Akhir Perjalanan Hati

De Shaputrobelahasirr

2.1K 8 2

AKHIR PERJALANAN HATI Sebuah novel cinta yang mengambil latar sebuah perjalanan yang cukup melelahkan. Barang... Mais

Mengenai Akhir Perjalanan Hati
Akhir Perjalanan Hati
"PERTEMUAN KITA"
"CINTA YANG TUMBUH DIAM-DIAM"
"BAHAGIA TAK KUSANGKA"
"JANGAN KAU MENJADIKAN AKU DAUN GUGUR"
"AKU, KAU DAN DIENG"
"DUNIAMU, DUNIAKU MENJADI SATU"
"MENGAIS-NGAIS KISAH ITU"
"AKU DAN KEKECEWAAN"
"KESIBUKAN YANG MENYADARKANKU"
"AKU, KAMU DAN ALAM"
"BERTANYA-TANYA ISI HATINYA"
"BELAJAR BERJALAN TANPAMU"
"PERJALANAN HATI"
"KU TAK SIAP UNTUK MERINDU"
"MELANGKAH TANPAMU"
"LARA"
"NELANGSA HATIKU MENGINGATMU"
"TABULAKU TERLUKA"
"SUDAH KULAKUKAN BANYAK CARA UNTUK MELUPAKANMU"
"KEJAMNYA NESTAPA DUNIA"
"SISI LAIN"
"BUKAN SEKEDAR ANGAN DAN HARAPAN"
"SEKEDAR EUFORIA"
"SEHARUSNYA MERELAKAN LEBIH BAIK DARIPADA MELUPAKAN"
"TERPATRI MENCARI ARTI"
"BUKAN SEKEDAR ANGAN DAN HARAPAN"
"EKAKARSA"
"MELAMPAUI BATAS DIRI"
"ARGUMENTASI HATI"
"MELIHATMU DARI KEJAUHAN"
"SEIRING WAKTU YANG BERLALU"
"SUNGGUH KU TERLUKA KARENA TERUS MENGINGATMU"
"SESOSOK KECIL YANG MENGERIKAN YAITU HATI"
"BERSAMA MASA ITU"
"KEJANGGALAN HATI"
"PANAH MERAH JAMBU"
"SATU HATI, SEJUTA SUARA"
"KEBAHAGIAN ADALAH MEMPUNYAI SESEORANG YANG MEMILIKI IMPIAN"
"KEGAGALANKU MELUPAKANMU"
"MEMELUK ERAT HATI YANG TERLUKA"
"HANCUR HATIKU KARENAMU"
"LUKA HATIKU"
"AKHIR PERJALANAN HATI"
SHAPUTRO BELAHASIR

"SEJENAK KITA BERPISAH"

51 0 0
De Shaputrobelahasirr


 "SEJENAK KITA BERPISAH"

***

Tak lama kemudian Gio kembali ke kampung halamannya, di Kuala Tungkal, Jambi. Sangat berat hati Gio untuk meninggalkan Nayla, namun Nayla juga harus kembali ke kampung halamannya. Nayla mengantarkan Gio ke bandara. Gio dan Nayla berbincang sejenak dan disana Gio mengenalkan Nayla kepada Anggun sahabat Gio yang bekerja di bandara Yogyakarta.

"Hei... Anggun," sapa Gio ketika melihat temannya.

"Gio.. Kamu pulang? Kok tidak kabar-kabar aku sih?" Anggun membalas antusias

"Waaah maaf Anggun, aku tidak sempat bicara denganmu lewat sms ataupun telpon karna ini benar-benar mendadak," sambil mengelus jidat.

"Tapi kemarin terakhir kan kamu bilang ke aku tidak pulang?" kata Anggun dengan muka memerah seperti ingin marah.

"Heheheh... maafin aku nggun, kan sudah dibilang ini mendadak harus pulang." Tangkis Gio.

"Terus perempuan ini siapa Gi?" Anggun melihat ke Nayla sambil bercanda, tapi tanpa curiga apa-apa.

"Ini Nayla, kenalkan dia akan menjadi calon dari anak-anakku nanti hahaha..." canda Gio.

"Wahh, Pede sekali kamu Gi,....Halo Nayla.." sapa Anggun.

"Halo Anggun.." sambil menjabat tangan Anggun

"Sini Gi, Nayla, kita nongkrong dulu di bandara sambil nunggu waktu berangkat."

"Iya, ide yang bagus tuh Anggun," jawab Gio.

"Nayla sudah berapa lama jadian sama Gio?" tanya Anggun.

"Wah baru 4 bulan Anggun, yah bisa dibilang baru sih untuk jenjang sebuah hubungan."

"Kok kamu bisa mau sih sama Gio? Udah hitem, kecil dan dekil hahaha" canda Anggun, sekali lagi.

"Waah ini bukan tentang fisik ataupun tentang materi tapi ini tentang rasa dan cinta, hahaha" balas Nayla.

"Dengar kan Anggun.. sama layaknya puisi Sapardi Djoko Damono, aku ingin mencintaimu dengan sederhana, hahhaha." Gio menambahkan.

"Yaeelaah Gi, gaya bener ente yaah..." kata Anggun.

"Anggun, pesawatku udah mau berangkat ini." Gio bergegas

"Ya sudah Gi, sini aku yang urusin semua check-in pesawatnya."

Anggun pun bergerak ke bagian Chek in, diikuti Gio dan Nayla

"Makasih Anggun.."

"Nay, Gio pamit pulang dulu yah ke Jambi untuk beberapa minggu. Gio pasti bakal kangen banget, jangan nakal di Jogja yah, jaga diri baik-baik dan salam buat keluarga," sambil memegang erat kedua tangan Nayla.

"Ya, Gi... Besok sampe di Jambi matanya dijaga yah biar enggak kepincut yang lain disana. Kalau disuruh ibu jangan melawan, dan jangan nakal serta jangan pulang malam. Nayla juga bakalan kangen sama Gio," sembari memeluk tubuh Gio dengan erat. "Gio pamit pulang dulu yah Nayla. Assalamualaikum."

"Iyaaa Gio. Wa'alaikumsalam," dengan mata berlinang seakan air Tuhan akan turun dari kelopak mata.

Gio dan Nayla sempat berfoto, selalu ada kenangan pada saat itu, Nayla memeluk Gio dan melepaskan kepergian Gio untuk sesaat, air mata Gio menetes tak bisa dibendung. Padahal hanya beberapa saat Gio harus terpisah dengan Nayla, bukan untuk selamanya.

Sesampai di Jambi Gio disambut oleh keluarganya dengan rasa sayang dan haru. Hari itu juga Gio harus langsung mengabari Nayla bahwa sudah berada di Jambi. Beberapa hari kemudian, Gio terbawa oleh suasana di Jambi, sehingga melupakan kewajibannya mengabari Nayla dan menjadi sebuah masalah antara Gio dan Nayla.

Akhir-ahkir ini Gio sibuk bersama keluarganya. Ketika Gio memiliki waktu luang sebisa mungkin Gio akan menghubungi Nayla, agar bisa tau keadaan satu sama lain. Pada saat itu Gio dan Nayla sedang diuji oleh jarak kota yang berbeda, namun Gio dan Nayla bisa mengatasi itu. Gio rindu dengan Nayla dan Gio sedikit takut akan keadaan Nayla yang jauh dari jangkauannya. Nayla memiliki penyakit yang benar-benar harus dijaga.

Ketika pagi datang sahabat Gio yang bernama Dwi tiba-tiba menjemput dan mengajak Gio berkeliling Kota Jambi. Dwi dulunya pernah menjadi pacar Gio, hubungan Gio berakhir karena Dwi mempermainkan hati Gio dengan cara melakukan perselingkuhan bersama sahabat karib Gio sejak kecil yang bernama Arif. Sejak hubungan tersebut berakhir Dwi selalu saja menunggu kepulangan Gio ke tanah kelahirannya. Berharap semua bisa kembali utuh seperti dulu.

Gio tak tau Dwi akan mengajak kemana dan bermaksud apa, Gio hanya mengikuti langkahnya saja. Karena beberapa hari lagi Gio sudah balik ke jogja, ternyata Dwi mengajak ke suatu tempat yang indah di tepi sungai.

"Kenapa kau mengajakku kesini Dwi? Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?" tanya Gio yang rada curiga, tapi juga penasaran

"Tidak, aku hanya ingin kita menikmati pagi menjelang siang ini Gi. Sudah terlau lama kita tidak bertemu dari saat kau lulus SMP, kau sudah jarang sekai pulang ke kampung halamanmu ini," ujar Dwi sambil memukul pundak Gio.

"Oalah iyaa Dwi... Aku juga kangen sekali masa-masa kita SMP dulu yang selau ceria tanpa memperdulikan kejamnya dunia, hihihi...." Gio tertawa.

"Oooooh iya Gi, itu siapa yang sering kamu update fotonya di instagram?" Dwi mulai menembak ke inti masalah.

"Oh itu si Nayla namanya, emang kenapa?" jawab Gio sambil menunggu lanjutan pertanyaan dari Dwi berikutnya

"Tidak apa-apa Gi aku hanya ingin tau saja." Dwi membatasi diri, namun wajajhnya bisa berbohong, dia masih menyimpan banyak rasa ingin tahu.

"Waaaah... Jujur saja sebenarnya ada apa?" pikiran Gio merasa ada yang aneh di wajah Dwi

"Serius tidak ada apa-apa kok Gi, jangan memikirkan yang anehaneh. Aku hanya sekedar bertanya." Ujar Dwisambil menatap mata Gio.

"Yaa sudah kalau begitu." Gio menyerah

"Emang istimewanya si Nayla apa sih Gi sampe kamu 'kayaknya' sayang banget sama Nayla?" Dwi memulai lagi.

"Bukan 'kayaknya', tolong digarisbawahi ya Dwi. Hmm, Keistimewaannya? Menurutku dia selalu spesial di mataku. Apapun yang Nayla lakukan selalu bisa membuatku nyaman tanpa memikirkan masalah dunia. Dia memang tidak cantik tapi itu bukan menjadi tolak ukurku untuk mencintai Nayla. Nayla berbeda dari yang lain Dwi." Jelas Gio panjang lebar.

"ya...ya... Semoga aja yang kamu bicarakan itu benar." Ujar Dwi dengan nada menyangsikan. Namun Gio merasa tidak nyaman dengan respon singkat dan hambar dari Dwi.

"Kamu tidak percaya sama aku Dwi? Coba deh untuk sedikit percaya. Apa karena yang dulu? Lagian kan dulu kamu pernah menjadi bagian hidupku, tapi kamu yang berselingkuh di belakangku dan yang mengatakan putus kamu juga kan? Apa masih kurang puas menyakiti aku?" Gio agak emosi, lalu mengungkit masa mereka pacaran dulu.

"Bukan begitu Gi, tak ada sedikitpun aku ingin kembali menyakiti hatimu Aku hanya ingin kau benar-benar mencintainya Gi, bukan sekedar mencintai biasa saja," kata Dwi sambil menundukkan kepalanya.

"Dwi, aku mencintainya dengan setulus hati, tanpa ada yang cacat sedikitpun dalam hatiku." tegas Gio.

"Sudah sudah.. enggak usah bahas itu lagi, sekarang lebih baik kita pulang saja" uja Dwi. Dwi tampaknya salah memulai obrolan dan sekarang kehabisan cara untuk menjelaskan ke Gio. Mereka terlanjur sudah saling ungkit dan obrolan jadi tidak sedap.

"Ya sudah ayo kita pulang saja lagian juga tidak terlalu baik kalau kita mengungkit masa lalu."

Saat menuju jalan pulang Gio tidak berkata apa-apa kepada Dwi. Sesampai di rumah Gio langsung menuju kamar dan berpikir sejenak.

"Apa yang terjadi dengan Dwi?" Gio terdiam sendiri sambil memikirkan hal itu. Gio semakin yakin bahwa ada sesuatu yang ditutupi Dwi dari Gio.

Sore harinya, teman Gio yang bernama Fitra datang ke rumah, Fitra mengajak Gio untuk melihat senja sambil menikmati kopi. Gio tak akan menolak ajakan Fitra karena dia adalah sahabat Gio sejak SMP yang selalu ada ketika Gio membutuhkan pertolongannya.

"Fit tadi aku keluar sama Dwi loh" pancing Gio.

"Yakin Gi? Emang kalian kemana aja tadi?" Fitra terpancing.

"Aku hanya pergi diajak ke tepian sungai saja menikmati siang hari disana. Namun ada sesuatu yang aneh terjadi dan aku tak mengerti apa yang sedang dia tutupi dari aku," kata Gio sambil menggaruk kepala dan melihat ke jalanan.

"Sepertinya aku tau Gi. Mungkin Dwi masih suka atau masih mencintaimu karena dulu kalian cukup lama kan pacarannya?" Fitra menduga.

"Iya lama sekali, aku pacaran sama dia 4 tahun. Aku merasakan pahitnya bersama Dwi, Dwi menyakitiku, tapi aku tidak ada dendam sedikitpun kok." bongkar Gio

"Nah... Bisa jadi gara-gara itu Dwi jadi seperti itu kepadamu, tapi yah itu hanya perkiraanku saja." Fitra merendahkan suaranya.

"Mungkin saja sih karena terlalu kelihatan gerak-geriknya", ujar Gio

"Tapi kan gi... bukannnya kamu sudah punya pacar?" Fitra menatap Gio dengan tatapan menyelidik.

"Iya aku memang sudah punya pacar dan aku sayang sekali kepada pacarku ini, jadi enggak mungkin aku jatuh hati lagi kepada Dwi." Gio menghela nafas sejenak.

"Ya sudah setidaknya kamu tau siapa yang terbaik untukmu, aku sebagai temanmu hanya bisa mendukung apa yang kamu pilih" ujar Fitra bijaksana

Setelah kopi habis, Gio dan Fitra langsung menuju ke rumah untuk melanjutkan perbincangan ini, namun ternyata di rumah Gio ramai sekali. Teman-teman Gio semasa SMP sudah berkumpul di rumah Gio. Jadi tertunda pembahasan tentang semua kepada Fitra, dan mungkin tahun-tahun yang akan datang baru bisa Gio dan Fitra bahas kembali. Tapi setidaknya sekarang Gio bisa bernostalgia bersama-sama.

"Gio.....!!!" Ariful berteriak kencang sekali sampai telinga Gio sakit dibuatnya. Ariful adalah teman SMP Gio.

"Iya kenapa Ful??" jawab Gio sedikit kesal.

"Tidak apa-apa, aku hanya kangen kita berbincang-bincang seperti biasanya Gi." Jawab Ariful setelah merendahkan suaranya sambil senyum-senyum.

"Emangnya kamu datang sama siapa Ful ke rumahku?"

"Liat aja di dalam ada siapa aja." Gio mengikuti arah telunjuk Ariful dan bergegas kesana.

"Ryan, Yadi, Ekky, Kevin, Muda..!" teriakk Gio senang.

"Gi..gi.. Sini-sini kita berfoto dulu untuk kenang-kenangan," Ryan menarik lengan Gio.

"Tunggu..tunggu aku juga mau ikut," Fitra berteriak.

Ckreeeekkk..

"Waiittt !! Malam ini kita mau ngapain yah teman-teman" ujar Gio.

"Mari kita bercerita-cerita hangat saja bersama sambil menikmati malam ini, karena esok Gio kan akan pulang ke Yogyakarta," Ryan berbicara kepada teman-teman.

"Aku setuju dengan itu," Yad memotong pembicaraan

"Setuju aja loh Yad..Yad," Ryan membalas

"Kita mulai dari mana ini?" ujar Gio.

"Bahas tentang percintaan saja bagaimana?" Fitra seketika menyambar perkataan Gio. Kebetulan Fitra juga ingin mengorek lebih banyak tentang kawan yang lama tak dijumpainya itu.

Kebetulan ada momennya sekarang.

"Boleh.. Boleh siapa yang akan pertama menceritakan kekasihnya?" Ryan langsung memberikan opsi.

"Terus siapa yang akan bercerita pertama kalinya?" ujar Fitra menunggu umpan lambung dari kawan lainnya agar meminta Gio. Fitra yakin mereka juga sama penasarannya. Sebabnya karena sama-sama sudah lama tidak bertemu Gio.

"Bagaimana kalau Gio saja? Kan kita belum pernah mendengar kisah dia dengan kekasihnya yang ada di Jogja," Ryan tertawa terbahak-bahak.

"Nah cocok! Kamu aja Gi" Yadi, Ekky dan Muda menyambar.

"Gimana Gi? Siap?" tunjuk Fitra.

"Oke....oke... Pertama aku yang akan bercerita, tapi ceritaku akan sangat dan sangat memakan waktu, jadi yang penting saja yah,"Gio menerima, Fitra tersenyum dan Yadi tertawa.

"Aku memiliki seseorang kekasih yang bernama Nayla, Nayla anak yang lucu dan selalu membuatku tertawa. Entah apapun yang Nayla lakukan selalu saja membuatku ingin mendampinginya, Nayla berasal dari kota Pekanbaru Duri, memiliki pipi yang chubby dengan mata berwarna coklat. Sudah lumayan lama aku bersama

Nayla, dan banyak sekali momen yang aku buat bersama Nayla. Dari traveling, nonton saat aku performance band dll, dan Nayla menjadi seseorang motivator yang membuatku bisa berubah menjadi baik dan lebih baik lagi dari sebelumnya," cerita Gio bernada lantang dan keras, memaksa teman-teman untuk tertawa dalam kisahnya.

"Ooohh, itu toh yang sering kita liat fotonya di instagram. doang. Kayaknya seru sekali yah ceritamu Gi, mungkin kamu beruntung sudah mendapatkan dia," Yadi dengan wajah serius.

"Hahahah... maaf ya, bukan kayaknya, tapi sebenarnya. Dan satu lagi kalau mau dibilang mungkin dia yang beruntung mendapatkanku," ujar Gio memberi penekanan.

"Udah ga usah banyak pembelaan Gi. Gi yang bener tuh ya, itu kamu yang beruntung mendapatkan dia" Ryan tertawa terbahakbahak. Diamini oleh yang lainnya. Gio tersudut.

"Ya sudah.... iya aku yang beruntung mendapatkan dia, aku udah ngantuk nih aku izin tidur ya. Kalian lanjut aja kalau mau bercerita," mulut Gio menguap.

"Huuu! Katanya mau bercerita panjang lebar malam ini!" Ekky memprotes.

"Hahaha.. sorry banget. Ada urusan penting besok. Kalian kalau mau lanjut ga papa, besok aku minta bocoran ceritanya. Hehhehee" Gio mengelak dan segera beranjak ke kamar. Ekky sambil bercanda melempar kotak rokok ke punggung Gio dan disambut dengan elakan dari Gio. Yang lain hanya tertawa melihat tingkah mereka.

"Besok dia mesti berangkat pagi-pagi, nanti kebablasan" bela Fitra yang mengetahui Gio akan segera ke Jogja esok harinya. Mereka pun lanjut bercerita sementara Gio tidur lebih cepat.

***

Hari yang ditunggu telah tiba dan Gio sudah sampai di Yogyakarta. Gio langsung bertemu dengan Nayla, Gio sangat senang karena tak ada sedikitpun yang berubah dari sikap Nayla.

"Kau tetap seperti queenbee-ku yang dulu dan kau akan selalu ada dalam hatiku" pikir Gio ketika pertama kali melihat Nayla.

Pagi ini burung berkicau di depan jendela kamar Gio, saatnya untuk ke kampus. Gio dan Nayla bertemu di kelas, Gio dan Nayla duduk bersebelahan sambil belajar dengan serius, terkadang bercanda dan tertawa. Nayla selalu memandang Gio ketika Gio mulai ribut di kelas, Nayla selalu melihat Gio saat Gio mencoba untuk berbincang dengan orang lain. Gio tahu apa yang Nayla maksud, Nayla ingin Gio fokus untuk belajar pada saat di kelas. Namun Gio tidak bisa, memang Gio seperti ini, orang yang lincah dan selalu ribut di kelas, tetapi Gio selalu bisa mengerti apa pelajaran itu. Ketika siangpun tiba akhirnya Gio dan Nayla memutuskan untuk pergi makan setelah itu memesan kue, terlihat raut wajah Nayla yang begitu senang.

Gio selalu menolak ketika Nayla mengajak Gio untuk menonton film di bioskop. Gio selalu menolak karena gio tidak pernah menyukai itu!

"Lebih baik kita membeli nasi padang saja dan terus nonton di rumah saja. Atau jika perlu kita beli proyektor saja, seperti nonton di layar tancap" ujar Gio suatu kali. Terlihat raut wajah kecewa di wajah Nayla.

Malam pun datang Gio dan Nayla langsung bergegas untuk memesan kue ulang tahun. Saat di perjalanan Gio berkata kepada Nayla,

"Besok Tyo ulang tahun, alangkah baiknya jika kamu ikut membuat kejutan untuknya," namun Nayla menolak ajakan Gio.

Nayla menemani Gio memesan kue cokelat Tyo. Setelah memesen kue, Gio dan Nayla langsung pergi ke tempat makan. Sekali lagi Gio mencoba membujuk Nayla untuk ikut membuat surprise, tetapi bukan reaksi baik yang Gio dapat, melainkan Nayla membentak Gio dengan nada tegas.

"Yakin Nayla kamu tidak ingin menemaniku membuat surprise untuk Tyo?" tanya Gio dengan lembut.

"Kan aku sudah bilang berkali-kali sama kamu, enggak usah memaksaku untuk ikut, jangan buat aku kesal deh!" tegas Nayla sambil memainkan tangan menunjuk-nunjuk dan dengan mata melotot.

"Okee. Tapi tolong jangan marah-marah seperti ini, apa menurutmu aku tidak sakit kamu melakukan hal begitu terhadapku? Aku hanya ingin kamu ada saat membuat surprise untuk Tyo karena ulang tahunnya itu hanya satu tahun sekali. Itupun kalau umurnya panjang, tapi kalau emang tidak mau yah sudah, terima kasih buat tumpangannya," Gio keluar dari mobil dan menutup pintu berjalan menuju rumah kontrakan yang jaraknya masih jauh.

Sesampainya di rumah, Gio hanya bisa terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa. Gio langsung mengambil handphone dan meminta maaf karena sudah memaksa Nayla untuk ikut ke acara itu. Gio mencoba untuk menenangkan diri, karena Gio tahu itu hanya emosi sesaat saja dan besok akan reda.  

Continue lendo

Você também vai gostar

377K 43.7K 43
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
1.8M 26.8K 44
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
475K 34.3K 36
Adhitama Malik Pasya pernah menikah dengan gadis belia. Satu bulan pernikahan, lelaki itu terpaksa bercerai dari istrinya. Tujuh tahun berlalu, ia t...
830K 127K 45
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...