Our Relationship

By dirtyeasy

592K 28.4K 287

[ ORDER DI SHOPEE. KLIK LINK DI BIO ] "Kita adalah takdir yang dipersatukan melalui luka." Karena cintanya ya... More

[ Prolog ]
[1] Kenyataannya
[2] Rumah untuk pulang
[3] Mie Ayam
[4] Tear
[5] Terlalu Sulit
[6] Selimut
[7] Sarapan
[8] Tidak Peka
[9] Tidak Wajar
[10] Ini Gila
[11] Mengganggu
[12] Kalah
[13] Sampai Akhir
[14] Supermarket
[15] Berbagi
[17] Dia Datang Lagi
[18] Sahabat
[19] Pengakuan Tak Terduga
[20] Mengungkapkan
[21] Pekerjaan Baru
[22] Kelulusan
[23] Aku Mencintaimu
[24] Kedua Kalinya
[25] Ketakutan Elea
[26] Makan Malam
[27] Cerai?
[28] Akan Terus Bersama
[29] Blokir
[30] Kebenaran yang Terungkap
[31] Malu
[32] Bukan Siapa-siapa
[33] Anugerah Tuhan yang Paling Indah
[34] Hari Pertama Evan di Rumah
[35] Kabar
[36] Dalangnya
[37] Hari-hari Tanpamu
[38] Satu Tahun Berharga
[39] Aku Ada Disini
[40] Kalian Hidupku
[41] Kantor Polisi
[42] Sosok Papa
[43] Thank you (last)
[ Epilog ]
Klarifikasi Terkait Novel Our Relationship
Pre-Order

[16] Sakit

12.3K 697 0
By dirtyeasy

Sesimple itu namun membuatku amat bahagia.

Elea masih menangis, padahal ia sudah menjelaskan yang sebenarnya mengenai kesalahpahaman ini. Mungkin Elea sudah mengerti, tapi dia belum berhenti menangis dan terus mengatai Genta selingkuh.

"Gue nggak selingkuh, Lea. Gue punya istri yang sempurna kaya lo, mana mungkin gue masih selingkuh sama anak kecil kayak Lestari," jelas Genta lagi.

Cowok itu membingkai wajah Elea dengan tangannya. Lalu mengusap wajah Elea, membersihkan air mata yang terus membasahi wajah cantik istrinya.

"Gue nggak mungkin segila itu," katanya.

Tadi Elea sempat menuduhnya jika Genta selingkuh dengan Lestari karena Elea belum mencintai Genta sampai sekarang. Padahal, itu tidak benar sama sekali. Jika Elea belum mencintainya sekarang, maka Genta akan menunggu dengan sabar sampai waktunya.

"Lea, jangan nangis terus. Gue harus berangkat kerja."

"Yaudah berangkat aja sana. Dasar nggak pengertian!" Elea memutar posisinya menjadi memunggungi Genta.

Genta menghela napas. "Sayang, udah ya kamu jangan nangis lagi. Nanti pulangnya aku belikan eskrim," ujar Genta selembut mungkin.

Elea tersentak saat Genta merubah panggilannya menjadi aku-kamu. Sedikit meringis saat merasakan wajahnya menghangat. Buru-buru ia mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Jangan nangis lagi. Jelek banget kalo nangis. Nanti Baby-nya ngetawain di dalem sana," ujar Genta lalu terkekeh.

"Udah ah pergi sana. Rese banget."

"Senyum dulu dong," goda Genta.

"Gen, jangan bikin gue marah lagi," Elea mendengkus.

"Kalo marah, nanti gue cium aja," ucap Genta.

Tanpa sadar panggilan mereka kembali lo-gue lagi.

"Genta!"

"Iya." Cowok itu tersenyum konyol, membuat Elea memukul bahu cowok itu kesal.

"Ih, Genta! Pergi sana! Pokoknya awas kalo lo masih berhubungan sama cewek itu!" ujar Elea kesal.

Genta terkekeh. "Iya. Aduh, posesif banget sih istri gue. Jadi makin cinta."

"Nggak lucu Genta!" Elea mengerucutkan bibirnya dan melipat tangannya di depan dada.

Genta terkekeh. Sekarang ia senang menggoda Elea karena perempuan itu akan berubah ketus dan malu-malu secara bersamaan.

***

Ujian nasional telah selesai. Kini semua murid kelas duabelas bisa tenang dan santai, hanya tinggal menunggu kelulusan lalu perpisahan.

Genta juga kembali ke kehidupannya. Kembali bekerja sampai larut malam setiap harinya. Bekerja sekeras mungkin untuk menarik perhatian pelanggan lebih banyak lagi. Sebab, beberapa hari yang lalu pemilik kontrakan menagih uang bulanannya. Mau tidak mau Genta harus bekerja keras agar mendapat bonus besar.

Bukan hanya untuk kontrakan saja. Kehamilan Elea juga sudah semakin membesar, membuat Genta harus terus mengontrolnya ke dokter kandungan. Tentu saja bukan uang yang kecil. Lagi pula, ia harus sudah mulai menyicil membeli perlengkapan bayi dari sekarang.

Beberapa hari lalu, Genta mengetahui kenapa Lestari bisa ke rumahnya. Itu karena gadis itu bertanya kepada pihak restoran dan menggunakan alasan yang tidak masuk akal untuk mendapat alamatnya.

Genta kesal tentu saja. Mungkin setelah mendapat gaji bulanannya nanti, Genta akan mengajukan pengunduran dirinya agar ia tidak perlu lagi bertemu dengan Lestari.

Sejujurnya, Genta tidak nyaman karena Lestari terus mendekatinya secara terang-terangan. Membuat Elea selalu salah paham dan selalu menyangka jika Genta benar-benar selingkuh darinya.

Dan itu membuat Genta rasanya mau gila saja.

"Fit, kalo mau berhenti kerja gimana ya?" tanya Genta kepada Fita sewaktu mereka sedang siap-siap hendak pulang.

"Kasih surat pengunduran diri aja. Kalo yang belum sistem kontrak, bakalan gampang keluarnya," jelas Fita sambil melipat baju kerjanya. "Kenapa nanya? Lo mau keluar?"

Genta tersenyum tipis. "Nggak tau."

"Jangan keluar deh. Sayang banget. Nanti pelanggan merasa kehilangan, apalagi cewek yang sering nanyain lo itu," ujar Fita lalu terkekeh mengingat betapa gigihnya Lestari dalam mendekati Genta.

"Justru karena itu. Gue nggak tahan diganggu dia mulu." Genta tertawa. Lalu tiba-tiba ia memejamkan matanya saat kepalanya tiba-tiba pusing.

Menyadari itu, Fita merasa agak khawatir. "Lo nggak papa? Muka lo pucet, Gen."

Cowok itu menggeleng. "Nggak papa. Yaudah, gue balik duluan ya."

"Besok izin aja kalo lo sakit."

Genta hanya tersenyum meresponnya. Lalu ia pergi setelah berpamitan lagi. Sejak tadi siang, Genta memang merasa kepalanya pusing dan mual. Mungkin ia masuk angin karena setiap hari selalu pulang malam.

Butuh satu jam untuk Genta sampai di rumahnya. Beberapa kali ia berhenti di jalan saat kepalanya pusing. Genta langsung memasukkan motornya ke dalam rumah karena ia ingin langsung istirahat.

Elea tidak menyambutnya, mungkin karena dia sudah tidur. Lagi pula sekarang sudah hampir setengah sebelas, jadi kemungkinan memang Elea sudah tidur.

Biarlah. Genta hanya ingin istirahat sekarang.

***

"Genta?" Elea mengetuk pintu kamar Genta pelan. "Gen, sarapan ayo."

Tidak ada sahutan dari dalam. Biasanya jika Elea memanggil, Genta akan langsung bangun. Pendengaran Genta sangat tajam bila Elea yang memanggilnya. Tapi pagi ini, sudah beberapa kali Elea memanggil tapi Genta belum juga bangun.

Elea memutuskan untuk masuk karena pintu tidak dikunci. Kondisi kamar Genta gelap dan ia melihat pemilik kamar sedang tidur meringkuk dibawah selimut tipis itu.

Elea mendekat. "Genta bangun, Gen," katanya. Namun Genta masih tidak terjaga.

Elea melihat wajah Genta puncat, ia pun menyentuh sisi wajah Genta dan merasakan jika suhu tubuh Genta panas.

"Genta, lo sakit?" Elea menjadi khawatir. "Genta bangun," katanya sambil mengguncang pelan lengan Genta dan itu berhasil. Sekarang Genta mengerang, merasa terganggu.

"Eh, Lea, lo udah bangun?" tanya Genta dengan suara serak.

Elea merinding mendengar suara itu. Ia langsung menahan Genta saat cowok itu hendak bangun. "Lo tiduran aja dulu. Gue beli bubur dulu sama ambil air hangat buat ngompres lo," katanya. Guratan khawatir terlihat jelas diwajah Elea.

"Gue nggak papa, Lea." Genta tersenyum samar.

Elea tidak mau mendengarnya. Baginya Genta sekarang sedang kenapa-napa dan itu membuatnya khawatir. Ini pasti karena Genta kecapean. Genta selalu pulang malam karena pekerjaannya dan kadang membuat Elea kesal.

"Jangan cemberut terus dong. Nanti cantiknya hilang," ujar Genta saat Elea kembali dari dapur dengan wajah ditekuk.

"Lo bikin gue khawatir."

"Gue nggak papa, Lea. Gentanya lo kan kuat." Genta terkekeh.

Pipi Elea tiba-tiba merona. Gentanya Elea. Elea tidak ingin meresponnya karena ia sendiri malu. Kenyataan yang ia akui sekarang. Cowok itu, Gentanya.

Mengabaikan ucapan Genta, Elea menyuapi Genta dengan bubur yang ia beli dari abang-abang yang lewat tadi. Lalu mengompres Genta dengan handuk kecil yang dicelup air hangat, lalu kembali menyuapi lagi.

Genta masih mengoceh sambil menatap Elea. Bertanya dan berkata hal yang tidak masuk akal. Seperti kenapa Elea sangat cantik sekali, kenapa Genta sangat mencintai Elea, kenapa jeruk nipis rasanya asam, kenapa televisi bisa menampilkan orang dilayarnya. Elea mulai jengah.

"Genta, stop ngomong ngaco deh." Elea mendengkus pelan.

Genta tertawa.


Masih ditunggu 5k nya wkwkwk

Continue Reading

You'll Also Like

764K 74.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
3.3M 35K 31
(āš ļøšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žšŸ”žāš ļø) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ā€¢ā€¢ā€¢ā€¢ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
127K 4.8K 52
[Completed] Aira adalah anak tunggal dari pasangan Frank bernard dan Diana ladion. Masa lalu yang membuat dia menutup hatinya rapat-rapat dari siap...
675 103 8
"Kak, boleh minta tanda tangannya?" Naira menyodorkan papan kertasnya kepada Satrya. Satrya mendongak menatap Naira. Setelah meletakkan kamera di sam...