"Heum okey"
Rayan masih setia menatap Queisha. Hingga ia melihat jam dan menujukan pukul 05.30PM.
"Ayo pulang"
Mereka berjalan menuju mobil yang terparkir di sebrang sana. Dan saat mereka sudah menyebrang Rayan baru saja membuka pintu mobilnya dan Queisha berlari menuju jalan.
"Queisha" teriak Rayan
---------------
19 Juni 2020