Our Relationship

dirtyeasy tarafından

594K 28.4K 287

[ ORDER DI SHOPEE. KLIK LINK DI BIO ] "Kita adalah takdir yang dipersatukan melalui luka." Karena cintanya ya... Daha Fazla

[ Prolog ]
[1] Kenyataannya
[2] Rumah untuk pulang
[3] Mie Ayam
[4] Tear
[5] Terlalu Sulit
[6] Selimut
[7] Sarapan
[8] Tidak Peka
[9] Tidak Wajar
[10] Ini Gila
[11] Mengganggu
[12] Kalah
[13] Sampai Akhir
[14] Supermarket
[15] Berbagi
[16] Sakit
[17] Dia Datang Lagi
[18] Sahabat
[19] Pengakuan Tak Terduga
[20] Mengungkapkan
[21] Pekerjaan Baru
[22] Kelulusan
[23] Aku Mencintaimu
[24] Kedua Kalinya
[25] Ketakutan Elea
[26] Makan Malam
[27] Cerai?
[28] Akan Terus Bersama
[29] Blokir
[30] Kebenaran yang Terungkap
[31] Malu
[32] Bukan Siapa-siapa
[33] Anugerah Tuhan yang Paling Indah
[34] Hari Pertama Evan di Rumah
[36] Dalangnya
[37] Hari-hari Tanpamu
[38] Satu Tahun Berharga
[39] Aku Ada Disini
[40] Kalian Hidupku
[41] Kantor Polisi
[42] Sosok Papa
[43] Thank you (last)
[ Epilog ]
Klarifikasi Terkait Novel Our Relationship
Pre-Order

[35] Kabar

10.7K 548 15
dirtyeasy tarafından

Genta bangun kesiangan karena semalam diajak bergadang oleh Evan.

"Gen, sarapan dulu," ucap Elea pada Genta yang sedang memang sepatu dengan buru-buru.

"Nggak ada waktu, Lea, aku udah telat banget ini," ujar Genta tanpa menoleh.

Sudah dua minggu Genta cuti dan hari ini adalah hari pertamanya masuk setelah cuti. Genta tidak boleh terlambat.

"Tapi, Gen,"

Genta telah selesai memasang sepatu. Ia langsung menghampiri Elea yang tengah menggendong Evan.

"Aku udah telat banget. Aduh, kamu sih pake ngajak Papa bergadang segala." Genta terkekeh menatap Evan yang terjaga digendongan Elea.

Ah iya, mereka telah kembali seminggu yang lalu ke kontrakan. Elea memaksanya karena memang ia tidak enak jika terus merepotkan Ina.

"Aku berangkat dulu ya. Nanti aku usahakan pulang cepet," ujar Genta lalu mengecup kening Elea dan Evan secara bergantian.

Elea mengantarkan Genta ke depan rumah. Sebelumnya Elea memang sudah memesan ojek online saat Genta sedang mandi.

"Hati-hati," ucap Elea.

Genta tersenyum lalu mengangguk. Ketika motor hendak melaju, Genta melambaikan tangannya sebelum akhirnya motor itu melaju.

Elea kembali membawa Evan masuk.

"Nah, sekarang giliran kamu yang mandi." Elea menciumi seluruh wajah Evan, membuat bayi itu menggeliat tidak nyaman.

Elea tertawa. Ia membawa Evan ke kamar namun seseorang mengetuk pintu kontrakannya. Elea kembali berbalik dan membukakan pintu.

"Evaaaannnn!!!"

Ternyata Sara dan Mei yang berkunjung.

"Kalian pagi-pagi udah kesini aja." Elea terkekeh.

Evan mulai menangis saat Sara dan Mei menciumi wajah Evan, membuat Evan merasa terganggu.

"Ih, Evan belum mandi ya? Jorok ih," ucap Sara menggoda Evan.

"Ini baru mau mandi. Kalian kok udah kesini aja sih?"

Sara dan Mei duduk di sofa, membuat Elea juga ikut duduk dengan Evan yang tengah menyusu melalui dot.

"Iya nih. Gue bete belum ada kerjaan," ucap Mei.

"Emang nggak kuliah?" tanya Elea.

"Iya, tapi belum mulai. Masih ada waktu lama jadi kita boring lah sekarang."

Elea tersenyum kecil. Dulu ia sangat ingin sekali masuk ke perguruan tinggi negeri dan mengambil ilmu hukum. Dulu cita-cita Elea menjadi seorang jaksa. Karena beberapa kali pernah menonton drama korea bertema hukum, Elea merasa jika ia memakai jubah jaksa akan terlihat keren.

Bisakah Elea yang berijazah home schooling ini kuliah? Jujur, terkadang Elea merasa iri jika melihat anak- anak SMA yang rumahnya di daerah sini hendak berangkat sekolah. Mereka mendiskusikan akan masuk ke PTN mana jika lulus nanti. Atau, bagaimana pengalaman ospek di PTN.

Elea sekeluarga menggeleng. Astaga, Elea punya tanggung jawab sekarang dan bukan waktu yang tepat untuk memikirkan itu. Evan lebih penting dari sekedar perguruan tinggi ataupun ilmu hukum seperti keinginannya.

Elea sekarang sudah menjadi apa yang semua wanita inginkan; menjadi ibu, dan Evan membuat Elea sangat bersyukur.

"Lea, lo nggak papa?"

Elea menoleh dan langsung menggeleng. "Nggak papa, kok. Oh iya, gue mau nidurin dulu Evan di kamar ya, terus mau mandi."

Sara mengangguk. "Nanti kita numpang bikin mi rebus ya."

Elea mengangguk sambil beranjak. Evan sudah terlelap di gendongannya sambil terus menyusu pada dot kosong. Evan memang suka sekali minum susu. Diumurnya yang dua minggu, Evan sudah menghabiskan hampir dua kotak susu formula.

Elea mencium pipi Evan begitu bayi itu sudah diletakan di atas ranjang.

"Mama sayang banget sama kamu."

***

Siangnya, Elea, Sara dan Mei sedang makan siang bertiga di kontrakan dengan makanan yang dibeli melalui ojek online. Ya meskipun Elea sudah masak, tapi mereka tetap makan makanan dari luar. Bukan tidak ingin memakan masakan Elea, hanya saja Mei punya voucher diskon 45% di salah satu kedai makan, sayang katanya kalau tidak digunakan.

"Yang bener? Masa sih? Kok gue nggak percaya ah!"

Elea mengangguk. "Gue aja masih nggak percaya, Sar, tapi ya mau gimana lagi."

"Terus sekarang lo nggak pernah ketemu lagi sama bokap lo? Maksudnya, Om Henry," tanya Mei.

Elea menggeleng. "Gue lahiran pun dia nggak dateng. Dia belum lihat Evan."

Elea baru saja menceritakan jika Henry bukanlah ayah kandungnya. Sara dan Mei terkejut bukan main, mereka tidak percaya tentu saja karena selama ini interaksi Elea dengan Henry sudah selayaknya anak dan ayah kandung.

"Terus, lo tau bokap kandung lo siapa?" tanya Sara hati-hati.

Elea mengangguk. "Mama ngasih fotonya, ya foto lama sih, foto jamannya kuliah, nggak tau sekarang mukanya kayak gimana."

"Kok jahat banget sih? Maksud gue, kenapa juga Om Henry harus bersikap kayak gitu? Tega banget kau misahin lo sama Genta. Astaga, kalo itu beneran terjadi, nasih Evan gimana coba."

Sara mengangguk—menyetujui ucapan Mei. "Terus sekarang Om Henry kemana?"

"Kata mama sih lagi dinas di luar kota," ucap Elea.

Ditengah kegiatan mereka, ponsel Elea berbunyi tanda panggilan masuk.

Ternyata dari Genta. Senyum Elea seketika terbit. "Halo, Gen?"

"Halo, Lea, kamu lagi ngapain? Udah makan belum?"

"Ini aku lagi makan sama Sara dan Mei, mereka dari tadi disini. Kamu udah makan?"

"Oh gitu. Baru aja aku mau nanya kamu mau di bawain apa. Aku mau pulang sekarang," ujar Genta.

"Kok pulang? Ini kan masih siang." Elea mengernyit heran.

"Baru selesai meeting. Kata Boss, aku boleh pulang duluan. Ya udah ya kalo kamu lagi makan. Ojek aku udah sampai nih."

"Iya, Gen," ucap Elea lalu kemudian sambungan panggilan itu terputus.

"Kenapa?" tanya Sara sambil memakan makanannya.

"Genta udah mau pulang. Baru selesai meeting katanya dan dibolehin pulang cepet," ujar Elea, lalu suara tangis Evan terdengar, membuat Elea dengan cepat pergi ke kamar.

"Aduh, anak Mama udah bangun nih?" Elea menciumi seluruh wajah mungil Evan. "Ayo, ikut Mama."

Elea menggendong Evan dan membawanya ke depan, tak lupa ia membawa sebotol susu yang sudah dibuatnya tadi.

"Aduh ini anak ganteng udah bangun ternyata," ucap Mei senang.

"Gue selalu gemes deh sama Evan. Masih kecil aja ganteng, apalagi nanti kalo udah gede. Pasti banyak yang naksir ya, nanti di sekolahnya jadi most wanted."

Elea terkekeh, ia menatap Evan anteng di gendongannya, namun tidak tidur.

Setengah jam berlalu, Evan masih terjaga karena diajak main oleh Sara dan Mei. Namun ... kenapa Genta lama sekali sampainya. Padahal biasanya sebentar. Ah, mungkin tempat meeting ya jauh ditambah ini jam makan siang pasti macet.

Mereka duduk lesehan du lantai yang beralaskan karpet. Evan juga dibaringkan disana—sudah dialasi selimut tebal agar tidak dingin.

Ponsel Elea tiba-tiba saja berbunyi. Kali ini yang menelepon adalah ibu mertuanya.

"Halo, Ma?"

"Elea kamu dimana?"

"Elea di kontrakan, Ma, ada tem—"

"Genta kecelakaan, Lea."

Seketika, ponsel yang ada digenggaman Elea terjatuh.


Ayo buat 10k dulu😝

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

100K 10K 59
Dimana ada Fauzan disitu ada Karin. Dimana ada Karin disitu pun ada Fauzan. Mereka itu ibaratkan amplop dan perangko. Padahal mereka bukan saudara k...
3K 412 30
Ibunya yang selalu memikirkan karier dan ayahnya yang mendua menjadikannya gadis urakan tak terurus karena kurang kasih sayang. Bersama empat temanny...
4M 30.3K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
1.4M 6.4K 14
Area panas di larang mendekat 🔞🔞 "Mphhh ahhh..." Walaupun hatinya begitu saling membenci tetapi ketika ber cinta mereka tetap saling menikmati. "...