12

61.2K 9.2K 1.9K
                                    

Bagi Jaehyun, Beijing adalah kota yang menyimpan banyak kenangan. Di kota ini untuk pertama kalinya Jaehyun bertemu dengan Jennie. Satu-satunya gadis yang berhasil mencuri hatinya. Jaehyun jarang berurusan dengan wanita. Kepribadiannya yang kaku membuatnya sulit untuk menyatakan perasaannya.

Waktu itu Jennie yang meminta nomor handphone Jaehyun lebih dulu. Mereka bertemu di kelab malam, dan saat pelayan mengantarkan wine ke meja Jaehyun, Jennie menyelipkan sebuah surat di bawah gelas wine.

Awalnya Jaehyun mengabaikan pesan Jennie, tapi rupanya gadis itu tidak menyerah. Jennie meninggalkan kartu namanya, dan meminta Jaehyun menghubunginya lebih dulu. Sejak saat itu hubungan mereka berlanjut, hingga memutuskan untuk menikah muda.

Johnny yang merupakan teman satu-satunya yang ia miliki, juga mendukung hubungan keduanya. Bahkan ketika mereka menikah, orang itu yang menjadi bridesmaid bersama dengan sahabat Jennie yang bernama Lisa. Maka dari itu, ketika mengetahui istri dan sahabatnya bermain di belakangnya, Jaehyun sangat marah.

Ia langsung menceraikan Jennie, walaupun wanita itu menangis terisak sambil bersujud di bawah kakinya. Cinta Jaehyun, respect-nya terhadap wanita itu langsung hilang berganti dengan dendam. Jaehyun bukanlah pria tolol, yang menerima saja saat dirinya diselingkuhi.

Harga diri Jaehyun dan kehormatannya sebagai laki-laki jatuh pada titik terendah. Kadang laki-laki lebih mementingkan ego ketimbang hatinya sendiri. Begitu juga dengan apa yang dirasakan Jaehyun saat mendapati Jennie tidur dengan sahabat baiknya. Ego Jaehyun terluka. Ia merasa gagal menjadi laki-laki, karena istrinya mencari kepuasan dengan pria lain.

Itu adalah hari terburuk dalam hidup Jaehyun. Ia ingin menghancurkan dua orang itu, agar mereka merasakan bagaimana hancurnya Jaehyun saat mereka berdua menghianatinya.

Tapi tetap saja ... bukannya hancur, mereka malah baik-baik saja. Seperti sekarang, sehabis bertemu dengan klient-nya di salah satu restoran di distrik Haidian, Jaehyun melacak keberadaan dua orang itu. Mereka berdua terlihat bahagia, sedangkan ia sendiri masih dehantui oleh perasaan marah.

Jaehyun ingin membunuh mereka, tapi yang biasa ia lakukan hanya berdiam diri di dalam mobil sambil memandangi mereka yang sedang menikmati makan malam di salah satu café outdoor. Kalau begini terus, bagaimana caranya Jaehyun moveon?

Mengacak rambutnya frustasi, Jaehyun melajukan mobil menjauh dari café tersebut. Ia hendak pulang ke hotel, tapi karena pikirannya sedang kacau, Jaehyun memutuskan untuk pergi ke kalab malam yang ada di dekat sana. Mungkin dengan beberapa gelas vodka bisa menenangkan pikirannya.

Saat sampai di kelab, Jaehyun memilih duduk menyendiri di private room yang merupakan fasilitas terbaik dari Winne Bie Club. Tidak lama setelah pesanan Jaehyun di antar, dua orang perempuan berpakaian minim menghampirinya.

Mereka duduk di samping Jaehyun untuk menuangkan minuman. Awalnya Jaehyun tidak masalah, karena tidak mungkin dia menuangkan minuman seorang diri. Itu akan tampak menyedihkan untuk seseorang yang menyewa private room. Tapi semakin lama Jaehyun merasa tidak betah dengan bau parfum mereka.

Bau citrus bercampur minuman keras, ditambah lipstik berwarna merah darah yang perempuan itu pakai membuat Jaehyun risih.

"Apa semua wanita di kelab ini menggunakkan lipstik norak seperti kalian?"

"Maksud anda?" Perempuan itu menaruh kembali botol minumannya.

"Well, lipstikmu mengingatkan aku dengan wanita jalang yang berselingkuh dengan sahabatku. Dan wangi kalian ... citrus? Aku benci wangi citrus."

Alis wanita itu tertaut, "Maaf ... kalau tidak keberatan saya akan---"

"Keluarlah." Jaehyun menunjuk ke arah pintu.

Ne, SAJANGNIM!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang