You Belong With Me

By axeliousbolton

1.1M 30.9K 539

Sean Mitchell adalah sahabat masa kecil Fiona Richards. Semenjak Sean mengalami pubertas di kelas delapan, ia... More

Cast
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45

Chapter 25

21.2K 804 18
By axeliousbolton

Awalnya mereka akan makan Mcdonalds itu di sofa sambil menonton film horror, namun Fiona teringat bahwa mamanya pasti akan marah besar jika melihat kotoran atau saus yang terjatuh tanpa sengaja. Daripada menghadapi kemarahan Mrs. Richards, mereka akhirnya memutuskan untuk fokus makan di meja.

Sean membantu Fiona membersihkan seluruh sampah makanan sementara Jacob mempersiapkan film horror apa yang hendak mereka tonton. Ketika mereka sudah siap, Sean menyadari sesuatu bahwa Fiona dan adiknya duduk agak jauh darinya.

"Uhm.. Kenapa kalian berdua duduk di sebelah sana?" Tanya Sean terdengar bingung. Pemuda itu sama sekali tidak keberatan jika ditinggal sendirian karena ini masih permulaan film dan tentu saja tidak akan ada adegan menakutkan di menit-menit pertama.

Lagi pula mereka hanya akan menonton film horror, bukan masuk ke dalam sebuah rumah penjagalan atau sesuatu. Tapi Sean punya perasaan bahwa keduanya sedang bersiap untuk melakukan sesuatu yang iseng, seperti menakut-nakutinya.

"Oh, bukan apa-apa. Wajahmu hanya menunjukkan ekspresi seperti hendak buang air kecil di celana. Jadi kami bersiap." Komentar Fiona yang membuat Jacob tertawa di sebelahnya, sedangkan Sean memicingkan kedua matanya sebelum tertawa menyindir.

"Ha-ha. Lucu sekali Richards." Jawab Sean sambil melipat kedua tangannya di depan dada dan memandang ke arah televisi.

"Jangan marah begitu Sean, aku akan menemanimu." Kata Jacob yang membuat Fiona kembali menertawakan pemuda itu karena ia baru saja tawari untuk ditemani menonton film horror oleh seorang anak berusia 10 tahun. Bukankah Sean yang seharusnya bertugas untuk menemani Jacob, tapi yang terjadi justru Jacob yang menemani Sean.

Karena Fiona tidak suka duduk sendirian, ia juga pindah ke sebelah Sean. Kali ini pemuda itulah yang tersenyum menggodanya. "Kenapa kamu ikut pindah? Kamu juga ketakutan kan?" Tanya Sean yang membuat Fiona menepuk kencang pahanya sehingga membuat suara pukulan keras.

Sepanjang film horror itu, Sean memperhatikan baik Fiona maupun Jacob. Keduanya tidak benar-benar menonton, melainkan mereka mengolok-olok hantu dan alur ceritanya. Fiona dan Jacob membuat sebuah skenario aneh dan menertawakan satu sama lain ketika mereka berteriak ketakutan.

Sean tidak pernah menonton film horror lagi setelah satu kali ia menontonnya di rumah Amanda bersama teman-temannya. Saat itu usia mereka tiga belas tahun, tapi tetap saja membuat Sean trauma menonton film horror.

Ia jadi merasa malu karena Jacob hanya berusia 10 tahun dan ia sangat menyukai film horror. Sean merasa menikmati film horror itu ketika bersama Fiona dan Jacob. Ia tidak menyangka bahwa malam ini akan datang, saat-saat Sean tidak ketakutan.

Mereka lebih seperti menonton film komedi daripada menonton film horror, Walaupun beberapa kali Sean berteriak dan meremas lengan Fiona karena terkejut. Jacob menertawakannya, namun harga diri Sean tidak terasa tercoreng karena anak itu juga sesekali terkejut dan ketakutan.

Ada saat dimana ketika film itu begitu sunyi dan pemeran utamanya sedang mencari-cari sesuatu, ponsel Sean berdering sangat keras sehingga membuat ketiganya berteriak lalu tertawa sangat kencang karena lega bahwa itu hanya suara ponsel.

"Maaf!" Kata Sean sambil menertawakan kebodohan mereka. Ketika ia melihat layar ponselnya dan nama Joseph Trice muncul. Fiona memperhatikan pemuda itu ketika ia menekan satu tombol di permukaan ponsel itu sehingga berhenti berbunyi.

Sejujurnya Fiona tidak menyadari ketika perasaan senang itu menyisip masuk saat melihat Sean lebih mengutamakan waktunya bersama Fiona dan Jacob daripada mengangkat telepon itu. Tapi benda itu terus-menerus bergetar setidaknya sepuluh menit sekali sehingga Jacob pun merasa jengah.

"Kenapa kamu tidak angkat saja ponselmu? Itu membuat kami terganggu." Kata Fiona sambil melirik layar ponsel itu, kali ini Amanda lah yang menghubungi Sean. Gadis itu mengalihkan pandangannya, berusaha mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa waktu yang ia habiskan dengan Sean sekarang bukanlah apa-apa.

"Tidak, itu hanya anak-anak. Mereka mengajakku untuk pergi ke pesta Scott karena orang tuanya sedang berada di luar kota." Kata Sean sambil mengangkat kedua bahunya. Tepat setelah panggilan Amanda itu berhenti, Fiona melihat pemuda itu menyalakan mode pesawat supaya tidak ada yang bisa menghubunginya.

"Lalu kenapa kamu tidak pergi? Bukankah pergi ke pesta anak SMA itu menyenangkan?" Tanya Jacob terlihat berbinar-binar. Fiona melotot ke arah Sean seakan mengancamnya untuk tidak mengatakan hal-hal aneh sehingga Jacob tidak memiliki keinginan pergi ke pesta-pesta itu saat sudah SMA.

"Memang menyenangkan, tapi terkadang aku kelelahan. Jadi aku lebih suka berada di sini dan menonton film horror bersama-MU!" Seru Sean ketika melihat wajah jelek hantu di televisi. Fiona tidak tahan untuk tidak menertawakan ekspresi wajah pemuda tampan itu ketika ia mencoba berlindung di punggung Jacob.

Fiona menggelengkan kepalanya ketika merasakan sesuatu yang hangat menyelubungi hatinya. Hal-hal seperti ini tidak pernah ia dapatkan dari Leonard. Pemuda itu selalu, SELALU mengutamakan teman-temannya, bandnya. Pemuda itu tidak pernah mengutamakan Fiona, bahkan Leonard menyuruh Fiona untuk mengorbankan waktu untuk dirinya dan teman-temannya.

"Memangnya kenapa kamu tidak mengangkat panggilan mereka dan berkata bahwa kamu sedang tidak bisa pergi ke pesta itu?" Tanya Fiona terdengar penasaran.

Sean mendengus tertawa pelan sebelum menoleh cepat ke arah gadis itu ketika melihat hantu yang sedang berjalan cepat di belakang pemeran utama. Suara dari televisi itu juga menunjukkan bahwa hantunya akan segera muncul.

"Karena mereka tahu bahwa aku ada di rumah sehingga mereka akan menjemputku serta memaksaku untuk pergi bersama mereka ke pesta itu." Kata Sean dengan wajah bosannya, ia sudah tahu bagaimana jadinya jika ia berbohong seperti itu.

Fiona merasa sedikit tersinggung. Apakah itu berarti Sean tidak ingin terlihat berada di rumah Fiona atau semacamnya? Apakah pemuda itu tidak ingin terlihat sedang bersama Fiona?

"Lalu kenapa kamu tidak memberi tahu mereka yang sebenarnya? Bahwa kamu sekarang sedang berada bersamaku di rumahku?" Tanya Fiona yang membuat Sean terkekeh merendahkan, ia jadi semakin yakin bahwa Sean tidak ingin terlihat bersamanya.

"Karena mereka juga akan menyeretmu untuk ikut pergi ke pesta itu." Kata Sean yang membuat Fiona memundurkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya di depan dadanya. Entah mengapa, gadis itu memilih untuk menyalakan mode defensivenya saat Sean mengatakan hal tersebut.

"Memangnya kenapa kalau aku ikut pergi ke pesta? Kamu pikir aku tidak cukup keren untuk ikut ke pesta mereka?" Tanya Fiona sambil mengangkat kedua alisnya, nada suaranya terdengar tersinggung. Jacob memperhatikan keduanya, ia suka menonton pertengkaran, terutama jika Fiona yang melakukannya.

Sean tertawa tidak percaya ketika mendengar perkataan Fiona. Pemuda itu membetulkan posisi tubuhnya jadi menghadap Fiona karena ia merasa bahwa ini adalah perbincangan serius. "Baiklah, katakan padaku Richards, apakah kamu bisa pulang jam tiga dini hari?"

Jacob membelalak ketika mendengar bahwa pesta macam apa yang berlangsung sampai jam tiga dini hari? Pesta ulang tahun selama tiga jam saja rasanya Jacob ingin pulang, tapi mendengar bahwa pesta itu diadakan malam-malam membuat Jacob merasa sedikit bersemangat.

"Tidak." Jawab Fiona sambil menurunkan nadanya.

"Nah, itu dia jawabannya." Jawab Sean lalu kembali menoleh ke arah televisi. Lebih karena refleks daripada ingin lanjut menonton film tersebut.

"Wah pesta sampai jam tiga dini hari terdengar menyenangkan." Komentar Jacob seakan sengaja membuat Sean untuk mengatakan apa yang mereka lakukan di pesta tersebut.

"Memang, ada musik dan- Aw!" Erang Sean sambil menoleh ke arah Fiona terlihat tidak terima karena dicubit. Pemuda itu mengedipkan kedua matanya terlihat terkejut sementara Fiona membelalak ke arahnya. Sepertinya gadis itu baru saja mengancamnya untuk tidak mengatakan hal yang aneh-aneh kepada Jacob.

"Teman-teman." Lanjut Sean sedikit lebih pelan dan tidak bersemangat. "Lagipula pesta seperti itu cenderung membuatmu sangat kelelahan." Kata Sean lagi sambil mengangguk mencoba meyakinkan Jacob.

"Aku tahu! Pasti sangat seru!" Jawab Jacob yang membuat Fiona kembali mencubit lengan Sean. Ia menuntut pemuda itu untuk merubah pikiran adiknya, Fiona hanya tidak mau jika adiknya akan mengikuti jejak Sean yang sering pesta sampai pagi hingga berdampak pada nilainya.

"Bisakah kamu berhenti menjadi pengaruh buruk untuk adikku? Bukankah kamu seorang babysitter atau sesuatu?" Tanya Fiona sambil melotot ke arah sahabat lamanya.

"Oh, ayolah Richards. Tapi pesta itu sebenarnya menyenangkan. Aku akan jadi pengaruh yang buruk kalau berbohong bahwa itu tidak mengasyikan." Jawab Sean yang membuat Fiona memutarkan bola matanya sambil mengangkat kedua tangannya seakan menyerah.

"Baiklah, terserah kamu saja." Jawabnya sebelum akhirnya film horror itu selesai. Ketika Fiona menawarkan untuk menonton film lain, Jacob mengeluh bahwa ia sudah mengantuk dan ia ingin naik ke lantai atas. Itu berarti ia akan meninggalkan Fiona bersama Sean sendirian.

"Jadi bagaimana hubunganmu dengan pemuda itu?" Tanya Sean berbasa-basi. Sejujurnya ia sendiri tidak sudi mendengar hubungan Fiona dengan pemuda pengecut seperti Leonard. Fiona hanya diam beberapa saat sebelum berkata, "Aku putus dengannya, kemarin."


///\\\

Don't forget to vote!⭐️
And give me some comments!❤️
Happy Reading!🌈

Little Note From The Author:
Terima kasih yang sudah bersedia untuk klik cerita ini lagi ya.

Cerita ini telah diperbaharui dan semoga dapat menjadi lebih layak untuk dibaca oleh teman-teman pembaca semuanya ya.

Vote & Commentnya ditunggu ya.

Continue Reading

You'll Also Like

7.9K 1K 61
Megan diam-diam menyukai Aiden dan tidak pernah sekali pun memimpikan untuk berkencan dengan sang Bintang Lapangan. Namun, bagaimana jika satu ciuma...
14M 1.2M 120
#4 in romance 130817 #1 in Love 100518 "Your heart, Skin, Breath, Blood, even your tears is mine. Don't ever think to give to somebody else." Ewan Ma...
1.3M 43.5K 42
Bagaimana rasanya kalau kamu menikah dengan seseorang yang sudah mencuri semua rasa cintamu? Tetapi kalian hanya menikah dalam kurun waktu sehari? Sa...
15.5K 1K 75
#14 in action (01-02/02/2019) Setiap kali mata ini terbuka, semua orang akan berkata betapa indahnya dunia ini. Tuhan menghiasnya dengan hangat s...