My Ssaem My Husband

Oleh Grayomega

156K 9K 685

Privated some chapter.. 🐱 Follow dlu biar bisa baca Kisah dimana seorang murid yang harus menjadi istri dari... Lebih Banyak

Jungkook Ssaem My Husband
Yoongi ssaem My husband
Taehyung ssaem My husband
Namjoon ssaem My husband
Jimin ssaem My husband
Jin ssaem My husband
Hoseok ssaem My husband
Jungkook ssaem My husband (1)
Yoongi ssaem My husband (1)
Taehyung ssaem My husband (1)
Namjoon ssaem My husband (1)
Jin ssaem My husband (1)
Hoseok ssaem My husband (1)
GRAYOMEGA 🐙
Jimin Ssaem My Husband (1)
Jungkook Ssaem My Husband (2)
Yoongi ssaem My husband (2)
Taehyung ssaem My husband (2)
GRAY OMEGA AGAIN 🐙🐙
Namjoon ssaem My husband (2)
psst... 🐙
Jin ssaem My husband (2)
Jimin ssaem My husband (2)
Hoseok ssaem My husband (2)
(3)
Jungkook ssaem My husband (3)
Taehyung ssaem My husband (3)
Yoongi SsaemMyHusbad (3)

Special part (Woojin edition)

1.5K 85 24
Oleh Grayomega

(Dengerinnya pake lagu yang diatas coba 'chen-beautiful goodbye' biar lebih ngena?)

Tidak ada lagi senyum yang biasa terukir di wajahnya. Tubuhnya tak jauh berbeda dengan robot kaku yang selalu menuruti semua perintah yang ia terima.
Kinipun tetap sama, saat diminta tersenyum ia akan berusaha untuk melakukannya walau terasa menyakitkan. Pilihan terakhir ini adalah kosekuensi atas keberanian yang ia usahakan.

“Lebih cepat lebih baik, bukan begitu tuan Tanaka?” kedua pria paruh baya saling mengangguk dan tertawa senang bersama istri dan anak-anak mereka.

--

Pagi di negeri orang tak jauh berbeda seperti yang ia rasakan di Korea. Dari balik jendela kamar hotel, ia bisa melihat ramainya pejalan kaki menyeberangi jalanan pusat kota Tokyo. Ia baru ingat kalau malam nanti adalah momen salju pertama turun. Terbesit harapan besar untuk bertemu dengannya di momen langka ini

Dering ponsel membuat kakinya melangkah dari depan jendela menuju nakas.

“PARK WOOJIN-SSIIIIIIII!!!!!” dari bentakannya sudah bisa dipastikan kalau pria tua ini sudah tau keberadaannya

“Apa yang kau lakukan anak nakal? Kenapa kau mendadak pergi ke Tokyo tanpa memberitahuku terlebih dahulu. Kau tau, reputasiku sebagai guru tercoreng karena adikku sendiri bolos tepat dimana hari ujian masuk universitas diadakan.”

“Mian..” jawaban singkat tanpa dosa makin membuat lawan bicaranya naik pitam. Istrinya sampai harus memijat pundak dan leher suaminya agar darah tingginya tak sampai kumat

“Grr… kau!!! Aku tidak mau tau, hari ini juga kau harus kembali ke Korea dan mengambil ujian universitas hari kedua sebelum semuanya terlambat. Dengarkan kata-kataku sekali ini saja, kumohon!!! Aku tidak ingin kau menyesal nantinya.”

“Ada hal penting lain yang harus ku pastikan agar aku tidak menyesal seumur hidupku
.”

“Ma-maksudmu? Ya!!! Park Woojin??? Kau mendengar ku?? PARK WOOJIN-SSIIIIIII???!!!!” leher Jimin kaku menahan emosi yang memuncak. Dengan lancang Woojin memutus sambungan telepon tanpa mau memberi alasan yang jelas pada Jimin.

Dengan jari bergetar Jimin mengetik pesan untuk Woojin

‘Hari ini kau akan menyesali semuanya karena tidak mau mendengar ku!”

--

Hari ini dia akan menemui Yumi dan membawa wanita itu kembali ke Korea.
Woojin begitu yakin kalau orang tua Yumi belum menagih janji karena gadis itu baru pulang beberapa hari yang lalu ke Tokyo. Woojin akan menjemputnya untuk membuktikan keseriusannya didepan orang tua Yumi

“Festival salju pertama…” Woojin membaca selebaran yang terbang dan jatuh tepat didepan kakinya.

Ayumi sangat menyukai festival dari kecil, ia akan bersorak senang saat melihat kembang api. Dengan langkah mantap Woojin masuk kedalam salah satu toko kimono.

“Bisakah kau memilihkan kimono yang bagus untukku? Aku ingin memberikannya sebagai hadiah.” Pelayan tersebut mengangguk dan segera mengarahkan Woojin untuk ikut dengannya melihat deretan rak baju Kimono

“Bagaimana dengan ini tuan?” sebuah kimono berwarna orange diperlihatkan.

Dengan jari didagu, Woojin menggelang “Dia benci warna itu.”

“Wah… kau sangat tau selera kekasih mu tuan.” Mendengar pujian itu Woojin sedikit malu dan menggaruk tengkuk

“Dia bukan kekasihku.”

“Lalu anda membelinya untuk siapa?”

“Calon tunanganku.”

“Ahhh…. Romantisnya!!!!” semua pelayan di toko yang mendengar suara malu-malu Woojin bersorak heboh. Mereka mendoakan semoga semuanya berjalan lancar seperti yang diharapkan

--

Ketenangannya didalam kamar kembali terusik saat orang tuanya memanggilnya ke ruang tamu.

Kali ini pun pasti sama. Pria itu akan datang ke rumahnya membawa sebuket bunga dan bermulut manis untuk mengambil hati orang tuanya.

Dengan hati perih, ia memaksakan sebuah senyuma palsu sebelum membuka pintu kamarnya
Benar, pria itu datang dengan membawa sebuket bunga dan bercanda gurau dengan orang tuanya, namun kali ini bukanlah pria yang selalu membuatnya merasa jenuh, namun pria yang terus mengusik pikirannya selama ini

Air mata yang mendesak keluar mati-matian ia tahan sebelum ia mendekat dan menyapanya. Kali ini dia harus kuat agar pria ini tau kalau hidupnya baik-baik saja tanpa dirinya.

“Oh.. Park Woojin, kau disini?” Woojin agak sedikit terkejut melihat wajah cerianya. Ayumi seperti orang yang merasa tidak terbebani karena janji yang telah ia buat dengan orang tuanya.

“Apa kabar?” Woojin tersenyum lembut, ia bergeser sedikit untuk memberi ruang bagi Ayumi agar duduk disampingnya. Namun gadis ini justru memilih sofa lain yang agak jauh dari tempat duduknya

“Wah… lama sekali tidak bertemu denganmu. Kau semakin tampan dan gagah Woojin. Ah… benar juga, bagaimana kabar kakakmu?”

“Dia baik-baik saja paman.” Ramah Woojin pada orang tua Yumi.

Mereka terus mengobrol sampai waktu menunjukkan pukul enam sore. Melirik Ayumi sekilas, Woojin bangkit dan membungkuk sedikit pada orang tua Yumi. Ia meminta ijin untuk membawa Yumi melihat festival salju pertama malam ini.

Karena memang memiliki hubungan keluarga jauh, orang tua Yumi tak keberatan sama sekali walau Ayumi berusaha mengode ibunya untuk menggeleng tidak mengizinkan. Ayumi tidak ingin pergi dengan pria yang sudah membuatnya berada dalam posisi saat ini.

“Aku membelikan mu kimono sebelum datang kesini. Aku sengaja memilihkan warna merah muda kesukaanmu. Kau harus memakainya sekarang juga. Arraseo gadis manja???” Ada perih yang menyeruak saat Ayumi menerima hadiah tersebut dari tangan Woojin.
Ternyata selama ini Woojin tau warna kesukaannya, padahal saat di korea Woojin terlihat cuek saat ia meminta dipilihkan warna baju yang cocok.

Kedua manusia itu terus bungkam setelah meninggalkan rumah Ayumi. Mereka sudah tidak seakrab tadi saat bersama orag tua Ayumi.

Saat memasuki tempat festival, Woojin mulai buka suara
“Apa kabarmu baik-baik saja?”

Ayumi hanya menganguk tanpa mau memandang wajah Woojin. Ia berlagak seperti orang terkesima melihat acara festival hingga ada alasan untuk tidak beradu pandang.

“Maaf aku baru datang sekarang.” Perkataan maaf yang terlontar dari mulut Woojin membuat sesuatu mendesak keluar dipelupuk mata Ayumi.

Menguatkan hatinya yang terluka, Ayumi menatap Woojin dan meminta izin untuk pergi ke toilet tanpa mau menjawab pertanyaan yang tertuju untuknya

Ayumi berlari diantara kerumunan, ia mendekap mulutnya sekuat mungkin agar isakannya tak terdengar.

"Aku tidak baik-baik saja Woojin, aku juga tidak ingin memaafkanmu setelah semua yang terjadi padaku. Tapi kenapa kau harus datang lagi dalam hidupku saat aku sudah mati-matian membiasakan diri untuk bahagia. Aku tidak baik-baik saja, aku ingin pergi saat ini juga bersamamu, tapi semuanya sudah sangat terlambat, Park Woojin.”
Ayumi menangis sejadi-jadinya sembari mengunci diri didalam toilet. Ia bahkan tidak sadar kalau sudah setengah jam berada disini dan terus menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak

--

“Gwenchana??” Ayumi terlonjak kaget mendengar suara Woojin dibelakangnya. Daritadi Woojin terus menunggu Ayumi diluar toilet sampai kakinya keram karena terus berdiri

“Gwen-gwenchana…” Woojin menunduk dan mendesah berat saat mendengar jawaban Ayumi. Siapapun saat ini tidak akan percaya kalau gadis ini baik-baik saja dengan mata bengkak dan wajah sembap seperti itu.

Dengan kedua tangan disaku, Woojin berjalan mendekat dan menatap lekat wajah Ayumi

“Mau naik wahana permainan?” tawarnya dengan suara getir. Seperti sebelumnya Ayumi hanya mengangguk tanpa mau bersuara

Semua mata kini tertuju pada Woojin, meskipun sudah berulangkali kalah dalam melempar panah untuk meletuskan balon, Woojin tidak mau menyerah bahkan sampai memberikan uang yang cukup banyak pada penjualnya. Bahkan kalau Woojin mau ia bisa membeli semua boneka tersebut tanpa perlu repot meletuskannya.

Ayumi berusaha menahan Woojin agar berhenti, namun pria ini menolaknya dengan tegas. Merasa malu dengan tingkah Woojin, Ayumi memilih keluar dari arena dan duduk disalah satu kursi rehat

“Ayumi…..” nama yang dipanggil mengangkat kepala. Woojin berdiri didepannya dengan memeluk boneka besar berwarna merah muda
“Ini untukmu!”

“Apa yang kau lakukan Park Woojin? Kau terlihat sangat kekanakan. Apa kau tidak malu ditertawakan orang lain eoh?” Ayumi menyambut kedatangan Woojin dengan amarahnya.

“Kau tidak terlihat seperti bukan dirimu saat ini Woojin-a. Apa yang terjadi denganmu? Dan apa alasanmu sampai jauh-jauh ke jepang padahal hari ini adalah ujian masuk universitas? Apa kau ingin mengecewakan keluargamu? Bagaimana dengan masa de---“

“Bogossipeoseo!” Ayumi langsung terdiam mendengar ucapan yang keluar dari mulut Woojin. Matanya nanar seperti memastikan yang ia dengar barusan bukanlah halusinasi.

“Aku merindukan Ayumi, sangat!” Woojin semakin memperpendek jarak antara kedua sambil terus memeluk boneka besar ditangannya

“Aku tau, sepertinya aku sudah terlambat. Karena itu aku berusaha mendapatkan boneka ini karena mungkin saja ini adalah usaha terakhir ku untuk mendapatkan sesuatu demi dirimu.” Boneka tersebut dudukkan disamping Ayumi, sementara Woojin masih terus berdiri didepan Ayumi.

“A-apa maksudmu?” Kini Ayumi memberanikan diri membalas tatapan Woojin

Pria ini tak langsung menjawab, ia menghela nafas panjang dan mengalihkan pandangannya ke arah lain untuk beberapa saat.

“Semuanya sudah terlambat bukan? Apa kau sekarang bahagia?” sekarang Ayumi menangkap maksud pembicaraan Woojin. Meski tak menyangka kalau Woojin sudah tau semuanya, Ayumi mencoba tersenyum dan bangkit berdiri menghadap Woojin

“Kau benar.” Woojin menatap lekat mata penuh kebohongan itu. Andai Ayumi tau, hatinya sudah hancur saat pertama kali menginjakkan kaki kedalam rumah Ayumi saat ibunya datang memeluk Woojin dan mengatakan kalau dia sangat bahagia karena puterinya akan bertunangan sebentar lagi.

Khawatir karena Ayumi tak kunjung keluar dari toilet, diam-diam Woojin memasang tanda toilet rusak didepan pintu masuk toilet demi memastikan keadaan Ayumi. Disitu Woojin mendegar semua isi hati dan isakan Ayumi yang membuat hatinya ikut menangis perih

“Apa kau bahagia??” Woojin mengulangi pertanyaan yang sama karena Ayumi enggan menjawabnya dari tadi

“Aku bahagia.”

“Tatap aku dan ulangi perkataanmu barusan. Apa kau bahagia Ayumi?”
Gadis ini bungkam, ia tau ia takkan sanggup menjawab kalau sambil menatap mata Woojin.

“Ayumi….” Woojin meraih kedua tangan Ayumi

“Apapun yang terjadi setelah ini kau harus selalu bahagia. Aku tau, tak sepantasnya aku mengatakan ini setelah semua yang kulakukan padamu. Andai saja waktu itu aku langsung menjawab perasaanmu, mungkin kau tidak akan berada dalam hubungan perjodohan ini. aku sangat terlambat, maafkan Ayumi, maafkan aku…” Woojin menangis tertunduk sambil terus memegang kedua tangan Ayumi, namun tak lama kemudian Ayumi menyentak lepas tangannya dari Woojin

“Apa yang kau tangisi? Berbahagialah Woojin seperti kau meminta ku untuk bahagia. Apa kau tau apa yang kurasakan saat hari dimana aku akan kembali ke Tokyo?"

"Aku merasa sangat ketakutakan, aku takut karena perjodohan ku akan langsung dilakukan. Aku takut karena aku akan berhenti mencintaimu. Aku takut kalau pria yang dijodohkan untukku, lambat laun akan menggantikan posisimu dihatiku. Aku sangat takut Woojin, aku sangat ketakutan….” Woojin langsung menarik Ayumi yang menangis terisak kedalam pelukannya.

Apa yang sudah ia lakukan? Woojin sudah mengahancurkan hidup wanita yang ia cintai. Andai saja Woojin langsung menjawab perasaan Ayumi saat itu, mungkin semuanya tidak akan seperti ini

“Maafkan aku…maafkan aku..” hanya perkataan itu yang bisa keluar dari mulut Woojin dengan pelukan yang semakin erat seolah takut kalau gadis ini akan pergi jauh darinya meski kenyataannya hal itu memang akan terjadi.

“Apa salahku Park Woojin? aku hanya ingin mencintaimu dengan bebas, tapi kenapa kau malah menyuruh ku kembali ke Tokyo saat itu tanpa memberikan jawaban apapun. Kenapa Park Woojin? setidaknya beri aku alasan kenapa aku tidak bisa menempati sedikit saja ruang dihatimu.” Ayumi memukul dada Woojin berulangkali sambil terus terisak.
Ia begitu lemas sampai rasanya ingin pingsan kalau saja Woojin tidak terus memelukknya.

“Padahal aku sudah berusaha menarik perhatianmu, bahkan aku sampai berpura-pura ingin merebut Jimin agar kau selalu mengawasi dan dekat denganku. Tapi sampai detik terakhirpun kau tak pernah megerti perasaanku, kau justru membenciku karena terus membuat Yoojung dalam posisi sulit. Apa aku harus sampai menikah agar kau bisa mencintaiku sebesar cintamu pada Yoojung. Apa itu mau mu Park Woojin???” pelukan Woojin ditubuhnya kini lepas.

Ayumi tersentak, bahkan Woojin tidak lagi melihatnya

“Geurae, sepertinya kau memang ingin aku menikahi pria itu. Terimakasih telah meluangkan waktumu untuk mengajakku kesini. Ku harap kau akan selalu bahagia dan kita tidak akan pernah bertemu lagi setelah ini.”

Woojin bergeming, ia tak mengucapkan sepatah katapun dan itu sudah memberi jawaban yang jelas bagi Ayumi untuk segera pergi.

“Jangan pergi… jangan tinggalkan aku lagi.” Langkah kaki Ayumi terhenti, suara parau dibelakangnya membuat hatinya terasa sangat sesak

“Aku tau aku manusia paling egois, bahkan sampai saat ini aku tetap egois dengan tidak membiarkanmu datang menemui pria lain meskipun aku yang menyuruhmu pergi. Aku tau kau akan membenciku karena hal ini, tapi aku tidak peduli asalkan aku masih bisa terus melihatmu.” Ayumi kembali menangis, namun ia tak kunjung berbalik melihat Woojin

“Ingin rasanya aku membentakmu saat kau bilang kalau aku tidak pernah mencintaimu. Aku mengomelimu, tetap setia duduk disampingmu tak peduli apapun yang kau ceritakan, bahkan alasan ku menciummu saat itu karena aku cemburu karena kau terus mengatakan ingin merebut Jimin dari Yoojung meskipun aku tau itu semua adalah kebohongan." penjelasan itu cukup membuat hati Ayumi berdetak keras dan menarik tubuhnya untuk kembali melihat Woojin

“Bagiku, akulah yang harusnya menyatakan perasaan lebih dulu, bukan dirimu. Aku diam, karena aku bingung. Akhirnya aku menyuruhmu pulang ke Tokyo untuk membuktikan pada orang tuamu kalau aku benar-benar mencintaimu dan mengorbankan segalanya demi dirimu.” Ayumi membekap mulutnya agar isakannya tak terdengar.
Ayumi sudah salah paham dan berkesimpulan kalau Woojin tak mencintainya.

Ia kembali jatuh ke pelukan Woojin, mereka saling melepaskan semua kerinduan dan kepedihan yang mereka rasakan.

Namun pelukan itu lepas tatkala netra Woojin menangkap sosok yang berdiri dibelakang Ayumi

"Sekarang kau tau aku memiliki perasaan yang sama seperti yang kau rasakan, tapi Ayumi..." Woojin membekap wajah Ayumi dan menghapus jejak air mata disana

"Kesalahah fatal yang kulakukan tidak akan bisa mengembalikan waktu yang telah lalu. setelah ini akan ada pria yang tak akan pernah melakukan kesalahan seburuk yang kulakukan dan mencintaimu lebih dari yang ku rasakan." Ayumi semakin tak mengerti, namun arah pandang Woojin membuatnya berbalik untuk mengikuti.

Ayumi tersenyum perih saat Woojin melepaskan genggamannya. Menatap dalam mata Ayumi, Woojin mengangguk pelan sebelum mereka berbalik berlawanan arah.

Senyum tulus yang ia lihat membuat Ayumi berlari masuk kedalam pelukan pria yang telah setia menantinya.

"Bolehkah kini aku merindukanmu, Tsubaki?"

"Tentu saja. Apakah kini aku juga boleh merasa yakin kalau tunanganku akan segera mencintaiku?"

Ayumi mengangguk "Kini kau telah berada dihatinya."

    _____

Fin

Hohoho.... Kaget ya grame update MSMH? 😂
Tapi sayang ini bukan ssaem-ssaem yang tamvan berbini muda.. Ini Woojin adik Park Jimin yang mengejar cintanya ke negeri para sumo 😂🐙

Msh ingat kisah woojin ama ayumi kan? Kalau gk coba dulu deh baca part ny jimin...  🐙🐙

Bye..bye...







Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

62.9K 4.6K 29
Love and Enemy hah? cinta dan musuh? Dua insan yang dipertemukan oleh alur SEMESTA.
Sylvester Oleh Abu0Ima

Fiksi Penggemar

194K 16.3K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
91.5K 6.2K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
57K 492 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...