Our Relationship

By dirtyeasy

592K 28.4K 287

[ ORDER DI SHOPEE. KLIK LINK DI BIO ] "Kita adalah takdir yang dipersatukan melalui luka." Karena cintanya ya... More

[ Prolog ]
[1] Kenyataannya
[2] Rumah untuk pulang
[3] Mie Ayam
[4] Tear
[5] Terlalu Sulit
[6] Selimut
[7] Sarapan
[8] Tidak Peka
[9] Tidak Wajar
[10] Ini Gila
[11] Mengganggu
[12] Kalah
[14] Supermarket
[15] Berbagi
[16] Sakit
[17] Dia Datang Lagi
[18] Sahabat
[19] Pengakuan Tak Terduga
[20] Mengungkapkan
[21] Pekerjaan Baru
[22] Kelulusan
[23] Aku Mencintaimu
[24] Kedua Kalinya
[25] Ketakutan Elea
[26] Makan Malam
[27] Cerai?
[28] Akan Terus Bersama
[29] Blokir
[30] Kebenaran yang Terungkap
[31] Malu
[32] Bukan Siapa-siapa
[33] Anugerah Tuhan yang Paling Indah
[34] Hari Pertama Evan di Rumah
[35] Kabar
[36] Dalangnya
[37] Hari-hari Tanpamu
[38] Satu Tahun Berharga
[39] Aku Ada Disini
[40] Kalian Hidupku
[41] Kantor Polisi
[42] Sosok Papa
[43] Thank you (last)
[ Epilog ]
Klarifikasi Terkait Novel Our Relationship
Pre-Order

[13] Sampai Akhir

11.7K 730 11
By dirtyeasy

Sejak pertama kali bertemu, aku telah jatuh cinta. Jadi, biarkan aku berjuang selama aku mencintaimu.

Hari pertama ujian nasional membuat Elea gugup setengah mati. Apalagi ia tidak kenal siapa pun di sini dan hanya duduk sendirian sambil menunggu giliran.

Gedung home schooling tempat di mana Elea sekolah terletak agak jauh dari rumahnya. Tadi Genta mengantarkannya naik motor.

Bermacam-macam orang yang ikutan home schooling di sini. Kebanyakan adalah artis yang punya jam sibuk. Ia juga melihat beberapa artis yang selalu Elea lihat di tv. Mungkin Elea satu-satunya orang yang memilih home schooling karena menikah muda.

Beberapa orang dari mereka menatapnya. Menilai dari atas hingga bawah. Elea mengerti tatapan itu dan ia hanya bisa menunduk, berharap ia segera dipanggil untuk melaksanakan ujian lalu segera pulang.

Ponsel yang ada digenggamannya bergetar. Sebuah pesan dari Genta membuat senyumnya sedikit menyungging.

Genta : Udah masuk?

Elea : Belum.

Genta : Gue udah mau masuk nih. Gugup banget. Doain ya.

Elea : Iya.

Setelah kejadian tempo hari, hubungannya dengan Genta bisa dikatakan membaik. Walau Elea kadang masih sedikit canggung karena belum terbiasa.

Genta : Nanti gue jemput ya. Gue masuk dulu❤

Menatap emoticon love yang dikirim Genta membuat semburat merah di pipinya muncul. Belum sempat ia membalas, seseorang memanggil dan memberitahukan jika sesi berikutnya sekarang dimulai.

Elea melaksanakan ujian kurang lebih satu setengah jam untuk satu mata pelajaran. Sekarang ia sedang berada di depan gedung, menunggu Genta menjemputnya. Cowok itu mengatakan sudah di jalan.

"Mbak."

Seseorang memanggilnya dari samping. Elea menoleh.

"Nggak pulang?" tanyanya.

Elea mengernyit heran. Ia tidak mengenal perempuan itu. Jika dilihat dari wajahnya, perempuan itu seperti lebih tua darinya.

"Lagi nunggu jemputan," ucap Elea.

Perempuan itu mengangguk pelan. "Lagi hamil, Mbak? Berapa bulan?" tanyanya lagi.

Tatapan itu tatapan menilai. Elea tau itu. Ia sering mendapat tatapan itu dari tetangga-tengganya bila Elea sedang ke warung. Tatapan menilai, meremehkan, menghina.

"Anak muda jaman sekarang memang pergaulannya terlalu bebas ya. Saya sangat menyayangkan masa depan Mbak. Sepertinya umur Mbak masih muda ya? Sayang sekali."

Elea hanya diam. Ia tidak ingin mendengarkan dan tidak ingin mengambil hati ucapan orang itu. Lagi pula siapa dia bisa menilai orang seenaknya.

"Saya juga punya saudara. Dulu dia hamil diluar nikah padahal masih sekolah. Terpaksa menikah dan sekarang hidupnya susah." Orang itu berujar lagi.

Elea sudah mulai jengah dengan omongan perempuan itu yang seakan menyindirnya. Elea menghela napas lega saat motor Genta berhenti di hadapannya.

"Hai, Sayang. Nunggu lama ya?" Genta tersenyum manis begitu sudah ada di hadapan Elea.

"Nggak juga," ucap Elea. Ia sedikit malu saat Genta memanggilnya sayang. Sejak apan?

Genta tersenyum lalu mengelus puncak kepala Elea. Ia menoleh ke arah orang yang ada disamping Elea, menatapnya seolah merendahkan. Genta tau itu, ia cukup peka.

"Maaf ya, Mbak, saya mau menyanggah ucapan Mbak. Dia memang sedang hamil, kami nikah muda karena dijodohin. Jadi kami beda dengan saudara Mbak," ujar Genta lalu tersenyum.

Perempuan itu terlihat malu karena ucapannya sendiri lalu pergi meninggalkan Genta dan Elea setelah menyetop taksi.

"Lo digangguin sama dia? Ngomong apa aja?" tanya Genta.

Elea menggeleng. "Nggak ada apa-apa. Ayo pulang."

"Mau mampir dulu?"

Elea menggeleng sambil menerima helm dari Genta. "Nggak usah. Pulang aja."

"Yaudah."

***

Genta mengeratkan selimut tipis yang membalut tubuhnya itu. Diluar lagi-lagi hujan deras, kali ini disertai angin, kilat dan guntur.

Genta menonaktifkan ponselnya agar lebih aman lagi dan bergegas untuk segera tidur karena harus sudah mulai malam. Ia baru selesai belajar untuk ujian nasional besok.

Namun ia mengurungkan niatnya saat pintu kamar tiba-tiba terbuka. Elea berdiri di ambang pintu sambil memeluk guling.

Genta bangun. "Ada apa, Le?"

"Gue takut."

"Takut apa?"

"Diluar, gue nggak bisa tidur. Gue juga takut ada maling," ujar Elea.

Genta terkekeh. "Kita nggak punya apa-apa jadi malingnya nggak bakalan ke sini," ujarnya.

Beberapa hari ini memang maling sedang rawan di daerahnya. Membuat Genta sendiri selalu waswas padahal di rumah tidak ada barang berharga yang bisa dicuri.

"Tetep aja. Gue tidur di sini ya." Elea mencengkram guling yang ia bawa.

"Nggak muat, Le. Kasur gue kecil, keras pula. Lo tidur di kamar lo aja ya. Ayo gue temenin." Genta membawa Elea kembali ke kamarnya.

Genta tidak ingin Elea tidur di kamarnya. Bukan karena apa, hanya saja kasur di kamarnya kecil dan keras, Genta takut jika badan Elea sakit-sakit bila harus tidur di atas kasur itu.

"Temenin."

Setelah kejadian Elea bersikap aneh waktu itu, entah kenapa ia merasa Elea berubah. Gampang didekati dan jadi lebih baik. Juga sedikit lebih manja dan tidak lagi sungkan kepadanya bila menginginkan sesuatu. Intinya, jadi lebih dekat dengannya.

Genta menaikkan selimut yang dikenakan Elea hingga sebatas dada. "Iya gue temenin sampe lo tidur."

Elea menggigit bibir bawahnya. Bukan itu yang Elea inginkan. Bukan itu!

"Tidur, Lea."

Masih dengan menggigit bibir bawahnya, Elea menggeser posisinya kesamping. "Di sini," ucapnya pelan sambil menepuk kecil tempat kosong disampingnya.

Melihat itu, Genta terkekeh pelan. Ia tidak akan menolak bila disuruh seperti itu. Cowok itu ikut membaringkan diri di samping Elea. Satu hal yang ia harapnya setelah ini, semoga ia tidak bangun kesiangan seperti hari lalu.

"Udah, 'kan? Sekarang tidur." Genta kembali menaikkan selimut untuk menutupi tubuh mereka.

"Kok lo mau sih tidur sama gue?"

Genta mengernyitkan keningnya heran. "Karena lo yang nyuruh," katanya. "Udah jangan banyak tanya. Ini udah malem nanti kita kesiangan. Apa perlu perutnya di elus lagi biar cepet tidur?"

Tanpa sadar Elea mengangguk. Perempuan itu masih diam meskipun kini tangan Genta sudah mengelus perutnya.

Cowok itu memejamkan matanya, tangannya masih setia untuk mengelus perut Elea dengan gerakan pelan.

"Jangan pergi tanpa gue."

Genta membuka matanya, ia menatap perempuan yang ada dihadapannya. Elea mengulangi kata-kata itu lagi, membuatnya bingung.

"Gue nggak akan kemana-mana, Le. Berhenti berpikiran yang aneh-aneh," katanya sambil membawa Elea kedalam pelukannya.

Ia memeluk Elea dengan hangat, memberikan kecupan singkat dikening perempuan itu berharap semua keresahan yang Elea rasakan akan hilang.

"Gue udah bilang sama lo, gue akan berjuang sampai akhir. Gue akan mempertahankan kalian."

Elea memejamkan matanya, menikmati aroma Genta yang sekarang ia sukai.

"Sejak kapan lo mulai suka sama gue?" tanyanya.

"Sejak pertama kali kita ketemu. Lama, 'kan?" Genta terkekeh pelan. "Selama itu gue udah jatuh cinta sama lo. Jadi, gue nggak akan ngelepasin lo dan gue akan terus berjuang supaya lo balik suka sama gue," ujar Genta begitu percaya diri.

Elea tersenyum tipis. "Lo menang dan gue kalah, Gen."

Met hari minggu✨☀️

Continue Reading

You'll Also Like

6.5M 334K 60
[SEBAGIAN DIPRIVATE, FOLLOW AUTHOR DULU SEBELUM BACA] Tanpa Cleo sadari, lelaki yang menjaganya itu adalah stalker gila yang bermimpi ingin merusakny...
1.8M 8K 17
LAPAK DEWASA 21++ JANGAN BACA KALAU MASIH BELUM CUKUP UMUR!! Bagian 21++ Di Karyakarsa beserta gambar giftnya. πŸ”žπŸ”ž Alden Maheswara. Seorang siswa...
19.3K 585 54
"BECAUSE IT WON'T ALWAYS BE A HAPPY ENDING" ganti judul jadi "EXPECT A HAPPY ENDING" yaa!! DILARANG UNTUK PLAGIAT!! "Dua garis. It means I'm pregnant...
Gravity By ─

Teen Fiction

447K 22.1K 46
"Kak, aku positif." Sekali pun kamu bertekuk lutut, sampai kapan pun aku akan menolak kehadiranmu. Ralinne benar-benar tidak menyangka bila peristiwa...