ReyhanPraja:
Alvino, tapi bukan dia cucu keluarga maheswara
ReyhanPraja:
cucu keluarga maheswara cewek
BaraSyahreza:
tau dari mana lo dia cewek?
ReyhanPraja:
nama nya Alana
AksaPandhita:
kali aja Alana cowok
GavinFaresta:
@AksaPandhita
GavinFaresta:
EdgarPandhita:
AksaPandhita:
🤷🏻♂️🤷🏻♂️
GavinFaresta:
yaudah nanti gue yang ngomong sama Alvino
ReyhanPraja:
thankyou vin
GavinFaresta:
GavinFaresta:
aku juga sayang kamu
ReyhanPraja:
gue cuman ngetik thankyou?
GavinFaresta:
aku tetep sayang kamu kok han
ReyhanPraja:
gak dulu gue masih lurus
EdgarArdana:
ini nih efek samping jomblo kelamaan, makannya cari pacar cepet vin
GavinFaresta:
dih anjir kaya lo ada pacar aja
GavinFaresta:
sesama jomblo tidak boleh saling menghina
EdgarArdana:
sorry, gue mah jomblo juga banyak yang ngantri buat jadi pacar gue. Gue aja emang sengaja milih-milih untuk mencari yang terbaik
GavinFaresta:
gue ada cewek nih gar, bisa masak, udah punya penghasilan, punya rumah sendiri. Mines nya cuman dia tinggal di desa, jadi paling lu ldr. Mau gak lo?
EdgarArdana:
anjir paket lengkap, kenalin lah vin. Anak mana dia?
BaraSyahreza:
cepet lo kalo soal cewek
EdgarArdana:
lumayan bar yakali cewek se perfect itu gak mau. Lo emang gak mau?
BaraSyahreza:
ya gas lah! Ya kali nolak
BaraSyahreza:
mana sini vin spill foto nya, kali aja jadi jodoh gue. Lumayan gak usah kerja
ReyhanPraja:
goblok, mau enak nya doang jadi cowok
BaraSyahreza:
kaya lo gak mau aja
ReyhanPraja:
lo pikir?!
BaraSyahreza:
mau
ReyhanPraja:
betul
BaraSyahreza:
EdgarArdana:
mana foto nya vin, gc spill sama nomer nya ya. Biar cepet pdkt
GavinFaresta:
GavinFaresta:
tuh ambil
GavinFaresta:
sorry gak ada nomer nya, Upin Ipin gak ngasih
BaraSyahreza:
anjing
ReyhanPraja:
gue kira bener bajingan
EdgarArdana:
gak dulu deh kalo modelan begini...
GavinFaresta:
tadi aja pada ngegas lo pada
GavinFaresta:
lo gimana mau gak? @AksaPandhita
AksaPandhita:
skip, udah pake gigi palsu
EdgarArdana:
AKSAAA 😭
EdgarArdana:
EdgarArdana:
ni anak kalo ngomong suka terlalu jujur
BaraSyahreza:
ngakak banget anjing itu kan kartun kesukaan lo, bisa-bisa nya
ReyhanPraja:
lu nonton tiap hari padahal
GavinFaresta:
opah: ku kira hubungan kita spesial Aksa...
BaraSyahreza:
parah lo sa, gue si kalo jadi opah bakal ngambek gak mau di tonton lagi
EdgarArdana:
tapi opah udah ada pawang nya anjir, gue kalo jadi Aksa juga ogah
BaraSyahreza:
hah? Kapan nikah nya
ReyhanPraja:
gue kira opah bakal still menjanda
EdgarArdana:
lah atok?
GavinFaresta:
ITU SODARA NYA GOBLOKK
GavinFaresta:
KALO SUAMI ISTRI NGAPAIN TINGGAL DI RUMAH YANG BEDA
AksaPandhita:
edgar gak lulus sekolah per Upin Ipin an
EdgarArdana:
ya kali aja lagi berantem gitu makannya tinggal di beda rumah
EdgarArdana:
apa engga di rumah opah ke brisikin gara gara ada si botak kembar
GavinFaresta:
berantem nya ampe ber episode episode ya..
ReyhanPraja:
jadi selama ini lo ngira nya mereka suami istri?
EdgarArdana:
iyaa 🥲🥲
EdgarArdana:
tertipu dengan status opah
BaraSyahreza:
dahla anjir, gak jelas lo
ReyhanPraja:
besok jangan lupa @GavinFaresta panggil Alvino, bawa aja ke gedung belakang
GavinFaresta:
okay
GavinFaresta:
temenin @EdgarArdana
BaraSyahreza:
kaya cewek mau ke kamar mandi aja lo segala di temenin
EdgarArdana:
tau
GavinFaresta:
dih gak mau, gue kenalin sama cewek dah
EdgarArdana:
ogah nanti di kasih modelan opah lagi
GavinFaresta:
engga anjir
EdgarArdana:
bakso mang ujang?
GavinFaresta:
gampang, nanti Reyhan yang bayar
ReyhanPraja:
🦧🦧
*****
"Eh Altha ngapain di sini?" Tanya Edgar saat melihat Altha memasuki kelasnya. "Alvino ada?" Tanya perempuan itu.
"Oh Alvino itu tadi sama Gavin ke gedu— AKH SAKIT ANJIR!!" Pekik Edgar di akhir kalimat.
Altha menatap penuh curiga pada segerombolan laki-laki di depannya. "Kenapa sih kalian?" Tanya nya membuat laki-laki itu saling menatap.
"Itu Alvino udah ke kantin tadi kayanya." Ucap Bara. "Lo ngeliat dia di kantin?"
"Enggak." Jawab Lelaki itu yang lagi-lagi membuat perempuan itu mengerutkan dahi nya aneh. "Terus kok lo bisa tau kalo Alvino ke kantin?" Tanya Altha membuat Bara gelagapan.
"Itu pokok nya Alvino keluar kelas, ya mau kemana lagi coba kalo bukan ke kantin!" Ucap Aksa dengan tidak santai.
"Kalem dong, gue cuman nanya. Panik banget." Kata Altha membuat Aksa menoleh cepat. "DIH, SIAPA YANG PANIK?!"
"Yaudah kalo ga panik ga usah ngegas."
"SIAPA YANG NGEGAS?!" Tanya nya dengan suara kencang. "Itu lo ngegas bego!" Ketus Reyhan pada Aksa dengan suara berbisik.
Teman nya ini memang sangat bodoh, bukan kah jika ia menjawab seperti itu akan membuat Altha semakin curiga.
"Yaudah gue duluan, kalo Alvino udah balik kasih ini ya ke dia." Ucap perempuan itu sambil meletakan secarik kertas yang terlipat ke atas meja Bara dan Aksa.
Setelah itu Altha pergi meninggalkan kelas membuat semua nya saling menatap dengan pandangan tanya.
Mereka berkumpul membuat lingkaran dengan secarik kertas yang di jadikan objek tengah. "Kira-kira dosa gak kalo buka ni kertas?" Tanya Edgar sambil menatap teman-temannya.
"Em, menurut gue gak dosa sih." Jawab Aksa.
"Tapi gak sopan gasi buka-buka kertas orang." Kata Edgar. Bara mengangguk setuju. "Bener! Gak sopan banget pasti. Terus juga Altha bakal marah kan, kalo tau."
"Okay, kalo gitu kita gak boleh buka. Pas Alvino dateng aja, baru kita—"
"BUKA!" Seru Aksa memotong ucapan Edgar.
Lelaki itu menyentil keras dahi Aksa dengan sedikit kencang, lagi. "Bukan bego! Kasih lah masa di buka, kan nyuruh nya tadi di kasih."
Aksa mengangguk-angguk mengerti sambil mengelus dahi nya yang panas dan sedikit merah karna ulah Edgar. "Gak usah di sentil juga si, sakit."
"Lama lo semua tinggal buka doang repot!" Ucap Reyhan kesal sambil membuka lipatan kertas itu dengan cepat.
"Astagfirullah Reyhan, benar-benar tidak mencerminkan sikap sopan dan santun." Ucap Edgar sambil menggeleng-geleng kepala nya.
"Mau heran, tapi ini Reyhan." Kata Bara. Aksa mengangguk setuju. Benar juga, Reyhan memang seperti ini sifat nya.
"Udah gue duga." Ucap Reyhan saat selesai membaca surat itu.
"Apaan-apaan, coba sini gue baca." Edgar menarik kertas itu dari tangan Reyhan. "Halo! Udah tau kan gue siapa, sampai ketemu nanti malam. Jam 9, jalan merdeka. " Ucap Edgar membaca kalimat yang tertulis dalam kertas itu.
"Dia siapa, Alana?"
"Jadi Alana siapa, Altha?" Tanya Aksa bingung. "Tapi waktu itu kita liat di cctv kalo yang ngasih ke meja Reyhan itu bukannya Alvino ya?"
Reyhan mengangguk. "Udah nanti malem kita bakal ketemu juga kan." Ucap nya.
"Eh iya, Gavin mana? Udah ketemu Alvino?"
Semua menggeleng. "Gatau dari tadi gue chat gak jawab, awas aja tu anak malah makan batagor gue gebukin." Kesal Edgar.
"Kita gebukin si lebih tepatnya." Kata Bara membenarkan.
"Eh! Eh! Eh! Apani, kalian mau gebukin gue?" Panik Gavin tiba-tiba, lelaki itu baru saja memasuki kelas. "Lo kemana aja kampang! Di chat gak jawab-jawab."
"Abis beli batag—"
"Anjing lo beneran beli batagor?!" Sewot Reyhan cepat. "Lo mau gue gebukin apa gimana?!" Lanjutnya.
"Eits santai dulu, kalem-kalem." Ucap Gavin membuat Reyhan bingung. Pasalnya manusia seperti Gavin ini tidak dapat di percaya walau hanya sebentar.
"Gue tadi nanya Alvino sambil makan batagor. Mana mau dia kalo gak di jajanin dulu." Katanya. "Terus dia ngomong apaan aja?" Tanya Bara.
"Dia gak mau ngaku anjir, katanya Alana bukan dia. Gue ampe di katain bego gara-gara nama cewek di kira dia." Ucap Gavin. "Tapi kalo dipikir-pikir emang bego si, masa lo semua nyuruh gue nanyain itu sih?"
"Nyesel beliin dia batagor, abis 10 ribu lagi." Lanjutnya.
"Ck, emang gak ada guna nya nyuruh lo." Ucap Bara membuat lelaki itu menoleh cepat.
"MAKSUD LO??!?!!! SALAHIN ALVINO LAH, DIA YANG GAK MAU NGOMONG KENAPA JADI GUE YANG DI SALAHIN?!!" Seru nya marah.
"Emang lo."
"Dih anjing."
Bara menatap kedua nya dengan tatapan jengah. "Lo berdua mending diem si."
*****
ReyhanPraja:
pada di mana?
EdgarArdana:
otw sekarang gua
AksaPandhata:
2
GavinFaresta:
3
BaraSyahreza:
bentar lagi sampe
ReyhanPraja:
oke, gak usah masuk markas langsung jalan kalo udah kumpul semua
20:50
*****
20:56
"Selamat datang, di markas ALARIC." Ucap Altha saat melihat 5 lelaki dengan jaket hitam bertulisan ALASTARS itu memasuki markasnya.
"Altha?" Panggil Reyhan dengan raut wajah yang susah di artikan. "Ya?"
"Ini beneran markas geng ALARIC?" Monolig Edgar sambil menatap rumah yang terbilang cukup mewah ini. Agak aneh jika rumah besar dengan cat tembok berwarna putih ini di jadikan markas.
"Iya lah masa markas lo!" Seru Saka membuat lelaki yang barusan berbicara itu menoleh.
"Santai dong."
Setelah anak ALASTARS sampai ke jalan merdeka, ia langsung di sambut oleh kumpulan motor berjumlah 4 orang. Hanya Altha yang tidak ikut.
Reyhan langsung tau bahwa itu adalah anak ALARIC yang akan menunjukan jalan menuju tempat yang tepat untuk membicarakan ini.
Tapi ada hal yang ingin Reyhan tanyakan sebenarnya. Tentang mengapa mereka tidak menggunakan jaket ALARIC. Dan se penglihatannya ia juga tidak melihat aksesoris yang menunjukan bahwa itu adalah anggota ALARIC.
Bukankah setiap geng pasti memiliki minimal satu aksesoris untuk menunjukan nama geng nya? Ia tidak ingin menanyakan lebih jauh tentang ini, tapi jika ada kesempatan ia pasti akan menanyakannya.
Pada Altha.
"Kita geng ALARIC, sama kaya geng biasanya. Cuman mungkin beda tujuan aja, dan kayanya kalian udah cari tau juga tentang kita." Ucap Altha pada anggota ALASTARS.
Reyhan mengangguk. "Kita ALASTARS, geng ya—"
"Udah pada tau tentang ALASTARS." Potong Malvin membuat Reyhan menggeram kesal.
Jika saja dia bukan orang yang akan membantu nya di masa depan, ia yakin pasti pukulan keras sudah mendarat ke wajah laki-laki di depannya ini.
Emang anjing ni cowok yang pake tali sepatu buat iket pinggang. Batin Reyhan berteriak.
"Anjas, terkenal juga ALASTARS." Berbeda dengan Reyhan yang sudah kesal, justru Gavin malah bersorak senang atas ini.
Ambil positif nya aja dulu. Itu yang mungkin sedang tertanam di otak Gavin saat ini.
"Lumayan, kayanya."
"Yaudah duduk dulu, masa mau diri aja." Ucap Altha membuat semua nya berjalan masuk dan duduk di kursi ruangan tengah.
Edgar baru saja duduk, kemudian ia menatap Altha. "Es jeruk nya tha sekalian. Gula nya dua sendok aja." Ucap nya membuat semua menoleh.
"Lo pikir ini Warkop?!" Tanya Altha kesal.
"Y-ya gue kira ada. Yaudah gapapa, air putih aja." Ucap nya lagi. "Gak ada apa-apa."
Edgar menyipitkan kedua mata nya. "Markas doang gede, gue kira ada Indoapril nya." Katanya dengan suara kecil.
"Jadi Alana itu siapa, lo?"
Altha mengangguk. "Iya gue Alana."
"Jadi lo Alana, berarti lo cucu terakhir Aditama dan ketua geng ALARIC?" Tanya Bara penasaran. Perempuan itu mengangguk lagi mengiyakan.
"Jadi lo ngejar-ngejar Reyhan waktu awal sekolah gara-gara apa?" Tanya Gavin.
Altha menoleh. "Oh itu karna kakek gue, dia kira Reyhan ada hubungan se darah sama Nicholas. Tapi pas gue selidik in lebih jauh ternyata enggak, iya kan?" Tanya perempuan itu di akhir, pada Reyhan.
"Lo tau dari mana?"
"Anak ALARIC sempet cari tau informasi tentang keluarga Nicholas, dan ya gue nemu keanehan lagi di situ." Jelas Alana.
"Informasi Nicholas lo kok bisa dapetin?" Tanya Edgar penasaran.
"Itu gue ambil dari pekerjaan Nicholas dulu, setiap orang yang terdaftar di suatu pekerjaan punya identitas yang kesimpen kan, ya seenggaknya tentang silah-silah keluarga. Jadi gue ambil dari situ."
"Gue sebenernya udah mulai aneh karna cuman Reyhan yang identitas nya bisa ke akses dengan mudah, padahal kata kakek gue Reyhan masih keluarga kan sama Nicholas."
"Dan bener aja, ternyata Nicholas anak satu satunya di keluarga dia. Jadi Nicholas gak mungkin punya ponakan, dan kalo anak kandung gak mungkin juga. Karna Nicholas, istrinya dan Reyhan gak punya golongan darah yang sama, mendekati aja enggak. So, di situ gue dan anak ALARIC mikir kalo Reyhan bukan keluarga Nicholas." Jelas Altha.
"Alvino mana, kok dia gak ada disini?" Tanya Edgar. "Alvino bukan anak ALARIC, jadi dia gak kumpul hari ini. Tapi dia tetep bakal bantuin kita." Semuanya mengangguk-angguk paham.
"Mau di mulai sekarang aja diskusi nya?" Tanya Ales yang sedari tadi diam memperhatikan. "Boleh, mungkin mulai dari permasalahan lo han?"
Reyhan mengangguk. "Gue mulai dar—"
"Bentar, jangan kasih tau tentang kalo lu bukan keluarga Nicholas, terus tentang ketua ELDER anak kandung dari Nicholas dan tentang nyokap lo. Itu gue udah tau." Seluruh anggota inti ALASTARS menatap Altha bingung.
Bagaimana bisa ia mengetahui nya sampai situ?
"Lo tau dari mana anjir?" Tanya nya heran.
"Kan gue udah bilang kalo informasi begitu mah gue juga udah dapet, gue cuman butuh motif Nicholas ngelakuin itu."
"Kalo motif gue juga sebenernya belum tau tentang itu, tapi intinya gue di peralat sama Nicholas karna cuman sidik jari gue yang bisa ngebuka pintu rahasia di rumah dia. Kalo enggak dia bakal celaka in ibu gue. Tapi gue belum tau isi dari berkas itu apa." Jelas Reyhan.
"Gue sempet ambil berkas itu tapi enggak gue buka." Lanjutnya.
"Nicholas di duga jadi pembunuh banyak orang, dan misi gue buat nangkep dia." Jelas Altha. "Oh iya, kakek gue sempet bilang kalo di situ ada bukti-bukti tentang apa yang dia perbuat." Lanjut perempuan itu.
"Tapi gue masih gak yakin."
"Ini Nicholas pembunuh bayaran atau gimana?" Tanya Gavin bingung.
"Kakek lo gak ngasih tau apa-apa tha?" Tanya Bara, perempuan itu menggeleng sebagai jawaban. "Kakek gue gak pernah ngasih tau apapun tentang misi yang bakal dia kasih."
"Kayanya Nicholas punya motif tersendiri, aneh kalo dia pembunuh bayaran tapi nyimpen bukti-bukti begitu." Ucap Malvin.
Ales mengangguk setuju. "Kita bisa cari tau lebih dalem tentang motif dia dari keluarga terdekat." Katanya.
"Keluarga terdekat, siapa?"
Altha tampak berfikir, sepertinya tidak ada keluarga Nicholas yang bisa ia temui.
Kecuali..
"Raga." Semua menoleh, benar hanya Raga keluarga Nicholas yang tersisah.
Raga, lelaki itu. Ketua ELDER.
_______________________________________________________
Tolong ya bantu aku untuk memperbaiki ketikan dalam menulis cerita ini, bisa di tandai di mana kesalahannya!
Terimakasih buat kalian yang sudah bantu
Pasti akan aku segera ganti! 💗
- anak rebahan