Ne, SAJANGNIM!

By Dekdi_A

1.6M 260K 67.6K

[TERSEDIA DI TOKO BUKU] Bagaimana rasanya memiliki bos otoriter, galak, dan seenaknya? Setelah menjadi pengan... More

00
01
02
03
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32 [END]
OPEN PO & TRAILER

04

55.8K 9.7K 1.9K
By Dekdi_A

Hana tidak pernah menyangka bahawa Jung Jaehyun sekaya ini. Saat mobil memasuki gerbang mansion keluarga Jung, Hana langsung disambut dengan deretan pohon maple, sansuyu, dan pohon besar lainnya.

Bahkan dari gerbang utama, Hana membutuhkan 10 menit untuk sampai pada gedung yang disebut mansion. Di sepanjang jalan Hana melihat lapangan golf, tenis, area panahan dan pacuan kuda. Seharusnya Hana tidak heran karena Louisa adalah salah satu perusahaan besar dunia, dan keluarga Jaehyun merupakan orang kaya turun menurun. Dalam darah Jaehyun ada darah kerabat raja Dinasti Joseon, yang terkenal dengan kekayaannya.

Ketika pintu mobil dibuka, Hana sudah disambut oleh deretan pelayan yang membungkuk hormat pada tuannya. Hana tidak bisa mendeskripsikan bagaimana besarnya mansion Jaehyun, pilar-pilar besar berjejer, sedangkan di tengah terdapat tangga yang melingkar hingga sampai di lantai tiga. Hana mendongak ke atas, ternyata mansion ini memiliki 4 lantai beserta rooftop sebagai landasan helipad. Hana sudah menggumam, apa tidak lelah naik tangga? Ternyata di samping kanannya sudah ada lift.

"Di mana wanita itu?" Langkah Jaehyun semakin cepat.

"Nyonya ada di pavilion, Tuan."

"SUDAH AKU BILANG JANGAN BIARKAN WANITA HINA ITU MASUK! DASAR MANUSIA TIDAK BERGUNA!"

Wajah para pelayan pucat pasi.

"Tapi Tuan ... Nyonya---"

"Mr. Choi! Pecat orang-orang ini dan singkirkan mereka dari hadapanku!" bentaknya.

Orang yang bernama Mr Choi langsung membungkuk dan melaksakan tugasnya. Hana pucat pasi, Jung Jaehyun benar-benar iblis.

Pria itu langsung berjalan ke tempat yang ditunjukkan oleh pelayan, sedangkan Hana tergopoh-gopoh mengikuti pria itu dari belakang.

Saat sampai di pavilion mewah yang ada di belakang mansion, Hana mendapati seorang wanita yang begitu cantik bermain bersama Jae Han. Apa dia yang mantan istri Jehyun? Setahu Hana mantan istri Jaehyun seorang designer berbakat yang Hana tidak ketahui namanya, tapi menurut rumor wanita itu memang sangat cantik.

"Singkirkan tangan kotormu dari anakku!"

"Jaehyun ..." Wanita itu langsung berdiri, sedangkan Jae Han menggeleng ketakutan.

"KELUAR DARI RUMAHKU!"

Wanita itu tidak menjawab, ia meraih tangan Jaehyun, tapi pria itu menepisnya dengan kasar.

"Aku mohon maafkan aku, aku akan mencium kakimu. Aku mohon, Jaehyun ... Maafkan aku, aku salah, aku salah ..." Wanita itu mulai menangis, tapi Jaehyun mengabaikannya. Ia melangkah mendekati Jae Han tapi anak itu malah membrontak dan memanggil-manggil ibunya.

"EOMMA ..."

Jae Han menangis kencang, membuat Hana merutuki dua orang di depannya. Kenapa mereka bertengkar di depan anak kecil?

Melihat hal itu beberapa nanny langsung membawa Jae Han menuju kamar lain, meskipun anak itu masih menjerit-jerit meminta agar ayahnya tidak menyakiti ibunya. Hana yang mendengarnya tidak tega, Jae Han masih sangat kecil untuk melihat pertengkaran ini.

"Jaehyun ... Aku mohon biarkan aku tetap di sini."

"Tutup mulut busukmu itu!"

"Jaehyun ... Setidaknya biarkan aku menemui Jae Han," isaknya.

Rahang Jaehyun mengeras, " Tidak, aku tidak akan membiarkan manusia hina sepertimu bercengkrama dengan anakku."

"AKU EOMMA-NYA!"

"Ibu mana yang tega  tidur dengan sahabat suaminya dengan mambawa anaknya sebagai tameng?"  Jaehyun berkata sinis.

Jaehyun ingat saat dimana ia menemukan istrinya tidur dengan sahabatnya sendiri, padahal di sampingnya ada Jae Han yang sedang terlelap.

"Kau terlalu sibuk, Jae! Aku butuh perhatianmu. Aku kesepian ..."

"Hanya karena aku sibuk kau membenarkan tindakkanmu itu? Kenapa kau tidak memikirkan Jae Han yang masih sangat kecil? Dia membutuhkan sosok Ibu. Seharusnya kau kendalikan nafsumu itu, dan diskusikan padaku. Kalau kau kesepian cukup katakan agar aku bisa meluangkan waktuku. Selama ini kau hanya diam, darimana aku bisa tahu kalau kau kesepian?" ujarnya dengan rahang mengeras.

Hana meringis tidak nyaman, apa Jaehyun tidak tahu bahwa dia ada di belakang?

"Jaehyun ... Aku kehilangan kendali, aku tidak sengaja. Aku---"

"Setidaknya pikirkan Jae Han, brengsek! Aku tidak akan semarah ini saat tahu kau selingkuh. Kau membawa Jae Han saat tidur dengan selingkuhanmu itu yang membuat aku marah. Sekarang keluar dari rumahku, sebelum security menyeretmu!"

Wanita itu mengusap air matanya, lalu memandang Jaehyun tajam, "Aku akan menghancurkan hidupmu, Jae. Kau terlalu arrogant."

Jaehyun tersenyum sinis, "Kau yang akan hancur, karena kau terlalu rendahan, Jennie."

Jennie kehilangan kata-kata, setelah mengapus tangisannya, wanita itu pergi dari sana.

Hana tidak pernah merasa secanggung ini. Ia mendekat beberapa langakah, kemudian bertanya dengan suara lemah, "Sajangnim ... Anda baik-baik saja?

Jaehyun yang baru sadar akan kehadiran Hana terdiam sebentar. Pandangan mereka bertemu beberapa detik, sebelum Jaehyun melewatinya tanpa menjawab pertanyaan Hana.

Perlahan punggung Jaehyun menjauh. Sorot matanya terlihat terluka, bahkan sangat terluka. Hana tahu pria itu tidak baik-baik saja.

Dalam satu hari, Hana bisa melihat berbagai sisi seorang Jung Jaehyun. Dibalik kekuasaannya yang bisa meremehkan orang lain, Jaehyun terlihat rapuh. Dia kesepian, karena dia tidak mempercayai siapapun.

Hana tidak bisa menyalahi wanita itu, karena Hana tidak tahu bagaimana perasaannya saat memutuskan untuk selingkuh. Komitmen bukanlah hal yang mudah, bahkan lebih sulit daripada cinta.

Kadang seiring berjalannya waktu cinta akan berubah. Entah itu lebih kuat, atau memudar dengan sendirinya. Ketika cinta itu pudar, hubungan masih bisa dipertahankan jika ada komitmen untuk saling setia, saling mengerti, dan berkomitmen untuk tidak melukai pasangan. Komitmen adalah hal yang sulit, maka dari itu banyak orang yang tidak bisa mempertahankannya.

"Nona, silakan tunggu di ruang tamu," ujar salah satu pelayan tua yang datang menyambut Hana.

Hana mengangguk, lalu mengikuti langkah pelayan itu. Hatinya sesak melihat kejadian ini di hari pertamanya bekerja.

***

"PERGI!! PEGI!"

Saat sampai di kamar anaknya, Jaehyun melihat Jae Han yang melemparkan mainannya ke arah para nanny.

Jari-jari kecil itu tampak rapuh, dan kesusahan saat melemparkan mainan. Bagaimana tidak, Jae Han baru saja bisa berjalan dan berbicara beberapa kalimat. Dia masih terlalu kecil untuk membrontak. Umur Jae Han sebentar lagi menginjak angka 3 tahun, demi Tuhan anaknya masih terlalu kecil untuk menangis seperti orang dewasa.

"Jae Han ... Berhenti, Appa tidak mau kau sakit."

"Jae Han ingin Eomma ... Jae Han ingin Eomma ..." isaknya pilu.

Jaehyun mengkode nanny yang merawat Jae Han untuk keluar dari kamar anaknya. Setelah hanya tinggal mereka berdua, Jaehyun duduk di pinggir ranjang,  dan membantu Jae Han untuk menghapus tangisannya.

"Eomma sudah pergi, sekarang hanya ada Appa."

"Tidak mau, tidak mau! Appa jahat!"

Jaehyun menggeleng, ini alasan kenapa ia tidak mau Jae Han menemui ibu kandungnya. Perempuan itu menghasut Jae Han untuk meninggalkannya. Hanya Jae Han yang Jaehyun punya, jika tidak ada Jae Han, bagaimana caranya Jaehyun melanjutkan hidup?

"Tidak, sayang. Appa tidak jahat." Jaehyun memangku Jae Han kemudian mencium bibir putranya. "Percaya dengan Appa, ya? Appa sedih jika Jae Han begini terus."

Anak itu masih menangis, sehingga Jaehyun menimang-nimangnya agar tangis Jae Han segera mereda.

"Bukannya Jae Han baru saja ke Disney Land? Seharusnya Jae Han tidak boleh menangis seperti ini."

Anak itu tidak menjawab, ia hanya mengusap-ngusapkan air mata dan ingusnya di jas Jaehyun.

"Tapi---tapi Jae Han ingin bersama Eomma ..."

"Hanya ada Appa, sayang." Jaehyun berseru gemas. "Kita makan, ya? Jae Han mau makan apa? Biar pelayan siapkan."

"Sushi yang dimakan nenek?"

Jaehyun terkekeh, "Tidak bisa, Jae. Kau masih kecil, tidak boleh makan sushi. Dan juga bukannya kalian baru saja pulang dari Jepang dan Hongkong? Tidak ada istilah pergi-pergi lagi."

Jae Han menggeleng, "Jae Han tidak mau makan."

Jaehyun menghela napasnya, "Kau harus makan," ujarnya sembari membawa Jaehyun ke ruang makan.

Suasana di bawah sedikit canggung karena beberapa pelayan sudah dipecat secara tidak hormat.

"Saya sudah menyiapkan makanan untuk Tuan, jika Tuan ingin masakan lain, bisa beritahu kami," ujar salah satu koki yang ada di dapur.

"Jae Han tidak mau makan!"

Tatapan koki tua itu meneduh, "Tuan muda ingin makan apa? Biar saya siapkan."

Jae Han yang ada dalam gendongan Jaehyun menggeleng, "TIDAK MAU!"

"Jae Han ... Kau harus makan."

Anak itu menggeleng, kemudian menangis karena tidak suka Jaehyun memaksanya. Hana yang duduk kaku di ruang tamu sudah gatal ingin ikut campur, tapi karena peringatan Rose, Hana mencoba mengabaikan tangisan Jae Han. Dia tidak ingin dipecat.

Namun, saat mendengar Jae Han menangis sambil muntah, Hana langsung melangkahkan kakinya ke meja makan. Dengan refleks Hana mengambil air dan tissue, karena Jae Han terus-terusan muntah.

"Kali ini saja Sajangnim. Saya janji besok tidak akan melakukannya."

Hana langsung memangku Jae Han, kemudian mengurut-ngurut punggung balita kecil itu. Setelah tangis Jae Han berhenti, Hana menyuapi Jae Han air putih. Beberapa koki yang ada di sana mulai bisik-bisik, karena baru kali ini ada orang yang berani menyentuh tubuh Tuan muda Jae Han---selain nanny tentunya.

"Appa ..." Jae Han berseru kecil, membuat Jaehyun mencium anaknya yang ada di pangkuan Hana.

"Masih tidak mau makan?"

"Mau jika Noona yang membuatkannya." Anak itu menatap Hana.

Hana tersentak, "Ne?"

"Kau dengar itu? Buatkan anakku makanan!" perintah Jaehyun.

"Ne, Sajangnim."

Hana tidak tahu ternyata pekerjaan sekretaris merangkap kemana-mana.

Daddy Jaehyun

Hwang Hana

Jennie Kim

Jae Han

Continue Reading

You'll Also Like

3.1M 48.4K 18
Warning ๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž๐Ÿ”ž [COMPLETE] [21+] Seprofesional apapun, sekuat apapun dirimu akan terjebak dalam permainannya. Permainan dengan suguhan erangan erotis...
170K 15.7K 28
[Update: Senin-Selasa] "I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian...
230 88 6
Jangan lupa Follow sebelum membaca yaa!! โ‹†๏ฝกโ€งหšสšษžหšโ€ง๏ฝกโ‹† Keluarga Wrahaspati, keluarga yang dikenal terpandang karena seluruh ke...
906K 75.4K 28
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...