Destiny

De xoxosaso_

78.2K 4.3K 853

Created by : Yurika_Chya890 Cover edited by : Rel_Rifda Cerita dipublis : Mei 31, 2018 [melakukan pemulaian... Mai multe

Perkenalan
Ch 1
Ch 2
Ch 3
Ch 4
Ch 5
Ch 6
Ch 7
Ch 8
Ch 9
Ch 10
Ch 11
Ch 12
Ch 13
Ch 14
Ch 15
Ch 16
Ch 17
Ch 19
Ch 20
Ch 21
Ch 22
Ch 23
Ch 24

Ch 18

1.7K 118 5
De xoxosaso_

Naruto membantingkan badannya di kasur king size miliknya, mengambil laptop dan melihat denah pembangunan kantor pemerintah yang baru, karna tadi wakil presiden mengatakan kalau dia sudah mengirimkan dena-nya lewat email. tampak dari wajah pemuda ini kalau dia sedang berpikir keras, apakah pembangunan ini tidak akan merugikan rakyatnya? karna dilihat dari denah ini sangat luas dan tinggi bangunan ini sudah di pastikan akan menghalangi sinar matahari bagi rumah warga yang tepat berada di samping-samping bangunan ini jika di bangun, mengingat tanah yang tersedia berada di daerah yang banyak penduduknya.

kring-kring

Suara ponsel milik Naruto berbunyi menandakan ada panggilan masuk 'Wakil Inuzuka Kiba' nama itulah yang tertera di ponsel miliknya.

"hallo"

"haloo Naruto, bagaimana? pembangunan sudah bisa di lakukan kapan?"tanya Kiba dari seberang sana.

"belum bisa! perbaiki denahnya, tinggi bangunan ini di kurangin, kalian pikir ini mau bangun hotel?!"balas Naruto, sontak membuat Kiba kaget.

"Selow bro, iya-iya nanti aku sampaikan sama arsitektur nya, huh!"balas Kiba dan langsung mematikan ponselnya merasa kesal karena gagal mengimajinasikan kantor pemerintahan yang megah dan nyaman.

Naruto menarik nafas lelah, dia tau pasti gambaran denah itu atas permintaan Kiba ia sangat tau itu.

Kring Kring

Ponsel Naruto berdering lagi, Naruto mengambil ponselnya lagi dengan rasa malas karena baru saja dia mau pergi ke alam mimpi tapi sudah di ganggu sama orang yang tak ia ketahui siapa yang memanggil, yah pasalnya sang pemanggil belum ada di kontak Naruto artinya nomor tak dikenal.

"Hallo"

"Hallo, pa-pak presiden. apa be-benar ini dengan... pak presiden Namikaze Naruto?"tanya seseorang di seberang sana, tunggu! suara ini tampak sangat dikenali Naruto.

"iya benar, ini dengan siapa yah?"tanya Naruto ingin memastikan kalau benar-benar dia yang menelepon.

"i-ini Hinata, pak"jawab Hinata

seketika muncul senyuman lebar dibibir Naruto entah apa yang merasuki dirinya sampai dia bisa merasa senang seperti ini di telfon Hinata.

"Ah. yah, Hinata ada apa?"tanya Naruto dengan wajah gembira, tapi sayangnya tidak bisa di lihat Hinata

"apa besok bapak punya waktu sengang?"tanya Hinata, terdengar sekali suara gadis indigo ini sangat gugup dan canggung

"tentu saja, besok jam satu siang aku punya waktu lowong"jawab Naruto

"emmh, kalau begitu.. kita bisa ketemuan pak jam 1 di butik tempat aku bekerja? ada yang ingin aku berikan,"ucap Hinata kikuk, gak tau kenapa dirinya lebih gugup ngomong lewat telfon daripada langsung, sangat aneh bukan?

Naruto lompat-lompat di kasur saking senangnya diajak Hinata ketemuan dia merasa ini merupakan anugrah yang terindah dari Tuhan, "iya, bisa Hinata"jawab Naruto

"baiklah, terima kasih pak, aku tutup telfonnya"

"iya" Tuut setelah mendapat jawaban Hinata langsung mematikan telfonnya

Naruto kembali lompat-lompat girang di kasurnya belum pernah dia sebahagia ini, setelah capek lompat diapun membaringkan tubuhnya sembari menatap atap kamarnya senyum-senyum seakan dia melihat wajah Hinata. "Indahnya hidup ini, kalau terus-terusan di ajak Hinata ketemuan, lebih indah lagi aku dapat nomor Hinata tanpa perlu susah-susah ku minta langsung padanya, "gumam Naruto. tersenyum-senyum gaje tanpa memakai selimut memperlihatkan celana pendek bergambar sincan, jangan tanya kemana selimutnya? karna saking bahagia selimutnya sudah dia lemparkan ke lantai dan berada jauh dari tempat tidur, malangnya nasib mu selimut.

Seketika mood Naruto ambruk, jatuh dan tak bisa bangkit lagi karna kedatangan gadis yang dibenci Naruto yang tiba-tiba datang langsung berbaring di samping Naruto, karna kaget Naruto beranjak dari kasurnya berniat menjauh dari Shion gadis yang main masuk aja kekamrnya.

"gila-gila makhluk apa ini, tiba-tiba main masuk aja,"kesal naruto.

Shion menatapnya datar seakan tak ada dosa sedikitpun, "kenapa sih? kan aku cuman pengen tidur aja"

" yaa jangan disini dong, kamukan punya kamar sendiri,"ucap Naruto

"aku pengennya disini" Shion mencari posisi yang nyaman untuk dirinya tidur

"gak-gak keluar!"Naruto menyeret Shion dengan tidak elitenya menuju pintu keluar kamar, mengabaikan teriakan shion akan penolakannya tidak ingin keluar. "Naruto aku ingin tidur bersamamu disini" Brak

Naruto membanting pintu kasar membuat gadis ini kaget bukan main, gadis ini dengan sabar mengelus-elus dadanya karna perbuatan Naruto yang membuatnya geram "untung sayang,"ucap Shion lalu pergi meninggalkan kamar Naruto yang sudah di kunci oleh pemiliknya. 

Naruto sangat kesal dengan perbuatan Shion yang sudah kelewat batas gila saja dia tidur bersama orang itu. salahkan dirinya karna lupa mengunci pintu tadi. kenapa juga Shion harus masuk disaat dia sedang berbunga-bunga dan merusak malam yang cerah ini. Naruto berusaha memejamkan matanya berusaha untuk tidur ingin cepat menanti hari yang cerah besok hari.

.

.

.

.

Toko bunga tempat Ino bekerja, gadis bersurai kuning pucat ini sedang menyiram tanaman bunga hidup yang cantik, gadis ini sangat menyukai kegiatan ini rasanya sangat menyenangkan saat dia menyiram bunga seakan dia bisa melihat bunga-bunga itu menari dan tersenyum padanya, bunga-bunga itu seperti mengatakan Terima Kasih pada Ino karna mau merawat mereka dengan tulus.

beberapa saat kemudian ada seorang wanita bersurai hitam panjang sepinggul yang menurut Ino sangat cantik, Ino sampai berpifikir kalau wanita itu hanya berbeda lima tahun lebih tua darinya, tapi nyatanya...

"hallo cantik, apa kau menjual bunga Alyssum?" Ino sempat terpana dengan wanita ini bagaimana tidak wajahnya sangat cantik, kulit putih mulus, gaya yang modis dan memiliki bentuk tubuh bak gitar spanyol. segera dia buyarkan lamunan itu disaat wanita itu menanyakan bunga yang dia cari.

"ah, ada kak."

Ino segera mengambil bunga yang wanita ini inginkan dengan tingkah yang lucu, wanita ini hanya terkekeh melihat kelucuan Ino. setelah Ino kembali dia memberikan satu pot yang ditanam bunga alyssum.

"ini kak"Ino memberikan bunga yang sudah diambilnya. wanita itu tersenyum manis dan memberikan uangnya.

"terima kasih, tapi jangan panggil saya 'kakak' karna umur saya sudah menginjak 48 tahun, panggil 'tante' aja yah,"

Ino melongo sebelum dia menjawab, tak menyangka wanita di hadapannya ini sudah tua. setelah mendengar itu Ino mengumpat pada dirinya sendiri karna telah berlaku tidak sopan pada orang yang sudah jauh lebih tua darinya. "Eh? maaf tante. tante kelihatan masih muda soalnya hehehe"Ino menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian dia menunduk sopan meminta maaf karna salah memanggapnya seperti wanita yang berumur 24 tahun.

wanita itu tertawa kecil, "tidak apa-apa, kalau boleh tau siapa namamu?"

"Ino, tante"jawab Ino

"saya Yami,"ucap Yami dan bersalaman dengan Ino.

"Aahh" Ino membalas senyuman manis dan ramah Yami saat berkenalan

"kalau begitu saya pergi dulu, senang bisa bertemu dengamu Ino. lain kali aku mampir lagi ya disini, soalnya bunga-bunga yang kamu jual keliatan sangat cantik,"ucap Yami lalu tersenyum manis, dan melambaikan tangannya lalu Ino melambaikan tangannya juga.

Ino menatap kepergian wanita itu dengan mobil mewahnya yang berwarna Gold, wanita itu mempunyai sopir pribadi bisa Ino liat dia duduk di belakang dan ada orang didepan untuk menyetir.

.

.

.

.

Pukul 12:49

Mobil lamborghini hitam mengkilap berhenti di depan butik konanan, terlihatlah pemuda yang dikenal sebagai presiden kota jepang itu turun dari mobil miliknya jangan lupakan senyuman bahagianya. Senyuman itu sempat pudar tadi pagi karena Shion yang duduk sarapan disampingnya, bayangkan pagi yang indah telah di buat suram karena gadis genit itu berniat  suap-suapan saat sarapan tadi, karna  takut sama kedua orang tuanya terpaksa Naruto harus menerima suapan Shion. tapi, untungnya bayangan Hinata kembali masuk ke pikirannya membuat hari suramnya kembali cerah.

Hinata yang sudah melihat kedatangan Naruto dari pintu kaca butik, dia pun menghampiri Naruto setelah pemuda itu membuka pintu butiknya. bisa dilihat disitu ada Konan yang sibuk di bagian kasir.

"terima kasih pak sudah datang, ayo duduk dulu,"ajak Hinata sopan, Narutopun duduk di kursi yang tersedia untuk para pembeli dengan Hinata yang disampingnya.

Hinata mengeluarkan sebuah amplop cokelat dan memberikannya pada Naruto, "ini pak, aku sangat berterima kasih bapak sudah mau membantuku, kebetulan kak Temari punya uang lebih hasil dari dia bekerja di rumah makan keluarga Nara, jadi kak Temari menyuruhku untuk mengantikan uang bapak yang sudah dipakai biaya rumah sakit lalu membeli sepatu konohamaru,"ucap Hinata.

Senyuman Naruto langsung luntur, tangannya belum bergerak mengambil uang pemberian Hinata, gak tau kenapa perasaannya kesal sekarang bagaimana tidak? dia sudah berdandan rapi-rapi datang kemari ternyata cuman mau menganti uangnya, "tidak mau!"ketus Naruto

Hinata mengerutkan dahinya bingung, "hmm? kenapa pak?"tanya Hinata

"akukan sudah bilang aku membantumu itu tulus, tidak perlu juga menganti uangnya, aku tidak mau menerima uang itu,"

"ta-tapi pak_"

"sudah, simpan saja uangnya. kalau kamu masih berniat ingin mengantinya itu berarti kau tidak mau menerima bantuanku,"kesal Naruto

"ti-tidak pak, bukan begitu tapi, aku tidak mau berhutang budi aja," Hinata kali ini mulai merasa gugup.

Naruto menatap mata Hinata dengan tatapan yang sulit diartikan, "kalau begitu lupakan saja bantuanku waktu itu, anggap saja itu hanya sebuah tanggung jawabku sebagai presiden, jadi kamu tidak perlu berhutang budi seperti itu, mendingan kamu pakai uang itu untuk keperluan kamu dan saudara-saudaramu. aku ikhlas kok, aku benar-benar tulus mau membantumu,"ucap Naruto.

Hinata sudah tidak bisa berkarta-kata lagi, kemudian dia menarik nafas pasrah dan berucap,"kau sangat baik pak, sekali lagi terima kasih."

Naruto tersenyum, "terima kasih juga."

Hinata menjadi kikuk saat menyadari kalau mereka sedari tadi bertatap-tatapan dengan tangan Naruto yang memengang tangan Hinata, melihat itu Naruto hanya terkekeh, gemas melihat wajah Hinata memerah bak kepiting rebus.

"Oke! kamu harus bertanggung jawab sekarang! kamu tau aku datang kemari sudah rapi-rapi tapi nyatanya cuman mau membicarakan ini, sekarang kamu harus bertanggung jawab,"ucap Naruto

"Eh?"bingung Hinata

"kamu sudah membuat aku berharap lebih soal pertemuan ini bahkan aku sudah menyiapkan waktu kosong yang cukup banyak yaitu 6 jam dan pada akhirnya cuman begini?"mendengar itu tentu saja wajah Hinata tak akan terlihat normal.

"ayo, kita akan jalan-jalan!"Naruto berdiri dan menarik tangan Hinata ingin membawa keluar butik

"ta-tapi pak aku mau bekerja,"tolak Hinata membuat Naruto berhenti.

"pergi saja Hinata, aku bisa menjaga butik bersama kak Konan"ucap seorang gadis yang merupakan teman kerja Hinata di butik itu.

"yah kan kak?"tanya Tenten pada Konan, sedangkan Konan hanya mengangguk mengiyakan dan tersenyum pada Hinata.

Narutopun kembali melanjutkan kegiatannya membawa Hinata dan masuk kedalam mobil, tanpa disadari mereka berdua ada seorang gadis menatap mereka dengan tatapan kesal, dia sedari tadi mengintip Naruto dan Hinata didalam butik.

"awas saja kau! dasar gadis jalang!"



TBC

Thank's For Reading Guys, jangan lupa tinggalkan jejak kalian di tiap Chapter yah! see you :* :*


Continuă lectura

O să-ți placă și

38.4K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
78.7K 7.6K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
481K 48.3K 38
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
245K 36.7K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...