Our Relationship

By dirtyeasy

594K 28.4K 287

[ ORDER DI SHOPEE. KLIK LINK DI BIO ] "Kita adalah takdir yang dipersatukan melalui luka." Karena cintanya ya... More

[ Prolog ]
[1] Kenyataannya
[2] Rumah untuk pulang
[3] Mie Ayam
[4] Tear
[5] Terlalu Sulit
[6] Selimut
[7] Sarapan
[8] Tidak Peka
[9] Tidak Wajar
[10] Ini Gila
[11] Mengganggu
[12] Kalah
[13] Sampai Akhir
[14] Supermarket
[15] Berbagi
[16] Sakit
[17] Dia Datang Lagi
[18] Sahabat
[19] Pengakuan Tak Terduga
[20] Mengungkapkan
[21] Pekerjaan Baru
[22] Kelulusan
[23] Aku Mencintaimu
[24] Kedua Kalinya
[25] Ketakutan Elea
[26] Makan Malam
[28] Akan Terus Bersama
[29] Blokir
[30] Kebenaran yang Terungkap
[31] Malu
[32] Bukan Siapa-siapa
[33] Anugerah Tuhan yang Paling Indah
[34] Hari Pertama Evan di Rumah
[35] Kabar
[36] Dalangnya
[37] Hari-hari Tanpamu
[38] Satu Tahun Berharga
[39] Aku Ada Disini
[40] Kalian Hidupku
[41] Kantor Polisi
[42] Sosok Papa
[43] Thank you (last)
[ Epilog ]
Klarifikasi Terkait Novel Our Relationship
Pre-Order

[27] Cerai?

11K 566 5
By dirtyeasy

Aku tidak mengerti pada orang-orang yang berusaha memisahkan kita.

"Lea, kamu mendingan tinggal di rumah orangtua kamu atau orangtua aku dulu ya sementara," pinta Genta.

Elea menoleh dan menatap pria itu dengan bingung. "Emangnya kenapa? Aku nyusahin kamu ya?"

Genta menggeleng. "Bukan. Kamu tau kan aku akhir-akhir ini banyak banget kerjaan karena kantor lagi ada proyek. Belum lagi soal lembur yang hampir tiap hari. Kehamilan kamu udah delapan bulan dan aku juga malah makin sibuk. Jadi biar ada yang jagain kamu dan pantau keadaan kamu, kamu mau ya tinggal di rumah orangtua kamu dulu?"

Elea menggeleng, menolak keras perintah Genta. Selama ini Elea selalu menghindar untuk tidak berkunjung ke rumahnya yang nantinya Elea akan bertemu sang papa. Elea tidak mau mendengar penuturan yang sama dari Henry; menyuruhnya berpisah dari Genta.

"Aku bisa sendiri, Gen. Aku nggak papa kok." Elea tersenyum. "Kamu nggak usah khawatir. Di sini nggak ada tangga jadi kamu nggak perlu khawatir aku bakalan kepeleset di tangga." Elea terkekeh, berusaha menyingkirkan kekhawatiran yang dirasakan Genta.

"Aku serius, Lea, aku nggak tau kapan pekerjaan aku tidak sesibuk ini. Aku takut nggak bisa mantau dan jagain kamu full. Mau ya? Di rumah orangtuaku deh."

Elea tetap menggeleng. "Nggak, Gen. Aku nggak mau."

"Hanya sampe kamu lahiran, Lea."

"Nggak." Elea menolak lagi. "Aku nggak akan mau pergi kemana pun. Aku akan tetap di sini sama kamu. Lagian kamu juga nggak pergi ninggalin rumah, 'kan? Kamu masih tetap akan pulang, 'kan?"

"Iya. Tapi, kan, Lea—"

"Aku nggak mau denger apapun lagi. Pokoknya jawaban aku tetep sama. Aku nggak mau."

"Aku cuma khawatir, Lea, kehamilan kamu sudah semakin tua."

"Apa yang harus kamu takutkan? Aku bisa jaga diri aku sama anak kita ini, Gen. Kamu nggak perlu khawatir gini ah."

"Lea tolong, aku nggak mau ambil resiko karena aku kurang menjaga kamu."

Elea menghela napasnya lelah. "Oke, tapi aku mau tinggal di rumah orangtua kamu. Aku nggak mau tinggal di rumah orangtua aku."

Genta tersenyum lalu mengangguk. "Gitu dong. Ini baru namanya Nyonya Pradipta."

***

"Mama, mulai hari ini Elea tinggal di sini nggak papa ya? Cuma sampe Elea lahiran. Semenjak kerja, Genta sedikit sibuk jadi Genta nggak bisa ngawasin Elea lebih intens lagi. Apalagi kan kehamilannya udah delapan bulan."

Ina tersenyum. "Nggak papa dong. Mama senang kalo Elea tinggal di sini, jadi Mama ada temennya. Nanti Mama bakalan jagain Elea juga kok, Gen, kamu tenang aja."

Genta tersenyum. "Makasih, Ma."

Ina mengangguk.

"Nanti kamu pulang ke sini 'kan?" tanya Elea.

Genta mengangguk. "Iya, nanti aku pulangnya ke sini. Mungkin aku akan agak telat pulangnya. Kerjaan aku lagi banyak."

Elea menghela napas. "Kenapa sih kamu sibuk terus? Padahal kamu udah beberapa bulan kerja di sana tapi masih aja sibuk."

Genta tersenyum, ia tau Elea kesal karena memang tidak dapat di pungkiri, Genta sangat sibuk semenjak kerja di kantor Sonia, bahkan sibuknya melebihi saat ia bekerja di cafe.

"Maaf. Niat aku supaya aku bisa cuti saat kamu melahirkan nanti. Ya seenggaknya, sampai satu atau dua minggu setelah anak kita lahir. Maaf kalo kesibukan aku bikin kamu kesel."

"Gen..." Mata Elea berkaca-kaca. "Makasih."

Genta tersenyum lalu mengecup kening istrinya lama. "Iya, kamu nggak usah pikirin aku. Sekarang aku berangkat dulu, kamu hati-hati ya."

Elea mengangguk. Ia mengantar Genta ke depan, melihatnya sampai Genta menghilang dari pandangannya.

***

Genta baru saja menyetorkan hasil kerjanya kepada atasan. Selesai dengan itu, Genta pergi ke pantry untuk membuat kopi. Tubuhnya lelah apalagi ia melewatkan jam makan siang tadi karena dokumen yang harus segera selesai dan disetorkan.

Selagi menikmati kopi, Genta mengirimkan pesan kepada Elea.

Me : Lagi ngapain?

Wife💕 : Aku lagi buat kue sama mama. Kamu mau nggak?"

Me : Mau dong. Apalagi buatan kamu. Mau banget.

Wife💕 : Iya udah, jangan lembur dong:(

Me : Lea, kita udah bicarakan ini.

Dua menit berselang, Elea tak kunjung membalas pesannya. Genta menghela napas lalu memasukan ponsel ke saku celana bahannya.

Pria itu berbalik dan terkejut mendapati Lestari sedang berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan tatapan sendu.

"Lestari?"

"Kak Genta." Lestari berjalan mendekatinya.

"Kamu kok bisa ada di sini?

"Ini kantor papa aku," katanya.

Genta tidak mampu berkata-kata. Jika ini kantor papa Lestari, berarti Sonia adalah kakak Lestari?

Genta melirik jam dinding. "Kamu kenapa ada di sini? Kamu nggak sekolah?"

Lestari menggeleng. "Pas semalem Kak Sonia bilang kalo Kak Genta kerja di sini, aku langsung kesini karena pengin ketemu sama Kak Gen."

Genta melirik ke luar pantry. Ini masih jam kerja jadi Genta takut ia kena marah karena mengobrol saat jam kerja.

"Maaf soal kejadian dulu. Aku hanya kecewa sama Kak Gen jadi aku bersikap seperti itu," ujar Lestari.

"Aku juga minta maaf, aku nggak bermaksud bohongin kamu."

Lestari menghela napas. Gadis yang masih mengenakan seragam putih abu itu memeluk Genta tanpa aba-aba.

"Aku sedih banget saat Kak Gen bilang udah nikah terus sebentar lagi punya anak. Aku kira aku bakalan pacaran sama Kak Gen setelah pendekatan yang aku lakukan," ujar Lestari dengan suara bergetar menahan tangis.

Genta menaruh cangkir kopi itu dekat rak gelas, ia mendorong bahu Lestari pelan untuk melepas pelukan.

"Jangan kayak gini, ini masih lingkungan kantor, nggak enak," kata Genta. "Aku ngerti kamu pasti kecewa dan ngerasa aku bohongin. Aku benar-benar minta maaf."

Lestari menggeleng. "Aku aja yang udah baper duluan dan berharap lebih."

"Maaf."

***

Genta pulang tepat jam tujuh malam. Di ruangan depan, ia menemukan sang papa tengah membaca majalah bisnis.

"Papa," ucap Genta namun Damar tidak meresponnya, melihatnya saja tidak.

Genta menghela napas. Ia mendekat dan langsung mengulurkan tangannya, bermaksud untuk menyalimi tangan Damar, namun Damar justru tidak meresponnya.

Genta menghela napasnya lagi. "Genta ke kamar dulu ya, Pa," katanya.

Entahlah, mungkin papanya masih kecewa karena melakukannya yang telah menghamili Elea atau memang ada sebab lain? Genta tidak tau.

Saat Genta berada di depan pintu kamarnya—hendak membuka, ia justru terpaku kala mendengar suara isak tangis Elea dari dalam.

"Elea nggak tau lagi harus gimana supaya papa membatalkan itu semua," ujar Elea seraya terisak pelan.

Lalu suara mamanya terdengar. "Kamu jangan nangis terus, jangan stres, Lea, nggak baik untuk kandungan kamu."

"Lea nggak bisa, Ma. Papa udah keterlaluan banget, dia udah daftarin perceraian Lea sama Genta ke pengadilan. Elea harus gimana, Ma?"

Deg.

Genta mematung seketika.

Pamit dulu cebentalll ah pengen revisi naskah yang terbengkalai selama seminggu🤣🤣

Jangan lupa vote😍

Continue Reading

You'll Also Like

4.2M 127K 87
WARNING ⚠ (21+) πŸ”ž π‘©π’†π’“π’„π’†π’“π’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’•π’‚π’π’ˆ π’”π’†π’π’“π’‚π’π’ˆ π’˜π’‚π’π’Šπ’•π’‚ π’šπ’ˆ π’ƒπ’†π’“π’‘π’Šπ’π’…π’‚π’‰ π’Œπ’† 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 οΏ½...
4.1M 30.4K 34
⚠️LAPAK CERITA 1821+ ⚠️ANAK KECIL JAUH-JAUH SANA! ⚠️NO COPY!
2.5K 1.6K 14
Langit Adrian Mahardika. Cowok berparas diatas rata-rata dengan kepintarannya yang sudah tidak diragukan lagi sekaligus MABA universitas negeri di Yo...
1.9K 116 53
Hidup bercerita tentang takdir membawa kisah. Seperti kisah Aldi dan Ani yang berlika-liku. Apakah takdir memihak pada kisah cinta mereka ? (TAMAT) ...