LOVE ME RIGHT [KTH ❤ KSE ❤ JJ...

Rsha-Kim

15.2K 1.5K 761

[COMPLETE] "Pengantinku kabur saat malam pertama. Tidak ada lagi yang terasa lebih hina dari perlakuanmu itu... Еще

Part 1 - Who Are You?
Part 3 - Reason
Part 4 - Two Choices
Part 5 - Keep Status
Part 6 - Always Wrong
Part 7 - Today is Your Day
Part 8 - Protect You
Part 9 - Love Me Right?
Part 10 - Offer
Part 11 - The Man Who Can't Be Moved
Part 12 - Because She's Mine
Part 13 - Your My Baby
Part 14 - Memori Weakened
Part 15 - Try To Make Peace
Part 16 - Ignominy
Part 17 - Promise of the past
Part 18 - Warning
Part 19 - Tears and Laughter
Part 20 - The Annoying Mastery
Part 21 - Post-Wedding
Part 22 - Lost
Part 23 - Demand From Mr. Arrogant
Part 24 - Decision
Part 25 - I Love You
Part 26 - Let Me Have It
Part 27 - Just Go Away
Part 28 - Uncovered
Part 29 - What is Wrong?
Part 30 - Forgive or Not
Part 31 - Wedding Ceremony
Part 32 - Treasure

Part 2 - She's Falling In Love

886 71 6
Rsha-Kim

Happy Reading Chingu 😁😁😁

Love Me Right
Part 02
💕💕💕💕💕

Soeun POV

Aku menguap kuat, hingga titik airmata keluar disudut mataku. Kuseka sudut mataku lalu menguceknya. Ah, jika yeoja di drama bakal terbangun karena mentari yang lembut menyapa, lalu mengeliat dengan pose cute maka, aku bangun karena lapar!

Yah, aku selalu sengaja tidak makan malam. Eomma bilang makan malam bisa membuat perut buncit.

Kutolehkan kepala ke samping, tidak ada orang disampingku seperti kemarin. Dengan cepat aku turun dari kasur dan beranjak ke ruang tamu, dimana seharusnya Taehyung tertidur di sofa. Tidak ada Taehyung, tidak ada laptopnya, tidak ada ranselnya.

Woah, berarti bener mimpi!!

Tapi kenapa panjang mimpiku? Ah, namanya juga mimpi melantur. Aku pun segera mandi untuk berangkat kuliah. Kusabuni seluruh tubuh, menyikat gigi lalu menutupi tubuh dengan handuk karikatur keropi.

"Ah, segarnya," aku tersenyum didepan cermin usai memakai vitamin untuk wajahku agar melindunginya dari sinar ultraviolet diluar. Kutatap wajahku dicermin agak lama. Woah, ternyata Jungkook benar, aku cute.

Aku geli sendiri bisa memuji diri seperti tadi. Tawa geliku tiba-tiba menghilang setelah melihat dua buah sikat gigi couple yang sungguh tadi tidak kuperhatikan ada di antara peralatan mandiku.

Kutatap sikat gigi couple didepanku, berbentuk karikatur animasi yeoja dan namja yang seharusnya tidak ada di sana. Mengingat aku hanya tinggal dengan eomma. Kutatap dua sikat gigi itu lagi dengan tatapan datar.

Taehyung bukanlah mimpi panjangku!

Tahukan rasanya diterbangkan setinggi langit lalu dihempaskan begitu saja? Itu yang kurasakan sekarang. Sakit luar biasa.

Mendadak saja aku merasa dipermainkan dengan kedatangannya yang tiba-tiba lalu perginya eomma tanpa pamit. Aku merasa semua orang sedang tertawa dibelakangku. Mentertawakanku yang dengan bodohnya menerima begitu saja Taehyung masuk rumahku hanya karena selembar kertas pernyataan kami telah menikah.

Kusentuh sikat gigi couple itu, lucu juga. Aku terdiam sejenak dan kulihat bayangan diriku di cermin, tampak sosokku perlihatkan dua sikat gigi itu dengan wajah merajuk, lalu seseorang didepanku mengusap kepalaku.

Apa ini? Tiba-tiba kepalaku pusing. Eomma, kepalaku sakit. Kurasa kesadaranku.....

Menurun.

♡♡♡♡♡♡♡
Author POV.

Taehyung membuka pintu rumah usai olahraga pagi dan heran tidak melihat Soeun di ruang makan. Di kamar pun kosong. Ah, mungkin mandi, pikirnya.

Saat melewati kamar mandi, ia curiga tidak dengar suara berisik orang mandi karena harusnya terdengar. "Soeun!!" teriaknya. Merasa tidak ada respon, ia mendobraknya, walau tubuhnya tidak sebesar pesumo, pintu itu memang tipis hingga mudah mendobraknya. Taehyung melihat Soeun terduduk lemas dengan bersandar ke dinding yang dingin. Dengan segera ia mengangkut Soeun yang masih mengkodek handuk itu.

"Sso, bangun," Taehyung menepuk pipi Soeun setelah dibaringkan di kasur dan kemudian ia mengambil sesuatu di tas ranselnya. Satu kotak yang berisi alat suntik. Dimasukkannya jarum tajam itu ke lengan Soeun dan setelahnya, ia memakaikan pakaian Soeun yang diambilnya secara acak dalam lemari dan tak lupa mengeringkan rambut Soeun yang basah.

Taehyung dengan agak kesal mendatangi kamar mandi. Ditatapnya sikat gigi couple yang memang sengaja ditaruhnya disana. Ia mengambilnya untuk menghancurkannya tapi bayangan Soeun yang begitu senang perlihatkan sikat gigi couple itu sampai merajuk, membuatnya berhenti. Tidak jadi menghancurkannya.

"Tidak berhasil dengan ini," gerutunya dan memutuskan untuk menyembunyikannya.

♡♡♡♡♡♡

Soeun POV

Kubuka mataku dan menatap langit-langit dengan berkali-kali berkedip. Dimana aku? Ah, kamarku, aku mengenali lampu hias kamarku tentunya. Aku menguap kuat lagi dan menyadari pakaianku berbeda di depan cermin. Tabrak warna pula.

Kucium aroma tubuhku sendiri, dan wangi. Hmmm....kapan aku mandi?

Kulihat jam lalu tertunduk lemas. Sudah tidak mungkin masuk kelas si dosen killer, paling bakal kena omel lagi. Kulangkahkan kaki menuju dapur dan membuat sarapan. Kulirik hapeku yang belum juga dapat balasan pesan dari eomma sejak semalam, padahal aku menganggunya dengan puluhan pertanyaan.

"Eomma, dimana kau?"
"Eomma, siapa Taehyung?"
"Eomma! Gimana dia bisa jadi suamiku?"
"Eomma, kau menjualku?"
"Eomma aku anakmu bukan sih?"

Dan bla bla bla......

Tetap saja tidak dibalas, biasanya eomma selalu kesal kalau aku kirim dua tiga pesan yang sebenarnya bisa dikirim dengan satu pesan saja. Tapi bodolah. Biar rusak sekalian hapenya.

"Eomma kau mau aku mati berdiri?"

"Kenapa harus mati berdiri, mati ya berbaring, pabo,"

Aku terkejut Taehyung dibelakangku dan membaca pesanku. Tidak sopan lihat isi chat orang. "Sarapanku," serunya sambil duduk dengan tampang arogan ditempat yang sama seperti kemarin.

Aih, dia memerintahku lagi. Dengan agak kesal kuhidangkan makanan didepannya, dan aku pun duduk diseberangnya.

"Kemana tadi?"

"Kau kehilanganku?"

"Aniyo," aku lanjutkan makan.

Kulirik Taehyung mengulum senyumnya. Jika diperhatikan caranya mengulum senyumnya itu terlihat cute.

Aku harusnya beruntung mungkin memiliki suami tampan dan cute dalam bersamaan. Jika memang iya, bagaimana aku bisa memutuskan untuk menikah dengannya? apa saja yang sudah kami lewatkan sebelumnya? apa mungkin kepalaku pernah terbentur sesuatu hingga lupa kalau punya seseorang suami sepertinya?

"Kim Taehyung?"

"Hmm," dia terlihat menikmati makananku.

"Apa alasanmu tiba-tiba ke sini? di surat itu terlihat kita menikah empat bulan yang lalu, sudah lama juga. Kenapa kau baru datangnya sekarang?"

Taehyung berhenti mengambil buncis dengan supitnya lalu ditaruhnya sumpit ditangannya ke meja. "Tidak bisa ya kau biarkan aku selesaikan makan dulu?" tanyanya dengan wajah terlihat tidak senang.

"Silahkan kalau gitu,"

Akupun juga makan, mengisi perutku yang kosong sejak semalam. Kulihat jam dan langsung panik karena terlambat di kelas kedua.

"Kuantar," katanya sambil masuk ke mobilnya yang terparkir didepan rumahku. Ah, aku lupa kalau dia punya mobil pribadi. Tanpa munafik untuk menolak aku pun segera masuk dan duduk disebelahnya. Tapi Taehyung hanya mengantarku sampai gerbang saja.

♡♡♡♡♡

Author POV

Kim Soeun benar-benar terlambat di kelas kedua tapi kali ini dosen yang mengajar berhati lembut, hingga hanya memasang senyum ketika Soeun menunduk minta maaf.

Soeun memperhatikan dosen memberi materi tentang anatomi tubuh dan sistem kekebalan tubuh. Soeun memang punya cita-cita menjadi dokter agar bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Soeun sadar sistem kekebalan tubuhnya yang melemah bisa merepotkan orang sekitar jika ia mendadak pingsan.

"Hei," Jungkook mencolek punggung Soeun dengan pulpen ditangannya. Soeun menoleh dan terkejut melihat namja yang setahunya dia mahasiswa elektronik. Kenapa ada di kelas kedokteran, kan tidak nyambung.

Jungkook yang juga memakai masker itu memberi kode untuk diam dan tidak melaporkannya pada dosen. "Jungkook-ah, kau pikir aku tidak mengenalimu?" tanya si dosen yang menangkap basah ada yang mengobrol dikelasnya.

"Mianhae eomma, oh maaf, ibu dosen,"

Semua orang dikelas mentertawakan Jungkook. Soeun pun juga baru tahu kalau dosen lembut yang selalu menjadi tempatnya bertanya itu adalah mamanya Jungkook. Ah, ini akibatnya kalau ke kampus tujuannya hanya belajar lalu pulang.

"Keluar dari kelasku, cepat," mamanya Jungkook menatap tegas.

"Nee," Jungkook patuh dan keluar kelas sambil membuka maskernya.

Soeun yang berada didalam kelas tersenyum, tapi tentunya tidak ada yang lihat kalau yeoja itu sedang membentuk senyum dibibirnya, berkat si masker.

Usai materi, Soeun tidak melihat Jungkook, ia sempat gede rasa kalau Jungkook menunggunya sampai kelas kedua usai.

"Oi, alien,"

Soeun menoleh karena tahu siapa yang menjulukinya seperti itu. Siapa lagi kalau bukan Tiffany Hwang dan tiga pengikutnya. Salah satu cherleaders yang sering memberinya julukan buruk.

"Kau sekarang agak sombong ya karena Jungkook mendekatimu,"

"Hachii, hachii," Soeun bersin-bersin setelah membuka maskernya.

"Yak, alien, apa kau baru aja nyebar virus?" omel Tiffany.

"Nee, mianhae," Soeun menyeka hidungnya. "Apa kau kena? Sini kulap,"

Tiffany merasa jijik lihat tangan Soeun yang menjangkaunya. "Jijik tahu, dasar alien," dengan kesal gadis itu pergi bersama pengikutnya.

"Jijik tapi mendekatiku terus, aneh," Soeun menggerutu sambil ambil sanitiser dalam tasnya dan membasuh tangannya dengan antiseptik cair itu.

Suara tawa geli membuatnya menoleh. "Yak, Kim Soeun, tadinya aku benar-benar khawatir meninggalkanmu, tapi kau bisa mengandalkan dirimu sendiri ternyata,"

"Sooyoung!!!" Soeun menatap senang Choi Sooyoung sudah kembali dari Inggris. Satu-satunya teman yang disyukurinya ia punya. "Jangan mendekat, apa kau mau nyebar virus?" Sooyoung meniru gaya Tiffany tadi. Soeun natap bingung.

"Tapi tidak masalah kalau virusnya Sso, kesayanganku," lanjut Sooyoung sambil memeluk sahabatnya itu. Kedua sahabat itu melanjutkan obrolan dengan makan di taman kampus, yang tentunya di bagian gazebo karena Soeun tidak mungkin terpapar sinar mentari siang hari. Sooyoung menceritakan serunya ia berada di Inggris bersama kekasihnya dan sesekali Soeun menyuapinya dengan makanan yang dibawa oleh Sooyoung.

"Aku bawa makanan ini untukmu, kenapa kau terus menyuapiku," kata Sooyoung disela mengunyah, "Kau tidak suka?"

"Aku kenyang hanya melihatmu saja," Soeun tersenyum dan Sooyoung tertawa geli. "Kau jadi ketular dia, kata-katanya sama,"

"Nugu?"

Sooyoung tersentak. "Ah, pacarku, Jaebum, kau tahu kan, dia pernah bilang gitu juga,"

Soeun tampak berpikir. "Seingatku, kau bilang dia irit bicara, dan tidak pernah merayumu,"

"Sekali-kali pernah kok," Sooyoung menunduk lesu. Sedih juga diingatkan kalau pacarnya itu jarang menyanjungnya. Untungnya Jaebum sudah meyakinkannya kalau pria itu mencintainya.

"Sso, apa ada sesuatu yang menarik yang terjadi padamu?" Sooyoung mengalihkan pembicaraan.

"Oh, eomma akhirnya kabur, dulu dia sering mengatakannya untuk mengancamku, dan sekarang eomma benar-benar meninggalkanku," keluh Soeun. Galau antara senang atau sedih dengan kepergian mamanya itu. Sebab selama hidup dengan mamanya, hanya susah yang ia dapat.

"Kalau gitu kau sendiri sekarang, apa aku perlu menemanimu?"

Soeun tersentak. "Oh, aniyo, tidak perlu ditemani," Soeun ingat ada Taehyung di rumahnya. Bisa heboh kalau Sooyoung tahu dia sudah menikah. Sooyoung pasti tersinggung karena tak pernah diberitahu soal pernikahan yang ia sendiri tidak tahu kapan terjadi.

"Tidak apa sendiri, setahuku daerah rumahmu kurang aman," ujar Sooyoung, tapi matanya malah terlihat seperti sedang menggoda Soeun bukan mengkhawatirkannya.

"Tidak apa, jarak rumah tetangga, juga dekat kan," jawab Soeun dan mendadak, ia merasa sedikit lega juga dengan kedatangan Taehyung. Jika setelah ibunya kabur dan ia sendiri, sudah dipastikan ia bakal menangis sendirian karena takut dengan situasi lingkungan rumahnya, yang memang tidak aman belakangan ini.

"Kalau gitu, tidak ada yang perlu kukhawatirkan kan Sso,"

"Nee, eopseo,"

♡♡♡♡♡

Soeun POV

Aku memasuki rumahku dimana Taehyung sedang menonton santai di depan televisi. Sepertinya dia juga baru pulang kuliah yang kuketahui dari ranselnya yang digeletaknya sembarangan.

Aku lumayan heran dengan tamu misteriusku ini. Dia katanya kuliah di universitas Kyunsan, yang jaraknya tak jauh dari kampusku. Tapi mendekati semester akhir di usianya ke 21 tahun, apa kuliahnya lompat-lompat gitu? Genius berarti, padahal kuliah di kedokteran itu tidak mudah.

"Mana?" tanyaku sambil menyodorkan tangan.

"Apanya?"

"Foto pernikahan kita! Aku mau lihat!"

Sebelum pulang tadi, aku berdiri didepan etalase toko gaun pengantin. Menatapi betapa indahnya aku memakainya dan hal itu membuatku ingat harusnya jika aku benar sudah nikah dengan Taehyung, pasti ada foto pernikahan dimana aku memakai gaun pengantin.

Taehyung kuperhatikan sedikit terkejut. "Tidak ada, karena tidak ada pesta, kita langsung daftarkan gitu aja ke lembaga,"

"Bohong, mana ada pernikahan tanpa pesta. Kau terlalu mengada-ada. Tuan Taehyung. Besok aku mau lihat fotonya. Kalau tidak kuusir paksa kau dari sini." omelku mulai kesal.

"Mengusirku?" tanyanya dengan nada meremehkan. Dia berdiri didepanku dan memegangi wajahnya sendiri sambil tertawa.

"Waeyo?" aku tersinggung dengar tawanya seolah dia sedang menghadapi orang terbodoh di dunia.

"Kau mau mengusirku, dari rumahku sendiri?" tanyanya.

"Bwo?"

"Biar kukasih lihat," Taehyung mendekati lemari yang dijadikan eomma sebagai penyimpanan dokumen. Dia memperlihatkan surat rumah atas nama ayahku yang beralih menjadi nama.....

Kim Taehyung?

Aku menganga lihat namanya terpampang jelas. Kemarin dia sudah hampir membuatku terkena serangan jantung karena surat resmi pernikahan kami dan sekarang surat rumah ayahku. Besok, surat apalagi yang bisa buat aku syok.

"Eomma menjualku?" Aku memegangi kedua wajahku sambil menatapnya. Pantas perasaanku tidak enak dengan sikap kesewenangannya di rumahku, tanpa peduli biaya listrik mahal dan pantas sejak kedatangannya, aku merasa akulah yang menumpang tinggal sama dia.

"Gimana bisa? Kenapa kau lakukan ini padaku?" tanyaku sambil menarik kaos oblongnya. Dia hanya menatapku tanpa mengatakan apapun, semakin membuatku jengkel.

"Apa salahku Kim Taehyung, kenapa kau masuk ke kehidupanku dengan cara ini, kau tahu, ini seperti lihat rollercoaster yang kutakuti, aku tidak pernah menaikinya tapi aku tahu aku akan mati jika ada di sana. Terik matahari dan kereta yang berpacu cepat menjadi musuhku. Semua orang menyukainya tapi aku tidak bisa menikmatinya. Kau tahu itu menyedihkan bukan? Sama seperti kedatanganmu ini, jantungku terus berdebar sejak kedatanganmu, seperti lihat rollercoaster, membuatku pusing. Kau membuatku seperti itu, aku melihatmu, tapi tidak bisa menikmati kehadiranmu yang menemaniku. Waeyo? Katakan Kim Taehyung, apa salahku?" isakku sambil mencengkram kuat kaosnya dan mungkin ia kesakitan di bagian dadanya.

"Soeun-ah," Taehyung menarikku ke arahnya, hingga tubuh kami makin merapat. Aku tertegun, kurasakan jantungku semakin cepat berdebar.

"Benar juga," kataku sambil melepaskan pelukannya. Menatap namja yang lebih tinggi dariku itu. "Eomma sudah menjualku, jadi tubuh ini pasti sudah jadi milikmu, iya kan, kau menginginkannya? aku berikan,"

Kubuka satu persatu kancing piyamaku sambil menatap marah padanya dan dia hanya menatapiku saja sampai aku menurunkan piyamaku. Tidak peduli lagi ia menatapi tajam tubuh bagian atasku dengan bra yang menutupi propertiku.

"Kau dapatkan tubuhku tapi tidak dengan cintaku," geramku, dengan tetap berusaha menahan rasa malu.

Taehyung lalu menghela napasnya, menaikkan kembali piyama yang kuturunkan tadi, lalu mengancingkannya kembali.

"Waeyo? Bukankah kau menginginkannya?"

Taehyung yang tampak kesal meremas bahuku lalu aku ditarik ke arahnya lagi. "Kalau aku mau, saat aku mabuk dan tidur disampingmu, kau pikir kau bisa selamat?" geramnya.

Aku tersentak. Ingat awal aku bertemu dengannya adalah aku mencium bau alkohol dari mulutnya. Dengan mudahnya ia masuk ke rumahku melalui kunci cadangan, harusnya dalam keadaan mabuk, dia tidak hanya tidur disampingku tapi......

Aku menatap matanya yang berapi menantang mataku. Aku rasa dia ingin menelanku saking jengkelnya. Eoh? Kenapa pandanganku kabur melihat wajah tampannya itu, kesadaranku......

♡♡♡♡♡♡

Author POV.

Taehyung mengangkat tubuh Soeun yang tadi terjatuh ke arahnya. Meletakkannya kembali ke atas ranjang. Di usapnya kepala Soeun dengan lembut.

"Mianhae, aku tetap menemuimu. Tapi aku kesepian tanpamu Soeun-ah, aku tidak bisa melupakanmu meski kau sudah melupakanku,"

Taehyung berbaring disamping Soeun, memiringkan tubuhnya dan memeluk Soeun yang terlentang. "Mianhae, kalau perasaan cintaku ini mempersulitmu lagi, beri aku kesempatan satu kali lagi, jebal,"

Paginya, Kim Soeun yang baru bangun terganggu karena bau gosong dan asap mengepul. "Kebakaran?" pekiknya.

Soeun terbatuk-batuk dengan menghalau asap yang menggerubunginya.

"Soeun-ah, kau bangun, mianhae aku bikin heboh," seru Taehyung sambil menggunakan tabung pemadam untuk memadamkan api.

"Kau masak?"

"Nee,"

Soeun yang tak tahan dengan asap segera keluar rumah dengan terbatuk-batuk. Usai asap menghilang dihampirinya dapur dimana Taehyung menghela napas sambil menatap kompor yang tidak mungkin bisa dipakai lagi..

"Sepertinya harus beli yang baru," putus Tahyung sambil memegangi dagunya. Berpikir kalau itu keputusannya yang paling bijak.

Soeun ingin mengamuk tapi kepalanya malah sakit lalu ditatapnya wajah Taehyung yang menghitam hingga membuatnya mengulum senyum.

"Waeyo?" tanya Taehyung bingung.

"Berkaca," suruh Soeun sambil nunjuk wajah Taehyung yang menghitam. Melihat Soeun masih mentertawakannya. Taehyung mencolek wajahnya yang menghitam dan menempelkannya ke wajah Soeun.

"Impas,"

Soeun menatap datar. Tak terima. Ditangkapnya tangan Taehyung sebelum namja itu melarikan diri. Namun saat ia ingin membalas Taehyung, terdengar panggilan Sooyoung.

"Astaga Sooyoung," Soeun panik. "Sembunyi."

"Kenapa aku harus sembunyi di rumahku sendiri,"

"Sembunyi, jeball," Soeun mengatupkan tangannya. Terlambat. Sooyoung mulai teriak kasar di luar. Soeun pun langsung membuka pintu untuk temannya yang mudah tidak sabaran itu.

"Kenapa lama banget bukanya, tetangga jadi pada liatin tuh," omel Sooyoung. "Oh anyyeong.....nugu?" Sooyoung natap namja dibelakang Soeun. Dimana wajah namja itu menghitam lalu Taehyung segera pergi ke wastafel, membasuh wajahnya.

"Dia.....su, maksudku pe....penyewa,"

"Penyewa?" tanya Sooyoung.

"Nee, aku butuh uang jadi kusewakan kamar eomma,"

"Kok cowok?"

"Aku kenal dia.....orangnya baik,"

"Ooh," Sooyoung segera masuk dan terkejut dinding dapur terlihat menghitam. "Habis kebakaran?"

"Nee, Sooyoung, kau mau minum apa?" tanya Soeun gelisah.

"Aku ke sini cuman mau minta beberapa buku yang kutitip ke kamu kok,"

"Aku ambilkan," Soeun segera masuk ke kamarnya. Berharap Sooyoung cepat pergi. Sooyoung lalu menatapi Taehyung yang duduk, dan begitu juga sebaliknya. "Heh!" Yeoja berambut pendek itu menekan meja "Aku cuman kasih kesempatan satu kali, kalau kau lakukan kesalahan lagi, lupakan dia," geram Sooyoung.

"Sooyoung, bukunya....."

Soeun terkejut melihat temannya yang bertubuh tinggi itu terduduk di lantai. "Waeyo?" tanyanya heran.

"Bangkunya gerak sendiri. Sudah kubilang kan kalau rumah ini ada hantunya," Sooyoung memaksakan senyumnya. Taehyung menahan tawa gelinya. Ia yang baru saja membuat Sooyoung terjatuh dengan menggeser bangku dengan kakinya saat Sooyoung bakal duduk.

"Jangan bicarakan hantu," Soeun cemberut. "Ini bukunya, sebagian masih kupakai,"

"Kalau gitu tidak jadi, pakai saja dulu," ujar Sooyoung sambil tersenyum. "Aku ke sini cuman mau lihat kondisimu Sso. Oh ya, karena dia namja, dan orang asing, kau harus hati-hati dengannya, araso!"

"Ara," Soeun balik tersenyum. "Aku buatkan minuman."

Soeun yang menuju kulkas itu tidak melihat Sooyoung mengejek Taehyung yang hanya dibalas cengiran sebal oleh namja itu.

♡♡♡♡♡

"Hari ini tidak ada kuliah kan?" tanya Taehyung pada Soeun. "Kita cari kompor baru," lanjutnya setelah Soeun mengantarkan Sooyoung sampai masuk mobilnya.

"Nee," Soeun setuju karena tidak mungkin menunggu besok. Mau makan apa mereka nanti.

"Sso, maafin ya, gara-gara aku kompormu jadi hancur. Beneran, aku gak bakal sentuh bagian dapur lagi kecuali pas makan aja. Memang dapur itu bagian istri ternyata,"

"Laki-laki juga banyak di dapur kok. Kau saja yang ceroboh,"

"Hmmm, padahal aku cuman mau mengerti gimana lelahnya masak,"

Soeun mengulum senyumnya, entah mengapa Taehyung terlihat lucu kalau merajuk begitu. Sebelum mereka mencari kompor baru, Taehyung mengajak Soeun makan siang karena sarapan pagi yang dibawa Sooyoung hanya makanan ringan saja tadi.

Dalam obrolan Taehyung terus menghindari pertanyaan soal dirinya dan karena lelah tak mendapat jawaban pasti, Soeun terlihat tidak meneror lagi dengan berbagai pertanyaan dan hanya menikmati makan siangnya.

Tapi Taehyung tahu ia harus waspada, karena Soeun sulit diprediksi kapan mengeluarkan pertanyaannya.

"Soeun-ah, ah, ternyata benar," ujar Jungkook yang semula ragu-ragu untuk menyapa. Tapi setelah mendekat, ternyata ia tidak salah orang.

"Jungkook-ah, kau disini," Soeun terkejut.

"Nee, kalau tidak ada kuliah gini, eomma jadikan aku pelayan," keluh Jungkook sambil perlihatkan trolinya yang berisi berbagai belanjaan.

"Udah makan?" tanya Soeun tapi Taehyung didepannya sengaja batuk keras. Membuat Jungkook ikut melihat. "Nugunde?" tanya Jungkook yang baru menyadari sosok Taehyung.

"Aku su....."

"Dia temanku," sela Soeun sebelum Taehyung menjawab dengan sempurna siapa dirinya. "Dia menyewa kamar di rumahku, karena ada kamar kosong," Soeun terkejut sendiri karena ia terlalu banyak bicara. Buat apa dia sebut Taehyung menyewa kamar dirumahnya, Pabo, runtuknya kesal dalam hati.

"Tapi dia laki-laki," Jungkook tak percaya Soeun yang diketahuinya ansos bisa menerima kehadiran laki-laki di rumahnya dan ia ingat namja itu adalah yang membuat kencannya buyar beberapa hari yang lalu.

"Aku kenal dia dengan baik, dia anak teman eommaku, dia..........." Soeun meragu untuk meneruskan ucapannya. "Tidak tertarik pada wanita,"

"Aaaaa, aku mengerti kenapa kau menerimanya," Jungkook menganguk paham. Sementara Taehyung melotot marah dengan seenak jidatnya Soeun berdusta.

"Oh ya, kenalkan aku Jungkook," salam Jungkook yang lebih dulu mengulurkan tangannya. "Yang sebentar lagi bakal jadi pacarnya Soeun,"

Kim Soeun menoleh ke arah Jungkook yang sama sekali tidak balik melihatnya dan tetap menunggu sambutan Taehyung. Soeun menoleh ke arah Taehyung yang memainkan rambut belakangnya dengan tampang kesal. Soeun memberi kode untuk menerima uluran tangan Jungkook.

Taehyung menyambut tangan itu. Mereka bersalaman, tapi Jungkook merasa namja itu terlalu keras menyalaminya. "Nee, aku Kim Taehyung, yang tidak tertarik pada wanita,"

Soeun malah tertawa geli. "Caramu keren juga menembak yeoja, kau tidak tanya ucapan sok keren tadi diterima atau nggak?" tanya Taehyung yang lebih terdengar seperti mengejek.

"Kami bisa bicarakan lagi di kampus besok, benar kan Soeun?,"

Soeun dengan canggung mengangguk. "Oh, telepon, pasti eomma," Jungkook segera ambil hapenya lalu menjauhkan hapenya dari telinga. "Nee, sebentar lagi, iya, iya aku pulang eomma, jangan cerewet, nee, aku tutup teleponnya,"

Jungkook menghela napas. "Soeun-ah, aku pulang dulu, dan juga Taehyung, aku permisi," Jungkook merunduk sebentar lalu berjalan sambil membawa trolinya yang penuh.

"Daaaah, anak eomma, jangan kembali lagi," Taehyung melambaikan tangannya. Ditatapnya Soeun yang malah merenung, dan ia melihat sekilas senyum tipis yeoja itu mengembang. Taehyung tidak sulit menebak apa yang dipikirkan Soeun saat ini......

Kekasihnya.....jatuh cinta....

♡♡♡♡♡♡
Part 02
To be Continue

Thanks for Read, Vote n Comment readers 😀

Продолжить чтение

Вам также понравится

723K 67.5K 50
{Rilis in :1 February 2021} [Fantasy Vampire series] Ivylina terjebak di sebuah Museum kuno di negara Rumania dan terkunci di kamar yang penuh dengan...
1M 63.2K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
Adopted Child k

Фанфик

232K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
AMETHYST BOY AANS

Фанфик

464K 46.5K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...