False and Fake [Draco Malfoy]

By angg_rainy

11.4K 2.3K 96

Peraturan pernikahan beda asrama membuat Hermione dan Ron tidak bisa bersatu. Sementara Draco yang tidak ing... More

Solusi
Menjadi Penyihir
Ciuman
Masa Lalu
Saling Mengenal
Perkenalan Orang Tua
Real First Kiss
Cinta Pertama
Study Cinta
Berpacaran
First Day
Kebenaran
Kembalinya Pelahap Maut
Munculnya Voldemort Muda
Hidup dan Mati
Keberanian
Asal Mula Voldemort Baru
Pertarungan Dimulai
Rahasia Zathiya
Perang Yang Lebih Sulit
Pemecatan Kekasih
Perbaikan Hubungan
Apa yang Disembunyikan?
Penyakit Aneh
Kebahagiaan yang Sementara
It Musn't But Must
Akhir Kebohongan
The Last Yule Ball

Draco 360°

301 76 4
By angg_rainy

Chapter 22 : Draco 360°

Disclaimer : All Harry Potter Characters Belongs to JK Rowling, Dan Beberapa Karakter Buatan Sesuai Imajinasi Penulis.

Pemeran utama:

Draco Malfoy Dengan segala ke-Malfoy an nya yang kalian ketahui.

Hanna Alexander Digory Karakter buatan Author. Wanita bertinggi 150 cm berambut hitam gelombang se-bokong(rambut asinya Blonde). Mempunyai lesung pipi. Karakter riang, cerewet, ramah namun suka menghamburkan uang. Sikapnya dapat berubah menjadi tempramental jika terbawa emosi dan pandai berkelahi. Sangat suka pink sampai sakit mata.

Warning : Karakter OOC , Mantra buatan penulis, dll

(Time line: 1 Tahun setelah perang melawan Voldemort usai, Voldemort mati dan Dumbledore masih hidup)


"Aku tidak akan memberikan pembelaan apapun, Mother, Father. Tetapi jika kalian menyuruhku untuk menarik pembatalan pertunangan dengan Ferret sialan itu, Sorry I can't." Hanna sedang menikmati tea nikmat buatan Narcissa di Malfoy Manor, hari ini libur, jadi Hanna memutuskan pergi ke sana dari dini hari.

Narcissa tertawa keras, ia bahkan memegang perutnya mendengar ocehan Hanna, "Haha... Oh, don't mind my daughter. Draco memang ashole. Kami memang ingin kau menikah dengan Draco, agar kau bisa menjadi anak kami. Tetapi sekarang kau sudah jadi putri kami, jadi kau tidak perlu menyiksa dirimu untuk berpasangan dengan Draco."

Lucius mengangguk tenang mendengan perkataan istrinya, ia memegang sebelah tangan Hanna lalu menciumnya.

"Lagipula kau seorang Malfoy, girl. Kau bisa memilih lelaki mana saja jika memang Draco tidak cocok untukmu. Aku tak mau putri kecilku berakhir menangis karna lelaki pirang idiot."

Hanna tertawa terbahak-bahak. Lucius mengatai putranya sendiri? Bagaimana mungkin?

"Jadi kapan kau ingin meng-inherent nama Malfoy di belakang namamu, sweety?" Tidak pernah terbayangkan Lucius Malfoy akan mengeluarkan kata-kata indah nan lembut seperti barusan. Bahkan seorang Narcissa yang menikah bertahun-tahun dengannya, tersipu malu mendengar perkataan barusan.

"Anytime, setelah prosedur pengadopsian anak selesai mungkin?" Hanna tersenyum cerah, akhirnya ia merasakan memiliki orang tua yang menyayanginya. Dan segera Hanna akan membuang tittle sampah Digory menjijikan itu.

Jauh diluar gerbang, lelaki pirang ber-apparate di depan gerbang Malfoy Manor. Kakinya menghentak kesal, kemana perempuan menyebalkan berhidung pesek yang sialannya sangat manis dan mungil itu pergi!

'AH TIDAK TIDAK!' Dirinya sedang kesal dengan Hanna. Bisa-bisanya inner bodoh sialan itu memuji Hanna tanpa sadar.

Draco menahan amarahnya. Lagipula dia sudah berjanji akan selalu manis apabila berurusan dengan Hanna. Ia akan membuang hidup sialan yang menyusahkan sebagai playboy. Ia tidak mungkin membiarkan dirinya yang dulu merusak kebahagiaannya lagi.

Sialan!!! Padahal ia sudah berusaha mati-matian selama beberapa minggu belakangan ini. Lelaki itu selalu mencari perhatian Hanna agar dirinya mau memaafkannya.

Tapi tidak pernah berhasil. Hanna selalu..
-------------------

Flashback 4 hari setelah insiden di kereta

"As cold as usual."

Malfoy lagi-lagi terbengong dengan kondisi yang sama. Kepalanya berputar. Dengan cara apa lagi Hanna akan memaafkannya?

Bukan tidak berusaha. Malfoy telah menemui Willheim dan Pansy. Tetapi yang didapat olehnya hanyalah pukulan maut di hidung sempurna miliknya.

Malfoy juga sudah memberikan bunga matahari kesukaan Hanna melalui Nott dan Zabini. Tetapi? Bunga malang itu malah berakhir di vas milik Profesor Snape.

Sialan! Malfoy mengantup-antup pena bulunya dengan kasar. Tinta hitam berhambur kemana-mana. Dirinya bingung.

"Mate, perhatikan desk mu. Semuanya berhamburan seperti lumpur." Harry yang duduk di samping Draco, hanya memegang bahu lelaki itu dengan prihatin.

Semenjak kejadian Hanna membanting Draco, hubungannya pun entah kenapa menjadi renggang terhadap Ginny. Mungkin Ginny menganggap Harry tidak menasihati Malfoy dengan benar. Dan kalian tau kan sifat perempuan berdarah Weasly itu, selalu 'justice first of all'.

Draco tersenyum kecut, "Thanks, Harry."

Harry memandang sedih ke kiri dan ke kanan. Semua teman Draco menjauhi dirinya. Blaise dan Theodore duduk erat di sebelah Pansy dan Hanna. Di meja depannya duduk Ginny, Ron dan Hermione.

"Kau bisa cerita padaku, mungkin aku bisa membantumu berbaikan dengan Hanna." Harry dalam hati bersungut kecil 'Dan aku bisa kembali berbaikan dengan Ginnyku'

Seketika ekspresi Draco berubah, senyumnya berbinar. Bahkan lelaki itu menggenggam refleks tangan Harry.

"BENARKAH?! TERIMAKASIH HARRY. YOU'R MY ANGEL!"

"SHHH..." Desisan Profesor Snape membangunkan Draco ke-kenyataan. Dirinya tersenyum canggung lalu menggaruk kepalanya, salah tingkah.
-----------------------

"Mari kita bahas disini." Harry menyuruh Draco duduk di anak tangga yang lumayan jauh dari tangga inti, disini situasi cukup sepi karna merupakan pojok aula.

"Apa saja cara yang sudah kau lakukan untuk berbaikan dengan Hanna?"

Draco memandang ke langit-langit dan tembok di sebelah Harry, menerawang jauh, sebelum akhirnya bercerita.

"Hari pertama, aku menciumnya setelah ia baru saja keluar dari toilet wanita, dia menggampar pipiku ditempat."

Harry mendesahkan nafasnya kasar. Cara seperti itu? Mana mungkin kan membuat wanita luluh?

Draco melanjutkan perkataanya, "Hari kedua, aku membuntutinya ke perpustakaan, lalu aku menarik roknya dan memegang kedua pahanya. Tapi dia malah menendang penisku secara brutal dan pergi."

"HELL MATE!" Harry tersentak kaget. Itu bukan cara berbaikan namanya! Mustahil Hanna akan memaafkan perselingkuhan Draco jika lelaki itu terus bersikap bodoh!

"Bicara. Kau sudah coba berbicara secara normal?" Harry merendahkan kalimatnya.

'Tahan Harry Potter. Kau bukan sedang bercengkrama kepada manusia normal.'

"Ah.. Hari ini aku memberi dia bunga kesukaanya."

Harry mulai tersenyum mendengar pernyataan Draco. Ini baru cara berbaikan dengan normal.

"Aku mengirimnya lewat Blaise dan Theo. Tapi bunganya sekarang ada di vas biru tosca milik Prof Snape yang tadi kau lihat itu, Harry." Draco menunduk pasrah.

"Sepertinya Hanna benar-benar akan membenciku selamanya."

Harry memegang pundak Draco dengan erat. Matanya mengilatkan kesungguhan.

"Kau ingin saran dari-ku kan?"

Draco mengangguk bersemangat mendengar perkataan pria berkacamata itu.

"Kau harus mengikuti semua saran dariku tanpa terkecuali. Dan kau tidak boleh mengacaukannya meski itu tidak sesuai image mu."

"Ya. Baiklah Harry. Tapi apa itu?"

Harry tersenyum smirk, "Cobalah mendekati Hanna dan berbuat manis setiap hari. As cute as you can."

Draco ragu-ragu mendengar rencana Harry. Lelaki pirang itu menenggak ludahnya kasar.
--------------------

"Good morning cantik. Aku membawakanmu hadiah, sayang."

Hanna merasa jantungnya copot. Lelaki pirang sinting itu, entah darimana mengacaukan harinya dengan muncul tiba-tiba dan tersenyum seperti orang bodoh. Ia memegang boneka kelinci pink yang harus Hanna akui sangat lucu dan manis.

"Astaga! Kau membuatku hidup lebih singkat!" Hanna memegang dadanya kaget.

Draco masih berlutut menunggu Hanna bereaksi. Boneka pink itu membuat tangan Hanna bergetar ragu.

Ambil? Atau tidak?

Hanna mengalah pada keimutan boneka pink itu, ia merampas kasar dari tangan Draco Malfoy lalu berjalan meninggalkan pintu kamarnya dengan berlari.

Sebelum itu nampak jelas Malfoy melihat pipi chubby Hanna memerah malu. Draco tersenyum senang. Cara Harry berhasil.
---------------------

Hanna terbiasa mencuci muka dan mengoleskan cream wajahnya sebelum tidur. Ia mengecek handphone nya dan terkejut aneh.

Sudah lama ia memberikan Malfoy hp, dan baru kali ini lelaki itu mengirimkan voice note. Lelaki itu bisa mengirimkan hal semacam ini tanpa ia ajari? Dan dengan benda muggle pula?

'Hanna sayang, aku tau kau masih marah padaku. Aku minta maaf untuk semuanya. Aku tau kau tidak mungkin memaafkanku, tetapi tidak apa. Aku memang salah karna berselingkuh. Aku awalnya hanya ingin membuatmu cemburu, tapi aku sadar itu kelewatan.'

Voice notenya terputus sesaat setelah Hanna mendengarkanya. Ia tersentak kaget saat hp nya bergetar menampilkan nama yang ia sangat hindari, Draco Malfoy.

"Hallo." Hanna membalas dengan malas telpon pemuda itu.

"Hanna, maaf aku mengganggu malam-malam."

"Kau tau itu mengganggu, kenapa masih telpon. Dasar brengsek!"

"Aku melihatmu membaca voice note ku. Terimakasih sudah mau mendengarkan. Ah ya, selamat tidur Hanna sayang." Telpon dengan nada rendah itu terputus tiba-tiba.

Damn. Perkataan singkat namun penuh perhatian barusan membuat Hanna merasa aneh.

Ia terus-terusan menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Pipinya memerah padam.

Astaga, laki-laki idiot itu belajar manis darimana!
-------------------

Hermione dan Ron terus-terusan menguap di kelas ramalan ini. Memang, hal-hal berkaitan dengan ramalan dan masa depan adalah hal bodoh menurut Hermione.

George dan Fred bahkan pura-pura sakit perut karna pelajaran itu. Ia sangat malas melihat benda absurd dan hal berkaitan dengan ramalan yang aneh.

Namun berbeda dengan Hanna, ia terus mencatat hal-hal yang Prof Trelawney katakan. Hanna menganggap hanya ini satu-satunya hal yang bisa menyelamatkanya dari ujian Newt sialan itu.

Semuanya tampak kondusif dan hening, sampai tiba-tiba Draco Malfoy dengan penuh percaya diri mengangkat tangan kanannya.

Profesor Trelawney tersenyum senang karna antusias milik murid yang bahkan selama ini tidak tertarik pada pelajarannya.

"Katakan, Malfoy. Asmara atau Karir."

Draco berdiri dengan girang. Senyum cerahnya menghiasi wajah. Ia mendekati Prof Trelawney dan menatapnya dengan binaran mata.

"Prof, Aku sangat mencintai Hanna Digory. Bisakah kau meramalkan pernikahan kami dan jumlah anak kami berapa? Karna aku sudah tidak sabar berumah tangga dengan gadis manis itu."

Hermione hampir saja mengatruk meja saat ia kaget barusan. Matanya membelalak tak menyangka. Itu pertanyaan bodoh macam apa?

Ginny masih berdiam diri di sebelah Harry. Namun saat pertanyaan Draco menyeruak barusan, kedua pasangan itu saling berhadapan. Mereka bertanya bersamaan dan mengeluarkan kalimat yang sama,

"Apakah Draco bodoh?!" Perkataan seperti anak kembar barusan membuat Harry dan Ginny terkikik geli. Pertunjukan di depan kelasnya sangat seru. Perlahan mereka saling menggenggam tangan malu-malu.

Profesor wanita itu memandang Hanna lalu mendehem malu. Senyum cerah menghiasi wajahnya.
"Draco Malfoy dan Hanna Malfoy akan menikah setahun setelah kelulusan. Mereka mempunyai 5 anak dan semuanya laki-laki.

.... Tapi, Hanna.. astaga.." Prof Trelawney langsung menutup mulut sebelum menjelaskan hal mengerikan dengan kabut hitam yang barusan dia lihat. Tangannya bergetar takut.

Perempuan itu mendehem sekali lagi untuk mengontrol emosinya. Dia tersenyum ke arah Draco dan Hanna sekali lagi, "Kalian akan menikah dan hidup bahagia-" Kata-kata itu seperti terpotong. Tetapi seruan dan tepuk tangan di kelas sudah menghamburkan konsentrasi Profesor itu.

Profesor wanita itu sempat mencengkram bajunya erat lalu meninggalkan kelas sesaat. Kabut hitam itu? Petaka yang akan terjadi sebelum mereka menikah?

Hanna memerah lagi. Jika saja ini tidak dikelas, ia akan berlari pergi atau mengurung diri di kamar tercintanya.

Tetapi ini dikelas dan di tonton banyak orang. Hanna hanya bisa mengalah dengan menyembunyikan pandangannya ke balik meja.

Draco Malfoy berjalan ke arah meja Hanna, lalu menunduk. Dirinya berbisik penuh kelembutan.

"Aku bahagia bisa menikah denganmu. Aku akan menantikannya. Istriku."

Astaga. Malfoy! Apa yang lelaki pirang itu pikirkan!

Dan hari-hari terus berjalan dengan Hanna yang diganggu oleh ke romantisan tak masuk akal yang diperbuat Draco Malfoy...
--------------------

End Flashback: Waktu Sekarang

Malfoy merubah ekspresi kesalnya saat ia membuka pintu Malfoy Manor. Astaga! Benar saja. Kenapa ia tidak terpikir, Hanna akan datang kesini saat liburan.

"Hai Mother, Father. Hai.. Hanna."

Hanna hanya membalas dengan lambaian kecil. Masih sambil menikmati tea hangat buatan Narcissa.

"Bagaimana kantor hari ini, son?" Lucius bertanya kepada putra satu-satunya.

Draco lagi-lagi tersenyum. Senyuman yang akhir-akhir ini terlihat lebih lembut dan tampan dimata Hanna.

"Semuanya terkendali, Father. Ini catatan keuangan dan pengelolaan perusahaan."

Draco menarik bangku di sebrang Hanna. Membuat mereka mau tidak mau akan berpandangan saat berbicara.

"Draco? Dengan perusahaan?"

Lucius mengangguk tenang, ia menaruh cangkir kecil itu sebelum ia berbicara.

"Iya Hanna, sudah 6 hari ini Draco membantuku di bisnis dan perusahaan."

Draco Malfoy adalah pria gegabah angkuh, yang ceroboh dan tidak bertanggung jawab pada setiap perbuatannya.

Yah.. Setau Hanna.

Tetapi apakah ini, Malfoy kecil itu telah berubah?

"Ahh Mom, ini obat untuk punggungmu. Akhir-akhir ini kau sering sakit pinggang kan?"

"Thank you son."

Malfoy tertawa kecil saat ibunya mengacak asal rambut miliknya.

Hanna memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Dirinya tanpa sadar tersenyum dan berkata, "Kalau kau manis begini, bagaimana aku tidak jatuh cinta padamu."

Perkataan itu sangat pelan, tetapi tepat membuat satu meja dalam ruang makan itu terhenti dari aktifitas mereka.

"Pardon. Hanna?" Narcissa menatap lembut ke arah Hanna.

"Maaf- aku.. Aku-akan memikirkan kembali pembatalan pertunangannya. Permisi."

Hanna cepat-cepat berdiri salah tingkah dengan wajah memerah. Seketika gadis itu berlari ke kebun mawar di dekat gerbang Manor.

Hanna mendecih. Egonya dan hatinya kali ini tidak sejalan.

Bagaimana mungkin, Draco yang brengsek itu manis dan lembut? Apalagi sampai membuat ia jatuh cinta?

Lagi pula cinta itu omong kosong, kan!

Sialan! Sialan! Sialan!

Kenapa sih, Malfoy idiot itu menjungkir balikkan hidupku lagi!

Tbc

-------------
Halo para readers kesayangan aku,

Dimohon komennya dong kakak sekalian, biar aku bisa melihat antusias kalian membaca cerita ini 😁

Meskipun gak aku bales satu-satu, tapi selalu aku baca review dan masukannya kok ❤

Aku gak terlalu fokus pada vote 😅 jadi kalo masalah vote terserah kakak-kakak aja hehee~

Salam
Rain.

Continue Reading

You'll Also Like

344K 26.8K 36
Warning!!! Ini cerita gay homo bagi yang homophobic harap minggir jangan baca cerita Ini ⚠️⛔ Anak di bawah umur 18 thn jgn membaca cerita ini. 🔞⚠️. ...
16.8M 744K 43
GENRE : ROMANCE [Story 3] Bagas cowok baik-baik, hidupnya lurus dan berambisi pada nilai bagus di sekolah. Saras gadis kampung yang merantau ke kota...
7.1M 348K 75
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
2.1M 32.2K 47
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...