ChanSoo: SENIOR

Par chansoofestID

142K 12.1K 2.6K

[Highest : #117 in Fanfiction 17/10/17] "CHANSOO Fanfiction Contest Indonesia 2017" Kategori: SENIOR Rule: ... Plus

DAFTAR ISI (FINAL)
1. My Love from Childhood
2. Always With You
3. MIMPI
4. IT HAS TO BE YOU
5. PENANTIAN
6. My Cold Hearted Boyfriend
7. QUEDATE [NC 17+]
8. NORMANDIA
9. Karma
10. When Kyungsoo Sick
11. WE
12. Bahkan Hingga Maut Memisahkan
13. Heart's Plea
14. RADAR
15. YES! IT'S LOVE
17. Seven Multiplication
18. Forelsket
19. Goresan Waktu
20. Love kyungsoo
21. SECRET LOVE
22. SEMUANYA ADALAH CINTA
23. In The Rain
24. Pen Pals
26. The End Of Love
27. AMOR CIEGO
28. 24 Hours
29. Dating Sim
30. Young Jeju Orange
31. DARAMA
32. LOVE,LIES
33. YOU ARE MY GUARDIAN ANGEL
34. Second Chance
35. OJOL
36. Kyungsoo
37. Kissing You
38. Flaws6112
39. AIM
40. Hello Baby

25. MAPLE (Under An Orange Sky)

2.5K 232 16
Par chansoofestID

MAPLE

(Under An Orange Sky)

by justkyungie

-romance-

.

.

.

Seorang Pria mungil tengah berjalan menghampiriku,

Seorang Pria yang bergerak seperti alunan musik,

Menarikku kearahanya dengan kekuatan yang lebih dari massa-Nya.

Sama seperti itulah,

Seperti teori apel Newton,

Aku berlari kearahnya tanpa henti sampai aku jatuh hati kepadanya.

Dengan suara debaran,

Jantungku terus memantul antara langit dan tanah.

Kyungsoo-ya...

"Dialah Cinta Pertamaku"

-Park Chanyeol-



Pagi ini, gerimis turun menciumi bumi yang masih sembab setelah seharian diguyur hujan. Sungguh sangat menyebalkan namun terkesan menyenangkan dan membekas dalam ingatan. Bagaimana tidak? Hujan ini mengingatkanku kepada seseorang yang sangat berarti bagiku, kepada sosok Pria mungil yang menjadi cinta pertamku dan kini menjadi kekasihku.

Jika waktu berkenan kembali kemasa lalu, Aku sangat ingin mengulangnya. Mengulangi semua masa itu. Masa pertama pertemuan Kita, ketika Kau mengatakan 'Tolong!' dan aku bertanya 'Siapa Kau?' secara dingin dan terkesan menakutkan.

Sungguh sangat disayangkan sikapku saat itu, dan kini aku menyesal tidak bisa mengulang dan mengubah pertemuan kita mnejadi lebih manis dan terkesan menghangatkan jiwa. Namun, menyesal tiada gunanya, merutuki masa lalu hanya membuang – buang waktu secara percuma. Sekarang bukan saatnya mengenang itu, yang terpenting kali ini adalah bagaimana caranya membuat Kau tetap tersenyum dan terlihat bahagia meski jarak memisahkan Kita.

.

.

"Cepatlah sedikit Park, aku lapar!" Teriakan Kyungsoo terdengar hingga keruang kerja Chanyeol.

Chanyeol memutar bola matanya, tanpa berniat menjawab ocehan kekasihnya itu.

"Park Chanyeol!" Seru Kyungsoo lebih keras.

"Apa?" Sahut Chanyeol datar.

Merasa dirinya diabaikan, Kyungsoo melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Chanyeol dan mendapati Chanyeol masih terfokus melakukan pekerjaanya.

"Aku lapar." Kyungsoo berjalan mendekati Chanyeol. Ia memperhatikan kegiatan Chanyeol.

"Terus?" Tanya Chanyeol tanpa menoleh.

"Ayo keluar, kita beli sesuatu." Ajak Kyungsoo namun Chanyeol tidak menjawabnya.

"Chan!" Seru Kyungsoo kesal.

"Apa?" Jawab Chanyeol datar, dan masih tidak menoleh sedikitpun.

"Hei, kau harus menatapku ketika aku mengajakmu berbicara. Jangan mengabaikan aku seperti ini, dan jangan terlalu sibuk dengan tugas kantormu itu!" Kyungsoo mengomel.

Chanyeol berbalik menatap Kyungsoo kesal.

"Kau pikir, aku sibuk begini, karena siapa?" Tanya Chanyeol sinis.

Tidak berniat menimpal kembali ucapan kekasihnya itu, Kyungsoo malah membuang mukanya, lalu menoleh sekilas kearahnya, dan melenggang pergi meninggalkan Chanyeol sendirian.

"Hei, Kau mau kemana?" Teriak Chanyeol yang melihat Kyungsoo pergi.

"Jangan pedulikan aku, fokuslah pada kerjaannmu. Aku tidak begitu berarti jika dibandingkan dengan pekerjaanmu itu." Ucap Kyungsoo dengan sedikit penekanan dan terus berjalan meninggalkan Chanyeol.

"Do Kyungsoo!" Teriak Chanyeol namun tidak ada jawaban apapun darinya.

"Sial, dia benar-benar marah." Rutuk Chanyeol disertai tawa kecil.

Ya, begitulah Chanyeol. Senang menggoda Kyungso, membuatnya terlihat kesal sampai marah seperti ini. Bukan tanpa alasan ia melakukan hal semacam itu, hampir setiap hari ia melakukan hal seperti itu. Menurutnya, melihat Kyungsoomerajuk seperti itu, adalah hal paling menyenangkan sekaligus kepuasan batin tersendiri. Mengapa Demikian? Karena dengan marah seperti itu, ia akan mendapatkan waktu lebih lama bersamanya, lebih lama menggodanya, lebih lama menatap pipi merah dengan mata belo miliknya. Dan yang paling terpenting adalah lebih lama berdekatan denganya hanya sekedar untuk mendapatkan maaf dari Kekasihnya, lalu menerima sebuah kecupan manis dari bibir berbentuk hati milik Kyungsoo sebagai wujud diterimanya permintaan maaf dariku.

Konyol bukan? Iya itu memang konyol. Tapi itulah dia,Park Chanyeol, orang yang akan membuat seorang pria mungil bernama Do Kyungsoo selalu tersenyum dan tertawa bahagia jika berada didekatku.

"Chagi-ya, tunggu aku. Jangan marah seperti itu, Aku akan mengantarmu pergi. Tunggulah sebentar" Teriaknya lalu berlari mengejarnya, setelah berhasil menemukan mantel yang dicarinya.

.

.

"Aigoo Kyung, kenapa Kau tidak mendengarkan ucapanku hah? Bukankah Aku berteriak agarKau menungguku sebentar saja? Tapi kenapa Kau terus berjalan dan mengabaikanku?" Runtut Chanyeol yang kini ada disebelahnya.

Kyungsoo memutar bola matanya, dengan malas ia menoleh kearah Chanyeol yang sedari tadi tengah menatapnya.

"Kenapa Kau malah menatapku seperti itu? apa Kau tidak mendengarkan ucapanku?" ucap Chanyeol yang kini saling bertatapan.

"Hush" Kyungsoo mendengus pelan, lalu membuang wajahnya dan kembali menatap jalanan didepan pintu.

"Aku bisa pergi sendiri." Ucap Kyungoo singkat.

"Apa Kau tidak menghargai usahaku untuk mengantarmu dan rela meninggalkan pekerjaanku?" Jawab Chanyeol pelan.

"Tidak, Aku bisa sendiri." Ulang Kyungsoo lalu melangkah keluar rumah.

"Tidak, aku akan mengantarmu!" Cegah Chanyeol dengan menggenggam tangan Kyungsoo menahannya agar tidak pergi seorang diri.

"Park!" Seru Kyungsoo menatapnya sinis.

"Apa Kau tidak melihat rintikan hujan diluar sana?" jawab Chanyeol seraya menunjuk kearah luar yang terlihat basah akibat hujan dan masih menyisakan gerimis kecil.

"Dan Kau akan pergi sendiri, tanpa menggunakan mantel yang akan melindungimu dari dinginnya cuaca dihari ini?" Tambah Chanyeol.

"Memangnya kenapa?" Tanya Kyungsoo datar.

"Aku tidak mengijinkannya!" Ucap Chanyeol tegas.

"Terserah." Ucap Kyungsoo kesal.

"Aku akan mengantarmu." Ucap Chanyeol seraya melepaskan mantel yang ia pakai.

"Tidak." Jawab Kyungsoo.

"Kau tidak boleh pergi kemanapun, jika tidak bersamaku." Lanjutnya seraya memakaikan mantel itu ditubuh Kyungsoo.

Dan kali ini Kyungsoo hanya diam menerima perlakuan Chanyeol yang menurutnya sangat menyebalkan.

"Jangan berani-berani keluar rumah tanpa seijin dariku, dan jangan sekali-kali lagi Kau melupakan mantelmu disaat musim dingin seperti ini. Ini sangat berbahaya, cuaca diluaran sana bisa membuatmu sakit, dan aku tidak mau itu terjadi. Kau paham?" Runtut Chanyeol menatap lekat mata Kyungsoo lalu melepaskan tangannya setelah selesai memakaikan mantel itu di tubuh Kyungsoo.

Kyungsoo hanya mendengus pelan, sesekali ia memutar bolanya menatap Chanyeol kesal.

"Kau semakin menggemaskan jika marah seperti ini Kyung. Aku semakin mencintaimu." Goda Chanyeol yang diakhiri senyuman terbaiknya seraya mengusak lembut rambut milik Kyungsoo.

"Aishh!" Umpat Kyungsoo dengan mata yang semakin membulat.

"Hei, lihat matamu, sangat indah dan menyejukan pandanganku." Ucap Chanyeol kembali menggodanya.

"Aigoo, Mau sampai kapan kita disini? Aku lapar Chan. Sangat lapar." Rengek Kyungsoo dengan mengedarkan pandangannya kesemua arah.

"Aigoo lihat bibirmu Kyung, terlihat indah dan menggemaskan." Timpal Chanyeol disertai tawa kecil yang membuat pipi Kyungsoo semakin merah tak tertahan.

"Park!" Teriak Kyungsoo dengan memukul pelan lengan Kyungsoo.

"Ahaha Kau memang menggemaskan Kyung. Kajja kajja."

Chanyeolpun mengalungkan tangannya dibahu milik Kyungsoo, menariknya lebih dekat hingga berjalan bersebelahan dibawah payung hitam yang melindungi tubuh keduanya dari gerimis kecil yang mengundang rindu.

.

.

Perlahan gerimis ini kembali berubah menjadi hujan yang membuat tanah semakin sembab, ditambah angin yang menerpa begitu kencang membuat payung yang Chanyeol genggam goyah tak beraturan. Air hujan ini, perlahan membasahi mantel yang dikenakan Kyungsoo dan sebentar lagi akan menembus pada baju yang dikenakannya. Chanyeol tidak menginginkan hal itu terjadi pada Pria mungil kesayangannya itu. Seketika, ia menarik Kyungsoo lebih dekat dalam setengah pelukannya. Tangannya yang sedari tadi berusaha kuat memgang payung, sengaja ia miringkan kearah Kyungsoo agar air hujan tidak dapat sedikitpun menyentuh tubuh mungil milik Kyungsoo.

"Hujannya, semakin deras ya?" Ucap Chanyeol menahan dingin menatap Kyungsoo yang kini tengah menatapnya.

"Hei, kenapa Kau menatapku seperti itu?" Tanya Chanyeol mengernyitkan keningnya.

Perlahan Kyungsoo tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Ani. Gomawo Chagi-ya." Lirih Kyungsoo dengan senyuman terbaiknya.

Chanyeol tersenyum melihat kekasihnya yang menggemaskan ini. Dengan perlahan ia mengangguk disertai senyum menatap Kyungsoo.

Kyungsoo menunduk malu dan perlahan tangannya bergerak melingkar dipunggung Chanyeol lalu memegang erat tumpuan baju yang Chanyeol Kenakan.

.

.

Semakin lama tubuh Chanyeol menjadi basah akibat diterpa air hujan yang terus turun menghantam tanah. Tidak ada yang dipikirkan lagi darinya, selain bagaimana caranya membuat Kyungsoo tetap aman dan tidak menjadi basah seperti ini. Sederhana memang tingkahku ini, tapi hanya cara inilah yang bisa aku lakukan. Agar pria mungil yang kini berada disampingku tetap terjaga dan tidak menggigil kedinginan sepertiku sekarang ini.

"Chan." Lirih Kyungsoo dengan nada terdengar khawatir.

"Hmm?" Gumam Chanyeol sedikit melirik kerahnya.

"Apa Kau kedinginan?" Ucap Kyungsoo seraya terus menatap Chanyeol yang tidak berhenti melihat kesana kemari mencari tempat untuk berteduh.

Chanyeol sedikit tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan Kyungsoo, namun ia tetap diam dan tidak berniat menjawab pertanyaan Kyungsoo.

"Chan, tadahkan payungnya kearahmu juga aku tidak ingin Kau lebih kedinginan." Ucap Kyungsoo berusaha meraih payung yang digenggam Chanyeol sekedar membenarkan posisinya agar tidak terlalu miring kearahnya.

Chanyeol yang sadar akan hal itu, mengehntikan langkahnya, lalu diam menatap Kyunngso yang kini menatapnya bingung.

"Waeyo?" Tanya Kyungsoo pelan.

"Aku tidak kenapa-napa Kyung." Jawabnya menatap Kyungsoo tajam.

Kyungsoo mengernyitkan keningnya, ia semakin bingung dan sulit mengartikan tatapan tajam dari kekasihnya itu.

"Tapi Chan?"

"Diam. Aku tidak akan membiarkan hujan menyentuh dan membasahi tubuhmu. Aku tidak ingin Kau kedinginan. Biarkan aku melindungimu dan membuatmu tetap aman sampai kapanpun" Ucap Chanyeol yang kini menatap intens Kyungsoo.

"Chan.." lirih Kyungsoo tersenyum manis.

"Kubilang diam, dan lepaskan payung itu." perintah Chanyeol yang melihat tangan Kyungsoo menempel menggenggam payung.

"Tidak." Kyungsoo menggelengkan kepalanya lalu memiringkan payungnya kearah chanyeol

"Kyung, jangan bercanda seperti itu." ucap Chanyeol menatapnya tajam.

"Aku juga ingin melindungimu seperti Kau yang selalu melindungiku. Kali ini saja, Tolong jangan biarkan aku melihatmu kedinginan seperti ini, sedangkan aku tahu Kau berusaha membuatku tetap kering dan hangat." Runtut Kyungsoo namun Chanyeol masih menatapnya tajam.

"aku baik-baik saja Kyung." Ucap Chanyeol tersenyum lalu memiringkan kembali payung itu kearah Kyungsoo

"Akan lebih baik lagi jika Kau tidak terlalu basah." Jawab Kyungsoo dengan tersenyum dan kembali memiringkan payung kearah Chanyeol.

"Kyung.." Lirih Chanyeol bergedik ngeri menatap Kyungsoo.

"Jangan menatapku seperti itu, Kau terlihat semakin tampan." Kali ini Kyungsoo berusaha mengoda Chanyeol.

"Kau sudah pandai menggoda ya Kyung." Lirih Chanyeol tersenyum menatap Kyungsoo.

"Bukankah Kau yang mengajariku akan hal itu?" jawab Kyungsoo tersenyum malu menatap Chanyeol.

Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya, manik matanya menatap Kyungsoo yang juga tengah menatapnya. Perlahan bibirnya menyungging tersenyum tepat kearahnya. Lalu secara perlahan, tangannya kembali menarik Kyungsoo kepelukannya dan mengajaknya berjalan dengan payung yang berada diantara merekamelindungi keduanya ketika berjalan menembus lebatnya hujan kali ini.

***

Langit terlihat semakin gelap, Kyungsoo yang saat ini tengah duduk disalah satu kursi meja makan, sambil menulis sesuatu diatas kaca yang terlihat mengembun akibat hujan kali ini. Matanya terus memandang keluar memandang hujan yang mulai reda dan kembali menyisakan gerimis kecil.

"Menyebalkan" Rutuk Kyungsoo mengakhiri tulisannya dan kini pandangannya beralih menatap seseorang yang sedari dtadi tengah memperhatikanya.

"Aku?" Ucap Chanyeol lalu mempoutkan bibirnya menatap Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum kecil menatap Chanyeol, kepalanya menggeleng lalu tangannya bergerak menyentuh pipi Chanyeol dan mencubitnya.

"Iya Kau menyebalkan." Ucap Kyungsoo sambil treus memainkan pipi milik Chanyeol.

"Ahh." Ringis Chanyeol berusaha melepaskan tangan Kyungsoo.

"Hei, kenapa Kau mencubitku seperti itu?" Tanya Chanyeol dengan menggenggam tangan Kyungsoo yang berhasil ia lepaskan dari pipinya.

"Itu semua karena Kau menyebalkan Chan." Ucap Kyungsoo tertawa kecil menatap Chanyeol.

"Benarkah?" Tanya Chanyeol sedikit berteriak.

Kyungsoo hanya tersenyum lalu mengalihkan kembali pandangannya menatap langit yang tak kunjung berubah.

"Kapan Kau akan berubah warna menjadi jingga cerah seperti dulu?" ucap Kyungsoo pelan disertai dengusan kecil menandaakan rasa kecewa.

"Kau kenapa? Dan siapa yang Kau maksud?" Tanya Chanyeol bingung menatap Kyungsoo.

"Dia." Tunjuk Kyungsoo pada langit yang masih berwarna gelap.

"Langit?" Tanya Chanyeol yang langsung mengerti.

Kyungsoo mengangguk lalu tersenyum konyol melihat Chanyeol.

"Aishh memangnya apa yang salah dengan langit itu?" Tanya Chanyeol heran.

"Tidak ada yang salah dengan langit itu, hanya keinginanku yang terlalu memaksakan." Jawab Kyungsoo santai.

"Waeyo?" Tanya Chanyeol yang semakin tidak mengerti.

Kyungsoo hanya tersenyum kecil lalu mengajak Chanyeol berdiri untuk meninggalkan tempat ini.

"Kau mau kemana?"

"Ayo kita pulang, sebelum hujan semakin deras lagi." Jawab Kyungso dengan menarik tangan Chanyeol.

Chanyeol hanya tersenyum dan mengikuti kemauan Kyungsoo untuk pergi dan meninggalkan tempat ini.

.

.

Diambang pintu kedai coffee ini mereka berdua terdiam memperhatikan payung yang tadi ia kenakan tengah asik terbang menjauh setelah hembusan angin kencang yang membawanya pergi.

"Park! kenapa tadi kau tidak menutup payung itu dan membiarkannya terbuka?" Ucap Kyungsoo sedikit kesal menatap tajam Chanyeol yang berada disebelahnya.

"Aku, aku lupa Kyung." Jawab Chanyeol tersenyum kikuk mneatap Kyungsoo yang tengah menatapnya tajam.

"Tck. Dasar tua. Sekarang lihat, payungnya sudah terbang, kita pulang mengunakan apa?" Tanya Kyungsoo dengan melipatkan tangannya.

Bukannya menjawab pertanyaan Kyungsoo, Chanyeol hanya menaikan bahunya enteng diikuti dengan gelengen kepala yang mengartikan "aku tidak tahu".

"Yoda, Kau memang menyebalkan." Ucap Kyungsoo memalingkan wajahnya dari pandangan Chanyeol.

Chanyeol hanya tersenyum sambil berusaha memikirkan cara agar pulang tanpa menggunakan payung tapi tubuh tetap kering tanpa basah sedikitpun. Sebenarnya ia bisa saja pulang dengan berlari dan membiarkan hujan membasahi tubuhnya, akan tetapi ia tidak ingin melihat Kyungsoo pulang dengan baju basah dan membuatnya mengigil kedinginan akibat air hujan yang terus menerpanya.

"Chagi-ya, mantelmu dimana?" Tanya Chanyeol yang melihat Kyungsoo tidak menggunakan mantelnya.

"Mantelku?" Ucap Kyungoo lalu memperhatikan dirinya yang memang benar tidak menggunakan mantel.

"Dimana?" Tanya Chanyeol terus menatapnya.

"Ahh, aku melupakannya didalam sana Chan." Ucap Kyungsoo pelan diertai senyuman kikuk.

Wajah Chanyeol berubah masam, dengan langkah gusar dan tatapan sinis Chanyeol berjalan berniat mengambil mantel itu.

"Dasar tua." Ejek Chanyeol disertai tawa menatap Kyungsoo.

"Yak. Tapi Kau lebih tua dariku." Timpal Kyungsoo tak terima.

***

"Chan. Maaf, aku selalu menyusahkanmu." Lirih Kyungsoo pelan menatap Chanyeol dari sela-sela mantel yang menyelimuti kepala beserta tubuh mungilnya itu.

"Jangan berkata seperti itu, ini sudah menjadi kewajibanku" jawab Chanyeol disertai senyuman.

"Tapi Kau bagaimana?" Tanya Kyungsoo yang sadar akan Chanyeol yang tidak menggunakan mantel atau apapun untuk melewati jalanan yang hujan ini.

"Aku sudah terbiasa dengan ini Kyung." Jawaban Chanyeol disertai senyuman manisnya.

Seperti yang terlihat sekarang ini, Chanyeol sudah memakaikan mantel tepat dikepalanya yang menjulur kebawah melindungi sebagaian tubuhnya. Tak lama setelah itu, Chanyeol menarik Kyungsoo lebih dekat dalam setengah pelukannya, lalu berlari menembus hujan ini.

Sepanjang perjalanan Chanyeol terus memperhatikan Kyungsoo. Dilihatnya mantel yang melindungi kepala Kyungsoo mulai basah, Chanyeol langsung bertindak lebih untuk melindunginya. Tanpa pikir panjang Chanyeol langsung menaikan salah satu tangannya tepat diatas kepala Kyungsoo. Seperti halnya payung, tangan Chanyeol menegadah terbuka berusaha melindungi dan menahan air hujan agar tidak jatuh tepat dikepala Kyungsoo.

"Setidaknya tangan ini maih bisa melindungimu." Ucap Chanyeol menatap Kyungsoo yang juga tengah menatapnya.

Kyungsoo tersenyum dibalik mantel yang hanya memperlihatkan matanya itu, batinnya merasa bahagia mendapatkan perlakuan istimewa dari kekasihnya ini.

"Kau memang yang terbaik Chan. Saranghae." Batin Kyungsoo.

"Kyung aku masih penasaran dengan ucapanmu itu?" Ucap Chanyeol sedikit melirik kearahnya yang masih tersembunyi dibalik mantel milik Chanyeol.

"Kau bilang apa Chan? Mantel ini menutup telingaku, jadi aku tidak begitu mendengarkannya." Jawab Kyungsoo pelan.

"Aishh Kau memang menggemaskan." Jawaban Chanyeol disertai senyuman menatap seseorang yang hanya menampakan bola mata yang sangat indah itu.

"Chan bisa kita berhenti dulu? Aku lelah berlari seperti ini." Pinta Kyungsoo dengan membuka mantel yang menutupi kepalanya itu.

"Hei, jangan buka mantelnya, gerimisnya belum reda" Ucap Chanyeol membenarkan kembali mantel itu.

"Bisakah kita berhenti dulu?" Ulang Kyungsoo yang dibalas anggukan Chanyeol.

.

.

"Chanyeol-ssi." Bisik Kyungsoo tepat ditelinganya.

"Apa?" Jawab Chanyeol tanpa menatap kearahnya.

"Tadi kau bilang apa Chan? Aku tidak mendengarnya?" Ucap Kyungsoo seraya membuka mantelya yang sudah mulai basah.

Chanyeol tidak menjawab pertanyaan Kyungsoo, ia tampak sedang sibuk membenarkan bajunya yang sudah basah kuyup.

"Chan?" Panggil Kyungsoo sambil terus memperhatikan Chanyeol.

"Iya Kyung kenapa?" Jawab Chanyeol yang selalu disertai senyuman terbaiknya.

"Kau baik-baik saja Chan?" Tanya Kyungsoo berusaha meraih tangan Chanyeol.

"Seperti yang Kau lihat, Aku baik-baik saja" Jawab Chanyeol lalu meraih tangan Kyungsoo dan digenggamlah tangan hangat miliknya.

"Tanganmu hangat Kyung." Ucapnya lembut.

"Karena Kau yang membuat tanganku tetap terjaga Chan." Jawab Kyungsoo pelan.

"Bibirmu mungkin bisa membuatku lebih hangat." Ucap Chanyeol disertai tawa yang tak henti menatap Kyungso.

"Park!" Seru Kyungsoo.

"Kenapa?" Tanya Chanyeol.

"Jangan bicara sembarangan." Jawab Kyungsoo disertai pukulan kecil dilengannya.

"Ahh yasudah, mungkin satu kecupan saja bisa membuatku sedikit lebih hangat." Goda Chanyeol kembali.

"Park Chanyeol!" Seru Kyungsoo lebih keras lagi.

"Ayolah lakukan itu untukku, satu kecupan saja. Aku tidak akan menolaknya" Ucap Chanyeol dengan penuh harap.

"Tidak." Jelas Kyungsoo.

"Satu kali saja?" Pinta Chanyeol.

"Kubilang tidak." Sergah Kyungsoo.

"Kau pelit Kyung." Chanyeol mengerucutkan bibirnya.

"Maksudku tidak untuk disni, tapi dirumah. Kau bisa melakukannya, asal jangan sekali lagi kau membuatku hampir kehabisan nafas seperti waktu itu." Jawab Kyungsoo disertai tawa dan semburat rona merah dipipinya.

Seketika wajah Chanyeol terlihat berseri, dan seketika pula bibir Chanyeol langsung mencium lembut pipi Kyungsoo.

Chup!

"Sareanghae Kyungsoo-Ya." Lirih Chanyeol bahagia.

"Chan!" Pekik Kyungsoo yang langsung menatap tajam Chanyeol.

"Hihi maaf, Aku sudah tidak sabar Kyung." Jawab Chanyeol dengan menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal sama sekali.

"Kau sungguh menyebalkan." Ucap Kyungsoo.

"Ahh jangan marah seperti itu, sudah kubilang Kau terlihat menggemaskan jika marah seperti itu" Chanyeol mengusak lembut rambut Kyungsoo.

"Ahh iya Chagi-ya, aku penasaran dengan ucapanmu tadi, sebenarnya Kau menginginkan apa? Sampai kau berkata bahwa hanya keinginanmu lah yang terlalu berlebihan?" lanjut Chanyeol.

"Yang mana?"

"Yang tadi." Chanyeol menaikan kedua alisnya.

"Ahh itu, bukan apa-apa Chan. Hanya keinginan kecilku saja" Jawab Kyungsoo pelan.

"Memangnya apa yang Kau inginkan?" Tanya Chanyeol penasaran.

Kyungsoo menatapnya sebentar, lalu mengalihakan pandangannya kembali menatap gerimis yang tak kunjung berhenti.

"Bukan apa-apa Chan." Jawab Kyungsoo singkat disertai senyuman.

"Kyung!" Sertu Chanyeol.

"Hm?" Gumam Kyungsoo lalu menoleh kearahnya.

"Cepat katakan jika tidak, aku akan marah." Ancam Chanyeol.

Kyungsoo terdiam sesaat lalu mengangguk dan bersedia menceritakan keinginannya itu.

"Bukan sebuah harapan besar, atau ambisi kuat yang harus terpenuhi. Aku hanya kesal kenapa langit terus menangis bukannya bahagia dengan berwarna jingga cerah?" Ucap Kyungsoo yang dibalas alis bertaut dari Chanyeol.

"Harapanku tidak banyak, atau bahkan muluk-muluk minta ini dan itu. Aku hanya ingin selalu bersamamu selamanya. Menikmati hari dan menghabiskan waktu hidupku hanya bersamamu." Ucap Kyungsoo dengan wajah memerahnya disertai senyuman kecil menatap Chanyeol.

Chanyeol yang sedari tadi mendengarkan ucapan Kyungsoo hanya bisa tersenyum sambil terus memperhatikan wajah merah kekasihnya itu.

"Lalu apa hubungannya dengan langit yang kelabu ini?" Tanya Chanyeol tertawa kecil.

Merasa dirinya ditertawakan, tatapan Kyungsoo berubah sini melihat Chanyeol.

"Yak. Bodoh, tua, yoda. Apa kau tidak mengerti hah?" ucap Kyungsoo kesal.

"Aku ingin menghabiskan semua itu, dengan langit cerah berwarna jingga cerah bukan langit kelabu seperti ini." Lanjut Kyungoo yang diakhiri pukulan kecil mengenai lengannya.

"Ahh, arraseo arra aku mengerti." Ucap Chanyeol yang berusaha menahan tangan Kyungsoo yang masih memukulinya.

"Bodo. Aku tidak peduli." Jawab Kyungsoo ketus.

"Benarkah?"

"Iya."

"Bagaimana jika aku mengabulkannya dan membawamu ketempat yang Kau inginkan itu?" Tanya Chanyeol dengan memiringkan wajahnya menatap Kyungsoo.

"Tidak mungkin." Jawab Kyungsoo singkat.

"Kau yakin tidak mempercayaiku?" Tanya Chanyeol dan KYungso mengangguk pelan.

"Baiklah tidak masalah. Tapi Aku akan membuktikannya dan membawamu kesana untuk mewujudkan semua keinginanmu. Menikmati hari-hari bersamaku, dibawah langit berwarna jingga dan dihiasi daun daun cantik yang tidak pernah mengeluh atau menolak ketika angin menjatuhkannya. Kau harus percaya itu." Runtut Chanyeol dengan serius.

"Begitukah?" Tanya Kyungsoo dan dibalas anggukan iya dari Chanyeol.

"Apa Kau masih tidak percaya?" Tanya Chanyeol dan Kyungsoo hanya membalasnya dengan senyuman.

"Baiklah aku percaya itu, dan aku akan terus menunggu, sampai Kau membawaku ke tempat itu." Ucap Kyungsoo tersenyum lebar.

"Arraseo. Aku akan membuktikannya, dan aku akan melakukan apapun untuk mewujudkan semua keinginanmu itu." Jawab Chanyeol mantap.

"Tapi Kau sudah melakukan semuanya untukku. Tanpa perlu aku pinta, Kau selalu ada disampingku, dan itu sudah lebih dari cukup membuatku bahagia." Timpal Kyungsoo menatap Chanyeol.

"Benarkah?" Tanya Chanyeol antusias.

Kyungsoo hanya mengangguk dan masih menatap Chanyeol.

"Kalau begitu, sekarang lakukanlah apa yang aku pinta." Ucap Chanyeol disertai tawa.

"Apa itu?" Tanya Kyungsoo pelan.

"Cium aku sekarang juga! Atau tidak aku akan marah." Perintah Chanyeol disertai tawa kecil menatap kekasihnya itu.

"Park Chanyeol, Kau memang menyebalkan!" rutuk Kyungsoo dengan mempoutkan bibirnya.

.

.

Dibawah gerimis mengundang rindu ini, mereka berdua kembali berjalan melewatinya, berjalan bersebelahan dengan tangan bergandengan. Dan hanya beralaskan Mantel mereka mencoba melindungi tubuh keduanya. Menahan air yang terus saja menerpa dan menembus keduanya. Percuma memang melakukan hal ini, karena ternyata mantel ini tidak dapat melindungi tubuh keduanya secara total, namun semua itu bukan sebuah masalah besar bagi keduanya karena kebahagian dapat mereka rasakan dengan saling berbagi dan melindungi satu sama lainnya.

***

"Chan, Channie bangun."

drrtt

Seketika tubuhku bergetar, mataku terbuka dengancairanbening yang masih mengalir dipipiku. Manik mataku langsung berpaling, arah pandangku tidak menentu mencari dia yang sedari tadi bersamaku. Aku pun tertatih, kaki ku bergerak melangkah kesegala arah mencari dia yang hilang begitu saja.

Sudah cukup lama aku mencarinya, namun aku tidak berhasil menemukannya. Hingga seseorang yang ada dihadapanku, Park Yoora terlihat kebingungan dan bertanya-tanya apa yang terjadi kepadaku.

Kakiku terhenti disebuah dinding polos berhiaskan foto Kyungsoo kekasihku, seketika aku tersungkur terduduk lemas, Mataku yang sudah terasa panas, tiba tiba mengeluarkan cairan bening yang sudah bosan aku tumpahkan. Tanganku menggenggam erat lutut yang menjadi tumpuanku dalam menundukkan kepala yang lemah ini. Aku menangis sejadi-jadinya, meraung-raung memanggil namanya berharap ia kembali dan berada disampingku lagi.

"Kyungsoo-ya... Waeyo, Wae?"

"Chanyeollie Kau kenapa? Apa Kau mimpi bersamanya lagi?" Tanya Nuna yang kini berada dihadapanku dan mengusap lembut kepala ini.

Perlahan kepalaku naik menatapnya, dengan kasar aku mengusap air mata yang terus mengalir ini. Kepalaku mengangguk menjawab pertayaannya. Karena pertanyaan Yoora Nuna memang benar, Aku hanya bermimpi, dan itu hanya bermimpi bisa bertemu dengannya.

"Bukankah sekarang Kau akan menemuinya?" Ucap Nuna yang dibalas tatapan diam dariku.

"Sekarang ganti pakaianmu, mungkin Kyungsoo sudah menungumu. Dan ingat berdandanlah yang rapi. Ia tidak menyukai Pria kusut seperti ini." Lanjutnya yang langsung berdiri lalu pergi meninggalkanku. Dan tak lupa ia menitipkan setangkai bunga untukku.

"Titip bunga itu untuknya. Katakan maaf padanya karena aku tidak bisa ikut bersamamu untuk menemuinya." Ucap Yoora Nuna dibalik pintu kamarku.

Seketika aku langsung berdiri, perlahan aku tersenyum memandangi foto Kyungsoo yang menempel didinding kamarku.

"Tunggu aku. Aku akan menemui,sekarang juga." Ucapnya lalu tersenyum dan berbegas pergi untuk bersiap.

.

.

.

Dengan menggenggam payung hitam ditangan kanan, dan dua tangkai bunga mawar merah dan putih yang sudah ia susun dengan rapi, Chanyeol menyusuri jalanan licin akibat hujan yang belum juga berhenti sejak tadi pagi sampai ia tidur dan kemudian terbangun lagi, hujan masih saja setia membuat jalanan semakin sembab.

"Hujan, Kau memang menakjubkan. Sudah tahu rasanya jatuh berkali-kali itu sakit, tapi Kau masih saja setia. Tetap turun dan terjatuh seperti ini." Batin Chanyeol disertai senyuman.

Chanyeol masih saja melanjutkan perjalanan mekipun ia tahu hujan ini semakin deras membasahi jalanan. Terlebih lagi ia tidak menggunakan mantel yang mungkin dapat mengusir dingin, namun ia masih setia berjalan menuju tempat dimana ia dan kekasihnya, Kyungsoo akan bertemu.

Tidak butuh waktu lama Chanyeol berjalan,hingga akhirnya ia sampai didepan tempat kekasihnya berada. Perlahan senyuman manis mengembang dibibir milik Chanyeol, pandangan mata chanyeol tidak berpaling selain menatapnya. Dengan langkah tegap Chanyeol memasuki gerbang tempat kediamannya berada, meskipun guyuran hujan yang membuat jalanan menjadi becek dan mengotori sepatu milkinya, tapi Park Chanyeol hanya tersenyum dan terus memandanginya.

Tanpa menunggu lama, Chanyeol berlutut disamping pusara bernisankan 'Do. Kyungsoo'. Diletakannya Payung hitam yang ia genggam lalu disimpannya bunga yang sedari tadi ia jaga dari hujan yang membasahinya tepat atas pusara kekasihnya itu.

"Annyeong Chagi-ya. Aku kembali mengunjungimu hari ini." Ucapnya lalu mencium lama batu nisan bertuliskan 'Do Kyungsoo' itu.

"Apa Kau menunggu kedatanganku?" Ucapnya seolah olah Kyungsoo ada dihadapannya.

"Aku yakin Kau pasti menungguku?" Lanjutnya lalu mengelus lembut batu nisan itu.

"Apa Kau merindukanku?" Ucapnya lagi disertai senyuman namun tidak ada jawaban atas pertanyaannya itu.

"Hei, apa Kau mendengarkanku? Ayolah jawab pertanyaanku ini. Jangan mendiamkanku seperti ini." Lanjutnya dengan terus menatap batu nisan itu.

"Apa Kau marah padaku? Apa Kau kesal terhadapku? Jangan, jangan marah padaku sebab akulah yang seharusnya marah padamu. Mengapa kau meninggalkanku? Mengapa Kau membiarkanku menahan Cinta dan Rindu seberat ini hanya seorang diri? Mengapa Kau melakukan itu padaku" Ucapnya lalu mengusap kasar cairan bening yang membasahi pipinya.

"Chagi-Ya, apa Kau bahagia disana? Apa Kau tidak merindukanku disini? Padahal aku sangat merindukanmu. Kadang aku berfikir untuk mengakhiri hidupku dan bertemu denganmu disana. Tapi apa yang terjadi? Bayanganmu selalu muncul dan menyuruhku untuk bertahan."

"Kyungie-Ya maafkan aku yang tidak sempat mewujudkan keinginanmu. Harapan kecilmu yang ingin menikmati hari hari bersamaku dibawah langit berwarna jingga. Maaf aku belum bisa mewujudkannya. Tapi percayalah, aku akan mewujudknannya."

"Kau boleh memarahiku karena aku tidak bisa mewujudkan impainmu itu sekarang. Kau boleh melakukannya." Ucapnya seraya mengapus kasar cairan bening ini.

"Ayo lakukan! Pukul aku Kyung. Jewer telingaku Kyung. Teriaki aku si Menyebalkan Kyung. Aku merindukan semua itu, aku merindukanmu." Ucapnya disertai tangis yang tidak berhenti lalu mencium lekat batu nisan bertulian 'Do. Kyungsoo' itu.

"Kyung. Tunggu aku disana, aku akan menemui dan mengjakmu menikmati hari itu. kau harus percaya itu." Ucapnya mengakhiri ucapannya.

Chanyeol mengusap air mata yang mengalir dipipinya, tangan kirinya mengambil payung yang ia letakan tidak jauh dari tempat duduknya. Manik matanya masih menatap sendu tempat kediaman kekasihnya ini, dengan perlahan ia kembali mencium dan mengusan lembut batu nisan itu.

"Aku pergi, dan tunggu Aku" Ucapnya lalu berdiri dan pergi meninggalkan makam Kyungsoo itu.

.

.

.

.

.

Musim gugur datang lagi dan beruntung kali ini aku bisa merasakannya. Rasanya begitu menyenangkan saat menatap orang-orang disini sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Bocah-bocah kecil sedang asik bermain guguran dari daun Maple ditepian jalan. Saling lempar satu sama lain, tawanya meledak memekakan pendengaran. Sekarang aku tengah asik memandangi keadaan disekitarku ini, semuanya begitu indah. Pohon Maple yang menjulang tinggi dengan berwarna jingga yang hampir seluruhnya saling beradu menutupi langit hingga tampak sedang berada dibawah langit berwarna jingga.

Aku terduduk dikursi panjang yang sudah tersedia disini, kaki kananku sengaja aku tumpangkan diatas kaki kiriku dengan kedua tangan yang tersimpan didalam saku hangat jaket yang ku kenakan ini. Sesekali pandanganku beredar, melihat kesana kemari layaknya mencari sesuatu yang tak kunjung datang.

Sudah cukup lama aku menunggunya disini, bahkan hampir setengah jam aku masih berada disini dan dalam posisi yang sama. Lelah memang menunggu seperti ini, namun aku tidak boleh menyerah dan harus tetap menunggu. Aku harus ingat perjuangannya, menungguku begitu lama tanpa bosan dan mengeluh sedikitpun.

Seketika pandanganku beralih menatap seseorang yang tengah berjalan kearahku, seorang pria mungil yang berjalan seperti alunan music yang menarikku kearahnya dengan kekuatan lebih dari massa-Nya.

"Apa Kau sudah lama menungguku?" tanyanya yang diam memayung tepat dihadapanku.

Aku terpaku menatapnya, manik mataku terus melihatnnya tanpa berkedip sedetikpun sampai aku mengabaikan ucapannya.

"Chanyeol? Kenapa Kau menatapku seperti itu?" Tanyanya lagi.

Masih tidak mendengarkan ucapannya, perlahan bibirku mengembang tersenyum menatap seseorang didepanku.

"Kau masih tetap sama, tidak berubah sedikitpun." Ucapku yang langsung berdiri sama sepertinya dan kini ada dihadapannya.

"Lihat, matamu masih memancarkan tatapan teduh, dan bibirmu, masih terlihat menggemaskan seperti dulu." Ucapku mengusap lembut pucuk kepalanya.

Kyungsoo mtersenyum mendengar ucapan seseorang dihadapannya ini, tanpa sadar air mata Kyungsoo lolos jatuh dan membasahi pipinya.

"Hei, kenapa Kau menangis?" Tanyaku heran menatapnya.

Kyungsoo tidak menjawabnya, hanya senyuman bahagia dan tatapan rindunya lah yang ia lukiskan.

"Apa aku menyakiti perasaanmu?" Tanyaku dengan mengusap lembut air mata yang terus mengalir dipipinya.

Dengan cepat Kyungsoo menggeleng dan tersenyum kepadaku.

"Aku merindukanmu Yoda. Aku merindukanmu" seketika Kyungsoo memeluk tubuhku erat tanpa berniat melepaskannya sedetikpun.

Aku tersenyum mendengarkan pengakuan kerinduan darinya, tanpa sadar aku juga mengeluarkan cairan bening dan membalas pelukan Kungsoo lebih erat.

.

.

Pertemuan Kali keduaku dengannya, terkesan lebih menyenangkan dan menghangatkan jiwa. Beruntung sekali aku dipertemukan kembali dengan sosok pria mungil yang dulu sangat aku cintai bahkan sampai sekarang aku tetap mencintainya. Mungkin kalian heran, mengapa aku bisa kembali bertemu dengannya padahal kita sudah berada dialam berbeda? Mungkin kalian berfikir aku sedang bermimpi kembali. Tidak, ini bukan mimpi, tapi kenyataan dimana aku akan kembali bersama Kyungsoo sampai kapanpun bahkan selamanya. Dan itu pasti.

"Bukankah aku menepati janjiku ini?" Ucapku pada Kyungsoo yang kini duduk bersebelahan denganku.

Kyungsoo tersenyum mendengar ucapannya, tanpa berniat menjawab Kyungsoo hanya menganguk membalasnya.

"Hei, kenapa Kau hanya menganguk tidak menjawab?" Ucap Chanyeol sedikit kesal karena hanya diam tidak menjawabnya.

"Apa Kau sudah tidak mencintaiku lagi?" Tanya Chanyeol dengan tatapan sendu.

"Tidak." Jawab Kyungsoo singkat.

"Apa Kau menyesal bertemu denganku lagi?" tanyanya lagi namun hanya dibalas dengan jawaban yang sama.

"Tidak."

"Kau kenapa sih Kyung?" Tanya Chanyeol sedikit kesal.

"Tidak." Jawabnya lagi yang semakin membuat Chanyeol kesal.

"Kyung!" Seru Kyungsoo namun dirinya hanya tertawa kecil menatap Chanyeol.

"Kau masih seperti dulu. Tetap cerewet dan menyebalkan." Ucap Kyungsoo disertai tawa kecil.

"Aku masih tidak menyangka, penantianku tidak berakhir sia-sia. Aku sangat senang karena aku dipertemukan kembali denganmu." Lanjutnya lagi.

Chanyeol tersenyum mendengarnya, tangannya bergerak mengusak lembut pucuk kepala Kyungsoo dan berhasil membuat rambutnya berantakan.

"Yak. Kau merusak rambutku. Eoh!" Ucap Kyungsoo memukul pelan lengan Kyungsoo.

Tanpa menghiraukan ucapan Kyungso, lagi-lagi Chanyeol mengusak pelan rambut Kyungsoo dan membuat rambuutnya semakin berantakan.

"Chanyeol-ssi!" Seru Kyungsoo keras.

Wajah Kyungsoo berubah kusut, manik matanya menakutkan menatap tajam Chanyeol. Seketika Chanyeol berhenti memainkan rambut Kyungsoo, sampai akhirnya ia tersenyum dan mengelus-ngelus rambut Kyungsoo.

"Maaf." Lirih Chanyeol pelan.

Kyungsoo tidak menjawabnya, hanya diam dan terus memperhatikan Chanyeol dengan tatapan tajamnya.

"Chagi-ya, jangan menatapku seperti itu, tatapanmu hanya membuatku semakin jatuh cinta." Ucap Chanyeol mencubit pelan pipi Kyungsoo namunKyungsoo masih diam.

"Kyung!" seru Chanyeol namun Kyungsoo masih diam.

"Chagi-ya, Kau kenapa?" Tanya Chanyeol lagi, namun Kyungsoo tetap diam.

"Apa Kau menyesal kembali bertemu dengaku?" lirih Chanyeol yang berubah sendu menatap Kyungsoo namun Kyungsoo masih diam dan diam.

"Kau tidak menginginkan kehadiranku lagi?" lanjutnya lagi.

"Kyung!" Seru Chanyeol lebih keras namun Kyungsoo masih diam.

"Yasudah aku akan pergi, senang bertemu denganmu lag—"

Chup!

Belum sempat Chnayeol melanjutkan kata-katanya Kyungsoo langsung mendekatkan wajahnya tepat dihadapan Chanyeol, lalu seketika ia mencium bibir milik Chanyeol, sampai akhirnya mereka berdua bergelut menikmati ciuman mesra mereka.

"Kau sungguh menyebalkan. Dan itu membuatku semakin jatuh cinta." Ucap Kyungsoo seraya melepaskan ciumannya.

Chanyeol tertegun dnegan apa yang baru saja terjadi, perlahan tangannya memegang bibir miliknya lalu menatap Kyungsoo bingung.

"Apa yang Kau lakukan?" lirih Chanyeol pelan.

Kyungsoo hanya tersenyum, lalu menyandarkan kepalanya dibahu lebar milik Chanyeol.

"menciummu." Jawab Kyungsoo singkat diertai tawa.

"Apa ini mimpi?" Tanya Chanyeol menatap Kyungsoo.

"Kau sudah mati, mana mungkin Kau bermimpi bodoh." Jawab Kyungsoo yang masih tidak berhenti tertawa.

"Tapi mana mungkin Kau menciumku duluan jika aku tidak memaksanya." Timpal Chanyeol masih tidak percaya.

"Sudah lama aku menahan rindu berat ini sendirian. Dan perlu Kau tau, sudah lama Aku merindukan bibir lembut milikmu." Ucap Kyungsoo lalu memeluk Chanyeol.

Chanyeol hanya bisa tersenyum mendengarkan jawaban Kyungsoo, tanpa mengalihkan pandanganya yang terus menatap Kyngsoo.

"Sejak Kapan Kau menjadi seperti ini Kyung?" canda Chanyeol yang terus menatap Kyungsoo.

"Sejak bersamamu dan ketika bersamamu." Jawab Kyungsoo dengan terus mengeratkan pelukannya.

"Hei, Kau mulai nakal ya Kyung." Timpal Chanyeol membalas pelukan Kyungsoo.

"Tapi Kau menyukainya kan?" Tanya Kyungsoo yang dibalas senyuman dari Chanyeol.

"Sangat." Ucap Chanyeol singkat lalu kembali mencium bibir Kyungsoo.

Chupp!!

.

.

.

"Bukankah disini sangat indah?" Ucap Chanyeol seraya mengalungkan tangannya dibahu milik Kyungsoo.

"sangat." Jawab Kyungsoo lalu menatap manik mata Chanyeol.

"Sekarang Kau percaya Kepadaku?" Tanya Chanyeol ikut menatapnya.

"Untuk?" Kyungsoo balik bertanya.

"Aku sudah menempati janjiku dan membawa ketempat ini. Menikmati hari hari kita dibawah langit berwarna jingga ini?" Jawab Chanyeol tersenyum.

"Tanpa Kau Tanya, aku sudah mempercayainya." Jawab Kyungsoo antusias.

"Uhh dasar," eru Chanyeol kembali mengusak rambut Kyungsoo.

"Waeyo?" Kyungsoo mengernyitkan keningnya.

"Ahh tidak." Chanyeol menggelengkan kepalanya.

"Apa?" Kyungsoo terdengar penasaran.

"Tidak, bukan apa-apa." Jawabnya diakhiri enyuman manis.

"Jawab. Atau tidak aku akan marah kepadamu." Pekik Kyungsoo membulatkan matanya.

"Ahaha lucunya." Timpal Kyungsoo kembali mengusak rambut Kyungsoo.

"Hei lihat, diatas kepalamu?" Kyungsoo menunjuk keatas kepala Chanyeol.

"Ada apa?" Chanyeol terlonjak kanget mendengarnya.

"Itu, mengerikan." Jawab Kyungsoo.

"Waeyo? Kenapa dengan kepalaku?" Tanya Chanyeol sedikit takut.

Kyungsoo hanya menggeleng, dengan menatap serius wajah dan kepala Kyungsoo.

"Kyung jangan bercanda!" Seru Chanyeol serius.

"Aku serius."

"Kyung."

"Aku serius, dikepalamu ada satu daun Maple berwarna jingga cerah." Jawab Kyungsoo seraya mengambil daun itu diatas kepala Chanyeol.

"Hush." Chanyeol mendengus pelan menatap Chanyeol yang tengah memperhatiakn daun Maple itu.

"Kau menyebalkan Kyung." Ucap Chanyeol menatap Kyungso.

"Kau lihat Chan? Maple. Daun kesetiaan, keharmonisan serta keabadian." Ucap Kyungsoo serius memperhatikan daun itu.

"Terus?" Chanyeol ikut memperhatikan daun itu.

"Tidak ada terusannya, selain Aku mencintaimu." Jawab Kyungso menatap Chanyeol.

"Tapi Aku lebih mencintaimu Kyung." Jawaban Chanyeol yang berakhir saling pandang satu sama lain.

"Saranghaeyo Kyungsoo-Ya." Ucap Chanyeol sambil mendekatkan wajahnya kearah Kyungsoo.

"Nado Saranghaeyo Chanyeol-ssi" Jawab Kyungsoo searaya menutup mata menunggu wajah Chanyeol yang semakin mendekat.

Chupp!!

Dan pada akhirnya, Kedua insan tersebut saling beradu kembali dalam balutan cinta bercampur rindu yang sudah lama mereka pendam, menikmati seharian penuh dibawah langit berwarna jingga. Berhiakan guguran Maple yang tidak pernah lelah atau menolak ketika angin menjatuhnya.



Continuer la Lecture

Vous Aimerez Aussi

1.7M 65.2K 96
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
403K 29.5K 39
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
82.3K 8.7K 26
"Tunggu perang selesai, maka semuanya akan kembali ketempat semula". . "Tak akan kubiarkan kalian terluka sekalipun aku harus bermandikan darah, kali...
555K 56.9K 28
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...