Mengapa Harus Jumpa

Av farvidkar

6.3M 357K 7.7K

Kalau saja saat itu Keano tidak mengeluarkannya di dalam, kalau saja saat itu Raya tidak mengaku hamil, kalau... Mer

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 END
Epilog

26

102K 5.8K 57
Av farvidkar

Ada seseorang yang sedang menggunakan kamar mandi apartemen Raya, dia adalah Keano. Sementara Keano menggunakan mandi karena badannya yang bau keringat, Raya menyiapkan makanan untuk pria itu.

            Rasanya jantung Raya tidak karuan. Di saat dia pikir hubungan mereka akan kandas, Keano muncul di depan pintu apartemennya dengan wajah memelas. Raya mengingat kembali bagaimana tatapan rindu pria itu, Keano langsung memeluk erat Raya. cukup lama hingga pria itu membisikkan sesuatu di telinga Raya.

            "Aku lapar" bisik Keano. Raya tersenyum dan menarik ujung baju pria itu untuk ikut masuk ke dalam apartemen. Tindakan mereka berdua terasa seperti pasangan baru.

            Raya menepuk kedua pipinya. Mencoba berhenti memikirkan tindakan mereka berdua yang seperti anak remaja. Raya merutuki tangannya yang sempat menarik baju Keano tadi, Raya tahu kalau Keano sempat menahan tawa karena tindakannya yang kekanak-kanakan.

            "Ada handuk lebih gak?"

            Astagaaaaa.... Raya mengingat kapan terakhir kali dia melihat pria topless. Mana Keano melingkarkan handuk di bagian bawahnya. Raya bersusah payah menelan ludahnya, raut wajahnya juga diatur sedemikian rupa agar tidak kentara sedang terpesona. Keano sungguh punya proporsi badan yang bagus, tidak heran banyak yang tertarik padanya. Apalagi dada bidang pria itu yang lebih terlihat seperti atlet renang.

            "Kamu mau grepe-grepe aku?" tanya Keano dengan nada bercanda, tangannya di silangkan di depan dada. Raya malu dan melempar serbet yang ada di dekatnya.

            "Pakai itu aja" kata Raya ketus. Keano menangkap serbet yang dilempar Raya sambil tertawa. Dia tahu Raya sedang malu.

            "Mana bisa keringin rambut pakai serbet?" komentar Keano, Raya mengacuhkan pria itu begitu saja.

            Saat ini mereka berdua makan bersama. Lebih tepatnya Raya yang menemani pria itu makan. Aneh, bukankah mereka sedang bertengkar? Mengapa saat bertemu keduanya bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.

            Keano datang dan menyapa, pria itu juga memeluk Raya. Seolah mereka adalah pasangan yang saling merindukan. Tubuh dan pikiran Raya juga ikut terhipnotis, dia mengikuti keinginan Keano. Hingga keduanya berakhir di meja makan. Raya tidak banyak bicara, begitu pula Keano yang sibuk dengan makanannya.

            "Selain nyariin aku, kamu punya kesibukan apa lagi seminggu terakhir ini?" tanya Keano yang kali ini buka suara duluan. Raya berpikir sejenak, dia menghiraukan kata-kata 'selain nyariin aku'.

            "Gak ada, seperti biasanya aja ngurusin café" jawab Raya.

            Keano melanjutkan makannya. Begitu pula Raya. Mereka kembali sibuk dengan dunianya masing-masing. Dalam hati, Raya sedang menimbang-nimbang untuk menanyakan sesuatu. Lain lagi dengan Keano yang menunggu kapan Raya akan menanyakan sesuatu untuk menghilangkan kegaringan di antara mereka.

            "Kamu gak penasaran sama kegiatan aku seminggu terakhir?" tanya Keano lagi. Raya menatap pria itu sejenak, kemudian menggeleng.

            "Sudah tahu, kamu kan lagi kerja" jawab Raya. Keano mengangguk setuju.

            Raya menghentakkan jarinya di atas meja membuat suara di sana. Keano memperhatikan tingkah wanita itu. "Pesan yang kamu kirim, sudah aku balas" kata Keano lagi. Kali ini Raya menatap pria itu dengan dahi berkerut.

            "Aku gak terima pesan balasan kamu" kata Raya. Keano tersenyum.

            "Tapi gak sempet tekan tombol send, keburu habis baterai" kata Keano sambil menertawakan dirinya sendiri. Raya menghela nafas kesal. Raya percaya pada Keano, pria itu bukan orang yang suka berbohong, dan Raya mengenal Keano sangat lama. Raya tahu betapa sialnya pria itu, sehingga tragisnya ponsel Keano sudah dipastikan bukan suatu alasan yang bullshit.

            Raya menyodorkan gelas yang berisi air mineral pada Keano. "Untuk hilangin kesialan kamu" kata Raya.

            Keano berada di apartemen Raya hingga pukul 10 malam. Pria itu dengan tidak tahu dirinya numpang makan, numpang mandi, dan kini dia beralasan ingin tinggal di apartemen Raya untuk semalam. Raya mencium bau-bau busuk, dengan tatapan tajamnya Raya menggeleng tidak setuju.

            "Pulang aja deh, aku gak mau nampung gembel kayak kamu" kata Raya. Keano mengambil posisi tiduran di atas sofa.

            "Janji deh aku gak akan apa-apain kamu. Aku lagi gak nafsu" jurus alami Keano.

            "Lagi gak nafsu? Yaiyalah, setan datangnya jam 12 malam, sekarang kamu masih dalam tahap peralihan" dengus Raya.

            Keano merajuk, dia tidak ingin pulang rumah. Sebenarnya Keano belum merasa tuntas dengan masalah mereka berdua. Dia ingin mengutarakan perasaannya. Hingga saat ini mereka sudah akur, tetapi Keano tidak ingin Raya menganggap kondisi mereka sekarang adalah teman.

            "Mau nonton film?" tawar Keano, Raya menyetujui ajakan pria itu. Apalagi saat Keano menunjukkan foto poster film yang sempat heboh baru-baru ini.

            Keano menang, dia tidak jadi diusir pulang. Mereka menonton film Crazy Rich Asian di home theater. Semuanya berkat keisengan Keano yang mendownload film itu beberapa hari lalu. Raya terus-terusan memuji Henry Golding yang menurutnya sangat sangat sangat dan sangatttt romantis serta hot.

            "Sayang sekali dia sudah taken" kata Raya lemas. Dalam hati Keano mengelus dada.

            "Raya tidak tertarik pada pria yang sudah berkeluarga" batin Keano.

            Raya fokus pada tontonannya begitu pula Keano yang menikmati pesta di kapal yang penuh wanita yang memakai bikini. Tidak ada kata munafik di antara mereka berdua, Keano tidak akan memejamkan matanya dengan tayangan 21+ itu.

            "Kamu kalau ada di sana bakal ngapain? kabur kayak Henry Golding atau menikmati acara?" tanya Raya penasaran. Keano berpikir sejenak.

            "Kalau aku lagi pacaran sama kamu sih aku milih kabur dari kapal" Raya menatap pria itu tidak percaya. Keano memberikan tanda peace.

            "Oh iya bentar lagi teman kantorku mau adain pesta lajang di resortnya di Lombok. Pasti banyak cewek-cewek pakai bikini, bikin risih" kata Keano. Raya hanya menanggapi kata-kata pria itu dengan kata "oh".

            "Aku pengennya sih kabur, kamu mau gak bantu aku?" Raya diam.

            "Boleh, tapi gimana caranya?" tanya Raya. Keano tersenyum miring.

            "Jadi pacar aku".

            Oh my God! Sudah berapa lama Raya hidup sebagai jomblowati? Kenapa dia ingin melompat dari gedung ini saat mendengar tiga kata sialan itu. Jantung Raya berdenyut cepat. Untung saja ruangan disengaja digelapkan. Pipi Raya mengembang, hati Raya mengembang, Keano akan berada di langit ketujuh akibat kemenangannya membuat Raya jadi seperti ini.

            "Kamu lagi ngegombal?" tanya Raya serius. Suaranya sengaja dibuat datar, padahal dalam hati jangan ditanya lagi.

            Keano menahan tawanya agar Raya tidak terlalu malu. Dia tahu wanita di sampingnya itu sedang sok biasa saja. Tangan Keano bergerak menyentuh pipi Raya. Menarik sudut bibir gadis itu agar melengkung ke atas. "Nah, kalau begini lebih cocok dengan suasana hati kamu, benar gak tebakan aku?" kata Keano tepat sasaran.

            Raya diam, dia tidak mau banyak tingkah di hadapan pria itu. malam itu mereka melanjutkan tiga film berturut-turut hingga salah satu dari mereka tertidur duluan.

            Keano menatap Raya yang sudah tertidur di sebelahnya. Keano mengangkat tubuh wanita itu ke kamar, membaringkan tubuh Raya di atas kasur. Tentu saja Raya tidur, sudah pukul 3 pagi. Keano mengitari kasur dan membaringkan tubuhnya di sebelah wanita itu. Eitsss, jangan berpikiran jorok dulu. Keano menghirup dalam-dalam udara di kamar itu, bau yang sangat familiar. Kemudian Keano menatap Raya yang sudah berselanjar di alam bawa sadar. Sepertinya Raya sudah lupa kalau dia membiarkan seekor singa bermain di apartemennya.

            "Good night" bisik Keano. Pria itu lantas bangun dan mengambil sebuah bantal. Keano berjalan kembali ke ruang keluarga dan memilih tidur di sofa.

            Tau apa yang dimimpikan Raya? seingat Raya dia bermimpi indah. Tetapi ketika bangun dan turun dari kasur, Raya lupa apa mimpinya semalam. Pagi itu Raya berjalan gontai, dia tahu semalam dia tertidur di depan tv tepat di sebelah Keano. Syukurlah saat dia bangun pakaiannya masih sama. Keano menepati janjinya.

            Tepat di ruangan keluarga, Keano masih tertidur, kaki pria itu melepati sofa, kasian sekali. Raya mendekat, meneliti wajah Keano dalam. Masih tetap mempesona. Betapa beruntungnya Raya pernah berpacaran dengan pria ini.

            Raya segera menyiapkan sarapan untuk Keano dan dirinya. Seperti biasa, Raya yang jago masak akan membuat makanan rumahan terasa bak makan di restoran dalam mall. Beruntunglah Keano yang nanti setelah bangun akan makan gratisan lagi.

            Setelah selesai masak, Raya memberi makan anak-anaknya, yaitu Millo dan Mella. Heran, Keano masih saja tidur. Raya menghampiri pria itu yang rupanya sudah bangun, Keano sedang bermalas-malasan.

            "Kebo, bangun!" panggil Raya. Keano menatap wanita itu sejenak kemudian memejamkan matanya dan membuat suara brisik. Dia pura-pura ngorok. Raya menggelitikki kaki Keano.

            "Keano ih malas banget, bangun dong!" panggil Raya. Keano tidak tahan dengan gelitikkan Raya, pria itu angkat tangan menyerah.

            "Tarik tangan aku.." aduh, Keano membuat suara manja. Raya yang berdiri di samping sofa tidak bisa menggapai tangan Keano, Raya juga malas untuk mengitari sofa dan memilih untuk diam di tempatnya.

            "Gak nyampe" kata Raya, wanita itu juga mengulurkan tangannya. Keano memberi kode wanita itu untuk mendekat. Raya mendekat hingga ujung sofa. Lantas Keano bangun dari posisi tidurnya, berhasil menggapai tangan Raya, dan kembali ke posisi tidurnya. Raya ikut tertarik dan jatuh di atas tubuh Keano. Pria itu memeluk tubuh Raya, menahan agar wanita itu tidak bergerak kemana-mana.

            Raya memukul-mukul tubuh Keano. Keano selalu jahil pada dirinya "Lepasin gak!" bentak Raya. Keano menggeleng, pria itu melingkarkan kakinya ke tubuh Raya, mengunci tangan Raya.

            "Selamat pagi sayang" kata Keano dengan nada yang dibuat-buat sambil mencubit hidung Raya gemas.

            Masih pagi, Keano sudah berulah. Bagaimana jika mereka terus bertemu, Raya tidak janji livernya akan baik-baik saja jika terus dibuat cenat cenut seperti ini.

            Suatu hari dia merasa hubungan mereka memang tidak bisa dilanjutkan lagi, tetapi rupanya Tuhan belum ingin mengakhiri akhir cerita mereka berdua. Pagi ini Raya bangun dan melihat Keano lagi, dia adalah salah satu pria yang pernah menempati tempat spesial di hati Raya, yang pernah meninggalkan luka, yang membuat Raya memiliki rasa bersalah kepadanya, dan kini pria itu datang lagi menjadi seorang teman pria biasa yang tidak tahu akan sampai kapan title itu menyandang padanya.

**sekilas info: Kencan Kilat akan segera terbit di Bhuana Sastra. Pantengin IG @farvidkar @BhuanaSastra @BIPGramedia untuk info lebih lanjut ^^~

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

3M 259K 51
Highest rank #25 in teenfiction(31/08/18) Atas nama cinta ku tuliskan sebuah pengakuan hati yang tersakiti. aku kira kau mencintaiku ternyata aku kel...
2M 96.4K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
160K 18.4K 39
Wajah datar dan kaku menghiasi hari-hariku selama 2 tahun terakhir. Ini adalah bentuk pertahanan diri, agar orang lain tidak memandangku dengan tatap...
No Regrets Av Z

Tonårsromaner

2.1M 197K 60
SEBAGIAN PART DI PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA "Keadaan yang memaksa dan kita tamat karenanya." Start : 19/02/22 End : 11/04/23