Mengapa Harus Jumpa

由 farvidkar

6.3M 356K 7.7K

Kalau saja saat itu Keano tidak mengeluarkannya di dalam, kalau saja saat itu Raya tidak mengaku hamil, kalau... 更多

Prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40 END
Epilog

9

151K 9.8K 417
由 farvidkar

"Kalau kamu langsung pulang, kita berdua gak bisa bicara kayak gini"

Benar kata Keano. Pria itu tahu cara terbaik membuat hubungan mereka kembali dekat, yaitu meluangkan waktu bersama. Raya sendiri juga ingin hubungan mereka diperbaiki, tetapi egonya terlalu besar. Dia tidak ingin terlihat tertarik untuk memperbaiki hubungan ini, Raya terlalu gengsi pada hatinya sendiri. Mata Keano menatap manik mata Raya dalam. Jarak mereka terlalu dekat, membuat dirinya menyadari wajah Raya berubah semakin cantik dan dewasa. Tubuh Raya tidak bertambah tinggi, posisi wanita itu sama persis seperti waktu lalu.

Saat itu Raya mengunjungi apartemen Keano di Bandung. Pria itu demam dan tidak masuk kuliah. Raya menjenguk kekasihnya dan membuatkan bubur karena Keano merengek kelaparan. Pria itu tinggal sendirian, dibelikan apartemen dan harus hidup mandiri. Orang tuanya bekerja di luar negeri sehingga tidak ada yang mengurusi Keano ketika sakit. Raya sibuk berkutat di dapur Keano. Menyalin bubur yang sudah masak ke atas mangkok.

"Ken! Ayo makan" panggil Raya. Tak lama keano datang menghampiri wanita itu. Wajah Keano kusut, dia masih meriang tetapi juga kelaparan. Dilihatnya bubur yang Raya buatkan telah tersaji di atas meja makan. Keano duduk di atas meja, hingga mendapati plototan dari Raya.

"Duduk di kursi, bukan di meja. Demam bisa bikin otak kamu kebalik?" omel Raya yang dijawab dengan kekehan Keano.

Pria itu tidak mempedulikan omelan Raya yang mengajari tata krama. Keano membuka mulutnya sambil berkata "Aaaaa". Langsung saja Raya berhenti mengomeli pria itu dan memilih menyuapi Keano. Keano tersenyum melihat wanita itu melupakan omelannya. Mereka pasangan yang sangat manis. Raya bisa langsung melupakan semua kekesalan jika Keano memasang tampang minta belas kasihan. Raya sangat sayang pada Keano, pria itu hidup sendirian, Raya selalu memperhatikan asupan makanan Keano. Terkadang Keano tidak akan makan jika sudah malas keluar apartemen. Hal itulah yang membuat Raya selalu menelpon Keano hanya untuk menanyakan kabar perut pria itu.

"Aku mau itu juga" kata Keano sambil menunjuk putih telur.

"Aku kayak lagi ngurusan anak kecil" gumam Raya, Keano masih bisa mendengar apa yang dikatakan wanita itu.

Tiba-tiba Keano turun dari meja. Raya menyadari ada sebuah tangan yang melingkar di perutnya kemudian tangan itu mengangkat Raya hingga wanita itu terduduk di atas meja. Keano tersenyum miring melihat wajah penuh protes kekasihnya.

"Sudah sembuh?" Keano menggeleng, lantas pria itu mengalungkan tangannya di pinggang Raya.

"Aaaa" kata Keano membuka mulut. Raya kembali menyuapi bubur kepada pria itu. Keano tidak memusingkan dirinya makan sambil berdiri, dia betah mengalungkan tangannya pada wanita itu. Menatap wajah lelah Raya yang sepulang kampus rela langsung mengunjunginya hanya untuk membuatkan bubur. Keano sangat bersyukur telah bertemu dengan wanita sebaik Raya.

"Lepasin tangan kamu, Keano" desis Raya. Keano menurut. Pria itu melepaskan tangannya yang terkalung di leher Raya. Tetapi dengan cepat Keano turun dari meja, dan belum sempat Raya menghindar, pria itu langsung mengangkat Raya duduk di atas meja.

Posisi mereka sama. Jika dulu Keano tidak bisa melakukannya karena sakit, kini dengan kondisi tubuh yang sehat Keano akan melakukan sesuatu yang tertunda. Sambil tersenyum jahil, Keano mendekatkan wajahnya. Tangan Keano menahan tengkuk leher Raya agar wanita itu tidak bisa menghindarinya. Raya tahu apa yang akan dilakukan pria itu. Ada tulisan warning yang terbesit di kepalanya.

"Raya, come on.. wake up.." batin Raya terus mendesaknya untuk bangun dan segera berpikir.

"Tutup mata atau enggak?" tanya wanita itu dalam hati. Wajah Keano semakin mendekat. Dirinya terkunci. Raya berpikir keras.

Gelap. Keano tidak melanjutkan aksinya. Penglihatannya menggelap. Tangan Raya dengan sengaja menutup kedua mata Keano. "Mau mata kamu aku colok?" ancam Raya. Wuah, bahkan Keano lupa kalau matanya baru saja perih karena bawang merah. Otak mesumnya berhasil mengalihkan dunianya. Keano masih ingin melihat matahari, akhirnya pria itu memilih angkat tangan. Keano menatap Raya, mata wanita itu bisa saja keluar dari tempatnya.

Malam itu mereka makan malam bersama, walau sudah telat. Raya membuatkan makanan panas untuk Keano. Raya juga menemani pria itu makan. Keano sangat menikmati santapan malam itu, dia berbicara banyak hal pada Raya. Keano menceritakan bagaimana dirinya selama lima tahun terakhir. Pria itu menjelaskan bahwa Keano sempat menyerah karena tidak juga mendapatkan informasi tentang Raya. Raya hanya diam dan menanggapi seadanya. Tidak ada yang Raya katakan pada pria itu, Raya tidak memberitahu Keano keadaannya selama lima tahun terakhir hingga Keano menanyakan hal sensitif pada Raya.

"Sampai sekarang aku masih gak percaya. Aku mau dengar jawaban langsung dari kamu" Raya terdiam, dia tahu apa yang akan dikatakan Keano selanjutnya.

"Apa benar kamu sudah gugurin kandungan kamu?"

Raya meletakkan sendoknya. Piringnya bersih tak tersisa. Raya meneguk segelas air mineral hingga habis. Keano masih menatap wanita itu, dia menuntut jawaban langsung dari Raya.

"Ah, kamu lupa ya. Kamu yang nyaranin aku untuk gugurin kandungan"

Keano tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia marah pada dirinya sendiri, dia kembali ingat pada dirinya dulu yang sangat tidak berperikemanusiaannya. Dengan mudahnya dia menyuruh Raya untuk menggugurkan kandungan hanya karena Keano belum siap menjadi seorang ayah. Dia telah melakukan hal itu.

"Maaf" suara Keano parau. Dia merasa bersalah pada wanita yang duduk di hadapannya. Bahkan sekarang Keano tidak bisa menatap Raya lagi, Keano heran bagaimana wanita itu bisa bertahan kuat untuk bertemu lagi dengan dirinya yang brengsek. Keano tahu pasti Raya memiliki hari-hari yang sulit di awal kehamilannya. Bertemu kembali dengan Keano pasti membuat Raya teringat masa lalu. Tetapi Keano tidak akan kembali menjadi dirinya yang dulu, dia datang untuk meminta maaf dan menebus kesalahannya.

"Maaf untuk apa? Kesalahan kamu ada banyak Keano"

Raya tidak sungguh-sungguh menyudutkan pria itu. Dia tahu Keano punya niat baik padanya. Tetapi Raya terbius akan kesalahan pria itu dulu. Setan kecil di hatinya berkata untuk menyudutkan pria itu.

"Maaf karena tidak berani bertanggung jawab, maaf karena menyuruh kamu gugurin kandungan, maaf karena biarin kamu ngelewatin hari-hari sulit sendirian, dan maaf karena ngehamilin kamu" Raya mengangkat tangannya, menyuruh pria itu berhenti meminta maaf. Raya menatap Keano sekilas.

"Yang terakhir sepertinya bukan kesalahan kamu sepenuhnya. Kita ngelakuin hal itu sama-sama tanpa penolakan dariku. Hanya saja kesalahan kamu adalah kelepasan di dalam. Kamu janji bakalan buang di luar, tapi kamu malah ingkar janji dan bikin aku kelabakan"

Walau Raya berbicara tanpa menatap mata Keano, Raya berbicara jujur. Kala itu mereka melakukan hubungan atas kemauan dan ijin bersama. Raya tidak bisa melimpahkan kesalahan atas masalah kehamilan pada pihak pria saja. Toh Raya saat itu mengijinkan Keano, hanya saja karena ingkar janji itulah yang membuat pekerjaan mereka menjadi pusat masalah. Keano diam, dia tak habis pikir dengan penjelasan Raya. Padahal wanita itu yang ditinggalkan beban, tetapi Raya masih bisa membelanya. Keano saja tidak pernah berpikir akan kuat jika dia seorang wanita. Entah kenapa beban di hati Keano sedikit terangkat. Dia merasa bahwa wanita itu telah menegaskan kalau having sex yang mereka lakukan juga merupakan keinginan Raya, kesalahan Keano hanyalah karena mengeluarkan spermanya di dalam.

"Kamu mau aku hamilin lagi? Kali ini aku janji akan bertanggung jawab"

...

Kemarin Keano mendapat satu pukulan di kepalanya. Hal itu tidak membuat Keano mundur. Pagi ini Keano mampir seperti biasa ke café Raya. Sayang sekali Raya belum datang, malahan pagi ini Keano mendapati pegawai paling dibencinya, Mahesa. Mahesa juga menatap Keano penuh tatapan tidak suka. Kedua pria itu saling melemparkan tatapan tidak suka hingga datang seseorang yang melerai mereka.

"Mbak Raya kayaknya bakal datang jam 9" kata Fajar. Pria itu menyuruh Mahesa yang seorang pekerja part time untuk bertukar posisi. Mahesa lebih muda dari Fajar, pria itu menuruti perintah Fajar.

"Oh, okay. Sampaikan ke Raya kalau saya mampir" kata Keano.

Keano melirik Mahesa yang sudah menghilang di balik dapur. Kemudian dia membisikkan sesuatu ke telinga Fajar.

"Dia tahu gak kalau saya mantan pacarnya Raya?" Fajar bingung. Dia tidak terlalu mengurusi Mahesa. Walau sudah kenal cukup lama, tetapi sifat Mahesa susah dibaca. Pria itu seperti tidak peduli pada lingkungan sekitar. Sehingga Fajar tidak tahu apakah Mahesa tahu status Keano saat semua pegawai membahas tentang mantan bos mereka yang sering berkunjung.

"Maaf Pak, saya kurang tahu" jawab Fajar. Keano mengangguk.

"Kalau dia tanya, jawab aja kalau saya calon suami Raya". Keano tahu harus berhati-hati pada siapa, salah satunya adalah pegawai yang bernama Mahesa.

Keano sudah pergi, sama seperti yang Fajar katakan bosnya akan datang pukul 09.00. Raya sulit tidur semalam. Dia pulang tengah malam karena sempat beradu mulut dengan Keano. Sehingga membuat Raya bangun terlambat. Raya langsung menuju ruangannya, dia menerima catatan yang diberikan Rita. Memeriksa isi catatan itu kemudian pergi ke dapur. Pegawainya sedang sibuk membuat pesanan. Raya ikut bergabung. Sampai jam makan siang, Fajar membawakan pesanan Keano. Pesanan seperti biasanya.

"Harus buatan Raya" kata Raya bersamaan dengan Fajar, kemudian mereka tertawa bersamaan. Raya membuatkan pesanan Keano dengan senyum sumringah. Moodnya sedang baik. Kanti tidak perlu lagi menyuruh bosnya untuk tidak menahan senyum. Setelah itu Raya masuk ke dalam ruangannya. Mengintip dari dalam ruangannya. Dia melihat Keano yang sedang makan dengan lahap. Hari ini Raya sengaja membuatkan waffle super besar untuk pria itu. Raya juga menggambar telinga kucing di atas flat white, kali ini Raya menambahkan mata, kumis, dan hidung kucing lengkap dengan tompel yang mirip dengan kucingnya yang bernama Millo.

Sambil merangkai bunga yang diberikan Keano lewat Fajar, Raya melirik jam dinding "lima menit lagi" gumam Raya. Lantas Raya bangkit berdiri dari kursinya. Berjalan mendekat ke arah jendala. Dia mengintip meja yang ditempati Keano. Pria itu tidak ada. Raya melirik sudut kiri, hanya ada Rita yang berdiri di kasir. Raya melirik sudut kanan tetapi tidak menemukan sosok Keano.

"Terciduk" bisik Keano tepat di telinga Raya.

繼續閱讀

You'll Also Like

4.4M 408K 61
Bertemu kembali dengan mantan, apa yang akan kalian lakukan? Bersembunyi? Pura-pura tidak lihat? Pura-pura tidak kenal? Atau malah menyapanya? Nayara...
910K 165K 83
"Harusnya kamu marah dan mutusin aku! Bukan malah ngajak aku pulang bareng!" Jeritan itu hanya bisa Bearly keluarkan dalam hati saat Agam tahu dia ti...
1.9M 90.7K 52
Mari buat orang yang mengabaikan mu menyesali perbuatannya _𝐇𝐞𝐥𝐞𝐧𝐚 𝐀𝐝𝐞𝐥𝐚𝐢𝐝𝐞
5.2M 213K 45
Apa jadinya jika bukan laki-laki yang mengejar wanita melainkan sebaliknya? Dan lebih parahnya lagi si laki-laki tidak menyukai wanita ini. Apa yang...