You Belong With Me

By axeliousbolton

1.1M 30.9K 539

Sean Mitchell adalah sahabat masa kecil Fiona Richards. Semenjak Sean mengalami pubertas di kelas delapan, ia... More

Cast
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45

Chapter 17

35K 824 6
By axeliousbolton

Keesokan harinya saat jam istirahat di sekolah, Sean duduk bersama teman-temannya di meja kafetaria. Pemuda itu duduk berseberangan dengan Joseph Trice dan kekasihnya, Nasya Lewis.

Mereka terlihat sedang bermesraan, keduanya bahkan tidak malu saat berciuman di area sekolah. Sebenarnya beberapa waktu yang lalu Sean pernah tidak sengaja memergoki Nasya sedang bercinta dengan Scott Cooper, sahabat terdekat Joseph sendiri.

Sean merasa sangat muak memandang Nasya yang merasa bahwa dirinya lolos dari ketahuannya perselingkuhan itu. Sejujurnya, Sean ingin segera mengatakan kebenaran itu kepada Joseph. Tapi Sean tidak ingin menjadi penyebab penghancurnya hubungan orang lain. Sean hanya merasa tidak ingin ikut campur terhadap pertemanan dan percintaan antara ketiganya.

Pemuda itu merasa bahwa dirinya saja sudah memiliki persahabatan dan percintaan yang sulit. Sean berpikir bahwa dirinya tidak punya waktu untuk mengurusi hidup orang lain.

Sementara pikiran Sean sedang penuh dan kusut, pemuda itu tidak menyadari bahwa sedari tadi ia sedang memandangi Fiona yang berada di meja seberang, ia sedang duduk bersama Madison Louisie.

Fiona hanya duduk berdua saja dengan Madison karena Gabriella Carpenter masih dalam masa diskors. Gadis itu masih belum boleh masuk ke sekolah, sementara Travis sudah bisa. Namun sayangnya sahabatnya itu masih belum bisa ikut latihan ataupun pertandingan Football sampai bulan depan.

Sean bahkan tidak menyadari ketika Amanda duduk di sebelahnya. Gadis itu menoleh ke arah Sean lalu mencoba mengikuti arah pandangnya, Amanda langsung menemukan Fiona Richards di seberang meja. Ia mencoba menahan senyumnya ketika melihat Sean merana seperti itu namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Hey, kenapa kamu tidak memberanikan diri dan pergi kesana. Katakan saja bagaimana perasaanmu tentangnya." Ujar Amanda sambil mengusap lembut kedua pundak Sean dengan tangannya yang lentik.

Sean jadi tersadar bahwa ternyata dirinya sejak tadi sedang memandangi Fiona. Pemuda itu menghembuskan napasnya ketika mendengar usul tersebut, mengatakannya memang lebih mudah daripada melakukannya.

"Ah, kamu saja tidak tahu bagaimana perasaanku padanya." Balas Sean sambil melirik ke arah Amanda. Gadis itu tertawa meremehkan Sean, ia mengulurkan tangannya untuk memegang tangan Sean.

"Tentu saja aku tahu. Kamu tidak pernah memandang gadis manapun seperti itu. Bahkan waktu kita berkencan." Kata Amanda sambil memainkan jemari Sean dengan lembut. Rasa bersalah langsung mencekam perut Sean, karena ia merasa bahwa selama ini ia tidak memperlakukan Amanda dengan baik.

"Dengar. Aku tidak punya perasaan kepada Fiona seperti itu. Aku hanya ingin punya hubungan baik dengan semua orang termasuk teman kecilku." Kata Sean berbohong. Pemuda itu bahkan mengangkat kedua bahunya seakan ia tidak peduli.

Padahal dengan jelas, tubuh dan hatinya menolak pernyataan yang baru saja keluar dari bibir Sean. Belakangan ini, otaknya sering memikirkan Fiona terutama ketika ia sedang melamun saat pelajaran. Jantungnya sering berdebar ketika mendengar topik tentangnya atau bahkan saat bicara dengannya.

Sean memiliki hasrat untuk menyentuh rambut Fiona dan mengacak-acaknya seperti saat mereka masih kecil. Sean tidak dapat berbohong bahwa ia sebenarnya ingin berbincang banyak dan mengejar ketinggalan kehidupan Fiona selama ini.

"Oh ayolah Sean, lagipula gadis itukan sudah putus dengan pacarnya yang gila itu." Ujar Amanda ketika mengingat saat awal minggu ini ada kejadian heboh di kelas Bahasa Prancisnya karena Leonard memukul Fiona dan mengata-ngatainya di depan banyak orang.

"Huh. Meskipun ia sudah dipukuli, adiknya hendak dilempar, dan pemuda sialan itu terus berbicara merendahkannya di hadapan semua orang. Tapi ia tetap saja mau menerima pemuda seperti itu." Jawab Sean yang terdengar sangat jengkel.

Di dalam kepala Sean, ia merasa bahwa dirinya jelas bisa memperlakukan Fiona lebih baik daripada pemuda itu. Ketika mendengar penjelasan Sean bahwa gadis itu masih menerima pemuda bernama Leonard yang telah menyakitinya itu, Amanda tidak menyangka.

Sean tampak biasa saja ketika Amanda menarik tangannya dan terkesiap karena terkejut ketika mendengar kabar itu. Jika Sean bisa mengulang bagaimana reaksinya ketika mendengar bahwa Fiona masih menerima pemuda yang telah menyakitinya seperti itu, ia pasti akan bereaksi persis seperti Amanda.

"Benarkah? Ia masih mau memacari pemuda sampah seperti itu?" Tanya Amanda sambil melebarkan kedua matanya. Gadis itu sepertinya terlihat jauh lebih kesal daripada Fiona sendiri. Mungkin Amanda merasa tidak habis pikir bahwa gadis itu mau merendahkan dirinya dan menerima pemuda breng**k seperti Leonard.

"Ya, kamu tahu apa yang ia katakan? Katanya Leonard hanyalah seorang pemuda yang sering disalah pahami oleh banyak orang." Kata Sean yang membuat Amanda terkesiap heboh seperti baru saja mendengar gunjingan seru. "Padahal jelas-jelas Fiona sendirilah yang salah paham mengartikan pemuda seperti itu."

Sean terlihat dan terdengar jengkel ketika menjelaskan peristiwa itu kepada Amanda. Gadis itu tersenyum kecil ketika mendengar nada cemburu pada suara Sean. Ia melingkarkan lengannya di lengan Sean lalu mulai menggoda pemuda itu bahwa ia jatuh cinta tanpa mengetahuinya.

Sementara Amanda terlihat bermanja-manja dengan Sean Mitchell, adik kelas mereka di tahun Sophomore menghampiri meja mereka. Salah satunya ada Dalton Ramirez yang sedang berjalan bersama sahabatnya yaitu Macon Hayes. Pemuda itu berusaha terlihat biasa saja meskipun rasanya sakit melihat Amanda masih terlibat dengan mantan kekasihnya.

Camila Miles sahabat perempuan Dalton dan Macon sejak mereka masih taman kanak-kanak, merangkul keduanya. Macon dan Dalton memiliki tinggi yang cukup signifikan sehingga Camille lebih condong ke Dalton karena pemuda itu lebih pendek. Kedua mata gadis itu tidak sengaja melihat Amanda Francess dan Sean Mitchell sedang bermesraan di bangku kafetaria itu.

"Coba kamu lihat. Gadis yang kamu kencani itu sedang memeluk-peluk mantannya." Kata Camille sambil menyenggol pinggang Dalton dengan pinggangnya sendiri. Macon menoleh ke arah kedua sahabatnya, terutama Dalton. Pemuda itu hanya penasaran seperti apakah ekspresi wajah Dalton ketika sedang cemburu. Tapi ternyata pemuda itu justru terlihat tenang.

"Jangan memancingnya begitu, sayang. Kamu juga masih menyukai mantanmu, jika ia tidak sebreng**k itu. Aku yakin bahwa kamu pasti akan kembali padanya." Kata Macon yang membuat Camille langsung melepaskan rangkulannya di pundak kedua pemuda itu dan merajuk.

Sebenarnya Macon tidak bermaksud untuk membalaskan perkataan Camille untuk Dalton, tapi gadis itu merasa seperti diserang balik. Gadis berambut pirang itu merengek kesal karena ia sama sekali tidak menyukai bagaimana Macon mengatakan bahwa Camille masih menyukai mantannya.

"Aku sudah tidak menyukainya lagi!" Kata Camille terdengar marah. Meskipun Camille dan Macon tidak mengatakan apa-apa, tapi Dalton sebagai sahabat mereka mengetahui bahwa ada sesuatu diantara mereka.

Dalton bahkan berpikir bahwa mereka sebenarnya sudah berkencan. Tapi Macon terkadang masih suka mencari gara-gara pada Camille dengan membicarakan mantan gadis itu. Memangnya Dalton akan tertipu dengan Macon terus menyindir tentang mantannya itu? Menurut Dalton itu bahkan menjadi lebih kentara.

"Hey, Amanda." Sapa Dalton tenang sementara kedua temannya itu masih heboh di belakangnya. Sebenarnya, Dalton merasa sedikit cemburu ketika melihat Amanda dan mantan kekasihnya Sean Mitchell terlihat bermesraan.

Bagaimanapun juga Dalton mencintai Amanda, jadi rasa cemburu itu pasti ada. Tapi Dalton meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia harus percaya bahwa Amanda tidak mungkin mengkhianatinya. Gadis itu tidak akan bermain-main lagi dengan Sean.

"Hai, sayang!" Jawab Amanda yang dengan refleks terbangun dari tempat duduknya karena terkejut ketika mendengar sapaan Dalton. Gadis itu bahkan mendorong tubuh Sean ke samping dengan sekuat tenaga sebelum berjalan ke arah Dalton di seberang.

Sean hampir terjungkal, jika ia tidak berpegangan pada meja di depannya ketika Amanda mendorongnya. Pemuda itu mengeraskan rahangnya merasa jengkel sambil terus memperhatikan Amanda yang berjalan centil ke arah kekasih barunya.

Gadis itu melingkarkan kedua tangannya di leher Dalton. Sean dapat melihat ketika Amanda mengecup telinga Dalton untuk merangsangnya. Tapi pemuda itu kuat, ia hanya terkekeh dan berkata. "Kamu tidak seharusnya melakukan itu di tempat ini."

"Kenapa? Kamu ingin kita pergi ke tempat lain?" Goda Amanda ketika mendengar Dalton salah bicara. Meskipun Amanda sudah berusaha menggoda Dalton sejak mereka mulai berkencan minggu lalu, pemuda itu berpegang teguh untuk tidak merusak Amanda lebih jauh seperti tidak tidur dengannya. Ia ingin berkencan sehat dengannya.

"Tidak. Kita sebaiknya duduk." Kata Dalton sambil melingkarkan tangannya di pinggang Amanda. Kedua pipi gadis itu merona, Dalton hampir tidak pernah menyentuhnya.

Jadi sentuhan ringan seperti rangkulan di pinggangnya dapat membuat jantung Amanda berdebar keras. Sering kali gadis itu gemas pada Dalton karena sikapnya yang menggemaskan.

Pemuda itu tidak pernah mau tidur dengannya karena Dalton berkata bahwa ia ingin menjaga dan menghormati tubuh Amanda. Pemuda itu juga sudah berhasil melewati godaan-godaan yang sering Amanda lakukan padanya.

Sementara melihat pasangan baik-baik ini di depan Sean dengan wajah jengkel, pemuda itu tidak sengaja melihat Fiona di seberang meja. Gadis itu sepertinya sedang menertawakan Sean karena tadi ia hampir jatuh saat Amanda mendorongnya.

Meskipun Amanda seorang perempuan, tenaganya cukup untuk membuat Sean terjungkal di bangku kafetaria. Kali ini.. pemuda itu langsung memaafkan Amanda. Selama membuat Fiona senang ia tidak keberatan bahwa tadi ia hampir terjungkal.

///\\\

Don't forget to vote!⭐️
And give me some comments!❤️
Happy Reading!🌈

Little Note From The Author:
Terima kasih yang sudah bersedia untuk klik cerita ini lagi ya.

Cerita ini telah diperbaharui dan semoga dapat menjadi lebih layak untuk dibaca oleh teman-teman pembaca semuanya ya.

Vote & Commentnya ditunggu ya.

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 79.4K 37
Pernah di peringkat : #1 in action category (11 Agustus 2016 ~ 17 November 2016) Diftan Pablo seorang Mafia yg sangat tampan dan sangat kaya diusian...
120K 12.4K 40
Book #2 dan #3 ada disini! Book #2 selesai ✓ Book #3 on going . . . Ada harapan di balik lipatan origami bangau yang diberikan Candra malam itu. Rati...
505K 35.2K 62
#1-hurt story 20/11/2019 #1 - keren 20/11/2019 #1-teka-teki 12/03/2020 Sean hanya sibuk, dan Gledys hanya ingin bahagia ... Ini tentang Gledys yan...
164K 23.4K 23
intinya dejun yang ngechat duluan. ©alisseuuu #1 -xiaodejun #4 -local #7 -dejun