[✔️]LEVANTER;Lee Felix

By Christian_Justin

137K 15.7K 4.1K

It's All Good Now-Lee Felix Kisah tentang perjalanan hidup seorang Lee Felix. #2 Felix #3 Felix #4 Felix #5... More

Intro
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
UNPUB
25
26
27
28
29
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
PENGUMUMAN+Surprise
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
LAPAK PERTANYAAN UNTUK Q&A
57
58
59
60
61
62
63
GEGE HIATUS
64
65
66
67
68
69
70
Epilogue
Spesial Ep.1
Spesial Ep.2
Spesial Ep.3
Spesial Ep.4

30

1.7K 203 131
By Christian_Justin

Triple Up biar ngefeel

Baik gk?Pasti gk kan😥

Sebenernya pen up malam jumat

Biar kalian yang takut hantu jadi was-was:B

Dan ini terakhir saya up

Bukan end kok!

Hanya saja stok saya habis😆😆

Enjoy~























Maaf kalo ada TYPO

Jangan lupa Voments
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|

Hari sudah menunjukan pukul 3 dini hari namun Felix masih tak kunjung pulang ke dorm. Para member Cemas bukan main. Seungmin sudah berkali-kali mendial nomor Felix namun hasilnya Nihil. Felix Tak mengangkat telpon dari Seungmin ataupun member yang lain.

Selain menunggu kepulangan Felix, member Straykids yang lain juga menunggu Woojin, Hyunjin dan Jisung yang tak kunjung bangun sehabis pingsan.

"Sebenarnya apa yang terjadi?"Ucap Jeongin sambil mengusap-usap tangan Woojin agar tak dingin lagi.

"Aku tak tau...aku datang saat mereka sudah pingsan dan tak melihat eksistensi Felix di sekitar mereka"Ucap Chan sambil mondar-mandir di depan pintu.

Hening. Mereka pada sibuk dengan pemikiran masing-masing. Namun tiba-tiba keringat dingin membasahi tubuh Jisung dan nafas nya memburu. Minho yang berada di sebelah Jisung pun langsung panik dan berusaha membangun kan Jisung.

"FELIX!"Teriak Jisung langsung terbangun dengan keadaan terduduk. Nafas Jisung terengah-engah dengan keringat yang masih bercucuran.

Nyut!

Jisung memegang dada nya yang tiba-tiba berdenyut hebat dan meringis pelan. Tidak lama Jisung batuk-batuk dan.....

"Yak!Kau baik-baik saja!?"Tanya Minho Cemas. Jisung membulatkan mata nya saat melihat darah yang keluar dari mulutnya.

Apa yang terjadi padaku!?-Inner Jisung

Jangan-jangan...-Inner Jisung

Jisung langsung saja menoleh ke arah Woojin dan Hyunjin yang masih terbaring dengan wajah yang perlahan kian memucat.

"Hyung...Hiks...bawa rs aja"Ucap Jeongin sambil menangis.

"Jangan!Aku tidak apa-apa!"Teriak Jisung panik sambil melambaikan tangan ke arah Chan. Chan menggeleng membantah ucapan Jisung.

"Tidak!kami akan bawa kalian ke rumah sakit!"Teriak Chan. Jisung lagi-lagi menggeleng hebat

"Kubilang tidak yah tidak!"Bentak Jisung dan berhasil membuat beberapa orang di sana terhenyak kaget kecuali Woojin dan Hyunjin.

"Aku memiliki firasat buruk jika kita ke sana"Ucap Jisung sambil perlahan menunduk.

Aku takut dokter tidak akan menemukan penyakit apapun yang mendiami tubuh kami-Inner Jisung

Dan mungkin mereka malah akan memasukan kami ke rumah sakit jiwa-Inner Jisung

Keadaan kembali hening dan hanya diisi isak tangis Jeongin serta suara batuk Jisung yang tak berhenti mengeluarkan darah. Kemudian selintas ide muncul di benak Jisung. Jisung langsung berdiri dan mengambil jaket serta topi milik nya.

"Mau kemana kau!?"Tanya Changbin sedikit meninggikan suara nya. Jisung berbalik dan menatap ke arah teman-teman nya ini.

"Mencari bala bantuan"Ucap Jisung sambil menatap Changbin dengan yakin dan sesekali terbatuk-batuk. Minho hendak mengeluarkan suara bermaksud untuk menahan Jisung. Namun Jisung mendahuluinya

"Jangan bawa mereka ke rumah sakit...aku akan memanggil dokter"Ucap Jisung dan setelah nya dia keluar dari apart nya menuju ke sebelah. Tempat Lucas berada.

Jangan lupakan Lucas mentang-mentang dia udh gk lama muncul...dia masih hidup kok

Tok!Tok!Tok!

Jisung mengetuk pintu dengan cukup keras dan tak lama pintu terbuka menampilkan sesosok Lucas dengan mata yang masih belum terbuka sempurna. Lucas memicingkan mata nya berusaha melihat dengan jelas siapa orang yang pagi-pagi buta begini mengedor pintu apart nya.

"Oh?Ada apa?"Tanya Lucas

"Uhuk!Uhuk!...Tolong Woojin dan Hyunjin!"Ucap Jisung di sela batuk nya. Lucas membulatkan matanya kaget

"Apa yang terjadi!"Ucap Lucas dengan nada suara yang meninggi

"Cepat tolong saja... aku juga tak tahu penyakit apa yang di derita mereka"Ucap Jisung dan setelahnya Jisung berlari meninggalkan Lucas yang terus meneriaki nama nya.



















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Denger itu dulu baru maju ke bawah biar nge feel^^













.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"One Dickens is Falling down,Falling down, Falling Down"

"One Dickens is Falling down,My Fair lady"

Felix/Susan bersenandung di sepanjang jalan pesisir sungai han. Tidak ada yang melakukan aktivitas di pagi-pagi begini tentu saja. Jadi otomatis jalanan sepi dengan keadaan sedikit remang serta angin yang bertiup cukup kencang.

Wajah Felix/Susan tampak berseri-seri dan dia tak segan untuk melompat-lompat kegirangan. Felix/Susan terus bersenandung sampai dia tiba-tiba berhenti di tempat yang sama saat Felix melakukan pesta barbeque bersama teman-teman nya.

"Kekekeke"Kekeh Susan sambil menatap ke arah jembatan yang berdiri di atas sungai han.

"Lixie ya~... kau itu benar-benar bodoh dan pengecut"Ucap Susan dan tak lepas menatap jembatan tersebut.

"Masa membunuh orang saja kau tak berani ckckck"Decak Susan. Setelah nya Felix/Susan kembali berjalan dan kembali bersenandung.

"One more Dickens To Falling down, Falling down, Falling down"

"One more Dickens to Falling down, My Fair lady"

















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Permisi!"teriak Jisung sambil menggedor pintu sebuah kedai es krim yang terkunci rapat dari dalam.

Merasa masih tak kunjung dapat jawaban Jisung kembali menggedor pintu dengan kuat dan sesekali meniupi tangan nya agar tak kedinginan.

Jujur, sejak Jisung baru bangun dari pingsan dia sudah merasakan hawa tak enak dari tubuhnya. Dada yang terus terasa nyeri serta badan yang menggigil kedinginan itulah yang tengah Jisung rasakan. Serta jangan lupakan dirinya yang tak berhenti mengeluarkan batuk berdarah.

Jisung takut jika hal yang di alami nya sekarang ini, juga terkena ke Woojin dan Hyunjin. Dan yang lebih di takutkan nya adalah Kondisi Woojin dan Hyunjin yang lebih parah dari dirinya. Buktinya saja mereka berdua tak kunjung bangun dari semalam.

"Kumohon..buka pintu nya"Ucap Jisung lirih sambil terus meniup tangan nya berusaha menghangatkan badan nya. Dan tak lama pintu terbuka menampikan Willy dengan tatapan datar nya.

"Siap--!"Ucapan Willy terpotong saat Jisung nyelonong masuk dan berteriak.

"SAMUEL HYUNG!!Uhuk!..Sam..Uhuk! Uhuk!"Setelah meneriaki nama Samuel, Jisung jatuh berlutut sambil memegang dada nya yang berdenyut hebat.

Buuurr!

Willy membulatkan matanya kaget. Pasalnya sekarang lantai kedai kini ternodai dengan bercak merah darah milik Jisung. Darah yang dikeluarkan bukan sedikit melainkan banyak.

Pandangan Jisung mulai memburam dan akhirnya Jisung limbung, tak kuat lagi menahan rasa sakit pada dada nya. Sebelum Jisung mendaratkan kepala nya ke tanah, Willy dengan cepat langsung menangkap badan Jisung.

Mendengar teriakan dari lantai bawah 2 Manusia dan 2 arwah bergegas keluar dari kamar mereka dan turun ke lantai satu mencari dimana asal keributan itu berasal. Saat sampai di bawah, mereka membulatkan matanya kaget.

"Dia teman Felix!"-Amon

"Dia yang waktu itu..."Ucap Mike sambil bergegas kembali ke lantai atas untuk sekedar mengambil handuk atau kain yang akan digunakan untuk mengelap mulut Jisung yang berlumuran darah.

"Icung Ung!"-Bokkie

"Oh tidak!Willy jauhkan dia dari dekapan mu! Jika tidak dia---"Belum selesai Fred menyelesaikan kalimat nya. Samuel yang baru turun langsung berteriak.

"YAK!HAN JISUNG!?"Teriak Samuel panik sambil berlari menghampiri ke arah Jisung dan Willy. Dengan ajaib nya Jisung dapat Melihat wujud Samuel dalam bentuk arwah.

"Sek-seka-rang....aku b-bisa melihat...mu"Ucap Jisung terbata sambil tersenyum dan tanpa sadar setetes air mata mengalir dari pelupuk mata Jisung.

"Apa yang terjadi padamu!kenapa kau bisa seperti ini!?"Teriak Samuel panik sambil memegang bahu Jisung. Jisung memegang tangan Samuel dan tersenyum.

"A-aku...t-tidaklah...p-penting...s-sekarang...lebih baik...H-hyung selam..atkan Woojin dan H..Yunjin"Ucap Jisung sambil tersenyum tulus

"D-dan...cari Fe..lix"Setelah berkata seperti itu Jisung memejamkan matanya dan tidak bergerak sama sekali.

"Yak..tupai! Bangun! Kau harus tetap sadar!"Ucap Samuel dengan air mata yang perlahan mulai bercucuran. Samuel menggoyangkan pelan tubuh Jisung bermaksud untuk membuat Jisung tetap tersadar namun usaha nya sia-sia.

Badan Jisung semakin mendingin dan mata nya semakin menutup rapat. Samuel mengarahkan tangan nya tepat di Hidung Jisung bermaksud untuk mengecek apakah Jisung masih bernapas atau tidak dan hasilnya....

"Hey...kau tidak boleh pergi seperti ini..."Ucap Samuel sendu sambil mengusap-usap Wajah Jisung pelan.

Mendengar ucapan Samuel barusan, Willy panik dan dengan segera dia mengecek denyut nadi Jisung.

"Nadi nya masih berdenyut tapi kenapa dia tak bernafas?"Ucap Willy heran. Kemudian dia mengintruksikan Mike untuk mengambil beberapa peralatan medis yang sudah mereka siapkan. Alat medis itu yang biasa mereka gunakan untuk mengobati Felix. Lengkap sudah kayak klinik.

Willy mengangkat tubuh Jisung dan membawa nya ke lantai dua serta membaringkan tubuh mungil nya di atas ranjang milik Samuel. Willy dengan telaten memasang alat bantu pernafasan serta memasang beberapa alat lain nya di tubuh Jisung.

Saat Willy menyentuh tubuh Jisung yang dia rasakan adalah dingin. Tubuh Jisung benar-benar dingin. Suhunya sudah seperti mayat yang sudah lama meninggal.

"Fred matikan pendingin ruangan dan ambilkan pemanas ruangan yang berada di kamar Bokkie"Intruksi Willy. Fred mengangguk dan langsung melaksanakan perintah Willy.

"Apa yang sebenarnya terjadi sehingga tubuh nya sedingin ini"Monolog Mike heran saat dia tak sengaja menyenggol kaki Jisung. Willy menatap Mike sekilas kemudian dia menatap ke Samuel dengan lekat.

"Ada seseorang yang mempermainkan Jiwa nya"Ucap Willy to the point. Samuel membulatkan matanya kaget begitu juga Amon dan Bokkie.

"Apa!?"Teriak Samuel.

"Willy Hyung benar. Biasanya kasus seperti ini terjadi saat mereka berurusan dengan seorang yang memiliki kekuatan kegelapan yang cukup besar"ucap Fred yang baru masuk sambil membawa penghangat ruangan.

"Kemungkinan dia untuk hidup kembali itu kecil"Ucap Willy sambil menatap Jisung yang terbaring dengan wajah datar nya

"Oh tidak..."

"Dia tadi menyebutkan Woojin dan Hyunjin juga bukan?berarti bukan dirinya sendiri yang menjadi korban"Ucap Mike dan berhasil membuat Samuel membulatkan matanya Kaget.

Oh tidak!jangan Woojin lagi-Inner Samuel

Hancur sudah Samuel. Kini ketiga orang yang berharga bagi dirinya akan segera meninggalkan dunia ini. Apa yang harus Samuel lakukan agar hal ini tak terjadi?

"Hey!tenang lah!"Teriak Willy sambil menghampiri Samuel.

"Mereka tidak akan mati jika kita berhasil menemukan orang yang berurusan dengan mereka"Ucap Willy meyakinkan Samuel.

"Ayo kita cari orang itu"Ucap Willy. Samuel mengangguk menyetujui.

"Aku kan ikut membantu"-Amon

"Athu ugha!"-Bokkie

"Kami tentu saja"Ucap Mike dan Fred bersamaan. Samuel tersenyum ke arah orang-orang di sekitarnya da setelahnya mereka semua berjalan keluar dari kedai. Namun sebelum benar-benar keluar dari kedai tersebut suara Mike mengintrupsi

"Hyung...Aku tidak yakin akan hal ini tapi...aku rasa aku tau siapa dalang di balik semua ini"Ucap Mike dan berhasil mendapat kernyitan dahi dari yang lain.

"Siapa?"Tanya Willy penuh penekanan.

"Felix"Ucap Mike sambil menatap Willy dengan yakin akan ucapan nya.

"Apa maksudmu!?"Teriak Samuel tak terima.

"Hanya saja aku merasa Felix lah dalang nya jadi kita harus segera menemukan Felix...bukankah tadi pria yang terbaring di atas menyuruh kita mencari Felix?"Ucap Mike dan kembali berhasil mendapat mata yang membulat oleh yang lain.

"Kau benar..."Ucap Willy terperangah. Tiba-tiba keringat dingin bercucuran dari tubuh Willy. Fred yang menyadari segera mendekat ke arah Willy dan membisikan sesuatu.

Tidak!jika terjadi sesuatu pada Felix maka nyawaku...-Inner Willy

"Hey tenang...kita akan menemukan nya! Pasti!"Ucap Fred berupaya menenangkan Willy. Willy menatap Fred ragu namun kemudian dia mengangguk pasti. Kemudian Willy menatap Amon dengan lekat.

"Amon kau harus tetap tinggal disini dan menemani Orang di atas. Setidaknya jika itu kau dia akan aman"Ucap Willy dan di angguki oleh Amon. Dan setelahnya mereka semua kecuali Amon pergi meninggalkan kedai tersebut untuk mencari Felix.












Peringatan!

Kata-kata di bawah sedikit mengandung kata-kata kotor atau tak pantas.
Bukan hanya kata-kata tak pantas melainkan ada sedikit unsur pornografi.
Dan mengandung unsur kekerasan.
Bagi yang tidak suka silahkan di skip.
Tapi kalo di skip ntar gak seru.
Tapi terserah anda para pembaca
Gege sudah memperingatkan















.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eungh...aahh...faster...aahhh"desah seorang wanita saat sedang bersetubuh bersama sang kekasih.

Gila saja mereka melakukan nya pagi-pagi buta begini. Bisa-bisa para tetangga di buat bangun gara-gara desahan laknat wanita itu. Setelah sekian lama bergelut di atas ranjang dan akan mencapai titik puncak nya, tiba-tiba sebuah suara mengerikan masuk ke telinga sepasang kekasih ini.

"Hai..."

Sang wanita berhenti mendesah dan sang pria berhenti bergerak. Kemudian mereka berdua menatap kiri dan kanan mereka mencari siapa pemilik suara tersebut. Pasalnya suara itu terasa benar-benar dekat dengan mereka.

Merasa tak menemukan siapapun, mereka kembali ke kegiatan awal mereka. Namun tiba-tiba lampu kamar yang awal nya mati kini hidup dan saat mereka menoleh ke arah saklar lampu yang berada di dekat pintu kamar, mereka berdua membulatkan mata mereka kaget.

"FELIX!?"Teriak keduanya bersamaan. Sang pria hendak berdiri bermaksud untuk mencabut junior nya dari dalam sang wanita namun tak bisa. Seperti di lem oleh sesuatu, miliknya masih berada di dalam dan tak dapat di tarik keluar.

"Oh tidak..mataku"Ucap Felix dengan nada mengejek yang begitu kentara sambil menutup mata nya menggunkan kedua tangan nya menyisakan mulutnya yang terlihat mengembangkan senyum misterius.

"Apa-apaan kau Felix!"Teriak sang wanita. Sedangkan sang pria masih berusaha menarik miliknya untuk keluar. Sang pria menarik tubuh nya dengan begitu kuat namun hal tersebut masih sia-sia.

"S-sakit!Berhenti!"Teriak sang wanita saat merasakan anal nya tercabik-cabik oleh sesuatu.

"Tahan Jeongyeon!"Teriak sang pria dan masih berusaha mencabut miliknya keluar dari sang wanita alias Jeongyeon. Semakin kuat sang pria menarik miliknya,maka semakin sakit bagian dalam sang wanita.

"Akh!"teriak Jeongyeon kesakitan dan tak lama darah segar mengalir dari alat kelamin Jeongyeon.

Sang pria terkejut bukan main. Pasalnya Darah yang dikeluarkan tidak lah sedikit dan seketika sprei kasur yang awal nya berwarna putih kini berubah menjadi warna merah seutuhnya.

"Ouh...kasihan"ucap Felix sarkas sambil tertawa terbahak-bahak hingga membungkuk menahan sakit di perut nya akibat tertawa.

Mark dan Jeongyeon menatap ngeri ke arah Felix. Kemudian Felix berhenti tertawa dan mendongak dengan seringai yang sudah apik menghiasi wajah nya.

"Mau ku bantu?"Ucap Felix sarkas sambik berjalan mendekat kearah mereka dan saat Felix sudah berada di pinggir ranjang,lampu kamar mati.

"Kekekeke"Hanya terdengar suara tawa yang benar-benar mengerikan. Jeongyeon dan Mark sudah dipenuhi dengan keringan dingin.

Grasak!

Krieeettt

Mereka menoleh ke arah lemari yang terbuka dengan keadaan dalam nya yang benar-benar gelap dan jangan lupakan suara mengerikan yang terdengar saat pintu lemari itu terbuka.

Klotak!

Klotak!

Klotak!

Suara hak sepatu wanita terdengar dari dalam lemari. Semakin lama suara itu terdengar semakin kuat seperti orang yang tengah berjalan itu tengah menghampiri keduanya.

Mereka berdua semakin Fokus menatap ke lemari tersebut dengan keringat yang bercucuran dan mata yang mulai was-was. Tak lama kemudian munculah seorang wanita yang berdiri di ambang lemari.

Mulut wanita itu mengeluarkan darah segar dan tercium sangat amis. Jeongyeon bergetar ketakutan dengan perasaan ingin muntah karena bau darah itu benar-benar menyengat. Sedangkan Mark menutup hidung nya menggunakan kedua tangan nya.

Klik!

Lampu kembali menyala,Wanita yang berdiri di ambang pintu lemari tadi menghilang. Jeongyeon dan Mark gelagapan menoleh ke kanan dan kekiri mereka, mencari eksistensi wanita tadi namun nihil. Dan yang lebih aneh nya lagi,Mark sudah dapat bergerak bebas seolah-olah miliknya sudah keluar dari dalam Jeongyeon.

Saat Mark menoleh ke bawah ternyata Miliknya putus dari tubuhnya dan masih tersangkut di dalam anal Jeongyeon. Darah beecucuran dari bawah Mark.

Sumpah gege ngetik ini ngilu sendiri-Gege

"Akhhhh!"Teriak Mark kesakitan dan terjatuh ke bawah kasur dengan darah yang masih mengucur keluar.

"Oppa!"Teriak Jeongyeon panik dan menghampiri Mark yang berguling-guling kesakitan di bawah. Saat hendak turun kebawah dan menghampiri Mark, tiba-tiba sebuah rantai mengikat leher Jeongyeon dan menarik nya ke atas hingga kepala nya menyentuh langit-langit kamar.

"OHOK!"

Jeongyeon tak dapat bernafas. Rantai yang mengikatnya benar-benar kuat. Jeongyeon tergantung di atas kasur dan perlahan mulai kehabisan nafas. Saat pandangan Jeongyeon memburam, rantai yang mengalung di leher nya terlepas.

Brak!

Jeongyeon jatuh cukup keras ke atas ranjang.

"Ohok!uhuk!uhuk!"Jeongyeon terbatuk-batuk sambil tangan nya sibuk meraih bekas rantai yang tadi mencekik leher nya. Jengyeon menoleh kearah Mark yang sudah terkulai lemas di bawah.

"Oppa..tidak"Lirih Jeongyeon dengan airmata yang suda mengalir.

"Lalalalala"sebuah senandung semakin terdengar kuat ke arah Jeongyeon. Jeongyeon menoleh ke arah kanan nya dan disana terdapat seorang Lee Felix yang berjalan mendekat sambil membawa tongkat baseball.

"Ayo bermain"Ucap Felix sarkas. Jeongyeon memundurkan tubuhnya menjauh dari Felix dan saat Jeongyeon berada di pinggir kasur,Tiba-tiba dinding kaca terbentuk di belakang nya dan tak memungkinkan bagi Jeongyeon untuk keluar dari atas ranjang.

Bugh!

Tongkat Baseball melayang di kepala Jeongyeon. Darah segar keluar begitu banyak dan mungkin karena pukulan yang dilayangkan Felix cukup kuat,otak Jeongyeon terlihat.

"Cantik!"Ucap Felix sarkas dan setelahnya dia melayangkan berkali-kali pukulan ke arah Jeongyeon menggunakan tongkat Baseball nya.

"A-ampun"Lirih Jeongyeon. Felix berhenti melayangkan tongkat baseball nya dan menatap Jeongyeon dengan sengit.

"Masih bisa bicara ternyata"Ucap Felix. Tongkat baseball yang Felix pegang,Felix paksa masuk ke dalam anal Jeongyeon.

Duar!

Ingat bukan jika junior nya Mark masih menancap di dalam Jeongyeon? Akibat pemaksaan yang di lakukan Felix,Junior milik Mark Pecah.

"Akhh!"Teriak Jeongyeon kesakitan saat merasakan bagian bawah nya tersobek cukup besar dan mengeluarkan darah. Felix terkikik geli kemudian menarik tongkat baseball tersebut dengan kuat dan melemparnya ke sembarang arah

Setelahnya rantai yang tadi di gunakan untuk mengikat leher Jeongyeon,Kembali berada di leher sang empunya.

Duar!

Prang!

Lampu bohlam pecah. Jeongyeon berteriak histeris sambil memejamkan matanya dan saat dia membuka matanya, Jeongyeon sudah berada di atas atap apartemen nya.

Ingatkan Jeongyeon jika dirinya masih dalam keadaan telanjang tanpa sehelai pakaian apapun.

Bruk!

Jeongyeon jatuh tersungkur saat merasakan leher nya ditarik. Jeongyeon menoleh kedepan nya dan disana terdapat Felix yang masih sibuk menarik nya hingga ke tepi atap.

"K-kumohon..a-ampuni aku!"Pinta Jeongyeon sambil bersujud di bawah kaki Felix. Felix memasang wajah datar nya dan menginjak kepala Jeongyeon hingga terbentur dengan keras dan menyebabkan hidupnya patah.

"Ampun katamu?apa kau juga mengampuni ku saat aku memohon untuk minta di ampuni?"Ucap Felix sarkas kemudian dia menarin leher yang mengikat ke leher Jeongyeon dengan kuat hingga tubuh Jeongyeon sudah berada di luar pagar pembatas atap.

"Kau tidak banyak celoteh seperti teman mu"Ucap Felix sambil tersenyum dan menaik turunkan alisnya.

"T-teman!?"Teriak Jeongyeon sambil bergetar menahan hawa dingin serta ketakutan. Felix tersenyum dan mengangguk. Setelahnya Felix menendang kaki Jeongyeon dan membuatnya hilang keseimbangan.

"UAKHHH!!!!"Teriak Jeongyeon dan setelahnya yang dia ingat adalah otak beserta tubuhnya yang sudah tak menyatuh dengan sempurna lagi.

































































"UAAA!"Teriak Jeongyeon dan Mark berbarengan terbangun dengan posisi terduduk.

"Hah...hah...hah"Nafas keduanya terengah-engah dengan keringat yang masih bercucuran. Kemudian mereka berdua saling tatap.

"Mimpi?"Ucap keduanya bersamaan. Mereka berdua masih berusaha mengatur nafas mereka dengan kepala yang penuh dengan ingatan kejadian-kejadian mengerikan yang mereka alami di "MIMPI" mereka.

Sedangkan di lain tempat lebih tepat nya di pesisir sungai han,Felix/Susan terkikik ria serta melompat-lompat kegirangan sambil terus bersenandung.
__________
           _________
                      __________
To Be Continued

Continue Reading

You'll Also Like

52.9K 8.2K 42
kealayan yang sangat a e s t h e t i c ツ - bahasa kasar / kotor - bxb
3.8K 330 10
Iblis dan Manusia kini hidup berdampingan, meskipun tak ada yang tau apa yang akan terjadi jika para Iblis terus menambah kekuatan nya untuk menyingk...
24.7K 4K 22
🎠 ꒰ harem felix ꒱ ━━━ ❝ saya setia untuk tuan felix. ❞ ❝ keluar dari rumahku penyusup! ❞ ••• [ desc.] felix hanyalah seorang manusia yang punya kehi...
208K 22.5K 43
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...