LAST MISSION

By pischinny

25.4K 1.9K 90

"Gue deketin lo, bukan karena gue bener-bener pengen deketin lo." Altha. ____________________________________... More

A l a n a / A l t h a
A L A S T A R S
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

12

623 48 1
By pischinny

"Kok lu jadi jarang main sama temen-temen lo tha, kaya Amanda gitu-gitu?" Tanya Gavin

Setelah pulang dari sekolah seluruh anggota inti ALASTARS dan Altha pergi ke Warping untuk membahas tentang kasus yang menyangkut Nicholas

Tidak banyak yang di bahas, hanya tentang misi yang akan di lakukan selanjutnya.

Altha menaikan kedua pundak nya. "Gatau, gue kayanya masih belum bisa kasih tau tentang yang lagi gue lakuin sekarang."

"Lagian gue juga udah gak bakal sekolah lagi di sana." Ucap perempuan itu membuat semua nya menatap bingung.

Terutama lelaki ini.

"Lo mau pindah sekolah?" Tanya Reyhan.

Altha menggeleng. "Gue udah lulus SMA dari tahun lalu."

Semua kembali menatap Altha dengan tatapan terkejut dan bingung. Tahun lalu? Bagaimana bisa?

"Maksud nya?" Tanya Edgar. "Jangan bilang lo udah umur 20 tahun."

"Enggak lah yakali. Gue di masukin ke sekolah 2 tahun lebih awal dari anak lainnya, jadi gue seharusnya sekarang udah kuliah." Jelas Altha.

"Lo masih 16 tahun?" Tanya Edgar. Perempuan itu mengangguk. "Gila berarti kita beda 2 tahun, tua juga gue." Ucap Gavin.

Reyhan menepuk pundak sebelah kanan sahabatnya. "Udah tua lo, mending banyakin ibadah. Umur gak ada yang tau." Ucap nya.

"Anjir, nakutin aja."

Semua nya terkekeh pelan. " Tapi emang kalian umur berapa?" Tanya Altha penasaran.

"Tergantung, ada yang udah masuk 18 tahun ada yang masih 17 tahun." Perempuan itu mengangguk-angguk mengerti. "Siapa yang udah 18 tahun?"

"Gavin sama Bara."

"Ih, lo udah 18 kelakuan masih kaya umur 5 tahun aja." Ucap Altha sambil menunjuk Gavin. "Gapapa tha, cita-cita gue emang jadi awet muda."

"Jadi, abis ini lo fokus kuliah?" Tanya Bara.

"Engga, gue bakal kuliah pas angkatan gue seharusnya kuliah." Kata Altha. "Eh tapi gak tau juga si, kayanya kalo kuliah di luar negri gak harus umur 18 tahun deh." Koreksinya.

"Di Indonesia boleh kok kuliah 16 tahun." Ucap Reyhan membuat perempuan itu menoleh. "Oh iya? Gue baru tau."

"Tapi gue selesain misi ini secepatnya dulu, biar bisa bebas."

"Lo mau kuliah di luar negri?" Tanya Reyhan.

Altha kembali menaikan kedua pundak nya bersamaan. "Gatau, masih kayanya." Jawab perempuan itu. "Tapi gabut banget gak si, 2 tahun gak ngapa-ngapain?" Lanjutnya.

"Gue gak bisa LDR loh tha, jadi lo mendingan kuliah di sini aja biar hubungan kita tetep langgeng." Ucap Edgar membuat Altha menatapnya malas.

Fakboy cabang mana lagi ini?

"Gila, siapa emang yang mau sama lo?"

"Jahat banget lo tha sama gue, sholeh gini kurang apa sih?"

"Kurang ganteng." Seru perempuan itu.

"Anjing enak banget ngomong nya, kalo masih mandang fisik sama ikan aja sana yang banyak fisik nya." Ucap Edgar. "Jokes bapak-bapak." Kata Aksa.

"Abis nonton nessie judge gue, bagus gak
jokes nya?"

"Bagus gar, tinggal download facebook deh lo." Saran Gavin pada lelaki di samping nya. "Di facebook ada yang cantik gak ya?"

"Ada gar, banyak malah. Asal lo jangan masuk ke grup emak-emak hits 2021 aja." Kata Gavin.

"Emang kenapa?" Tanya Aksa.

"Serem, ibu-ibu nya di sana ganas. Apalagi yang janda anak satu, gila. Bisa abis si lo kalo masuk." Ucap Gavin berpengalaman.  "Abis gimana?" Tanya Aksa tidak mengerti.

"Di makan nanti lu sa." Lelaki itu menatap Gavin dengan tatapan bingung. "Emang ibu-ibu hits 2021 makan orang?"

Semua menatap Aksa dengan pandangan malas. "Lama-lama kepolosan lo makin ngeselin ya, gimana kalo kita bikin gak polos?"

"Goblok, jangan lah!"

"Tolol Bara ajarannya."

"Lo di paksa sama kakek lo buat misi ini?" Tanya Aksa mengalihkan pembicaraan.

Perempuan itu menoleh kemudian menggeleng singkat. "Awal nya si gue gak terpaksa, tapi karna gue selalu bisa nyelesain misi yang di kasih kakek gue jadi kebiasaan deh apa-apa ngasih gue misi."

"Sampe akhirnya gue capek sendiri. Mana ada kan anak umur 16 tahun malah ngejar-ngejar pembunuh?"

"Keren lo umur 16 tahun udah bisa jadi intelijen, gue umur 16 tahun ngapain ya?" Tanya Gavin pada diri nya sendiri. "Masih berak di celana lu vin." Seru Edgar.

"Hah demi apa, lo umur 16 tahun masih berak di celana?" Heran Altha.

Jika di pikir-pikir kapan ya ia terakhir melakukan itu, kelas 1 SD? Atau mungkin saat kelas 2 SD?

Ah, itu terlalu lama sampai ia tidak mengingatnya.

"Nggak anjir, percaya aja sama Edgar. Mana ada gue umur 16 tahun berak di celana. Yang ada gue pas umur segitu lagi di tatar sama anak ALASTARS angkatan 18." Ucap nya pembelaan.

"Ya maka dari itu anjir, lu berak di celana kan gara-gara di tatar sama anak ALASTARS angkatan 18 waktu itu." Kata Bara membuat sahabatnya melotot seram.

"Nggak anjir kapan gue berak di celana." Ujar Gavin tidak terima.

"Beneran waktu itu kan lo minta izin mau berak tapi gak boleh sama bang Tama." Seru Aksa.

Altha memicingkan mata nya menatap curiga pada Gavin. "Ih kalo boong pantat nya kelap kelip tau Gavin."

Lelaki bernama Gavin itu menoleh dengan cepat. "Waktu itu bukan berak setan, cuman pipis di celana. Fitnah lo anjing." Ucap nya sambil mengucapkan sumpah serapah.

Semua nya kompak terkekeh pelan. "Sorry vin, muka lo soal nya waktu itu kaya lagi nahan berak."

Bug!

Edgar langsung di beri pukulan keras di kepala. "Nah, lega gue mukul lo." Kata Gavin membuat Edgar menggaduh kesal.

Mengapa selalu dia yang mendapatkan pukulan di kepala dari teman-teman nya.

Apakah kepala nya se pukul able itu?

"Bangsat!" Umpat nya sambil terus mengelus elus kepala.

"Udah ngapa jadi berantem gini selesain dulu misi nya." Lerai Reyhan. "Mau jalan in misi buat dapetin berkas-berkas nya?"

Altha mengangguk. "Iya gue yakin di berkas itu ada bukti bukti."

"Berarti Reyhan gak boleh sampe ketauan dong kalo lo mau kerja sama orang buat ngejatuhin Nicholas?" Semua mengangguk setuju.

"Ya, kalo enggak nyokap gue bisa di apa-apain sama Nicholas." Ucap Reyhan membuat semuanya menoleh.

Jika Nicholas tau Reyhan akan menjadi musuh nya pasti akan terjadi hal buruk.

"Han, kira-kira Raga ada di tim kita atau di Nicholas?" Tanya Aksa.

Lelaki itu tampak berfikir sebentar. "Gak tau gue, kayanya dia gak di tim manapun. Tapi yang pasti selama ini Raga gak suka sama ALASTARS karna gue ketua nya."

"Dia gak suka sama gue selama ini karna Nicholas lebih perhatiin ke gue, karna ruangan itu, ya walaupun gue gak ngerasa di perhatiin cuman gue yakin dia sebagai anak kandung nya pasti ngerasa iri."

Atha Mengangguk-anggukan kepala nya mengerti. "Kira-kira temen nya tau gak ya tentang masalah Raga sama orang tua nya?" Tanya perempuan itu.

Bara menatap bingung. "Emang lo mau nanya ke temen nya Raga, siapa?"

"Itu yang waktu itu nyerang gue sama Reyhan pas di motor, dia sempet di bawa sama anak ALARIC. Di gebukin dikit si lebih tepat nya."

"Sampe sekarang masih di markas ALARIC. Karna gue pikir mungkin berguna." Jelas Altha membuat semua nya terkejut.

Jadi selama ini yang menyembunyikan anggota ELDER hingga membuat keributan di sekolah adalah Altha?

"Anjir, jadi lo tha yang ngumpetin dia?"

"Gila anak ELDER sampe maranin kita ke sekolah gara-gara tu anak ilang."

"Hah, demi apa itu gara-gara anak yang gue umpetin?? Sorry, gue kira masalah nya gak bakal sampe ke sekolah." Ucap nya sedikit merasa bersalah. "Dia wakil ELDER makannya sampe begitu reaksi nya."

"Wakil ELDER, berarti besar kemungkinan kan kalo dia sama Raga deket." Ujar Altha membuat semuanya mengangguk setuju.

"Bener, yaudah besok kita ke markas ALARIC aja buat samperin dia."

"Anjir kasian anak orang tha, lo sekap ampe berhari-hari." Kata Edgar pada Altha. "Niat nya kalo habis bahas ini dia gak berguna bakal gue bebasin, tapi karna mungkin berguna yaudah gue sekap sementara."

"Lo kasih makan gak?"

"Kasih la— IH BARU INGET GUE BELUM KASIH MAKAN HARI INI!!" Teriak Altha di 10 kata terakhir.

Benar, ia lupa memberi makan lelaki itu hari ini. Biasanya ada bu surti yang memberi nya makan, tapi karna wanita paruh baya itu ada keperluan jadi mengambil cuti untuk hari ini.

Dan Altha benar-benar lupa akan hal itu.

Sekarang sudah jam 19.34.

"Gila mati anak orang."

*****

"Enak ya jadi lo di kasih makan tanpa kerja dulu, ini mah bukan kaya di sekap. Tapi lagi nyewa hotel yang mines nya gak bisa keluar kamar." Nyinyir Gavin saat melihat wakil dari ELDER itu sedang memakan makanan nya dengan rakus.

"Brisik!" Umpat lelaki itu.

Ia sedang benar-benar kelaparan sekarang, jika ada ucapan yang membuat telinga nya terganggu ia tak segan segan untuk mengucapkan kata kasar padanya.

"Lu lagian ngapain si, nyekap gue?!" Lanjutnya bertanya pada Altha. Perempuan itu tampak berpikir sebentar. "Gak ada motif apa-apa sih, siapa suruh lo ganggu in gue waktu itu."

"Gue gak ganggu in lo, tapi ganggu in tu cowok." Balas nya sambil mengangkat dagu ke arah Reyhan. "Ya sama aja, kan gue lagi naik motor sama Reyhan."

"Lo juga lagian ngapain nyegat-nyegat motor nya Reyhan?" Tanya Bara pada orang yang sedari tadi asik makan.

"Gabut." Jawab nya santai tanpa menoleh sedikit pun.

Semuanya kompak menganga. Gabut? Alasan macam apa itu? "Sedeng ya lo?"

"Lo kali yang sedeng."

"Brengsek." Umpat Edgar. "Bener si gar, lo emang sedeng." Ucap Gavin membuat lelaki itu menoleh cepat.

"Bangsat, ngapa jadi ngatain gue."

"Lo deket sama Raga?" Tanya Reyhan to the point pada wakil ELDER itu. Lelaki itu tampak menoleh sebentar. "Lumayan."

"Lo tau tentang keluarga nya, atau dia sering cerita gitu ga tentang masalah keluarga nya."
Tanya Altha.

"Lumayan." Jawabnya lagi.

"Contoh nya?"

Lelaki itu menoleh. "Lo bawa gue kesini cuman buat ngekepoin ketua gue?"

Altha terdiam sebentar. "Ya gue ada urusan sama Raga, jadi gue tanya orang terdekatnya deh."

"Lo beneran gak inget sama sekali?" Tanya lelaki itu membuat Altha dan yang lainnya mengerutkan dahi bingung.

Ingat? Ingat apa, apa yang harus ia ingat?

"Gue, inget apa?" Tanya perempuan itu bingung. "Emang kita pernah ketemu sebelumnya selain pas waktu itu?" Tanyanya lagi.

Lelaki itu menatap Altha lama, sepertinya gadis ini benar-benar tidak mengingat sama sekali. "Lupain." Balasnya.

"Raga gak ngasih tau banyak, cuman tentang Reyhan yang tinggal di rumah nya, masalah bokap nya, dan beberapa rahasia lain yang gak bisa gue kasih tau ke kalian."

"Kalo kalian mau tau lebih banyak mending tanya sama orang nya langsung, dan lepasin gue." Lanjutnya menjelaskan.

"Lo boleh pergi abis ini." Ucap Reyhan.

Lelaki itu mengangguk kemudian membungkus makanan nya yang sudah habis dengan asal. Ia berdiri hendak pergi meninggalkan kamar dan rumah yang beberapa hari ini jadi tempat tinggalnya.

"Bentar." Ucap Altha membuat langkah lelaki itu berhenti, ia menoleh. "Boleh minta nomer Raga?"

Ah benar ia harus mendapatkan nomor lelaki itu, pasalnya semua anggota ALASTARS tidak ada yang mempunyai nomor Raga. Sekalipun Reyhan, yang pernah tinggal beberapa bulan dengannya.

"Gue udah tau lo bakal tanya itu, nomor nya gue taro di atas meja." Kata lelaki itu membuat semua menatap samping di mana terdapat kertas yang terletak di atas meja, sesuai ucapannya.

"Beneran nomer Raga?" Tanya Gavin membuat lelaki itu menoleh. "Menurut lo?"

"Ya lo kan gak bawa handphone, kok bisa tau nomer Raga?"

"Gue cuman hapal 2 nomer handphone di dunia ini. Punya gue, sama punya Raga."

Altha kemudian menoleh. "Thanks." Lelaki itu mengangguk kemudian menyinisi Gavin dan berjalan pergi dari markas ALARIC.

"Gue colok juga tu mata."

"Hubungin sekarang aja."

*****

Abian:
kabar buruk

Me:
dari mana aja lo?!

Me:
??

Abian:
di sekap gue

Me:
sama?

Abian:
sama geng motor juga anjir, untung mereka baik ngasih gue makan sama minum tiap hari

Me:
bajingan, gue sama yang lain udah panik.

Me:
geng yang mana?

Abian:
gatau, pokoknya gue di sekap pas lagi ngikutin Reyhan ama cewek

Me:
i know this one

Abian:
Dafa yang ngasih tau ya?

Abian:
gak seru anjg tu anak

Me:
ciri-ciri?

Abian:
ciri-ciri apanya?

Me:
markas

Abian:
kaya bukan markas sumpah, itu gue yakin rumah tapi di jadiin markas. Masuk ke komplek gitu deh

Me:
ketua?

Abian:
gatau gue ketua nya

Abian:
tapi fyi aja geng Reyhan ada di sana

Me:
anjing

Abian:
tapi dia gak mau ngapa-ngapain gue juga
sih kayanya

Abian:
dia ada urusan sama lo ga, gue udah kasih nomor lo ke dia

Me:
buat apa?

Abian:
maybe semacam bisnis

Me:
gila lo?

Abian:
bercanda ganteng

Abian:


Abian:
OH YA SUMPAH NIH FYI BENER-BENER FYI!

Abian:
OH ENGGAK-ENGGAK! INI LEBIH
KE PLOT TWIST SUMPAH!!

Abian:
she's back..

Me:
??

Abian:
Alana

Me:
what do u say?

Abian:
Rusia, Alana

Abian:
i know you understand what i mean

Me:
ga mungkin, mabok lo?

Abian:
haha gue tau lo bakal ngetik itu, gak ada yang gak mungkin di dunia ini ga

Abian:
tapi dia bener-bener balik

Abian:
dia bakal nge chat lu beberapa menit yang akan datang

Abian:
eh gue gak tau sih dia atau orang lain yang bakal ngechat lo

Abian:
yang bisa gue pastiin lo bakal ketemu dia secepatnya

Me:
bajingan

Abian:
semangat kak ^_^

Me:
mati lo

Abian:
serem

Read.

Raga menatap handphone nya dengan tatapan tidak percaya, perempuan itu? Perempuan yang 2 tahun ini ia coba hindari sekarang benar-benar kembali?

Itu benar-benar bukan kabar baik. Ia sudah mencoba pergi sejauh mungkin untuk menjauhi perempuan itu. Tetapi mengapa takdir Tuhan membawanya kembali?

Tidak ia tidak boleh berada di dekat nya, sudah cukup rasa bersalah menghantui nya 2 tahun ini. Ia tidak bisa membayangkan jika rasa itu akan benar-benar kembali bersama perempuan itu juga.

085xxxxxxxxx
Raga?

Tatapan nya beralih lagi menatap handphone nya yang ia setia pegang sedari tadi. Nomor yang tidak di kenal, apakah ini benar benar Alana?

085xxxxxxxxx
ini gue Altha

Raga mengerutkan dahi nya bingung. Altha? Bukan kan nama perempuan yang sudah lama tidak ia temui itu Alana?

Baiklah ini kabar baik, mungkin saja Abian salah liat. Benar! Abian salah liat, tidak mungkin Abian mengenalinya hanya karna melihat foto perempuan yang di jadikan lockscreen handphone nya.

Raga:
?

085xxxxxxxxx:
bisa ketemu di ITN cafe besok?

085xxxxxxxxx:
gue mau ngomongin tentang bokap lo

085xxxxxxxxx:
kasus bokap lo lebih tepat nya

Raga:
??

085xxxxxxxxx:
hah?

Raga:
ada gue peduli tentang bokap gue?

085xxxxxxxxx:
bukan gitu, kan lo anak nya nih ya jadi gue mau ngomongin tentang kasus bokap lo sama lo

Raga:
kenapa gue?

085xxxxxxxxxx:
ya gue milih lo karna lo keluarga terdekat nya, or maybe satu satu nya? idk tapi gue pikir lo yang paling deket

085xxxxxxxxx:
so i chose you

Raga:
lo siapa sebenernya, dari geng mana?

085xxxxxxxxx:
Altha, ketua ALARIC

085xxxxxxxxx:
cukup kan introduction nya?

085xxxxxxxxx:
gue bener bener butuh lo buat ngejalanin misi gue, dan yang terpenting nyelamatin nyawa orang.

085xxxxxxxxx:
kalo lo emang masih punya hati nurani, besok pulang sekolah dateng ke ITN cafe.

085xxxxxxxxx:
thanks

Read.

Kepala Raga benar benar-pusing, banyak pertanyaan yang menghantui nya sekarang.

Tentang, benarkah perempuan itu Altha? Apakah benar Alana kembali? Apa ia akan bertemu Alana lagi setelah sekian lama?

Fikiran nya di penuhi oleh Alana sekarang, benar-benar hanya Alana.

Ia sangat merindukan perempuan itu, perempuan yang 2 tahun lalu menolong nya, gadis yang 2 tahun lalu menjadi teman nya, gadis yang 2 tahun lalu ia tinggalkan karna rasa bersalah.

Ia bersumpah tentang fakta bahwa ia
sangat merindukan perempuan itu.

*****

"Altha, lo beneran bakal pindah sekolah?" Tanya Amanda dengan raut wajah sedih yang ia tidak bisa sembunyikan.

Setelah mengabari teman-teman nya untuk datang di sebuah cafe, ia memutuskan untuk memberitau tentang pemberhentian sekolah nya.

Ya Altha benar-benar akan berhenti sekolah mulai besok. Ia tidak akan berangkat sekolah lagi dan akan memutuskan untuk lebih fokus menyelesaikan misi nya.

"Gue enggak pindah, gue berenti sekolah." Jawab perempuan itu.

"Hah, berenti sekolah gimana?" Tanya Gracia bingung. "Lo gak ada uang, atau ada masalah. Cerita dong na, jangan di pendem sendiri aja. Mungkin kita bisa nyari jalan keluar nya kan biar lo bisa tetep sekolah di sini." Lanjutnya.

Altha terkekeh pelan menganggapi sambutan hangat dari teman-teman nya. "Gue gak bisa ngasih tau sekarang, masalah nya belum selesai. Dan gue cuman bisa ngasih tau kalian pas masalah nya udah selesai."

"Yah gak seru ah lo main rahasia-rahasian!"

"Ya gimana dong, emang harus di rahasia in." Kata Altha.

"Tapi kita masih bisa main-main begini kan, lo gak pindah kota atau negara kan?"

"Enggak kok, gue masih tetep stay di Jakarta. Kita juga bisa tetep main, paling kalian nanti bakal sibuk. Kan udah kelas 12." Ucap Altha membuat semua nya mengangguk anggukan kepala nya setuju.

"Iya, dikit lagi lulus kan."

"Nanti kalo ada pelajaran yang kurang ngerti atau apa bisa tanya gue kok, gue lumayan paham pelajaran SMA."

Semuanya mengangguk kembali. "Kita bakal kangen banget beli baso mang Asep sama lo na, kapan-kapan main ke sekolah ya!" Ucap Theresa sambil memeluk Altha dari samping, membuat yang lainnya ikut berhamburan memeluk Altha juga.

"Hahaha iya, gue juga bakal kangen kalian sama baso nya mang Asep."

"Udah udah kenapa jadi pada sedih begini sih, gue cuman keluar dari sekolah itu doang kali bukan mau pindah negara." Ucap Altha sambil menepuk-nepuk pundak temannya.

"Tetep aja lah!" Seru Gracia kencang.

"Iya udah ya, kalian gak mau pulang emang. Udah malem gini, gak di cariin?" Tanya Altha.

"Eh iya udah jam 10, nyokap gue bakal marah-marah kalo gue belum pulang." Kata Theresa sambil melihat jam tangan hitamnya.

"Nah kan, yaudah pulang deh kalian." Ucap Altha. "Lo sama siapa tha?" Tanya Amanda.

"Sama temen, nanti gue chat."

"Okey, gue sama yang lainnya pulang dulu." Altha mengangguk. "Hati hati!"

Setelah melihat teman-temannya pergi Altha kembali duduk di kursi nya. Ia menghela nafas dalam, begini ya rasa nya memiliki teman baik.

Rasanya sudah lama sekali ia tidak punya teman perempuan, hanya ada sepupu nya.

"Gue gak tau kita bakal ketemu lagi atau enggak setelah misi gue selesai, but i wish you all the best in the future."



______________________________________________________

Tolong ya bantu aku untuk memperbaiki ketikan dalam menulis cerita ini, bisa di tandai di mana kesalahannya!

Terimakasih buat kalian yang sudah bantu
Pasti akan aku segera ganti! 💗



- anak rebahan

Continue Reading

You'll Also Like

298K 17.8K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
4.9M 388K 37
[DIMOHON BUAT READER'S SEBELUM BACA CERITA INI UNTUK TAHU KALAU INI MENCERITAKAN TENTANG TRANSMIGRASI YANG CUKUP KLISE. JADI JIKA ADA KALIMAT YANG SA...
259K 24.3K 30
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
576K 27.5K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...