LAST MISSION

By pischinny

25.4K 1.9K 90

"Gue deketin lo, bukan karena gue bener-bener pengen deketin lo." Altha. ____________________________________... More

A l a n a / A l t h a
A L A S T A R S
01
02
03
04
05
06
07
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

08

715 59 3
By pischinny

"Woii!!" Seru Alvino sambil merangkul pundak Altha tiba-tiba. "Apaansi lo!"

"Gue udah boleh deketan sama lo kan?" Tanya Alvino yang langsung di beri jitakan oleh perempuan di sampingnya. "Ya, emang sejak kapan kita gak boleh deketan?!"

"Lah kan kata lo pura-pura gak kenal berarti gue gak boleh deket-deket sama lo kan?" Tanya Alvino balik.

Perempuan itu menghembuskan nafasnya dengan kesal. "Maksud gue, pas di arena balap doang pura-puranya bego! Pas di sekolah mah gapapa."

Alvino menganggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. "O-oh gue kirain pura-pura sampe misi lo selesai."

Altha mendengus kesal. "Untung ada Amanda, kalo engga pasti gue udah di kira anak ilang di sekolah an ini." Cerocos nya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Iya maaf cantik, yuk gue terakhir es kenyot bu Jamilah!" Ajak Alvino.

"Dih, lo pikir gue anak kecil kalo di beliin es kenyot bakal langsung seneng?!"

"Yaudah kalo gak mau gue duluan, bye-bye." Ucap Alvino sambil beranjak pergi. "Y-yaudah kalo lo maksa!" Seru Altha sambil menarik lengan lelaki itu.

Alvino tersenyum kecil, kemudian tangannya ia ulurkan untuk mengacak-acak rambut perempuan di sampingnya.

"Sok-sok an nolak lo! Ayo kita beli es kenyot..!!" Seru Alvino yang langsung di balas anggukan semangat oleh Altha. "Gue mau dua ya!"

"Mau beli 10 juga gue jabanin! Tenang aja, gue orang kaya!" Perempuan itu memutar bola matanya. "Kaya orang gila!"

"Eh iya al, lo yang ngasih tau kalo gue nangis gara-gara Reyhan ke anak-anak ALARIC ya?!" Tuduh Altha tiba-tiba sambil memberhentikan jalan nya.

Lelaki itu menunjukan cengirannya. "Ya masa gak gue kasih tau!"

"Nanti kalo mereka mukulin Reyhan gimana, makin repot jadinya."

"Ya dari pada mereka pada mukulin gue gara-gara gak ngasih tau ini, mending mukulin Reyhan." Jawab Alvino santai.

Tuk!

Perempuan itu menyentil dahi Alvino kencang. "Sakit Altha!" Kesal nya.

"Rasain siapa suruh cepu!" Balas nya.

Lelaki itu mengusap-usap dahi nya yang memanas dan sudah memerah. "Awas aja lo gak jadi gue beliin es kenyot!"

"Idih, udah cepu baperan lagi!"

"Kan, galau kan lo. Gue bilang juga apa." Ucap Edgar pada lelaki yang sedari tadi memperhatikan Altha dan Alvino dari jauh.

Lelaki itu Reyhan.

"Gak usah muna han." Kata Edgar.

"Muna apaan sih, gue cuman liatin doang." Jawab Reyhan sambil memalingkan wajah nya. "Muna gak bakal bikin Altha ngejar-ngejar lo lagi."

"Lo juga gitu sama Amanda. Sama-sama munafik makannya gak balikan-balikan."

"Oh berarti lo ngaku nih kalo lo munafik juga?" Tanya Edgar membuat Reyhan berdecak malas. "Yang lain mana?" Lelaki itu mengalihkan topik.

"Udah pada ke kantin, lo gak mau nyusul?"

"Nanti deh gue masih nungguin orang dulu."

"Siapa?" Tanya Edgar pada Reyhan. "Ada pokoknya seseorang, lo duluan aja kalo mau ke kantin." Edgar mengangguk-angguk paham.

Ia tau, Reyhan bukan tipe orang yang bisa memberikan informasi pribadi nya pada siapapun dengan mudah. Lelaki itu akan cerita jika memang ingin bercerita.

"Yaudah, gue duluan ke kantin mau beli nasi uduk bu Linda keburu abis." Reyhan berdehem sebagai jawaban, saat melihat Edgar sudah berlari menuju kantin ia segera berjalan ke lawan arah.

Gudang belakang.

Ia akan pergi ke gudang belakang untuk menemui seseorang yang harus ia temui.

Lelaki itu membuka pintu gudang belakang dengan kunci yang sudah ia ambil sembunyi-sembunyi dari pak Budi, satpam sekolah.

"Udah ketemu?" Tanya Reyhan pada lelaki di depannya. "Belum, dia punya tempat persembunyian cukup bagus."

"Sialan." Umpat nya. "Lo gak bisa lacak atau gimana?"

"Sorry, gue gak handal dalam hal itu. Tapi..." Ucap nya membuat Reyhan menatap cepat.

"Tapi apa?"

"Keluarga Maheswara, ada satu orang yang di tugasin buat nangkep pembunuh kasus ini."

"Keluarga Maheswara?"

"Berkas yang lo ambil beberapa hari lalu, di sana ada data-data keluarga Maheswara. Anggota keluarga terakhir nya lagi ngejalanin misi, sekarang." Ucap lelaki itu membuat Reyhan terdiam sebentar.

"Dia udah tau?"

Lelaki itu menggeleng. "Dia belum tau."

"Tapi tujuan misi nya Nicholas."

"Yang di berkas itu ada data-data keluarga Maheswara?" Tanya Reyhan.

Ia menggeleng. "Gue gak yakin data di situ lengkap, karna gue aja susah banget buat nyari data nya. Tapi kalo lo mau mastiin lo bisa cek." Reyhan mengangguk.

"Thanks, tolong hubungin gue secepatnya."

Lelaki itu mengangguk. "Alana, nama nya Alana han."

"Bakal lebih mudah kalo lo nemuin geng ALARIC, tapi sayang nya geng itu udah 1 tahun ilang. Dia ketua dari geng itu."

*****

"Altha, lo kemana aja sih?! Kita cariin juga dari tadi, bukannya balik kelas dulu malah ngapelin cowok baru." Ucap Amanda sambil duduk di kursi samping Altha.

"Marah-marah mulu lo!"

Amanda melirik lelaki yang duduk di depan Altha. "Eh kenalin Amanda." Ucap nya dengan senyum sambil mengulurkan tangan menghadap Alvino.

Lelaki itu menerima dengan senyum canggung. "Gue, Alvino."

"Duh lo kok punya temen cowok yang cakep gini gak di kenalin sih, jangan pelit-pelit ah sama temen." Kata Theresa yang sudah ikut berkenalan juga.

"Tau pelit amat, mentang-mentang ganteng di umpetin begini."

Altha memutar bola mata nya malas. "Kan sekarang udah kenal."

"Ya harusnya dari kemarin dong!"

Perempuan itu menghadap Altha. "Iya kali aja kan gue bisa pac—" Ucapan Amanda terpotong saat melihat sesuatu di tangan Altha. "Eh anjir, lo beli es kenyot kok gak bilang-bilang?! Ih masih ada gak ya?"

"Udah gak ada ini yang terakhir tadi gue liat."

Perempuan itu memerosotkan pundaknya lemas. "Yaelah, es kenyot favorit gue..."

"Besok aja si beli nya." Ucap Gracia.

"Es kenyot cuman ada setiap hari Kamis anjir, kalo hari biasanya gak ada."

"Emang es kenyot yang mana sih?" Tanya Gracia. "Itu loh yang lu ampe nambah itu!"

Gracia memelototkan mata nya. "Anjir itu nama nya es kenyot?! Ya ampun gue nunggu- nungguin padahal." Sekarang Gracia yang menurunkan pundak nya lemas juga.

"Kan, emang semua orang pasti akan suka es kenyot nya bu Jamilah pada waktunya."

"Eh Altha!" Panggil lelaki itu membuat Altha menoleh. "Bos gue galau tuh!" Lanjut Edgar.

Perempuan itu tetap fokus pada es kenyot nya, menghiraukan ucapan Edgar. "Dih, tumben amat lo."

"Pasti capek ya ngejar-ngejar Reyhan? Kan udah gue bilang, tu cowok emang gak jelas. Mending sama gue." Lanjut Gavin.

Altha menoleh. "Duduk, ngoceh mulu."

"Lo pada gak mau pesen makanan? Bel dikit lagi bunyi." Kata Alvino sambil melihat teman-temannya.

"Sono gar beliin kita makanan." Suruh Gavin pada Edgar. "Dih anjir lo aja sono. Males banget gue."

"Gue juga males, mending lo deh sa." Ucap nya pada Aksa.

"Gamau!" Tolaknya. "Dih ni anak kecil, di suruh ama orang dewasa tuh harus nurut."

"Jangan mau sa, itu mah bukan di suruh tapi di perbudak." Seru Theresa mengompori.

Aksa mengangguk. "Emang gak mau."

"Udah ah sana pesen dikit lagi bel nih, gue gak mau kelaparan. Apalagi nanti ada pelajaran pak Tatang, pura-pura ngerti juga butuh tenaga."

Gracia menoleh cepat. "Eh pak Tatang gak masuk tadi."

"Hah serius? Alhamdulilah ya Allah! Gue gak bawa buku soal nya. Emang rejeki anak sholeh." Kata Gavin. "Kapan si lo bawa buku ke sekolah vin?"

"Anak sholeh anak sholeh!"

"Kenapa gak seneng?" Tanya lelaki itu sewot.

"Bacot lo ah, berantem mulu. Cepet pesen makan." Suruh Reyhan yang tiba-tiba datang.

Gavin menghembuskan nafas nya kasar. "Awas lo ya, kalo besok nyuruh gue pesen lagi! Pokok nya ini terakhir kali gue pesenin buat lo semua!" Katanya sambil menunjuk semua teman nya.

"Eh vin gue juga nitip dong." Ucap Gracia membuat lelaki itu menoleh kesal. "Gue juga!"

"Eh-eh gue juga ya vin, ya kali yang cowok-cowok doang yang di beliin, masa yang cewek enggak."

Gavin memutar bola mata nya malas. "Gue aja terus, gak sekalian lo suruh gue beliin buat semua anak di sekolah ini cakwe nya mang ujang?!" Tanya lelaki itu tidak santai.

"Boleh vin, biar gue gak usah bawa uang lagi."
Jawab Bara. "Setan lo!"

"Lo mau gue pesenin gak tha, nanti bolak-balik lagi." Perempuan itu menggeleng. "Gak usah."

"Altha doang, gue enggak di tawarin?" Tanya Alvino.

"Sorry vin, gue di tim Reyhan kali ini."

"Gak nyambung bego!" Seru Reyhan sambil mendorong kepala Gavin pelan. "Dahla anjir kena tabok mulu gue di sini."

"Sono makannya pesen, ngomong mulu lo dari tadi." Mendengar itu, Gavin langsung berjalan gontai menuju salah satu stand makanan.

"Eh iya makasih vin, baru kali ini nilai gue 90 matematika. Terharu jadinya." Kata Edgar pada Alvino dengan gaya mengusap air mata palsu.

Lelaki itu menoleh. "Gue dapet dari Altha."

"Dapet contekan dari mana lo tha ampe bener semua yang soal nomor 6-10?" Tanya Bara.

"Enak aja nyontek-nyontek, gue emang pinter kali. Belum tau aja lo." Balas Altha tidak terima dengan gaya angkuh.

"Gue kira lo punya something sama pak Ervin, makannya bisa jawab semua." Ucap Edgar menyeleneh yang langsung mendapat lemparan botol dari Altha.

Tuk!

Tepat sasaran, kepala Edgar.

"Kurang ajar!"

Lelaki itu mendengus kesal. "Sakit anjir pala gue, kasar amat lo!"

Ting!

Altha mengambil handphone yang berada di saku rok abu-abu itu. Saat membaca pesan, ia refleks memelototkan kedua bola mata nya.

Sungguh?! Ia bersumpah jika ini bohong an ia akan membunuh Rafa sekarang juga.

Altha kemudian berdiri. "Gue duluan ada urusan, al tolong bawa motor gue ke apartement ya." Ucap nya sambil menyerahkan kunci dan berjalan pergi.

"Lo pergi nya naik apaan terus?" Tanya lelaki itu dengan sedikit berteriak. "Sama Rafa!" Ucap nya sebelum benar-benar pergi dari kantin.

"Altha!! Is, asal pergi aja sih!" Kesal Amanda.

"Mau kemana si dia, buru-buru amat kayanya." Tanya Theresa pada Alvino. Lelaki itu menaikan kedua pundak nya untuk jawaban. "Gatau."

"Lo siapa nya Altha sih vin, gue baru tau lo temenan." Tanya Edgar membuat Reyhan menoleh sedikit.

"Lumayan lama temenan, cuman baru ketemu lagi aja." Jawab Alvino. Edgar mengangguk-angguk mengerti membuat lelaki di sebelah nya tampak sedikit kecewa.

Apa-apaan cuman bertanya seperti itu?

Edgar menatap Reyhan dengan mata yang ia sipit kan seperti curiga. "Tanya sendiri han, segala pake perantara gue lagi." Lelaki itu menoleh cepat.

"Gue gak nyuruh lo nanya!!"


*****

"Anjir! Udah gue duga kan. Emang dari awal udah aneh kalo Reyhan satu-satu nya yang bisa di ketauin data nya."

"Tapi aneh gak sih?"

"Banget! Kira-kira Reyhan siapa ya? Kok bisa tinggal serumah sama si Nicholas. Terus juga yang anak nya malah gak tinggal bareng." Tanya lelaki itu.

"Iya! Apalagi anak nya sama Reyhan musuhan, tapi kenapa dia bisa tinggal bareng."

"Orang tua Reyhan di ketahuin?" Tanya Altha pada Rafa. "Bokap nya udah meninggal, kalo nyokap nya di rumah sakit."

"Rumah sakit?" Tanya Ales.

"Iya, di sini tertulis kalo nyokap nya Reyhan di rawat di rumah sakit. Gue gak tau sakit apa, cuman sakit nya udah dari 2 tahun yang lalu. Dan dia masih di rawat sampe sekarang."

"Dan, ini rumah sakit jiwa." Lanjutnya membuat semua menoleh cepat.

"Rumah sakit jiwa?!"

Altha mengangguk angguk. "Oh iya, kakek gue bilang kalo Reyhan punya tujuan yang sama kaya kita. Ngehancurin Nicholas, dan dia bilang kita bisa kerjasama sama Reyhan. Menurut kalian gimana?" Tanya perempuan iti pada semua anggota nya.

"Kakek lo tau tentang Reyhan?"

"Gue yang kasih tau, walaupun belum ada data ini tapi gue udah yakin kalo mereka gak se keluarga."

Saka mengerutkan dahi nya. "Tunggu, kok Reyhan punya tujuan yang sama tapi dia tinggal sama Nicholas. I mean they're enemies right?"

"Elah, rumit amat si ni kasus. Gue bingung!"

"Terlalu banyak orang yang terlibat dan yang lebih bingung in semua orang yang terlibat itu saling berkaitan."

"Gue rasa ada suatu faktor yang ngebuat Reyhan harus tinggal sama Nicholas, mungkin Reyhan di jadiin temeng buat sesuatu?" Kata Malvin membuat semua menatapnya.

"Maksud nya?" Tanya Altha tidak mengerti.

"Ya maksud gue ada sesuatu yang Reyhan lakuin buat nge lindungin keluarga nya." Katanya menjelaskan.

"Gak mungkin kan dia tinggal bareng musuh nya." Lanjutnya.

Semua mengangguk an kepala nya sedikit setuju. "Bener, jadi kita harus kerjasama Reyhan?" Tanya nya lagi.

"Gue ikut aja, kalo emang itu terbaik ya kenapa enggak."

"Cuman kita harus tetep waspada, karna kita masih gak tau kan...."

Altha menatap semua dengan wajah serius. "Siapa pembunuh sebenernya." Lanjut perempuan itu.

*****

Kalian pasti sudah langsung tau siapa yang memberi nama alay untuk grup ini, yap benar sekali ini adalah ide Gavin yang di dukung oleh Edgar.

Tepuk tangan untuk mereka berdua.

GavinFaresta:
anjir lo pada beneran gak ke markas? Katanya mau bahas soal Reyhan yang di sekolah

GavinFaresta:
gue penasaran anjir gc kalo mau bahas, gue otw sekarang nih

GavinFaresta:
gak seru kalo bahas nya di chat doang

EdgarArdana:
anak setan! Ini grup ALASTARS anjir di grup ini ada Reyhan goblok, lo salah grup

EdgarArdana:

BaraSyahreza:
goblok banget emang anaknya. Pengen gue sentil tu ginjal

GavinFaresta:
hah, emang iya apa

EdgarArdana:
iya anjing, duh punya temen goblok banget. Gue giveaway in lo lama-lama ke orang gila deket rumah gue

GavinFaresta:
eh iya anjing, ya ampun gak bisa di unsend lagi

GavinFaresta:
eh eh maap ya kita gibahin, terpaksa ini di ajak Edgar @ReyhanPraja 🙏🏻

EdgarArdana:
kurang ajar, itu juga lo yang mancing-mancing gue

EdgarArdana:
giliran begini aja bilang nya di paksa. Setan!!

BaraSyahreza:
dahlah anjing, kalo gibah gak usah ajak-ajak Gavin. Mulut nya gak bisa banget di ajak kompromi

EdgarArdana:

EdgarArdana:
mau mukulin orang gue rasanya

ReyhanPraja:
gibahin gue apa lo pada

GavinFaresta:
eh anjir manusia nya dateng

AksaPandhita:
cuman gibahin yang lo ketemu orang di belakang sekolah kok

EdgarArdana:
anjing ni bocah, jangan di kasih tau bego!

EdgarArdana:
unfriend aja lah kita anjir, prustasi gue temenan ama lo berdua

BaraSyahreza:
gue pukulin lo berdua @AksaPandhita @GavinFaresta

ReyhanPraja:
anjing lo, ngapain di kasih tau bego @EdgarArdana

EdgarArdana:
kan gue jadinya yang kena, emang setan lo berdua. Gak seru banget kalo di ajak gibah, bocoran

EdgarArdana:

ReyhanPraja:
bersyukur lo semua, untung aja buat masalah kali ini gue bakal minta bantuan anak ALASTARS

EdgarArdana:
bantuan apa?

BaraSyahreza:
2

AksaPandhita:
3

GavinFaresta:
3

GavinFaresta:
gue duluan anjing lo 4

AksaPandhita:
mana ada orang gue yang duluan juga

BaraSyahreza:
begituan aja di ribut in anjir

ReyhanPraja:
gue minta tolong anak ALASTAR buat nyari satu geng yang udah lama ilang. ALARIC nama geng nya

GavinFaresta:
ALARIC? Em, gue kaya nya tau deh

ReyhanPraja :
lo tau?!

GavinFaresta:
engga deh cuman pernah denger doang hehe :)

ReyhanPraja:
anjing, shareloc vin gc. Gue pukulin lo sekarang juga!

GavinFaresta:
ngeri ngeri..

GavinFaresta:
santai dikit boss!!

EdgarArdana:
titisan Firaun emang Gavin, ayo han kalo mau pukulin gue ikut

BaraSyahreza:
yo gue juga

AksaPandhita:
yuu!

GavinFaresta:
tega banget lo semua sama gue

ReyhanPraja:
dateng ke markas, gak usah panggil anak lain dulu. Gue mau bahas bareng kalian aja

GavinFaresta:
otw

EdgarArdana:
2

AksaPandhita:
3

BaraSyahreza:
4

"Gue bakal selesain ini secepatnya." Ucap seorang lelaki yang baru saja menaruh handphone nya di nakas.

Ting!

O8XXXXXXXXXX:
come and find me if you think i can help you.

O8XXXXXXXXXX:
i think the sooner the better for yourself.

________________________________
_____________________

Tolong ya bantu aku untuk memperbaiki ketikan dalam menulis cerita ini, bisa di tandai kesalahannya!

Terimakasih buat kalian yang sudah bantu pasti akan aku ganti segera! 💗



- anak rebahan

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 141K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
302K 17.9K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
1.1M 43.8K 51
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
825K 100K 13
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...