"Besok, kita foto studio yuk. Ngumpul di rumah Leli ya?" ajak temanku Avi. Dia dan aku pernah berada di kelas yang sama setahun lalu.
"Dalam rangka apa?" Lia, teman sebangku Leli menyahut kali ini.
"Peresmian geng kita dong! Kiyut girl's."
Avi yang memberikan nama untuk kelompok kami, para gadis SMA yang terdiri dari tujuh orang. Avi, Leli, Lia, Rosa, Asha, Ita dan aku. Aku tersenyum, sangat bersemangat dengan ajakan tersebut. Terutama karena mendapat sahabat baru saat naik ke kelas sebelas. Aku tidak menyesal berpisah dengan kelompok terberisik seantero galaksi bimasakti di kelas sepuluh yang lalu. Karena, kelasku saat ini adalah yang terbaik. Jelas seperti yang aku harapkan. Apalagi dengan adanya keenam sahabatku tersayang.
"Kamu cerita apa aja sama mereka?"
Keenam sahabatku ini sangat perhatian. Ketika aku dekat dan mengobrol dengan teman lain, alih-alih berkumpul dengan mereka, pertanyaan itu selalu terlontar. Sepertinya, mereka khawatir terhadapku.
"Buku ini berharga, kalo ditaro sembarangan sama aja kayak nggak menghargai persahabatan ini!" ujar Avi sembari memeluk erat buku tersebut.
Pernah suatu hari aku menghilangkan buku persahabatan kami. Mereka tidak marah atau menghakimiku. Sebenarnya aku menaruh buku itu di dalam laci meja kelas, lalu tiba-tiba saja, buku itu menghilang. Sepertinya, ada orang yang iri kepada persahabatan kami hingga mengambil buku yang sangat penting itu. Syukur saja Asha menemukannya. Mereka sangat baik, kan?
Di buku itu, ada biodata kami, kata-kata mutiara, janji persahabatan serta foto. Foto yang dicetak saat kami meresmikan nama kelompok ini. Foto tanpa ada sosokku di dalamnya. Sesuatu yang sangat penting dan berharga. Karena para sahabatku tidak akan membiarkan orang lain menyontek gaya persahabatan kami yang menyenangkan.
Aku mungkin tidak akan bahagia lagi jika nanti kami sudah lulus sekolah. Karena, tidak ada persahabatan yang seindah ini. Haha, mungkin aku akan masuk nominasi pembohong paling kompeten.