Ne, SAJANGNIM!

Por Dekdi_A

1.6M 260K 67.6K

[TERSEDIA DI TOKO BUKU] Bagaimana rasanya memiliki bos otoriter, galak, dan seenaknya? Setelah menjadi pengan... Mais

00
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32 [END]
OPEN PO & TRAILER

03

55.3K 9.4K 2K
Por Dekdi_A

"Besok hari pertamamu, Hana! Kau harus tampil secantik mungkin. Aku akan mensponsorimu alat makeup, dan kemeja," jelas Hanbin.

Bong Shim tersenyum, "Aku juga! Aku mau berinvestasi rok span pendek dan stiletto untukmu."

Lalu dua orang itu bertos ria, kemudian merangkul satu sama lain. Hana terharu, sejak mereka tahu Hana diterima sebagai sekretaris Presdir Louisa, Bong Shim dan Hanbin langsung meluncur ke kediamannya, dan membantu Hana untuk belanja alat-alat makeup, blouse dan kemeja baru untuk Hana. Bahkan Hanbin yang notabe-nya tidak terlalu akrab dengan Hana ikut membantu.

"Aku tidak tahu harus mengatakan apa selain terima kasih. Nanti setelah gajian aku ganti, ya!" seru Hana.

Hanbin terkekeh, "Tidak diganti juga tidak apa-apa."

"Hana memang selalu begitu, jika aku memberinya makanan dia akan membersihkan rumahku. Hana memang enggan meminta selagi mampu," jelas Bong Shim. Lalu gadis itu menyerahkan beberapa heels untuk Hana, "Warnanya cantik, cocok sekali untukmu."

Hana tersenyum lalu mencoba sepatu pilihan Bong Shim. Benar, saat Hana mencobanya kaki Hana terlihat lebih cantik. "Beli ini, Han. Kau harus punya lebih dari 2 sepatu," ujar Bong Shim.

"Beli boots juga, sayang. Aku yakin nanti Hana akan diajak meeting di luar ruangan," seru Hanbin.

Hana meringis saat dua orang itu menjejalinya dengan heels dan boots. Bukannya Hana tidak suka berbelanja, tapi ini sudah terlalu banyak. Apalagi sekarang mereka berbelanja di mall, bukan di toko-toko kecil yang biasa Hana datangi. Hana takut, jika sekarang dia berbelanja, besok Hana tidak bisa makan.

Seolah mengerti dengan kekhawatiran Hana, Hanbin mengerling, "Kau jangan khawatir, semua ini aku yang bayar," ujarnya.

"Bagaimana bisa seperti itu? Aku bayar setengahnya, ya?"

"Tidak, Han. Sudah aku bilang kami berdua mau berinvestasi. Kau akan menjadi sekretaris Louisa, jadi penampilanmu harus oke."

Hanbin mengangguk, "Hem ... Presdir Jung Jaehyun itu mengerikan. Dia bisa memecat orang berdasarkan penampilan. Kau lihat aku, biarpun aku hanya staff, penampilanku sudah seperti manajer. Nanti kau jangan kaget melihat pekerja di sana, semuanya stylish dan rapi."

Hana akui Hanbin benar, bahkan OG di Louisa saja terlihat lebih bekelas dari petugas kesehatan di rumah sakit. Louisa benar-benar menakutkan untuk orang sekelas Hana.

"Kau jangan khawatir, Han. Kau itu cantik, baju murah saja kalau menempel di tubuhmu terlihat cantik."

Hanbin tertawa mendengar pujian Bong Shim. "Kau juga cantik, sayang ..." ujarnya sambil mencubit hidung mungil kekasihnya.

Aaahh ... Melihat mereka berdua, Hana meratapi kesendiriannya. Sulit mendapat pekerjaan dan sulit mendapatkan pacar. Hana benar-benar ... Menyedihkan.

***

Pagi-pagi sekali, Hana sudah berada di kantor pusat Louisa Group. Hana tidak ingin terlambat di hari pertamanya. Dari jam setengah enam, Hana sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Ia mengaplikasikan makeup senatural mungkin di hari pertamanya. Hana juga hati-hati memilih warna lipsik, karena setahunya Presdir Jung sedikit sensitif dengan hal-hal seperti itu.

Kini Hana memakai blouse biru dengan sedikit glitter di bagian kerah, dipadukan rok span hitam di bawah lutut. Tak lupa hana memakai mantel panjang karena udara masih sangat dingin.

Ketika memasuki lantai bawah, Hana sudah disambut oleh Mark---sekretaris pertama Presdir Jung.

Jadi Jaehyun mempunyai 3 sekretaris. Yang pertama Mark Lee, lelaki muda itu menggantikan Ayahnya sebagai sekretaris kepercayaan Jung Jaehyun. Tugas Mark sebatas mengurus masalah internal perusahaan, seperti menyiapkan laporan statistik perusahaan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan pembuatan laporan dan bahan persentasi.

Sekretaris dua bernama Rose. Hana berkenalan dengannya saat di rumah sakit. Dia sangat ramah, berbeda dengan Mark yang selalu memasang wajah kaku. Kata Rose tugasnya hanya sebatas teman berbagi pikiran masalah proyek dan kerja sama bisnis. Tapi tidak jarang Rose harus menyelesaikan tugas lain jika disuruh oleh Jung Jaehyun.

Dan yang terakhir adalah Hana. Bisa dibilang pekerjaan Hana lebih mirip asisten pribadi Presdir Jung. Hana harus siap sedia jika Jaehyun membutuhkan bantuannya, membutuntuti Jaehyun, dan menemaninya meeting sekaligus menjadi notulen rapat. Selain itu Hana tidak tahu tugasnya seperti apa, karena kata Rose Jaehyun sendiri yang akan memberitahu Hana.

"Kau telat 30 menit, Hana," geram Mark Lee yang berpapasan dengannya di lantai bawah.

Hana membungkuk, keningnya mengkerut, "Annyeonghaseyo, tapi ini baru jam tujuh pagi."

"Presdir Jung datang ke kantor jam setengah tujuh," kekeh Rose. "Ayo, ikut aku."

Hana merasa bersalah, berarti mulai besok Hana harus bangun di jam setengah lima pagi.

Saat lift berdenting di lantai 40, Hana langsung disambut oleh kubikel-kubikel mewah, yang katanya adalah ruang kerja devisi keuangan. Setiap lantai mempunyai devisi yang berbeda, jadi jika Hana memerlukan laporan dari masing-masing devisi, Hana harus turun langsung dan berbicara ke manajer di devisi tersebut.

"Aku mengambil laporan dulu, kau tunggu di sini nanti kita sama-sama ke lantai paling atas."

Hana mengangguk, ia mengintip ke dalam, suasana di dalam sangat tegang. Sepertinya pegawai Louisa rajin-rajin, jam tujuh pagi mereka sudah duduk di depan komputer.

"Apa aku tidak perlu berkenalan dengan staff di sini, Eonnie?"

Rose menggeleng, "Tidak perlu, kau tidak bisa bergaul dengan staff yang lain. Ruang kerjamu di lantai 64. Hanya ada kau dan Presdir Jung."

"Lalu kalian?"

"Aku di ruang bawah. Pekerjaanku mirip staff, hanya saja aku bekerja langsung untuk Presdir."

Hana menelan ludahnya, "Aku sedikit takut."

"Kau memang harus takut. Jung Jaehyun mirip iblis!" Rose bersisik di telinga Hana, "Bulan depan aku resign, bukannya aku ingin menakutimu, tapi bekerja di sini seperti neraka. Kau lihat orang itu?"

Hana melihat seorang pria berkaca mata yang sibuk dengan berkas-berkasnya.

"Namanya Jungwoo. Dia masih muda, tapi lihat wajahnya ... Bekerja di sini membuat keriput di dahinya semakin bertambah. Presdir Jung menyuruhnya lembur sampai jam 12 malam."

Hana menatap laki-laki itu dengan tatapan prihatin. Terlihat jelas kantung mata Jungwoo mulai menghitam, meskipun wajahnya tetap tampan.

"Kalau yang di pojok siapa, Eonnie?"

"Dia Lucas. Jangan dekat-dekat dengannya, dia playboy kacangan."

"Apa kalian pernah berkencan?"

Rose tersenyum, "Hanya satu hari, dia brengsek. Suka selingkuh dan mulutnya akan terus-terusan merayumu sampai kau mengeluarkan busa. Ah ... Mengingat Lucas membuat mood-ku buruk." Rose mempercepat langkahnya, membuat Hana sedikit berlari mengejar langkah kaki Rose yang panjang.

Sepertinya Rose mempunyai dendam dengan Lucas. Kini mereka keluar dari lantai 40, dan bergegas menaiki lift di lantai 64.

"Kau temui Presdir Jung, tugas-tugasmu ada di mejanya. Dan saranku, jika kau berhadapan dengan Jaehyun, tolong jangan menghembuskan napas terlalu keras."

Hana meringis, apa Jaehyun juga sensitif dengan hal-hal remeh seperti itu?

"Baik, Eonnie. Akan selalu aku ingat."

"Jangan berani membantahnya. Kau harus mengatakan Ne Sajangnim, sambil memasang wajah hormat. Mengerti, Han? Dan juga dia benci anaknya disentuh oleh orang lain. Jadi biarpun anaknya menjerit-jerit, kau tidak ada hak menyentuhnya. Dia benci itu."

Hana mengangguk, pantas saja Jaehyun memarahinya waktu itu. Dia telah lancang menggendong Jae Han.

"Sekali lagi terima kasih sarannya, Eonnie."

"Tidak masalah, setidaknya kau harus bertahan selama 6 bulan. Setelah kaya, kau resign saja, oke? Ahh ... Lantai 64 benar-benar kiamat, aku harus pergi sini."

Hana meringis, ia membungkuk tanda mengerti. Apa Jaehyun semengerikan itu?

***

"Sajangnim ..." Hana mengetuk pintu, kemudian membukanya. Setelah masuk dengan langkah pelan, Hana membungkuk di hadapan Jaehyun.

Pria itu mendongak, "Jam berapa ini, Hana?"

"Maafkan saya, saya tidak tahu jika kantor dimulai jam setengah tujuh pagi. Sekali lagi maafkan saya Sajangnim." Hana membungkuk.

Pria itu hanya menatapnya datar, "Bukan jam setengah tujuh. Tapi jam setengah enam kau sudah ada di mansionku untuk menyiapkan segala keperluanku."

"Heh? Jam setengah enam?

"Iya, dan juga ada apa dengan bajumu? Warnanya mengganggu mataku."

Lagi-lagi Hana membungkuk, "Maafkan saya, Sajangnim."

Jaehyun tidak menjawab, ia menyerahkan dua tumpuk berkas untuk Hana. "Itu tugasmu hari ini. Di atasnya ada jadwalku. Karena ini hari pertamamu, aku memakluminya."

Kaki Hana goyah. "Kalau begitu, saya permisi Sajangnim."

"Silakan."

Hana membungkuk, dan ketika Hana akan membuka pintu, suara Jaehyun menghentikan langkahnya.

"Hana ..."

"Ne Sajangnim?" Hana berbalik dengan suara yang sedikit keras.

"Apa parfummu, parfum murah? Baunya menyengat."

Hana meringis, "Maafkan saya, saya akan menggantinya besok."

"Bagus, silakan keluar dari ruanganku. Untuk hari pertama, aku memberimu sedikit kelonggaran."

Hana membungkuk, langkah kakinya semakin goyah. Saat Hana duduk di mejanya, bukan ketenangan yang dia dapat, melainkan perasaan tercekik yang membuatnya mual.

Wajah Presdir Jung benar-benar menakutkan.

***

13. 34

Di hari pertama Hana masih berkutat dengan berkas-berkasnya. Ia menyusun jadwal Presdir Jung selama seminggu, karena sekretaris Presdir yang lama pergi tanpa menyelesaikan pekerjaannya. Otak Hana berdenyut sakit, sudah lama dia bekerja mengenakkan otot, dan sekarang otak Hana terasa penuh.

"Hana! Ke ruangan saya sekarang!" Suara Jaehyun di intercom terdengar nyaring.

"Ne, Sajangnim." Hana segera merapikan penampilannya.

Setelah mengetuk pintu, Hana langsung ke ruangan Jaehyun. Pria itu terlihat merapikan jasnya.

"Hana ... Kau ikut aku ke mansion. Siapkan barang-barangmu."

"Ada masalah apa Sajangnim?" Hana membantu Presdir Jung mengambil tas kerjanya.

"Tinggal katakan iya, jangan banyak bertanya." Jaehyun langsung berjalan mendahului Hana.

Hana menggerutu, pantas saja pria itu selalu mengganti sekretarisnya. Kepribadian terlihat menyebalkan.

Dengan sedikit berlari Hana menyusul Presdir Jung. Pria berjalan dengan tergasa-gesa, hingga kaki Hana beberapa kali kehilangan keseimbangan.

"Perhatikan langkahmu! Dan jangan membuat ketukan ketika berjalan."

Hana membungkuk, dalam hati ia mengumpat pelan, "Maafkan saya Sajangnim. Saya akan lebih berhati-hati."

Saat melewati lobby semua karyawan yang berlalu lalang langsung membungkuk saat Presdir Jung lewat. Hana yang ada di belakangnya menjadi sedikit salah tingkah.

Kekuasan Jaehyun benar-benar terlihat saat pria itu melangkah. Hana merasa terhormat karena ia bekerja dengan orang sepenting Jaehyun. Di usia 29 tahun pria itu sudah menjadi besar, dan membawahi ribuan karyawan di beberapa negara Asia dan Eropa.

Di depan gedung sudah ada mobil alphard yang siap menjemput Jaehyun. Seorang supir membukakan pintu untuk Jaehyun, sedangkan Hana duduk di depan.

"Antarkan saya ke mansion."

"Baik, Tuanku."

Hana membungkuk, lalu duduk di samping laki-laki paruh baya yang tampak rapi dengan jas hitamnya.

"Saya Hana, sekretaris ketiga Presdir Jung." Hana memperkenalkan diri dengan sopan.

Pria di sampingnya tersenyum, "Saya Park Jin Young. Panggil saja Park Ahjussi."

Hana mengangguk, kemudian keheningan melingkupi mereka bertiga.

Continuar a ler

Também vai Gostar

177K 16.5K 29
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
1.7M 5.2K 9
⚠️ dirty and frontal words 🔞 Be wise please ALL ABOUT YOUR FANTASIES Every universe has their own story.
773K 47.5K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
1.4M 19.5K 48
ON GOING SAMBIL DI REVISI PELAN-PELAN. Start 18 November 2023. End? Cerita bertema 🔞, Kalau gak cocok bisa cari cerita yang lain terimakasih. Mars...