False and Fake [Draco Malfoy]

By angg_rainy

11.4K 2.3K 96

Peraturan pernikahan beda asrama membuat Hermione dan Ron tidak bisa bersatu. Sementara Draco yang tidak ing... More

Solusi
Menjadi Penyihir
Ciuman
Masa Lalu
Saling Mengenal
Perkenalan Orang Tua
Real First Kiss
Cinta Pertama
Study Cinta
Berpacaran
First Day
Kebenaran
Kembalinya Pelahap Maut
Munculnya Voldemort Muda
Hidup dan Mati
Keberanian
Asal Mula Voldemort Baru
Pertarungan Dimulai
Rahasia Zathiya
Pemecatan Kekasih
Draco 360Β°
Perbaikan Hubungan
Apa yang Disembunyikan?
Penyakit Aneh
Kebahagiaan yang Sementara
It Musn't But Must
Akhir Kebohongan
The Last Yule Ball

Perang Yang Lebih Sulit

173 75 1
By angg_rainy

Chapter 20 : Perang Yang Lebih Sulit

Disclaimer : All Harry Potter Characters Belongs to JK Rowling, Dan Beberapa Karakter Buatan Sesuai Imajinasi Penulis.

Pemeran utama:

Draco Malfoy Dengan segala ke-Malfoy an nya yang kalian ketahui.

Hanna Alexander Digory Karakter buatan Author. Wanita bertinggi 150 cm berambut hitam gelombang se-bokong(rambut asinya Blonde). Mempunyai lesung pipi. Karakter riang, cerewet, ramah namun suka menghamburkan uang. Sikapnya dapat berubah menjadi tempramental jika terbawa emosi dan pandai berkelahi. Sangat suka pink sampai sakit mata.

Warning : Karakter OOC , Mantra buatan penulis, dll

(Time line: 1 Tahun setelah perang melawan Voldemort usai, Voldemort mati dan Dumbledore masih hidup)

Draco Malfoy, lelaki yang tahun lalu menjadi pelahap maut, sekarang harus bersaksi dan menjadi pahlawan melawan DE yang baru.

Lelaki itu masih menggunakan baju kumuh dengan muka cemong. Dari peperangan barusan, mereka yang tersisa di lokasi segera di bawa ke kementrian sihir untuk dimintai keterangan.Dengan sidang terbuka tentunya.

"Apakah anda, Draco Lucius Malfoy, putra tunggal dari Lucius Malfoy, menyetujui hukuman mati atas kesalahan Zathiya Digory?"

"Ya. Saya menyetujui hukuman mati."

Palu di ketuk oleh ketua peradilan sihir. Lelaki pirang itu, bahkan menatap mata ketua peradilan dengan sangat benci, seolah dirinya adalah Zathiya.

Zathiya Digory eh? Perempuan brengsek yang hampir membunuh kedua orangtuanya. Perempuan hina yang membuat kekasihnya menderita dan tersakiti? Jangan harap jalang itu akan hidup setelah ini!

Setelah beberapa saksi, sampailah ke saksi terakhir. Tidak lain ialah keluarga atau sanak saudara tersangka.

Hanna sudah menduga dirinya akan menjadi saksi di depan pengadilan, namun entah kenapa dirinya gusar. Walaupun muka Hanna terlihat tanpa ekspresi sedikitpun, namun perempuan yang tengah memakai jaket kebesaran milik Draco itu menyembunyikan gemetar hebat dari kedua tangannya.

Iya. Zathiya salah. Zathiya telah menumbuhkan pemberontakan dan pelahap maut baru. Dia juga salah karna membunuh para muggle yang tidak berdosa.

Tetapi.

Apakah Zathiya harus di hukum mati?

Kebencian yang ada pada diri Zathiya sepenuhnya adalah tanggung jawab si bangsat tua bangka itu kan?!

Cih.. Alexander Digory. Kalau tahu lelaki tua itu bermuka dua dan membunuh ibu kandungnya, mungkin Hanna akan bekerja sama dengan Zathiya untuk membunuh lelaki keji itu.

"Silahkan bersaksi. Saksi terakhir. Keluarga tersangka. Hanna Digory." Jaksa mengajukan Hanna untuk membuka mulutnya.

Gadis itu sudah berdiri di tengah persidangan. Menatap lurus para hakim peradilan sihir.

"Untuk pembangkitan Voldemort dan penyalah gunaan kekuasaan sebagai auror serta membentuk pelahap maut baru, Zathiya Longsburn sangat bersalah. Untuk membunuh para muggle yang tidak berdosa, serta hampir membunuh Harry Potter dan keluargaku di barisan penyihir putih, Zathiya Digory memang sangat bersalah."

Ketua hakim di depan Hanna tersenyum prihatin, ia tidak mengucapkan suara apapun, tetapi bibirnya menggerakkan sesuatu yang bisa dibaca semua orang 'It's oke. All Done.'

"Lalu. Hanna Digory. Putri tunggal Alexander Digory. Apakah anda menyetujui hukuman mati untuk Zathiya Digory?"

Hanna sempat tertunduk beberapa saat, dirinya bahkan menangis saat rambut tebalnya menutupi sekeliling wajah. Butuh beberapa saat hingga gadis itu tenang.

Dia menggeleng pelan lalu menghapus kasar air mata yang masih jatuh membasahi pipinya. Menatap lurus ke para hakim yang duduk di depannya.

"Untuk hukuman saya tidak... saya tidak menyetujui hukuman mati. Tapi tolong kurung dia seumur hidup di azkaban."

Semua penonton persidangan tercengang. Harry dan Hermione bahkan menutup mulutnya yang menganga saking tidak percaya oleh pernyataan Hanna.

Draco mengeratkan pegangannya pada cincin berlian hijau yang adalah cincin pertunangannya dengan Hanna.

Draco mengeraskan rahangnya, "Dasar penghianat! Apa yang kau pikirkan bodoh!!!" Draco hanya berbisik namun menekankan kalimatnya dengan kuat. Tangannya terkepal seakan ia bisa menonjok Hanna kapan saja.

Hakim mendehem keras untuk mengontrol emosi yang ada pada dirinya.

"Harus ada alasan yang kuat nona, mengapa anda menolak hukuman mati untuk kriminal kelas A seperti Zathiya Digory. Hal yang tanpa alasan akan membuat anda menjadi pelaku juga karna melindungi tersangka."

"Jaga ucapan anda hakim ketua! Hanna adalah putri dari keluarga Malfoy!" Lucius hampir saja menghunuskan tongkatnya untuk merapal mantra. Untungnya istri cantiknya menenangkan pria itu. Lucius dengan muka geram, duduk kembali di kursi penonton persidangan.

"Saya tidak sanggup memberikan alasannya di persidangan ini. Tetapi anda dan yang lainnya boleh me- legilimens saya."

Hanna menatap para hakim dengan penuh keyakinan. Dia memang tidak mungkin mengucap bahwa ayahnya adalah pembunuh di persidangan ini. Walaupun Alexander Digory sudah mati, akan dianggap apa dirinya kelak?

Perempuan dengan backgroud ibu yang membangkitkan Voldemort dan memicu perang. Dengan seorang ayah yang mempunyai anak diluar nikah dan membunuh orang yang ia hamili. Hanna akan dicaci dan dibenci oleh semuanya.

Semuanya termasuk para Malfoy. Mereka adalah bangsawan tingkat tinggi yang menjunjung moral, etika serta kasta darah. Bagaimana Hanna dapat melanjutkan pertunangannya jika itu terjadi? Hanna akan di depak dari keluarga Malfoy.

Hakim pengadilan saling berbisik-bisik untuk berkompromi. Setelah menghela nafas keras ia menggetuk palunya sambil berkata, "Hukuman mati atas nama Zathiya Digory ditangguhkan. Bawa dia ke azkaban. Sementara sidang tertutup akan dihadiri oleh Hanna Alexander Digory bulan depan. Sidang selesai."

Ketukan palu 3 kali membuat para korban perang merasa lega. Mungkin memang Zathiya tidak dihukum mati, tetapi perempuan itu dikurung di penjara dan tidak akan mengacau dunia sihir lagi.

Sementara beberapa pihak yang menyayangkan pernyataan Hanna sangat geram. Termasuk Tom Digory dan juga Draco Malfoy. Mereka sangat kecewa karna Zathiya tidak dihukum mati. Apalagi wanita jahat itu tidak pantas hidup setelah tindakan keji yang ia lakukan!

Hanna masih dengan berdiri melihat hidungnya mengeluarkan darah lagi.

Ah hebat!

Disaat pusing begini, tubuhnya sempat mimisan ?! Hanna tidak punya waktu untuk meladeni tubuh lemahnya!

Perempuan itu berjalan menunduk dengan hidung yang ditutupi saputangan ukiran Malfoy. Perempuan itu langsung di hampiri oleh Harry, Ron dan Hermione.

Harry merasa senang dan merasa sangat berhutang karna perempuan kecil itu tadi menyebut namanya di persidangan.

"Syukurlah Hanna persidangannya sudah selesai. Mungkin kau masih harus menjalankan persidangan tetapi aku mengerti perasaanmu." Harry dengan berkaca-kaca memegang bahu milik Hanna.

Ron mengangguk meng-iyakan, "Iya Hanna, akupun tidak akan sanggup membunuh ibuku sendiri meski ia bersalah. Namun tindakan mu untuk meminta kurungan seumur hidup juga tidak mudah bukan?"

Hanna menatap Draco yang turun dari bangku persidangan bersama kedua orangtuanya. Entah apa yang dibicarakan, Narcissa dan Lucius mendatangi Dumbledore. Sedangkan Draco memalingkan mukanya menatap benci kepada Hanna.

Hanna menghela nafas pelan, dirinya menatap dengan sedih dan terdiam dengan tatapan Malfoy.

"It's ok Hanna. Kau tau Malfoy kan? Sangat susah baginya untuk sekarang. Apalagi orangtuanya hampir mati di tangan Zathiya. Kau bisa bersama kami?" Hermione tersenyum menguatkan Hanna.

Disaat bersamaan, George, Fred, Ginny, Tom dan Willheim juga menatap dengan penuh perhatian ke arah Hanna. Hanna mengangguk dan tersenyum senang. Ia berhambur saling memeluk kepada semua teman yang mendukungnya itu.
----------------------

Sudah 10 hari semenjak kejadian perang muggle London. Sisa murid dan beberapa penyihir masih mengungsi di tempat yang sama, Malfoy Manor. Hogwarts masih dalam proses renovasi dan akan berakhir besok.

Tidak ada yang menyangka kan rumah bak istana kelam itu di tempati oleh para pengungsi perang? Bahkan Narcissa ikut andil untuk memasak dan membagikan keperluan para murid bersama Hanna.

"Hai.. Ini pastanya. Jika butuh apapun lagi kalian bisa menghubungi putriku ok?" Narcissa menunjuk Hanna yang sedang membantu membagikan minuman di sebrang.

Dua siswi Ravenclaw itu mengangguk senang. Ia tidak menyangka Malfoy akan sebaik ini pada mereka yang adalah mudblood.

Sementara tatapan jijik justru ada dari asrama Slytherin. Perempuan-perempuan itu tidak senang jika Hanna sudah dianggap sebagai putri keluarga Malfoy.

Bahkan, gilanya lagi. Setelah insiden persidangan itu. Malfoy memulai hobby lamanya. Memacari dan mengencani gadis-gadis.

"Kali ini Wuphita Sareent yang dia kencani. Cih.. padahal Hanna sedang mengepel lantai di depannya. Dasar makhluk busuk tak punya hati." Hermione mengoceh gemas karna tingkah Malfoy yang malah semakin gila.

Hanna terkikik geli, ia tidak menyangka Hermy akan semarah ini, "Hihi.. Calm sister. Aku sudah biasa melihatnya. Lagipula pertunangan ini kan dari awal memang pura-pura kan."

"Sist, aku akan mencabut penisnya sekarang juga!" Tom berkilat marah. Namun ia sangat menurut dengan Hanna.

Hanna hanya tersenyum dan menggeleng, "Jangan melawan hewan dengan menjadi hewan, my brother."

Tom mendecih memalingkan muka. Untuk menenangkan diri, ia langsung keluar dari ruangan terkutuk itu.

Cho Chang yang tak jauh berdiri mengelap salah satu kaca besar di ruangan itu ikut menggerutu, membuat Hermione dan Hanna tersenyum tak menyangka. "Tapi kalian berpacaran! Demi kaus kaki Merlin!"

"Kau bisa mengumpat juga eh? "Hanna mendelik jahil kearah Cho Chang. Dan ketiga gadis itu tertawa bersamaan.
-----------------

Draco PoV

Apa-apaan perempuan mungil menyebalkan yang sialannya manis itu!

Cih! Dari mana dia punya energi untuk tertawa?! Aku masih pacarnya kan?! Iya kan?

Harusnya ia bersimpuh dan sujud minta maaf padaku.

Membebaskan wanita gila yang hampir membunuh orangtuaku?! Dia kan yang salah disini!

Aku sudah bersusah payah berganti pacar setiap hari. Membawanya masuk ke kamarku dan kadang melakukan sex saat pintu terbuka lebar.

Astaga! Aku yakin mata sipit Hanna Digory itu masih bisa melihatnya dengan jelas bahwa aku melakukan itu semua! Tapi kapan ia akan menegurku? Kapan dia menangis dan marah karna calon suaminya berselingkuh!

Hah... Useless!!!

"Drake, aku ingin ini~" Perempuan itu menggelayut manja sambil meremas-remas sesuatu di selangka Draco yang masih tertutup celana.

Draco tertawa melihat perlakuan perempuan yang bergelayut manja itu. "Mari kita lakukan di kamar eh? Kau ingin berapa kali? Hng?"

Perempuan tahun ke 4 itu tersenyum mendengar godaanya berhasil. "Aku ingin melakukannya sepuasmu Drakie~" Ia menjilat pipi Draco dengan posisi masih merangkul lehernya.

Wait.. Hanna menutup mukanya? Dia menangis toh? Ah~ akhirnya sesuai sekenarioku. Hanna akan mengomel dan memarahi ku karna berselingkuh setelah ini.

Dan aku akan memaksa Hanna meminta maaf dan mencabut penangguhan hukuman mati Zathiya.

Zathiya harus mati!
------------------

Normal PoV

Hanna berlari ke arah ruangan kosong di samping dapur. Ia langsung terduduk karna tak kuat menahan genangan darah yang sudah meleber dari telapak tangannya.

Hanna menatap seram genangan darah di telapak tangannya. Ia memang suka mimisan sedari kecil, namun tidak sebanyak ini.

Tubuhnya sedikit melemas, tanpa sadar ia juga jadi terbatuk karna darah yang tak berhenti keluar bahkan setelah dua lubang hidungnya disumbat dengan tissue.

Perempuan itu mengecek ke kanan dan kiri. Tidak ada yang melihat kan? Pasti semua aman.

Hanna akan berencana diam disini sampai mimisannya berhenti. Lagipula ia tidak ingin semua panik karna keadaanya.

"Sudah dari kapan? Hanna."

Suara itu mengacaukan pikiran tenang Hanna. Pansy dengan menghisap sebatang rokok kecil yang nampaknya sudah mau habis, berdiri di ujung pintu belakang.

Pansy mendekati Hanna dan memapahnya setelah perempuan itu menginjak sisa batang rokok barusan.

"Astaga. Banyak sekali. Kau yakin ini hanya mimisan wajar?"

Hanna mengangguk,"Ini akan berhenti setelah beberapa menit. Jangan khawatir."

Setelah 15 menit mimisan, akhirnya hal itu berhenti. Pansy membantu mengelap sisa darah yang masih turun di wajah Hanna. Ia pun sudah menyediakan air minum untuk Hanna yang sudah terduduk lemas.

"Akhir-akhir ini kau banyak pikiran? Setelah harus sidang kesaksian Zathiya?" Nada Pansy terdengar marah, namun jika dilihat ekspresi perempuan jutek itu malah menampilkan kekhawatiran.

"Beberapa hari ini dan makin parah. Tolong jangan katakan pada siapapun." Hanna menatap dengan senyum terkembang di wajahnya.

Pansy memeluk gadis yang masih terduduk di lantai itu. Dia mengeluarkan ekspresi yang tidak mudah ditebak. Nadanya sangat datar tetapi jika kau mengenal Pansy, pasti tau arti ucapannya, "Dasar bodoh. Kau itu sakit. Besok akan aku antar ke dokter kenalanku. Tidak ada penolakan!"

Hanna hanya diam tanpa kata. Dirinya hanya membalas pelukan Pansy yang semakin erat diiringi senyum di wajahnya.

Tbc

-------------
Halo para readers kesayangan aku,

Dimohon komennya dong kakak sekalian, biar aku bisa melihat antusias kalian membaca cerita ini 😁

Meskipun gak aku bales satu-satu, tapi selalu aku baca review dan masukannya kok ❤

Aku gak terlalu fokus pada vote 😅 jadi kalo masalah vote terserah kakak-kakak aja hehee~

Salam
Rain.

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 30.9K 28
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
509K 19.3K 45
⚠️ WARNING!!! : YOUNGADULT, 18+ ‼️ hars word, smut . Tak ingin terlihat gamon setelah mantan kekasihnya berselingkuh hingga akhirnya berpacaran denga...
1.6M 7.2K 16
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
2.9M 41.7K 29
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...