Farel, dokter spesialis obsgyn yang bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Tampan dan bersahaja. Sayangnya, hatinya beku lantaran yang terkasih sudah menyatu dengan abu.
Dokter ganteng ini sudah menduda sejak lima belas tahun. Istrinya meninggal di saat melahirkan anak pertamanya. Naasnya, bukan cuma istrinya. Anak pertama mereka juga meninggal saat dilahirkan. Waktu itu diketahui kalau istrinya terkena preklampsia, yaitu kondisi kehamilan yang memiliki potensi berbahaya ditandai dengan hipertensi pada ibu hamil.
Farel terpuruk hingga nyaris bunuh diri. Ia kehilangan dua orang sekaligus dalam satu waktu. Berat. Berat sekali. Ia masih sebagai dokter koas dengan masa-masa terberat, kemudian ditinggal istri dan anaknya. Ia hampir gila saat itu.
Tapi Farel dapat bangun perlahan-lahan setelah lima tahun berlalu. Ia melanjutkan studi dan karirnya hingga akhirnya menjadi dokter spesialis obsgyn. Cukup berat ia rasakan mengingat subjek yang ia ambil membuatnya ingat akan sang istri. Kini, Farel telah sukses dan menjadi terkenal. Namun sayang, tiada yang bisa berdiri lagi di sebelahnya karena ia membunuh perasaannya sendiri kepada wanita-wanita yang dijumpainya.
Hingga akhirnya Farel bertemu seseorang di suatu kondisi penuh kesalahpahaman. Wanita itu secara tidak sengaja hadir dalam hidup Farel dan membuatnya salah paham. Farel dibuat bertanya-tanya tentang wanita tersebut. Aneh. Lebih anehnya ketika dokter berkepala tiga itu merasa sedih saat wanita itu hanya hadir sejenak dalam hidupnya.
"Dokter Farel kok sedih?"
"Airis gak dateng lagi?"
"Tadi datang, dok. Cuma sebentar."
"Dia ketemu dokter Fabian?"
"Iya. Dokter Farel suka sama Airis?"
"Ngaco. Saya cuma rindu masakannya."
Mengelak, tapi sebenarnya Farel amat sangat menyukai wanita itu.
Farel berharap wanita itu tahu perasaannya. Kalau bisa secepatnya. Ia tidak apa kena tinju dokter Fabian, kakak dari Airis yang selalu tertutup tentang adiknya. Terpenting, Farel bisa memilikinya.
"Dokter Fabian mana ya, dok?"
"Saya di sini."
"Eh? Bukan. Saya cari dokter Fabian. Dokter bedah itu."
"Nama saya juga Fabian."
"Eh, tapi—"
"Lain kali kalau ke sini bawa dua bekal ya? Saya suka masakan kamu. Saya juga suka kamu."
__________________________________
Starring
Fabiano Farel
Airis Andriana
Andreas Fabian
___________________________________
Yay? Nay?
As usual, aku tida jiplak.