PLAYFUL LOVE | PCY

By littlesora

5.9K 1.3K 1.1K

[ON GOING] Jadi harus sabar 😉 CERITA INI DI DEDIKASIKAN UNTUK KALIAN KAUM REBAHAN YANG SUKA KERIBUTAN! Lyra... More

CAST
Ep-1
Ep-2
Ep-3
Ep-4
Ep-5
Ep-6
Ep-7
Ep-8
Ep-9
Ep-10
Ep-11
Ep-12
Ep-13
Ep-14
Ep-15
Ep-17
Ep-18
Ep-19
Ep-20
Ep-21
Ep-22
Ep-23
Ep-24
Ep-25
Ep-26
Ep-27
Ep-28
Ep-29
Ep-30
Ep-31
Ep-32
Ep-33
Ep-34
Ep-35
Ep-36
Ep-37
Ep-38
Ep-39
Ep-40
PLEASE IQRA MILEA
Ep-41

Ep-16

106 31 20
By littlesora

Sebelum membaca tolong di vote. Sambil berjalan koment dah yang banyak. Terakhir boleh di share juga yaa 💕 😊

.

Playful Love
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Permainan ini benar - benar menjebakku.
.
.
.
.
.

"Karena gue gak suka kalau mereka ngusik milik gue Ra,"

'Deg

"Siapa—yang lo maksud milik lo?" Tanya Lyra gugup.

"Ya elo lah, masa Daniel,"

"Emangnya gue barang! Lagian sejak kapan gue jadi milik lo?!"

"Sejak gue bilang, lo ada dibawah perlindungan gue,"

Hening beberapa waktu.

'Apa iya, Chandra begini karena gue?'

Pemikiran itu dia tepis, mengingat sebrengsek apa pria dihadapannya ini.

"Lo mau duain Zura sama gue?!" Lyra menatap Chandra menghunus, hal itu malah membuat Chandra terkekeh.

"Kalau dua - duanya berharga buat gue, untuk apa pilih salah satu?"

"Basi tau gak?! Sorry ya! gue gak mau kena diabetes karena kebanyakan nelen gombalan manis dari buaya cap badak kaya lo," Lyra memalingkan tubuhnya, membereskan alat dan obat yang tercecer ke dalam kotak P3K.

"Lo bilang gue apa tadi? Buaya?"

"Iya! Lo itu buaya cap badak! Udah punya cewek tapi masih gombalin anak orang!" Lyra bangkit dari duduknya, membuka laci di bawah televisi dan menyimpan kotak P3K itu ke tempat semula.

"Dan satu hal lagi!" Lyra menunjuk Chandra tepat di depan wajahnya.

"Jangan mentang - mentang lo cakep, lo bisa bikin anak orang sayang sembarangan!" Chandra menurunkan telunjuk Lyra dari depan wajahnya.

"Barusan itu lo muji gue?"

"Enggak!" Chandra tertawa puas melihat raut wajah Lyra yang merah padam. Gadis itu salah tingkah.

"Sini," Chandra menarik tangan Lyra yang masih berdiri untuk duduk disampingnya. Gadis itu terduduk dengan bibir yang dipoutkan kesal.

"Pertama kali gue ketemu lo, waktu lo nolongin gue pas dikeroyok di jalanan, padahal sebenarnya gue gak minta ditolong, karena itu termasuk rencana dari misi gue," Lyra menatap Chandra, mulai tertarik.

"Tapi lo tau? Lo orang pertama yang ngelindungin gue. Seumur hidup, gue gak pernah dilindungi. Karena gue yang merasa bertanggung jawab untuk melindungi orang - orang yang gue sayang. Sejak saat itu lo termasuk penting dalam hidup gue," Jelasnya pajang lebar. Ini kalimat terpanjang yang pernah Lyra dengar dari mulut Chandra.

"Kalau gue 'penting', terus Zura apa?"

"Kalau dia spesial,"

"Berarti yang 'penting' gak spesial?"

"'Penting' sama spesial itu beda,"

"Bedanya?"

"Cuma lo yang bisa rasain bedanya," Ucapnya sambil menangkup kedua pipi Lyra.

"Terus kenapa yang 'penting' selalu kalah sama yang spesial?" Tanyanya dengan mulut seperti ikan koi, hal itu membuat Chandra terkekeh.

"Gak ada yang kalah, 'penting' sama spesial gak pernah bersaing. Mereka punya porsinya masing - masing," Lyra menepis tangan Chandra yang berada di pipinya kasar.

"Ribet lo kaya cewek, nyatanya yang spesial selalu jadi prioritas buat lo," Dengusnya.

"Lo cemburu?"

"Nggak!" Sangkalnya dengan bibir yang dipoutkan lucu, sambil melipat tangannya di dada.

"Boong kan lo? Lo pasti cemburu, bibir lo aja maju kaya pinokio," Lyra memukul lengan Chandra dan membuat pria itu mengaduh main - main.

Drrrttt... Drrrttt

Chandra menghentikan tawanya, lalu merogoh ponsel yang bergetar dalam sakunya. Lyra mencuri pandang pada ponsel pria itu. Penasaran siapa yang menghubunginya. Tapi nihil, Chandra telah menjawab cepat panggilan itu dan kini ponselnya telah bertengger di telinga lebarnya.

"Hm," Jawabnya dengan dehaman. Chandra mengerutkan keningnya ketika tidak mendapat sautan dari sebrang sana selain terdengar suara napas yang memburu.

"Hallo?" Panggilnya sekali lagi.

"Chan? Gue—gue udah bunuh bokap gue sendiri,"

Hening beberapa waktu.

"Jangan tutup telfonnya. Gue kesana sekarang," Chandra bangkit dari duduknya, lalu meraih jaket yang tersampir di sofa.

"Lo mau kemana?" Tanya Lyra.

Oh God! Dia hampir melupakan keberadaan Lyra.

"Lo tunggu disini sampai gue pulang, ada urusan penting yang harus gue urus," Belum sempat Lyra menyampaikan protesnya, Chandra sudah melenggang pergi mengabaikan kakinya yang cidera.

'Siapa yang nelfon Chandra? Kenapa dia keliatan khawatir? Apa itu Zura?'

Berbagai pertanyaan muncul di benaknya.

Dia melempar bantal sofa melampiaskan perasaannya yang selalu diombang - ambing oleh Chandra.

"Brengsek! Awas aja kalau pulang! Gue jewer telinganya biar makin lebar!"

-----------------------------------------------------------

Chandra mengendarai motornya dengan kecepatan yang ilegal. Persetan dengan orang - orang yang mengumpatinya di jalan, bahkan rasa sakit di kakinya yang cidera dia abaikan.

Chandra sedikit berlari ketika menapaki sebuah rumah mewah di salah satu komplek elit. Tidak terlihat ada penjaga disini. Dia langsung mendobrak pintu rumah yang terkunci itu sekuat tenaga, dan—

BRAAKK

Tendangan terakhirnya membuat pintu terbuka. Padangannya beredar mencari seseorang disana. Yang dia lihat hanya ruang utama yang terlihat sepi dan gelap, seperti rumah tanpa penghuni.

Satu persatu pintu Chandra buka, dia sudah tidak asing dengan rumah ini,  karena cukup sering mengunjunginya. Tapi nihil. Semua ruangan kosong.

Sampai di pintu yang Chandra ketahui adalah sebuah gudang yang ternyata terkunci itu, membuatnya mendobrak cepat dengan sisa tenaga yang dia dimiliki.

BRAAKK

Dengan napas terengah Chandra membolakan mata atas apa yang dilihatnya sekarang dari ambang pintu.

Seorang pria tengah tergeletak dengan pecahan kaca yang terbenam di perutnya. Tidak ada pergerakan dada yang menandakan pria itu bernapas. Dapat dipastikan, dia sudah mati.

Saat melangkah masuk, Chandra juga melihat seorang wanita yang tak sadarkan diri dengan luka di pelipisnya. Tapi sepertinya dia masih hidup, terlihat dari pernapasan perutnya yang naik - turun.

Atensinya beralih pada sudut ruangan, di sana seseorang terlihat sangat kacau dengan baju yang berlumuran darah.

"Je?!" Chandra bersimpuh menghampiri Jeje yang duduk tertunduk memeluk lututnya dengan napas yang masih memburu.

Dia mengguncang tubuh Jeje, dan membuatnya mendongak mentapnya.

"Gue udah bunuh iblis itu,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tebeceehhh

MULAI NGERII GAEESS!

TOUCH VOTE AND LEAVE COMMENT PLEASE.

THANK YOU 💕

CIYUUU 💕

Continue Reading

You'll Also Like

312K 23.8K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
464K 8.6K 13
Shut, diem-diem aja ya. Frontal & 18/21+ area. Homophobic, sensitif harshwords DNI.
175K 14.9K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
474K 47.2K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...