Butterfly Effect | Giyuu X Sh...

By elpis-r

36K 4K 627

Butterfly Effect. Pernyataan tersebut adalah sebuah metafora yang menjelaskan bahwa perubahan dan tindakan ke... More

Chapter 02: First Impression
Chapter 03: Pluvia
Chapter 04: Mad
Chapter 05: Apologize
Chapter 06: Circle
Chapter 07: Asking for date?
Chapter 08: Talk about Feelings
Chapter 09: Bad Day Bad Mood
Chapter 10: I'll be Right Here Waiting for You
Chapter 11: The Moon is Beautiful, isn't it?
Chapter 12: Dating?
Chapter 13: A Night with Euphoria
Chapter 14: Heartbeats
Chapter 15: Who's Douma?
Chapter 16: Strong Heart
Chapter 17: Power
Chapter 18: End Game?
Chapter 19: Advice
Chapter 20: After Rain
Chapter 21: The Ending We Wanted
#Bonus Chapter 1: Gift

Chapter 01: The Beginning

4.8K 302 14
By elpis-r

“Berjanjilah bahwa kita akan bertemu lagi. Entah kapan waktunya, tapi saat itu kau harus berada dalam keadaan baik... ”

***

Matanya melebar seketika, nafasnya tampak tersengal-sengal dan wajahnya tampak seperti orang yang baru saja di kejutkan oleh sesuatu dan jangan lupakan jantungnya berdebar dengan cepat sekali. Matanya melirik jam sesaat sebelum menunduk dan mengusap wajahnya sendiri.

Shinobu mendesah, lagi-lagi ia di hantui mimpi tidak jelas itu. Terhitung ini sudah ke empat kalinya mimpi itu datang ke dalam tidurnya. Kepalanya terasa sakit setiap kali memimpikannnya, mimpi itu seolah menguras energinya.

Ia akhirnya memilih turun dari kasurnya dan segera bersiap-siap seperti biasanya. Lagipula ia harus membantu kakaknya yang pasti tengah menyiapkan sarapan untuk mereka, Shinobu harus mandiri dan bisa membantu kakaknya mengurus keluarga kecil mereka. Saat dirinya tengah menyisir rambutnya, tanpa sengaja matanya menatap figura yang ada di mejanya. Potret itu menunjukkan keluarga yang bahagia, orangtua bersama tiga putrinya. Senyuman manis nan miris terpampang di bibir tipisnya, senyuman yang menunjukkan rasa rindu yang teramat besar.

“Aku merindukan kalian, jangan khawatir pada kehidupan kami tenanglah di sana.” ucapnya pelan.

Ia meletakan figura itu dan menghapus setitik air matanya yang hampir saja terjatuh, Kanae maupun Kanao tidak boleh melihatnya dalam keadaan seperti ini. Shinobu memperbaiki penampilannya sejenak, ia tidak boleh terlihat kacau apalagi hari ini hari pertamanya sekolah di semester yang baru.

Gadis itu turun dengan senyuman yang hampir tidak pernah pudar dari bibirnya. Kanae yang tengah mengaduk makanan dengan celemek berwarna merah muda menoleh sesaat ketika Shinobu turun dari kamarnya yang berada di lantai atas. Begitu pula dengan Kanao sang adik yang tengah menyusun perlengkapan makan di meja.

Di ambilnya celemek berwarna ungu dan ia menggantikan pekerjaan yang di lakukan Kanae agar kakaknya itu bisa mengerjakan sesuatu yang lain tanpa khawatir dengan satu pekerjaan ini. Ini memang sudah menjadi rutinitas mereka semenjak kedua orangtua mereka meninggal, dan tentu saja mereka sudah terbiasa melakukan ini setiap hari. Bekerja sama merawat rumah dan saling melindungi.

Terutama Kanao anak yang paling kecil, saat ini usianya baru saja menginjak usia remaja sehingga Shinobu dan terutama Kanae harus memperhatikan betul-betul adik terkecilnya itu. Kanae harus menjadi sosok ibu untuk para adiknya, terkadang adiknya juga kasihan kepada Kanae yang harus bekerja dan sekaligus mengurusi mereka. Maka dari itulah baik Shinobu maupun Kanao harus bisa mandiri dan banyak-banyak membantu Kanae.

Shinobu meletakan mangkuk yang sudah berisikan makanan yang akan menjadi sarapan mereka, ketiganya serentak berdoa dan mengucapkan selamat makan kepada satu dengan yang lainnya.

“Shinobu, aku ingin bertanya kepadamu. Tadi aku mendengar teriakan kecil dan sepertinya itu dirimu, apa terjadi sesuatu?” Tanya Kanae dengan lembut.

Shinobu berpikir sejenak, ah sepertinya saat ia terbangun karena mimpi tadi. Ia pun melemparkan senyum dan tawa kecil kepada kakaknya agar tidak perlu merasa khawatir kepadanya.

“Ah nee-san tidak usah khawatir, aku hanya terkejut karena terbangun dari tidurku.”

Kanae meneguk airnya, “Apa kamu bermimpi buruk lagi?”

Shinobu mengangkat bahunya sambil tersenyum, “Hmm, entahlah. Kamu tidak usah khawatir nee-san, lagipula itu hanyalah mimpi biasa.”

Baik, Kanae paham. Mungkin yang di bilang Shinobu ada benarnya, itu hanyalah mimpi biasa. Mungkin ia terkejut karena terbangun secara paksa dari alarmnya, ia hanya khawatir pada adik-adiknya, Kanae tidak ingin lengah dalam mengurus adik-adiknya.

“Kanao, maafkan nee-san tidak bisa mengantarmu ke sekolah pada hari pertamamu. Shinobu, karena kalian satu sekolah aku meminta tolong untuk yang satu ini ya?”

Kanao menggeleng dan menelan makanan yang sedang di kunyahnya. “Tidak apa-apa nee-san, lagipula aku sudah besar. Kanae nee-san cukup fokus saja pada pekerjaanmu.”

“Itu benar, nee-san tidak perlu khawatir. Jika Kanao merasa kesulitan aku akan membantunya tanpa nee-san minta.”

Ada perasaan lega menghiasi dada Kanae, bersyukur sekali dirinya memiliki adik seperti Shinobu dan Kanao sehingga dia tidak harus terlalu khawatir kepada mereka berdua. Rasanya Kanae semakin kuat ketika kedua adiknya berada di sisinya, mereka bagaikan obat dan penenang untuknya.

Shinobu dan Kanao menghabiskan sarapan mereka dan segera berpamit kepada Kanae. Keduanya berjalan berdampingan secara bersama, tak ada kata yang keluar dari mulut mereka semenjak meninggalkan rumah beberapa menit yang lalu sehingga hanya suara kendaraan dan derap kaki yanh menghiasi perjalanan keduanya pagi itu.

Kanao sebenarnya merasa gugup mengingat ini merupakan pertama kalinya ia masuk sebagai siswi SMA, Kanao bukanlah tipe gadis yang dengan mudah mendapat teman hal itu di karenakan gadis itu memiliki sifat yang cukup pendiam untuk gadis seumurnya.

Sementara Shinobu masih sibuk memikirkan mimpi yang sudah beberapa kali ia dapatkan dalam bulan terakhir. Bunga Wisteria itu selalu menyapa mimpinya dengan lembut, dan juga pria berambut panjang dengan seragam yang tidak ia ketahui di balut dengan haori bermotif unik yang di sertai dengan pedang di pinggangnya. Wajahnya tampak tidak jelas setiap mimpi itu terjadi, sehingga membuat Shinobu tidak habis pikir dan penasaran.

Ia menggeleng, itu hanya mimpi yang kebetulan terulang saja. Ia harusnya fokus dengan Kanao yang harus ia jaga, Shinobu melirik ke arah Kanao yang berjalan dengan pandangan kosong sepertinya ia khawatir dengan bagaimana cara bersosialisasi di sekolah nantinya.

Gadis itu tersenyum dan merangkul bahu Kanao. “Kanao-chan, kamu tidak perlu khawatir. Kalau kamu memerlukan ku, kamu cukup cari aku saja ya? Aku pasti akan membantumu. Kalau kamu belum mendapatkan teman datang saja padaku.”

Kanao tersenyum tipis dan mengangguk, tapi tetap saja ia sebenarnya tidak ingin merepotkan Shinobu. Kanao pasti bisa melewati ini semua, ia sudah dewasa dan harusnya ia bisa berdiri sendiri.

***

“Shinobu-chan!”

Shinobu membalikan badannya ketika mendengar suara teriakan gadis yang memanggil namanya dengan riang. Ia tersenyum manis ketika tahu siapa yang memanggil namanya, ia menghentikan langkahnya agar gadis yang sedang mengejarnya itu tidak tertinggal olehnya.

“Kanroji-san mau pulang bersama?”

Gadis yang di sebut Kanroji itu mengangguk dengan penuh semangat seperti biasanya. Keduanya tampak berjalan beriringan, visual bak dewi dan sifat mereka pun tak luput dari pembicaraan warga sekolah. Shinobu terkenal karena ia bagaikan dewi, sangat lembut, ramah dan segala sifat baik seorang gadis melekat di dirinya. Sedangkan Kanroji selalu menebar cinta dimana-mana.

“Ahh aku lelah sekali, Himejima sensei memberikan tugas yang sulit dan juga banyak. Apa kau sudah mengerjakannya?”

Shinobu tersenyum, “Aku akan mengerjakannya malam ini, apa kau ingin mengerjakannya bersama-sama?”

Mata Kanroji lagi-lagi berbinar memancarkan sifat cerianya. Mungkin sebagian banyak yang mengatakan kekanak-kanakan tetapi sesungguhnya gadis itu memang sangat menggemaskan.

“Aku mau! Ajari aku, kau memang seperti dewi Shinobu-chan terima kasih.” jawabnya, “Ah iya, ngomong-ngomong dimana Kanao-chan? Dia tidak ikut pulang bersamamu?”

“Kanao pulang bersama teman barunya, katanya ia akan pergi ke suatu tempat dulu. Aku sempat khawatir dia akan kesulitan beradaptasi dan memiliki teman, tak kusangka dia sudah mendapatkan seorang teman.” ucapnya sembari tersenyum, ia teringat ketika Kanao dan teman barunya yang bernama Aoi Kanzaki.

Shinobu pikir ini baik untuk Kanao, syukurlah adiknya sudah mendapat teman sehingga dia tidak terlalu kesepian sekarang. Tidak seperti semasa SMP dulu, Kanao selalu menyendiri.

Shinobu dan Kanroji berbincang kecil sembari melewati jalan yang di hiasi langit berwarna Jingga di sore hari. Kanroji tampak bercerita panjang lebar di saat keduanya tengah menunggu di penyeberangan, Shinobu sesekali terkekeh dan menanggapinya dengan baik.

Jalanan memang tak begitu ramai, namun tidak bisa di bilang sepi juga. Tapi bagi Shinobu ini cukup terasa sedikit lega dan tidak terlalu berdesak-desakan, atensi nya tertarik pada seekor kupu-kupu yang terbang mengelilingi kepalanya sesaat rasanya ia pernah melihat kupu-kupu ini tetapi dimana ia melihatnya?

Kemudia kupu kupu itu terbang ke arah seorang pria, Shinobu melirik ke arah pria itu. Dia melirik tas wanita tua yang ada di hadapannya, detik kemudian pria itu merampas tas wanita itu sehingga membuat sang wanita tua itu jatuh kemudian berlari. Semua tampak terkejut, termasuk Shinobu. Tatapannya berubah tajam, ia melempar tasnya kepada Kanroji dan mengejar pencuri itu.

Pencuri itu sadar ia sednag di kejar Shinobu, tapi kecepatan lari Shinobu tak bisa di anggap remeh, ia langsung menerjang pria itu hingga terjatuh namun saat Shinobu ingin mengambil balik tas hasil rampasannya pria itu malah menodongkan pisau sehingga membuat semuanya terkejut dan memilih mundur.

“Mundur! Kalau tidak akan aku tusuk kau dengan ini!”

Ya ampun, pengecut sekali pria ini. Pikir Shinobu, ia menatap pria itu seolah-olah sedang berbicara remeh dengan pria itu. Si pria terpancing dan mencoba menyerang Shinobu, namun karena gerakannya cepat ia langsung menendang wajah pria itu sekuat tenaga hingga terjatuh. Shinobu langsung menendang pisau itu jauh-jauh dan mengunci pergerakan sang pria.

Tepukan bergemuruh untuk Shinobu, selang beberapa detik polisi datang dan membawa pria itu. Tas wanita tua itu sudah di kembalikan oleh Kanroji saat Shinobu meminta tolong padanya ketika dirinya dimintai keterangan oleh polisi.

Semua begitu cepat sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, Shinobu melihat ke arah sekitarnya syukurlah tidak ada anak yang berasal dari sekolahnya selain dirinya dan Kanroji.

“Aku benar-benar tidak menyangka kau berani sekali melawan pencuri itu! Ah Shinobu-chan kenapa kau tidak menjadi pacarku saja?”

Shinobu terkekeh dan melepaskan rangkulan Kanroji. “Bahkan jika aku laki-laki aku tidak akan melakukan hal itu.”

“Jahat sekali...” cibirnya.

Shinobu memberikan sebuah senyuman, tapi Kanroji tau itu bukan senyuman yang biasa di tunjukkan ke orang lain. Senyuman itu adalah ancaman!

“Kanroji-san, jangan katakan kejadian ini pada siapapun ya? Termasuk kepada Kanae nee-san ataupun Kanao.”

Kanroji menelan ludah, ia tertawa canggung. “Hahaha baiklah aku akan rahasiakan hal ini.”

Shinobu mengembalikan senyumnya seperti semula, ia tidak bisa menahal hal tersebut. Padahal ia sengaja tidak melakukan hal itu sejak lama, tetapi hari ini terjadi begitu saja. Setidaknya tidak ada yang tau selain Kanroji, itu sudah lebih baik.

Ia teringat dengan kupu-kupu tadi, kupu-kupu itu seperti menunjukkan sesuatu kepadanya. Apa maksudnya itu tadi?

To be Continued ...

Continue Reading

You'll Also Like

39.8K 1.8K 10
Kisah cinta Shinichi dan Shiho. Kan 75% ending Conan hampir dipastiin Shinichi bakal sama Ran. Lah terus Shiho gimana? Semenjak kecil dia tinggal ora...
200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
79.6K 5.9K 38
โ€ข Boruto Fanfiction โ€ข Pilihan terberat bagiku saat itu adalah saat dimana aku harus memilih. Apakah aku harus berjuang mempertahankan persahabatan, p...
15.9K 2.3K 33
all characters belong to webtoon by Amoeba UwU - "Senang bertemu dengan Anda, Bapak Tukiem." "It's Taoki, not Tukiem." Hiatusnya seorang superstar m...