LOLIPOP [END]

By itsbiillaa

3.6K 720 70

'Dari keinginan, berubah menjadi keposesifan. Dari keinsengan, berubah menjadi kebiasaan.' Sabila Anastasya... More

LOLIPOP 01✔️
LOLIPOP 02 ✔️
LOLIPOP 03 ✔️
LOLIPOP 04 ✔️
LOLIPOP 05 ✔️
LOLIPOP 06 ✔️
LOLIPOP 07 ✔️
LOLIPOP 08 ✔️
LOLIPOP 09 ✔️
LOLIPOP 10 ✔️
LOLIPOP 11 ✔️
Cast Special 🍭
LOLIPOP 12 ✔️
LOLIPOP 13 ✔️
LOLIPOP 14 ✔️
LOLIPOP 15 ✔️
LOLIPOP 16 ✔️
LOLIPOP 17 ✔️
LOLIPOP 18 ✔️
LOLIPOP 19 ✔️
LOLIPOP 20 ✔️
LOLIPOP 21 ✔️
LOLIPOP 22 ✔️
LOLIPOP 23 ✔️
LOLIPOP 24 ✔️
LOLIPOP 25 ✔️
LOLIPOP 26 ✔️
LOLIPOP 27 ✔️
LOLIPOP 28 ✔️
LOLIPOP 29 ✔️
LOLIPOP 30 ✔️
LOLIPOP 31 ✔️
LOLIPOP 32 ✔️
LOLIPOP 33 ✔️
LOLIPOP 34 ✔️
LOLIPOP 35 ✔️
LOLIPOP 37 ✔️
LOLIPOP 38 ✔️
LOLIPOP 39 ✔️
LOLIPOP 40 ✔️
LOLIPOP 41 ✔️
LOLIPOP 42 ✔️
LOLIPOP 43 ✔️
LOLIPOP 44 ✔️
LOLIPOP 45 ✔️
LOLIPOP 46 ✔️
LOLIPOP 47 ✔️
LOLIPOP 48 ✔️
LOLIPOP 49 ✔️
LOLIPOP 50 ✔️
LOLIPOP 51 ✔️
LOLIPOP 52 ✔️
LOLIPOP 53 END

LOLIPOP 36 ✔️

27 8 0
By itsbiillaa

Bel pulang berbunyi, Sastria yang tadi pergi sekolah dengan motornya kini pulang dengan motor dan tetap sama dirinya sendirian. Sastria merasa sikap canggung ini sudah cukup. Ia tidak tahan lagi untuk mencurahkan semuanya dengan Acha dan menanyakan ada apa sebenarnya sampai-sampai ia harus seperti ini.

Satria yang melihat Acha ingin masuk ke dalam mobil Fahri langsung menarik tangan Acha agar ikut dengannya.

"Ya, ada apa?" Acha terkejut tangannya tiba-tiba ditarik.

"Naik," ucap Sastria menyuruh Acha naik ke atas motornya.

"Tapi gue sama Fahri."

"Biar gue yang antar lo pulang." Acha melihat kebelakang, Fahri memberi kode ke Acha kalau dirinya tidak apa-apa. Acha naik ke atas motor Sastria.

Di perjalanan mereka berdua benar-benar merasakan canggung, benar-benar tidak seperti biasanya. Acha yang sibuk dengan pikirannya, begitupun dengan Satria.

Acha hanya berbicara saat ia menunjukkan jalan rumahnya dengan Sastria. Ini adalah hal pertama untuk Sastria datang ke rumah Acha semenjak Acha pindah kembali ke Jakarta.

Sastria melihat rumah yang tak kalah megah dari sebelumnya, dan rumah itu juga terlihat sepi.

Acha turun dari motor Sastria. Ia menundukkan kepalanya. Jari-jari tangannya memilin baju sekolah yang ia keluarkan itu. Sastria yang ikut turun dari motornya dan berdiri tepat di hadapan Acha.

"Kalau ada masalah itu cerita. Gue merasa jadi sahabat lo nggak becus, Cha." Sastria memeluk tubuh Acha, memberi ketenangan dan kehangatan yang biasa ia berikan ke Acha.

Acha yang di perlakukan seperti itu. Air mata nya tumpah, ia sangat merasa bersalah dengan semua ini. Acha mengambil kertas kecil yang sudah ia lipat itu di saku tasnya. Kertas itu ia letakkan di saku tas Sastria di sebelah kanan.

Semoga lo baca, batin Acha ia sangat berharap semua ini cepat berlalu. Ia tidak bisa menahan sebuah fakta ini sendirian. Ini terlalu berat untuknya.

"Acha!" panggilan itu berasal dari halaman rumah Acha. Acha melepaskan pelukannya dengan Sastria dan melihat ke belakang.

Akbar sudah berdiri dengan alat potong rumput di tangannya. Acha yang melihat ekspresi Akbar yang marah itu. cepat-cepat ia pamit dengan Sastria dan menyuruh Sastria segera pulang.

Acha yang begitu bodoh. Ia melupakan kalau Ayahnya masih dalam fase tidak suka dengan Sastria.

"Ya, lo pulang sekarang," usir Acha dengan Sastria.

"Lo masuk aja dulu. Gue mau jumpa sama Om Akbar. Sudah lama tidak jumpa."

"Aduh, Ya. Ayah gue lagi PMS, nanti lo kena amuk sama dia. Lo nggak lihat tu gunting rumput yang besar di tangannya. Dia kalau marah, dengan senang hati tu gunting tancap di leher lo." Tawa Sastria pecah mendengar ucapan Acha.

"Ayah lo laki-laki, Cha. Mana bisa dia PMS. Lo ada-ada aja sih," ucap Sastria menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ih lo ni dikasih juga, ngeyel. Ayah gue tu berbeda..."

"Acha, masuk!" ucap Acha terhenti mendengar suara Akbar tepat di belakangnya. Acha masuk ke dalam dengan jalan mundur dan memberi kode untuk Sastria segera pulang.

"Sore, Om," sapa Sastria dengan Akbar. Sastria menyalim tangan Akbar yang berdiri tegap dihadapannya.

"Ngapain masih di sini? Pulang sana, sudah sore juga," ucap Akbar dengan tegas. Sastria menganggukkan kepalanya dan pamit pulang kepada Akbar.

Acha yang melihat Sastria sudah pergi dari rumah, merasa lega di jendela kamarnya. Untung saja Ayahnya tidak ngapa-ngapain Sastria.

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 158K 22
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
8.4M 519K 33
"Tidur sama gue, dengan itu gue percaya lo beneran suka sama gue." Jeyra tidak menyangka jika rasa cintanya pada pria yang ia sukai diam-diam membuat...
1.6M 115K 47
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
1.4M 126K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...