JALAN KITA [ COMPLETED ]

By AyaStoria

106K 9.3K 496

Dengan uang apapun bisa gue beli. Apapun bisa gue dapetin. Bahkan nyawapun bisa gue mainin. -Alexander Nichol... More

✔PROLOG✔
✔SATU✔
✔DUA✔
✔TIGA✔
✔EMPAT✔
✔LIMA✔
✔ENAM✔
✔TUJUH✔
✔DELAPAN✔
✔SEMBILAN✔
✔SEPULUH✔
✔SEBELAS✔
✔DUABELAS✔
✔EMPATBELAS✔
✔LIMABELAS✔
✔ENAMBELAS✔
✔TUJUHBELAS✔
✔DELAPANBELAS✔
✔SEMBILANBELAS✔
✔DUAPULUH✔
✔DUAPULUHSATU✔
promo again 😁😁😁
✔DUAPULUHDUA✔
E-BOOK JALAN KITA
E-BOOK JALAN KITA

✔TIGABELAS✔

3.1K 398 35
By AyaStoria

✔✔✅✔✔

Prili mematut dirinya di depan cermin. Memiringkan kepalanya sedikit. Mengamati pipinya yang tampak kemerahan akibat bekas tamparan Mega.

Ia meraba pelan dan meringis saat jemarinya mendarat di sana. Nyeri. Hanya itu yang ia rasakan. Selama hidupnya Mega tidak pernah berlaku kasar tapi apa yang sudah di lakukannya tadi siang benar-benar diluar dugaan Prili.

Prili menundukkan kepalanya. Airmatanya kembali jatuh. Ia rindu dengan sosok Mega yang dulu. Yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Tapi sekarang Mega berubah. Semenjak hadirnya Nick dalam kehidupan mereka.

Prili meraih hpnya dan menelpon seseorang. Lama sekali ia menunggu. Berharap Ali akan menerima telponnya.

Prili berdecak pelan saat panggilannya di abaikan oleh Ali. Pertemuannya dengan Ali tadi siang benar-benar membuatnya kaget. Prili tak menyangka jika ia akan bertemu lagi dengan Ali.

Sekali lagi Prili mencoba menelpon Ali tapi lagi-lagi tak ada respon. Prili mendesah. Kecewa.

Please. Angkat tlp q

Pesan itu terkirim. Prili menunggu balasan pesannya. Tapi hpnya tak kunjung berdering juga.

Please...q bnr2 butuh kmu 😢😢

Prili meletakkan hpnya dengan perasaan kecewa. Harapan satu-satunya hanya Ali tapi sekarang Ali sangat susah di hubungi. Prili menekuk sikunya dan menenggelamkan wajahnya di lipatan siku.

Beberapa detik kemudian ia mendongak saat mendengar hpnya berbunyi. Satu pesan dari Ali.

Mav. Tdi q dluar. G tau ada sms dri kmu

Senyum Prili mengembang. Ia kembali mendial nomor Ali. Entah untuk keberapa kalinya Prili berharap untuk bisa bicara dengan Ali. Dan kali ini harapannya terkabul, terdengar suara Ali menyapa dari seberang sana.

"Halo!!". Suara lembut Ali membuat airmata Prili luruh seketika. Prili menangis terisak. Ia bahkan tak sanggup mengeluarkan suaranya. "Halo, Prill!". Panggil Ali.

Prili membekap mulutnya, menahan isak tangisnya. Airmatanya semakin deras mengalir. "A....li!!". Suara Prili terdengar lirih. Ia terus menahan isak tangisnya agar tidak pecah.

"Prill. Hei kamu kenapa?". Tapi sayangnya Ali tahu apa yang terjadi saat ini. "Kamu kenapa nangis?".

Pertanyaan Ali semakin membuat hatinya pilu. "A-aku pengen ketemu....kamu!".

"Ketemu? Tapi ini udah malem Prill. Lain kali aja ya!".

Prili menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku pengen ketemu kamu, Li...!". Kekeh Prili. "Please....!".

"Prill...dengerin aku ya. Ini udah malem banget. Besok kan kamu sekolah. Harusnya jam segini kamu tidur Prill!".

Prili kembali menggelengkan kepalanya. "Apa kamu udah gak mau ketemu sama aku lagi?". Lirih Prili.

"Bukan gitu Prill. Tapi ini udah hampir tengah malam. Lain kali aja ya.....!".

Diam. Prili tidak menyahut ucapan Ali. Ia sibuk menata hatinya. Berpikir bahwa Ali tidak mau menemuinya Ali.

"Prill...kamu dengerin aku kan?". Tanya Ali pelan saat Ali hanya mendengar isakan tangis Prili.

"Aku...aku hampir di perkosa sama Nick!". Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Prili dan ia semakin menangis. "Mama tadi siang nampar aku. Aku cerita sama Mama tapi Mama gak percaya. Mama lebih percaya sama Nick. Aku harus gimana Li?".

"Prill--!".

"Please. Jangan tinggalin aku. Aku maunya sama kamu!". Potong Prili. Tangannya berkali-kali mengusap kedua pipinya yang terus basah.

"Kamu....masih cinta sama aku?".

Prili menganggukkan kepalanya walaupun ia tau Ali tidak akan bisa melihat reaksinya. "Sangat...!". Sahut Prili.

"Tapi...aku cuman orang biasa Prill. Aku gak tau apa aku bisa bahagiain kamu dengan keadaanku yang sekarang--!".

"Bawa aku pergi Li!". Potong Prili lagi. "Bawa aku pergi. Jauh dari sini. Aku gak mau nikah sama Nick. Nick gak cinta sama aku!".

Keduanya terdiam. Ali bingung sementara Prili menunggu jawaban dari Ali. Jika Ali menolak maka ia akan menyerah dan mengikuti permainan Nick.

"Oke. Aku jemput kamu setengah jam lagi!".

Prili langsung berjingkat dari tempat duduknya. Mengambil tas ransel dan memasukkan beberapa potong baju. Sebisa mungkin Prili tidak menimbulkan suara sedikitpun.

Sebelum pergi Prili sempat menuliskan sebuah surat. Untuk Mega tentunya. Dan meletakkan surat itu du atas meja belajarnya.

Prili keluar dari rumahnya dengan mengendap-endap. Membuka pintunya perlahan dan menutupnya kembali. Langkah Prili sempat terhenti saat ia melihat sebuah mobil terparkir di depan rumahnya.

"Mampus. Itu pasti Nick!". Gumam Prili. Ia bersembunyi di balik pilar sambil mengintip, memastikan siapa yang ada di dalam mobil itu.

Ternyata dugaan Prili salah. Pemilik mobil itu adalah Ali. Ali yang mengetahui keberadaan Prili langsung menyalakan lampu mobilnya. Memberi isyarat Prili agar menghampirinya.

Sebelum mendekat Prili kembali memastikan siapa pemilik itu. Dan beberapa detik kemudian Prili langsung berlari menghampiri Ali yang sudah standby di dalam mobilnya.

Prili langsung masuk dan langsung memeluk Ali. "Aku pikir kamu Nick!". Seru Prili pelan.

Ali melepas pelukannya. "Maaf. Aku bikin kamu takut!". Di tatapnya wajah Prili. Tangannya perlahan terulur menyentuh pipi Prili yang sedikit memar.

"Aaaawssh!!!". Rintih Prili saat sentuhan tangan Ali terlalu kasar.

"Sakit ya?". Tanya Ali tak tega. Prili hanya mengangguk. "Maafin aku yang gak bisa jaga kamu. Aku gak akan biarin orang lain nyentuh kamu. Sedikitpun!".

Prili tersenyum dan mereka kembali berpelukan sebentar sebelum mereka pergi.

✔✔✅✔✔

Mega berkali-kali mengetuk pintu kamar Prili. Sudah jam setengah 7 tapi Prili belum juga keluar dari kamarnya. Sementara Nick sudah datang menjemput dan tampak menunggu di ruang tamu.

"Kay. Kamu sudah bangun kan?". Tetap tak ada jawaban. Nick yang mulai kehilangan kesabaran akhirnya beranjak dari sofa dan menghampiri Mega. Tanpa permisi Nick langsung membuka pintu kamar Prili dan mendapati kamar Prili kosong.

Nick mengedarkan pandangannya. Tak mungkin jika Prili sudah berangkat sekolah terlebih dahulu. Sedetik kemudian matanya menangkap secarik kertas tergeletak di atas meja belajar Prili.

Nick dan Mega langsung melangkah masuk. Tangan Nick dengan kasar menyambar. Tulisan tangan Prili dan Nick membacanya sambil menahan emosi.

Nick meremas kertas kecil itu. Rahangnya mengatup rapat dan Nick langsung melempar remasan kertas itu ke sembarang arah.

"Kay..!". Panggil Mega lirih sambil membekap mulutnya. Airmatanya menggenang. Tubuhnya langsung luruh dan duduk di lantai. Nick sama sekali tak mempedulikan keadaan Mega. Ia langsung keluar dari rumah Prili dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Secepat kilat ia melajukan mobilnya.

"Dito...cari Kanaya sampai ke ujung dunia. Bawa ke rumah secepatnya!". Perintah Nick saat telponnya tersambung ke Dito. Dan setelah menutup sambungannya, Nick melempar hpnya ke jok belakang.

✔✔✅✔✔

"Kita mau kemana Li?". Tanya Prili saat mereka tengah rest di pom bensin. Prili tak tau kemana Ali akan membawanya tapi Prili merasa aman jika bersama dengan Ali.

"Yuk berangkat!". Ajak Ali sambil mengulurkan tangannya ke arah Prili. Prili tersenyum dan meraih uluran tangan Ali. "Kamu percaya kan sama aku?".

Prili mengangguk. Setelah itu Ali melajukan mobilnya. Sesekali Ali menatap Prili yang duduk di sebelahnya.

"Kamu bawa kartu pelajar?". Tanya Ali membuat Prili menoleh dengan kening mengernyit

"Bawa. Kenapa?".

"Oke. Kita lanjut. Mungkin siang atau gak sore kita baru sampe sana!".

Jawaban Ali semakin membuat Prili penasaran. Sebenarnya kemana Ali akan pergi. "Emangnya kita mau kemana?". Prili benar-benar penasaran karena Ali tak kunjung memberitahunya.

"Bali!".

Mata Prili membulat sempurna. Mulutnya terbuka lebar. "Ka-kamu serius?". Ali hanya mengangguk. "AAAAAAA...MAU. BALI I'M COMIIIIING!!!!". Teriak Prili sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

Ali merasa gemas dengan reaksi Prili. Tangan kirinya terulur mengusap lembut pucuk kepala Prili. "Kita akan hidup di sana. Memulai lembaran baru. Hanya ada aku dan kamu!".

✔✔✅✔✔

Surabaya 06-12-2017
✔AyaStoria

Nah kan Ali muncul juga akhirnya....

Voment ya gaes...

Continue Reading

You'll Also Like

211K 5.5K 6
Ceritanya biasa saja, kisah rumah tangga seorang pria dan wanita yang dinikahkan terpaksa, tanpa cinta. Tak siap dengan hubungan serius, si pria beru...
922K 56.8K 18
Menikah diusia muda? Nggak pernah ada sama sekali dalam pikiran gue. Gue sedang mabuk-mabuknya menikmati masa muda sebagai anak sekolahan yang bandel...
617K 36.6K 28
[RE-POST] TANPA PERUBAHAN APAPUN
68.7K 2.1K 30
Angel dan Paul tidak sengaja bertemu di club untuk menghindari kejaran Darman yang ingin menangkapnya. Pertemuan mereka berdua tersebut justru membaw...