Pagi ini Queisha dan Rayan akan pergi ke kampus. Tadi pagi Queisha sudah menyiapkan segala keperluan Rayan.
"Qey jam aku mana? " tanya Rayan dengan wajah frustasinya
"Jam yang mana? " tanya Queisha yang sedang menyiapkan tasnya
"Yang warna coklat yang, kemaren aku pake" jawab Rayan
"Di nakas Ray" ucap Queisha dan Rayan langsung mengambilnya
"Makasih sayang"
"Iya"
''Yang kamu liat kaos kaki aku gak?'' tanya Rayan lagi
''Udah dicuci Ray, aku udah siapin yang baru ada di kasur'' jawab Queisha
''Ouh''
''Makasih sayang'' lanjut Rayan
'' Hm''
"Aku udah siap, kamu? " tanya Rayan
"Ayo udah kok"
Mereka segera berjalan menuju garasi. "Ray kalau aku bawa mobil sendiri gimana? " tanya Queisha yang sudah duduk disamping Rayan
"Terus gunanya aku satu kampus sama kamu apa? " tanya Rayan
"Iya juga yah" jawab Queisha memanggut-manggutkan kepalanya sambil terkekeh
"Makanya pikir dulu baru ngomong" jelas Rayan
"Iya" jawab Queisha
Rayan memberhentikan mobilnya di parkiran,
"Aku turun, bye" Queisha mengecup pipi Rayan dan keluar dari mobil
"Hm" jawab Rayan dan tidak lama Queisha keluar Rayan menyusul keluar
Queisha berjalan menuju kantin, temannya sudah menunggu disana. "Pagi" ucap Queisha dan duduk diantara Mereka
"Pagi Qey" jawab mereka
"Dianterin Rayan? " tanya Gadis dengan rambut merahnya
"Hm iya" jawab Queisha
"Ouh"
"Eh Rayan tuh" ucap gadis dengan kacamata
"Hm" jawab Queisha
"Qey lu sama Rayan pacaran gak sih? " tanya Clara karena Clara tidak pernah melihat mereka duduk bersama ataupun sekedar mengobrol berdua selalu ada Dave atau teman yang lain
"Iya, emang kenapa? " tanya Queisha
"Gak keliatan kaya pacaran" jawab Clara
"Gakpapa lha, tapi kan beneran pacaran" jawab Queisha santai "Malah udah nikah" lanjut Queisha dalam hati
Rayan duduk bersama teman barunya, sebenarnya Rayan tidak mendekati mereka tapi mereka mendekati Rayan, sehingga mereka sekarang berteman.
''Ray tadi gue liat Qey sebelum kekantin digodain Sam'' ucap Jem dengan heboh dan membuat Rayan yang sebelumnya sibuk dengan minumannya langsung menatap Jem
''Iya gue juga liat Sem mau pegang tangan Qey, tapi Qey langsung lari tadi''
Rayan langsung bergegas pergi meninggalkan temannya dan segera menghampiri Queisha yang duduk di dekat pintu kantin dan dengan cepat mencium pipi Queisha dan membuat Queisha kaget. ''Ngomong kalau ada yang ganggu kamu'' bisik Rayan dan langsung pergi
"Ray-" ucapan Queisha terhenti karena Rayan sudah tidak terlihat lagi
"Dia kenapa? " Tanya Clara
"Nggak tau, gue samperin dulu" Queisha bergegas mencari Rayan dan saat Queisha
Queisha berhenti tepat didepan kelas Rayan,melihat Rayan sedang di kerubuni oleh mahasiswi lain. Queisha tidak jadi mengejar Rayan, ia hanya memperhatikan dari jauh. segitu tampan Rayannya hingga banyak yang mendekati Rayan.
Queisha menghampiri Rayan dan berdiri dibalakang gadis yang sedang mendekati Rayannya. ''Ray'' panggil Queisha dan membuat Rayan langsung menatapnya
''Pergi!'' bentak Rayan membuat wanita yang mengerubuninya segera pergi
''Kenapa?'' tanya Queisha, Rayan hanya menaikan sebelah alisya
Queisha menghembuskan nafasnya, ia tahu saat ini Rayan sedang dalam mood yang buruk ''Tumben cium aku didepan umum'' ucap Queisha
''Ngak suka?'' tanya Rayan
''Aku nanya Ray''
''Suka-suka aku, aku suami kamu'' jawab Rayan
''Yaudah lah, terserah kamu aja'' Queisha berlalu setelah memberikan satu ciuman di pipi Rayan saat ia melewati Rayan
sekitar dua jam sudah Queisha baru saja keluar dari kelasnya dan melihat Rayan didepan kelasnya dengan luka di sudut bibirnya walau tidak terlalu parah namun tetap saja terlihat
''Kamu kenapa?'' tanya Queisha segera mendekati Rayan
''Ngakpapa''
''Kamu berantem?''
''Kita pergi'' Rayan segera melingkarkan tangannya di pinggang Queisha
Queisha menatap khawatir Rayan, sedangkan Rayan hanya mentapa datar didepannya.'' Ray kita mau kemana?'' tanya Queisha saat Rayan menuju jalan yang bukan ke rumahnya
''Ke kantor, aku ada kerjaan'' jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari jalanan
''Asik'' jawab Queisha senang dan Rayan hanya memutar matanya malas
Mereka memasuki kantor dengan Rayan yang menggenggam tangan Queisha. Karyawan segera bangkit dan menyambut kedatangan istri bosnya. ''Selamat datang bu''
''Iya ''
''Siang bu''
'' Siang''
Queisha menanggapinya dengan ramah, sedangkan Rayan hanya diam terus berjalan menuju lif ''Ray muka kamu itu astaga''
''Apa?''
''Datar banget sih, gak ada senyum sama sekali''
''Biarin aja''
''Sesekali kamu harus senyum''
''Hm''
''Ngambek mulu, ada apaan sih?'' tanya Queisha ada dirinya sendiri iia tahu kalau Rayan diam Ryan sedang marah padanya
Mereka kembali berjalan menuju ruangan Rayan ''Siang pak Rayan'' ucap sekretaris Rayan
''Eh siang Bu'' lanjut sekretaris itu saat melihat Queisha
''Siang''
''Apa jadwal saya?'' tanya Rayan langsung
''Ada pertemuan dengan pak Ramos'' kawab sekretaisnya
''Bukannya besok?''
''Pak Ramos akan pergi ke luar negeri besok, jadi dimajuin''
''Siapa dia seenaknya mengganti jadwal tanpa sepengetahuan saya, lain kali kabari saya, jangan mendadak atau kamu yang akan saya salahkan'' ucap Rayan
''Baik, maaf pak atas kesalahan saya''
Rayan tidak menjawab dan langsung berjalan masuk ke ruangannya diikuti Queisha yang menatap tidak enak pada Rani yang dimarahi oleh suaminya itu, Rayan masuk kedalam toilet didalam kamar di ruanganya dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian formal dan Rayan langsung duduk dikursi miliknya sedangkan Queisha mencari sesuatu.
''Aku obatin luka kamu''
''Nggak usah''
''Ray nurut deh'' dan Rayan hanya diam menurut membiarkan Istrinya membersihkan lukanya yang sebenarnya tidak berpengaruh padanya
''Pusing hm?'' tanya Queisha saat melihat Rayan hanya memejamkan matanya saat diobati
''Hm'' ucap Rayan
Tanpa disangka Queisha duduk dipangkuan Rayan dan menarik kepala Rayan agar bersender pada dadanya dan mengelus kepala suaminya itu
''Kalau cape, mending istirahat Ray dari pada dipakasain ntar sakit''
''Hm'' Rayan berguma
Queisha terus mengelus kepala Rayan sampai sebuah ketukan membuat Queisha menghentikan elusannya, Juga Rayan yang mengangkat kepalanya ''Masuk'' ucap Rayan dan dengan cepat Queisha berdiri disamping Rayan
''Maaf mengganggu pak, Pak Ramos sudah siap di ruang rapat''
''Tunggu sini'' ujar Rayan dengan nada perintahnya
''iya'' jawab Queisha mengangguk patuh
🍭🍭🍭🍭🍭
Setelah meeting Rayan segera berjalan menuju ruangannya. Sudah 4 jam ia meninggalakan istrinya. Saat membuka pintu yang pertama ia lihat adalah ruangannya kosong.
Rayan segera berjalan menuju pintu yang berada di balik kaca yang menutupi pintu itu.
''Kamu lama banget sih'' omel Queisha
''Maaf'' jawab Rayan seadanya dan membuka jas yang ia gunakan
''Hm gakpapa, kita pulang?'' tanya Queisha tidak enak pada Rayan
''Hm''
''Ayo'' Queisha menggandengan lengan Rayan dan keluar dari ruangan Rayan
''Rani kita pulang yah'' ucapnya dan Rai hanya mengangguk
saat di perjalan menuju pintu keluar banyak pasang mata menatap mereka, tentu saja mereka tahu alau Queisha adalah istri dari bos mereka. Rayan yang melihat tidak suka pada karyawannya karena menatap Queisha dengan tatapan penuh minat langsung mengecup pucuk kepala Queisha hingga mereka memekik tertahan
Saat sampai rumah Rayan segera menuju kamar dan mandi dan Queisha menyiapkan pakaian yang akan digunakan Rayan, dan setelahnya mereka makan malam.
''Kamu marah sama aku?'' tany Queisha
''Menurut kamu?''
''Serius Rayan''
''Kalau ada yang ganggu amu bilang Qey, aku suami kamu jangan diem aja''
Queisha terdia memikirkan sesuatu sampai ia mengerti ''Aku tau, kamu tau aku digangguin Jem?'' Rayan tidak menjawab hanya diam
''Maaf, aku fikir itu gak terlalu penting''
Rayan tertawa kecil '' Dia pegang tangan kamu, kamu bilang gak penting''
''Gak gitu Ray, tap- maaf'' Queisha menunduk ia tahu ia salah karena sudah merahasian masalah Jem dari Rayan
''Lain kali bilang Qey, biar aku bisa jaga kamu lebih baik lagi''
'' Iya, kamu jangan marah lagi aku minta maaf''
'' Hm''
'' I love you'' ucap Queisha
'' Love you to more'' jawab Rayan