The Exorcist ✔️

By DeadDoggos

454K 38.7K 1.3K

Apa kalian pernah mendengar cerita tentang Banshee dari Irlandia? Atau sosok Dracula yang melegenda dari Ruma... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
The Last Chapter
Extra Chapter
Pengumuman

Chapter 34

7.8K 719 35
By DeadDoggos

"Gabriel, Tuhan bersamamu," kata Michael mencium dahi Gabriel.

Gabriel mundur perlahan berbalik memandang jauh ke bawah di tepi surga, tanpa aba-aba dia menjatuhkan diri, kecepatannya melebihi peluru yang ditembakan,  sejurus kemudian sayapnya mengembang lebar, begitu indah memesona. Ratusan malaikat lainnya mengikuti dirinya, berzirah keemasan laksana cahaya terbenamnya matahari, para malaikat ini bersenjata lengkap. Mereka semua dalam kondisi tempur menuju permukaan bumi.

Sementara itu, kabut mulai menipis, kini keadaan di dalam kota sepi sunyi, tak ada aktivitas apa-apa, orang-orang memilih bersembunyi di dalam rumah atau tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi, berdiam sampai ada yang membebaskan mereka dari bahaya.

Anehnya, korban meninggal pagi tadi di jalanan kota tidak nampak satu pun, hanya bekas kecelakaan atau ledakan mobil serta perkelahian yang masih ada di sana sini. Petugas medis atau regu penyelamat sedari tadi tak menampakan batang hidung. Di mana orang-orang yang terluka atau mati? Menjadi misteri yang belum terjawab untuk saat ini.

Ordo Exorcist telah tiba, mereka mendirikan tenda pertahanan di empat penjuru, tepat di luar kota. Garda nasional dan kepolisian daerah datang membantu, mereka dibekali persenjataan yang bisa membunuh iblis, dan juga pelatihan singkat jika bertempur melawan mahkluk astral.

Kapten Kyle dan Nagisa kini sedang apel persiapan memasuki kota, karena siang itu cuaca mendung, suasana menjadi sedikit mencekam.

"...Tak ada yang ditinggal maupun tertinggal, hidup atau mati kita selalu bersama, masuk dan keluar bersama-sama, bawa masyarakat sipil keluar sebanyak mungkin, ingat banyak bahaya mengancam di sana. Apa kalian siap?!" teriak Kapten Kyle.

"HUWAAAA!" balas pasukan serempak.

Barisan terdepat ordo berbaris memasuki kota.

Kapten Kyle dan Nagisa memperhatikan pasukan ordo merangsek ke dalam kota.

Melihat raut mimik Kaptennya yang terlihat gelisah, Nagisa bertanya padanya. "Apa ada masalah, Kapten?"

"Aku hanya merasakan akan ada sesuatu yang buruk terjadi," kata Kapten Kyle cemas. Tangannya menggenggam erat gagang pedangnya yang tersandang di pinggang. "Aku tahu ini terdengar munafik, tapi aku sendiri berharap kita semua tetap hidup sampai akhir misi, walau itu mustahil..."

Nagisa tak meneruskan obrolan, dia hanya melirik wajah Kapten Kyle, dan kembali memandang ke arah kota. Pikirannya sendiri tercampur aduk tak karuan, dia cemas memikirkan ayahnya yang sikapnya aneh akhir-akhir dan juga keberadaan Gray.

"Gray, kau di mana?"

Gray sendiri berjalan kaki menuju kota, dia tak menemukan satu pun kendaraan transportasi yang mengarah ke sana. Tubuhnya masih kelelahan, dia berharap ada tumpangan. Sampai akhirnya terdengar deru mobil dari belakang, dia menengok ke belakang, memperhatikan pengemudi mobil. Gray nyengir lebar, sebab matanya melihat sesosok perempuan yang dikenalinya, Djin duduk di balik kemudi.

"Kau rindu padaku?" kata Djin dalam wujud wanita berkulit eksotis.

"Kau memang terbaik, Djin!" kata Gray riang, tangannya bersiap membuka pintu kemudi, tapi Djin menolak.

"Tidak, aku yang mengemudikannya, kau terlihat kacau, sebaiknya kau tidur untuk memulihkan diri, medan perang bukan untuk orang payah seperti kau sekarang ini" tegas Djin bersikap galak. "Aku juga membawakan pisau berburu yang baru di jok belakang... Karena aku tahu kau pasti menghilangkannya lagi,"

Gray nyengir, dia masuk ke dalam mobil, duduk di kursi penumpang depan, mengambil pisau berburu di jok belakang. Lalu, tanpa dia sadari, Gray benar-benar lelah, dia pun terlelap beberapa menit kemudian, dan Djin mengemudikan mobil dengan kecepatan lambat, karena dia berpikir keselamatan Gray bergantung pada staminanya.

Di sekitar bundaran alun-alun tengah kota yang sunyi berselimut kabut tipis, mendadak penuh oleh sesuatu yang hampir bersamaan muncul.

Bael muncul duduk bersila dengan kapak besar di punggung, tangannya bersedekap matanya tertutup, seolah dia sedang bermeditasi. Disusul oleh Astaroth yang duduk di singgasana berlapis emas, sebagai ganti penyangga bawah, terdapat empat orang manusia--ya manusia asli--bersujud memohon. Dia tampak angkuh sekaligus cantik misterius. Kemudian, Lucifer bersama Lilith yang luar biasa cantik, keduanya mengenakan setelan formal. Lucifer mengenakan tuksedo hitam, rambutnya disisir klimis ke belakang. Sedangkan Lilith, mengenakan gaun hitam panjang berbelahan dada rendah. Dia tampak luar biasa cantik, hingga membuat Astaroth mendengus benci karena iri hati.

Iblis-iblis lainnya pun ikut bermunculan, mulai dari Asmodeus, Mammon, Belphegor, Valefor, Marbas, Gusion, Sithri, Lerojie, Valak, Abaddon, Paimon, Barbatos, dan iblis-iblis tingkat tinggi lainnya.

Mereka semua membentuk lingkaran besar, mengelilingi simbol pentagram yang tergambar di atas tanah.

"Apakah dia masih lama?" tanya Lilith berbisik kepada Lucifer.

"Tidak, sebentar lagi," kata Lucifer menatap tajam simbol pentagram.

"Kuharap lebih cepat," kata Lilith, dia tampak bosan.

Astaroth mendengus, bibirnya yang berlapis lipstik hitam, membentuk seringai lebar. "Aku heran, kenapa ada iblis pelacur di sini?" dia tanpa basa basi mengejek Lilith.

"Tampang pas-pasan, bisanya cuma mengejek diriku yang cantik ini," balas Lilith menyindir terang-terangan.

Kening Astaroth berkerut. Dia sedikit tersinggung. "Kau bilang apa?" katanya bertanya, nadanya meninggi.

"Aku bilang ada iblis jelek di sini, bahkan Enrinyes jauh luar biasa cantik dibanding dirinya," kata Lilith, memandang penuh cela ke arah Astaroth, ekspresinya seakan menunjuk ada kotoran hewan yang berada tepat di depan hidungnya.

Astaroth mengangkat sebelah tangannya, seberkas cahaya hijau terang muncul melesat menuju Lilith. Lucifer menjentikkan jari, tepat sebelum cahaya terang itu mengenai wajah istrinya.

"Hentikan Astaroth, apa kau ingin memulai perang denganku?" kata Lucifer, ada ancaman dalam nada suaranya. Matanya berkorbar melirik ke Astaroth. "Suasana hatiku sedang buruk, kau harusnya tahu itu..."

Bibir iblis wanita membentuk kerucut, cemberut, wajahnya berubah masam karena amarah. Melawan Lucifer tentu hanya kematian abadi yang didapat, dia bukan iblis bodoh yang begitu saja ingin melawan Lucifer dari depan. Iblis-iblis lain bergerak tak nyaman, saling berbisik berkomentar memihak siapa, jika terjadi pertempuran antara Lucifer dan Astaroth.

"Kalian semua sebaiknya tutup mulut!" dengus Bael, matanya yang tertutup rapat kini mulai terbuka lebar. "Dia sudah datang!"

Simbol pentagram di tanah mulai menyala, warnanya memancarkan cahaya ungu gelap, asap tipis keluar dari dalam tanah. Awan gelap di atas langit mendadak muncul, berputar-putar karena angin kencang seolah akan terjadi badai besar diiringi petir yang menyambar hebat.

"Selalu datang dengan heboh, benar-benar cara yang angkuh," kata Lucifer.

"Kau pun begitu, kan," kekeh Asmodeus.

"Kau dan dia sebenarnya mirip, sama-sama pernah menghuni surga, sama-sama pernah diusir dari surga, tapi berbeda denganmu yang masih memiliki DNA malaikat, dia murni iblis yang terlahir dari api pertama," ujar Asmodeus, matanya berbinar-binar melihat cahaya ungu yang menjulang ke atas langit, dia berpikir ini benar-benar pemandangan cantik.

Belphegor terkekeh di kursinya. "Darah busuk malaikat, aib bagi neraka untuk selamanya."

Lucifer diam saja, walau ada sedikit kedut di pelipisnya, matanya masih terpaku pada simbol pentagram, Lilith merasa ada kecemasan pada diri suaminya itu, dia membelai lembut bahu suaminya, menguatkan dirinya.

Cahaya ungu melesat ke atas langit menembus awan gelap, layaknya sebuah pilar cahaya.

Bael berdiri dari duduknya, berkacak pinggang, mulutnya membentuk seringai menyeramkan. "Akan kubunuh dia begitu keluar dari sana," pikirnya.

Lucifer melirik Bael dengan pandangan melecehkan.

Sesosok tanduk kembar melengkung keluar dari dalam tanah dalam simbol pentagram, diikuti kepala berkulit kemerahan berambut panjang hitam legam. Mata semerah darah, salah satunya menutup rapat, hidung mancung dan bibir tebal, dagunya lancip dengan jenggot kambing. Tubuhnya pun perlahan muncul. Kulitnya tebal, kekar kemerahan, penuh tato aneh, hanya mengenakan rompi dari kulit binatang, kakinya sedikit bengkok, mengenakan celana pendek selutut tanpa alas kaki.

Penguasa Neraka, Satan, akhirnya kembali terlahir seutuhnya di muka bumi.

Bael mendadak melesat secepat kilat, menyabetkan kapaknya ke leher Satan, untuk sesaat itu tampak berhasil, namun Bael hanya membelah udara kosong, dia berputar cepat namun terlambat, Satan melepaskan pukulan ke dada Bael, salah satu Raja Neraka itu terbang membentur dinding gedung, kekuatan Satan membuat gedung itu bergetar hebat, dalam beberapa detik gedung itu runtuh, puing-puingnya menimpa Bael, menguburnya.

Bael menggeram, tanah bergetar karena kekuatannya. Puing-puing terbang, dan dia pun berdiri di atasnya, seolah tidak terjadi apa-apa. "Benar-benar kualitas seorang penguasa neraka," gumamnya menyeringai. Lalu, dia menghilang dan muncul kembali di posisinya semula.

Satan memutar matanya ke segala arah, beberapa iblis menundukkan kepala ketika mata Satan mengarah kepada mereka, lainnya hanya diam mematung. Matanya menangkap tatapan tajam dari Lucifer, keduanya sejenak bertukar pandangan intens.

Satan melangkahkan kakinya, berhenti tepat di depan Lucifer, jarak kedua wajah iblis tingkat tinggi ini hanya sejarak telapak tangan bayi.

"Anakku Lucifer, sudah lama tidak berjumpa," sapa Satan, suaranya terdengar berat dan dalam.

"Aku bukan anakmu wahai Satan Yang Agung," balas Lucifer dengan keramahan yang dipaksakan.

"Bagaimana kabar saudaramu? Aku tak merasakan kehadirannya di sini," seloroh Satan.

"Aku tidak tahu, mungkin dia masih terjepit di bawah batu di padang pasir sana," gerutu Lucifer mulai kesal.

Melihat kedua iblis itu, Lilith bergeser mundur, menjauhi keduanya, tubuhnya terasa panas, hawa nafsu yang kuat menguasai dirinya, dia tak kuasa menolak hasrat yang menggebu-gebu untuk berhubungan badan dengan Lucifer maupun Satan saat ini juga.

"Dasar pelacur rendahan," ejek Astaroth menggeram rendah.

Asmodeus terkikik tertahan, dirinyalah yang melancarkan sihir pengaruh birahi kuat pada Lilith.

"Kuasai dirimu, Sayang," gerutu Lucifer menjentikan jarinya, sehingga Lilith yang menggeliat penuh birahi, hingga nyaris telanjang berhenti sekejap, dia mengerjapkan mata beberapa kali, tersadar kalau dia sedang dipermainkan. Mendapati dirinya hanya mengenakan pakaian dalam saja. Dia buru-buru mengenakan gaunnya kembali dan menunduk penuh rasa malu, wajahnya merona merah.

Satan membuang mukanya tak peduli atas apa yang dilakukan para iblis, dia berbalik memandang langit,merentangkan kedua tangannya seperti orang yang sedang berdoa. Lalu, dia memberi salam jari tengah dengan kedua tangannya mengejek penghuni langit.

Satan menyihir kursi kayu reot dari udara kosong, dan duduk di sana.

"Ahh... Para manusia itu berderap kemari, ini wilayahku sekarang, sebagai tuan rumah sudah sepantasnya kita menyuguhkan sajian menarik, sambut mereka kawan-kawanku," katanya. Dia memberi isyarat untuk membereskan perlawanan dari musuh. Semua iblis mengangguk mematuhi perintahnya, menghilang dari posisi, hanya menyisakan Satan, Lucifer, dan Lilith di sana.

Pasukan ordo mulai masuk ke dalam kota, perlahan mereka masuk ke dalam rumah-rumah untuk menyelamatkan para penduduk. Sementara ini tidak ada halangan, para warga menurut dan mengikuti arahan dari pihak ordo maupun garda nasional yang ikut ke dalam kota.

Namun, hal seperti itu tidak berlangsung lama, di tempat lain beberapa penduduk melakukan perlawanan, ini karena dalam diri mereka telah dirasuki oleh beberapa arwah penasaran, untuk ini pihak ordo menjalankan praktek exorcist pada mereka.

Beberapa exorcist berjaga di pintu masuk kota, ini untuk menghalangi penduduk sipil masuk ke dalam area kota yang berbahaya. Dua di antara mereka, berdiri bersandar di mobil van.

"Ini masih akan berlangsung lama, sejauh ini lumayan lancar, tapi keadaan seperti ini entah kenapa membuatku bergidik," kata salah satu exorcist kepada temannya.

"Kau hanya terlalu khawatir, cobalah untuk santai," kata exorcist lainnya, mengisap dalam rokok di mulutnya. Matanya menerawang jauh ke atas, langit yang seharusnya biru cerah kini terlihat abu-abu, akibat terhalang kabut.

"Kau benar, mungkin... Hey kau kenapa?!" dia melihat temannya perokok tadi, matanya pelotot ke atas langit, rokok jatuh dari mulutnya.

"Lihat itu..." tunjuknya ke atas.

Temannya pun ikut melihat ke atas langit, dan sesuatu membuat bulu kuduknya berdiri. Ribuan... Tidak, ratus ribuan... Seperti rintik-rintik air hujan yang jatuh, iblis atau setan jahat berbagai jenis turun menuju bumi. Tidak berhenti disitu, tanah tempat mereka berpijak bergetar hebat. Arwah jahat bermunculan dari dalam Bumi, menyerang setiap umat manusia di atas permukaan Bumi.

Pasukan exorcist dan tentara yang sedang melakukan evakuasi kocar-kacir atas serangan mendadak ini.

Di lain sisi, Mobil yang ditumpangi Djin dan Gray berhenti di tengah jalan, beberapa kilometer sebelum memasuki kota.

Gray terbangun dari tidurnya karena bunyi berisik dari alat musik yang mengganggu di telinganya, matanya menemukan Djin yang tegang memandang ke depan.

"Kau baik-baik saja?"

Djin diam tak menjawab, Gray melihat ke arah pandangan Djin tertuju, dan dia melihat sosok yang berdiri beberapa meter di depan mobil di tengah perempatan jalan, sekaligus sumber berisik yang membuatnya terbangun.

Orang tersebut mengenakan mahkota layaknya raja di kepala, berjubah merah gelap, duduk di atas seekor unta jantan. Ratusan iblis berwajah datar mengelilingi dirinya, memainkan alat musik seperti seruling, gitar, simbal, dan alat musik lainnya. Sosok itu tampak menikmati alunan musik, tertawa sembari bertepuk tangan. Belasan Succubus muncul dari udara kosong, telanjang bulat sembari menari-nari gemulai.

Gray keluar dari dalam mobil, tangannya bersiap mencabut pedang di pinggangnya.

"Paimon, salah satu Raja Neraka dengan 200 legiun iblis, aku tak menyangka dia datang sendirian," gumam Gray. "Belum-belum sudah berjumpa iblis kelas atas, kita benar-benar beruntung," tambahnya menggerutu, menggelengkan kepala,  mencabut pedangnya, dan bersiap untuk bertempur.

Continue Reading

You'll Also Like

107K 12.1K 23
Sesosok mayat lelaki ditemukan dalam sebuah mobil yang terkunci, membuat orang-orang berasumsi bahwa sang lelaki bunuh diri. Walaupun begitu, ternyat...
1.6K 333 33
Raisa Uktala mati, jatuh dari air terjun saat karya wisata sekolah. Bunuh diri? Dibunuh? Atau kecelakaan? Tak ada yang tahu. Mayat Raisa hilang ditel...
202K 16.9K 41
[SLOWLY UNDER EDITING] Arlene Catastrophe seorang Supranatural Hunter yang lebih menderita dari para Supranatural Hunter lainnya, menurutnya. Diburu...
256K 21.9K 21
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...