ChanSoo: SENIOR

By chansoofestID

141K 12.1K 2.6K

[Highest : #117 in Fanfiction 17/10/17] "CHANSOO Fanfiction Contest Indonesia 2017" Kategori: SENIOR Rule: ... More

DAFTAR ISI (FINAL)
1. My Love from Childhood
2. Always With You
3. MIMPI
4. IT HAS TO BE YOU
6. My Cold Hearted Boyfriend
7. QUEDATE [NC 17+]
8. NORMANDIA
9. Karma
10. When Kyungsoo Sick
11. WE
12. Bahkan Hingga Maut Memisahkan
13. Heart's Plea
14. RADAR
15. YES! IT'S LOVE
17. Seven Multiplication
18. Forelsket
19. Goresan Waktu
20. Love kyungsoo
21. SECRET LOVE
22. SEMUANYA ADALAH CINTA
23. In The Rain
24. Pen Pals
25. MAPLE (Under An Orange Sky)
26. The End Of Love
27. AMOR CIEGO
28. 24 Hours
29. Dating Sim
30. Young Jeju Orange
31. DARAMA
32. LOVE,LIES
33. YOU ARE MY GUARDIAN ANGEL
34. Second Chance
35. OJOL
36. Kyungsoo
37. Kissing You
38. Flaws6112
39. AIM
40. Hello Baby

5. PENANTIAN

4.1K 374 98
By chansoofestID

JUDUL : PENANTIAN

By Amoi22

GENRE : DOMESTIC / FANTASY / ROMANCE

RATING : T (17+)

CAST : CHANSOO

Notes : Justforfun. Happy Reading💕

Disclaimer : Cast di dalam cerita saya adalah milik Tuhan YME, agensi dan orang tua mereka. Saya hanya meminjam nama sebagai imajinasi. Maaf jika cerita saya menyinggung banyak pihak. Terima kasih.

.

.

...

"Aegy! Makanannya sudah siap!"

"Yeay! Makan!"

"Akhirnya makan juga! Aku sudah lapar sekali huhuhu~"

"Makan, makan, makan"

Kyungsoo tersenyum tipis, lalu melepas celemek bunga-bunga yang tidak senada dengan wajah datarnya.

Setelah memanggil 'aegy'nya dia menaruh setumpuk piring di atas meja dapur yang cukup panjang. Di atas sana juga sudah berjajar dengan rapi lauk, sayur, nasi dan juga susu.

'aegy' yang Kyungsoo maksud berbondong-bondong masuk ke dalam dapur. Mereka terburu-buru hingga saling mendorong satu sama lain.

"Andweyeo! Ini tidak benar, kalian harus tertib sayang. Atau kalian mau tidak beri makan hm?!" Kyungsoo mengomel.

Aegy, Kyungsoo sudah menganggap anak-anak balita di panti asuhan tempatnya bernaung adalah anak-anaknya. Mereka sungguh menggemaskan sehingga Kyungsoo tidak bisa membuang wajahnya begitu saja. Dia tidak bisa mengacuhkan mereka, sementara dia masih sanggup memberikan mereka kasih sayang.

"Ayo sayang dengarkan kata Hyung ya?" Itu adalah Luhan. Dia juga tinggal di panti ini bersama Kyungsoo dan yang lainnya.

"Cha! Ayo berbaris" Kyungsoo memukul panci menggunakan sendok sayur, menimbulkan bunyi yang nyaring di telinga.

Ada tiga orang remaja yang tinggal di panti ini. Kyungsoo, Luhan, dan juga Baekhyun. Mereka bertiga seumur-an, sama-sama masih kelas tiga SMA. Setelah lulus dan mendapat pekerjaan mereka sudah wajib meninggalkan panti asuhan. Itu memang peraturannya, jika sudah mandiri harus keluar dari panti asuhan.

Kyungsoo sebenarnya merasa berat hati jika harus meninggalkan panti asuhan ini. Selama tujuh belas tahun dia hidup bersama di panti, membaur dengan seluruh tempat ini. Banyak kenangan yang pasti akan dia rindukan kelak jika dia sudah tidak tinggal di panti. Baik itu kenangan manis ketika natal tiba, kenangan sedih ketika satu persatu mereka melepas teman mereka yang sudah di adopsi, atau kenangan pahit ketika panti asuhan sempat akan di gusur di kala itu.

"Kau masih memikirkannya? Tenang saja, kalau kita sudah mendapatkan pekerjaan kita akan sering kemari. Bagaimana jika kita juga membelikan Aegy kue yang manis?" Luhan seakan bisa membaca apa yang Kyungsoo pikirkan. Kyungsoo tersenyum tipis, seraya menaruh sayur di mangkuk Luhan.

"Bukan, dia bukannya sedang memikirkan Aegy atau panti. Aku rasa dia memikirkan Chanyeol. Iya kan?" Entah, Baekhyun tiba-tiba sudah ada berada di belakang Luhan sambil memegang nampan berisi piring dan mangkuk kosong.

'Sial! Ck!'

Kyungsoo sudah menduga jika bibir Baekhyun memang ibarat rem blong. Tidak pernah di pikir jika berbicara, selalu ceroboh dengan rahasia yang seharusnya tidak di umbar.

"Chanyeol? Ketua OSIS maksudmu Baek? Tapi dia kan namja. Dia punya 'Sosis' seperti kita" Ucap Luhan dengan wajah polosnya.

'Ish! Kenapa Luhan malah memperjelas 'itu' sih!'

"Nah, kan. Makanya Kyung malu sana sama jakun. Namja tapi suka Namja hm? Kekeke~" Baekhyun malah membuat Kyungsoo menjadi tambah panas.

"Loh, Bukannya kau sudah pacaran dengan Kai kemarin? Hahaha! sama-sama suka Namja saja meledek Kyungsoo segalaBaek" Luhan mencibir.

"Eh?!, kau kira aku tidak tahu Lu? Sehun sedang PDKT denganmu kan? Kau juga mau saja di ajak jalan-jalan" Baekhyun mulai menggoda Luhan.

"Ish! Hanya pergi biasa kok. Kita hanya teman, Kyung jangan percaya Baekhyun!"

Kyungsoo terdiam. Apakah dia benar-benar salah? Dia memang Pria, namun hatinya juga memilih seorang Pria.

Chanyeol, Kyungsoo pikir perasaannya selama ini hanya sebatas kagum. Namun lambat laun Kyungsoo merasa kecanduan dengan Chanyeol, ingin lebih dekat dengannya. Bahkan dia sempat menuruti egonya yang gila, dia sempat membuat surat cinta untuk Chanyeol. Dia berniat menjadikan Chanyeol miliknya, seutuhnya, selamanya.

Tapi sayang, surat itu sudah dia buang ke tong sampah. Jadi, keinginan untuk memiliki pria menawan itu hilang dengan sekejap mata.

"Kyungsoo?! Nah kan? Kau pasti sedang memikirkan Chanyeol kan? Sudah lah, besok itu Senin. Kau akan bertemu lagi dengan pujaan hatimu itu. Tenang saja eoh" tangan lentik Baekhyun menoel dagu Kyungsoo, lalu dia mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Kyungsoo.

"Kyung, K-kau benar-benarmenyu-.." Mulut Luhan sudah di penuhi dengan lobak, padahal dia belum selesai bicara. Kyungsoo yang menyuapkan lobak itu ke mulut Luhan, dia tidak ingin kepalanya bertambah pusing karena pertanyaan Luhan.

Karena Sudah cukup kepalanya di buat pusing oleh seorang Park Chanyeol. Cukup sudah.

"Makan saja yang kenyang Lu. Jika kau merasakan sesuatu bersama Sehun nanti, kau juga akan tahu. Mengapa dan kenapa aku bisa menyukai Chanyeol. Sama seperti Baekhyun dan Kai juga. Bagaimana-.."

'Padahal aku juga tidak tahu kenapa? tapi semoga ini cukup untuk menutup mulutmu Lu. Aku tidak ingin kau bertanya terus tentang perasaanku yang salah ini'

"..-Hm? Arraseo?" Tanya Kyungsoo.

Luhan hanya mengangguk sambil mengunyah lobak yang terasa penuh di dalam mulutnya.

..

Kabut putih bergelung di udara, ketika suhu mulai terasa dingin di kulit. Kyungsoo menyibak dedaunan yang menghalangi pemandangannya, dia berjalan pelan. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, dia mencoba mencari jalan keluar. Hutan ini membuatnya pusing, sudah dia telusuri namun tidak kunjung menemukan jalan setapak. Kyungsoo menghela nafasnya, dia lelah sekali berputar-putar tanpa tahu arah seperti ini.

Saat Kyungsoo menyandarkan kepalanya kepada batang pohon yang agak berlumut, tiba-tiba sebuah bayangan besar memayunginya. Ketika Kyungsoo mengadahkan kepalanya, dia hampir menjerit.

Chanyeol tengah memandanginya sambil tersenyum misterius. Matanya yang biasanya biru berubah menjadi merah darah. Kulitnya sepucat gamping. Namun tetap tampan dan juga menawan.

"Datanglah kepadaku, aku sedang menunggumu Kyung? Kau tahu kan? Atau kau hanya berpura-pura bodoh?" ingatkan Kyungsoo untuk bernafas kali ini, mata merah itu telah menyihir Kyungsoo sehingga Kyungsoo lupa caranya bernafas dengan benar.

"Sayang-.." Tangan besar itu membelai pelan pipi tembam Kyungsoo. Ibu jari Chanyeol turun ke bibir Kyungsoo, lalu mengelus sudut bibir itu. Ketika dagu Kyungsoo sudah berhasil di raihnya, dia langsung menarik wajah Kyungsoo untuk bisa lebih mendekat ke wajahnya.

Sebelum bibir Chanyeol bertemu dengan bibir Kyungsoo, Chanyeol sempat berbisik tepat di depan bibir Kyungsoo. "Datanglah sekarang Sayang~"

Mata Kyungsoo terpejam, dia suda menunggu bibir Chanyeol yang hendak menyapu bibirnya. Namun nyatanya Kyungsoo tidak merasakan apapun, dan ketika Kyungsoo membuka matanya lagi. Dia sudah kembali ke kehidupan nyatanya.

Terbangun dari mimpi indahnya, menjalani kenyataan yang tidak se indah mimpinya.

"Kyungsoo? Tumben sekali tidur di kelas. Untung saja Mr. Kang tidak memperhatikanmu tadi, jika dia tahu ketua kelas kita ini tidur, kau pasti sudah mengelilingi lapangan saat ini" kepala Luhan menggeleng pelan, heran dengan Kyungsoo. Biasanya Kyungsoo selalu fokus dan semangat mencatat ketika pelajaran berlangsung.

"Memangnya ketua kelas tidak boleh tidur di kelas? Iya kan Kyung?" Baekhyun kini sudah bergabung dengan mereka.

"Sesat kau Baek! Dasar!"

"Sudah jangan berisik, aku hanya sedikit lelah. Makanya tertidur tadi, Luhan aku pinjam catatanmu ya?" Kyungsoo hendak meraih buku Luhan, namun Luhan segera menyembunyikan bukunya.

"Jangan! Pinjam punya Baekhyun saja ya?" Luhan terlihat agak cemas.

"Yah, kalian seperti tidak tahu aku saja. Mana pernah aku mencatat pelajaran kan?" Baekhyun memutar tubuhnya, lalu merebut paksa buku Luhan. "Sudah pinjami saja Kyung-Astaga! Luhan love Sehun?! Ya Tuhan! Luhan! Hahaha ternyata kau juga menyukai Namja! Rasakan ini adalah karma, Karma!"

Luhan malu bukan main, dia merebut kembali bukunya. Lalu dengan secepat kilat kabur dari kelas. Meninggalkan Baekhyun yang masih tertawa terbahak-bahak dan juga Kyungsoo yang agak kaget.

"Paboya! Seharusnya jangan meledeknya seperti itu" Kyungsoo menjitak kepala Baekhyun.

"Yak! Aku kan hanya-.." Baekhyun melongo ketika Kyungsoo sudah berada di ambang pintu kelas, hendak ke luar menyusul Luhan. "..-Yak! Kenapa meninggalkan aku sendiri! Ya! Tunggu!"

Kyungsoo melangkahkan kakinya ke luar kelas. Dia berjalan menyusuri koridor kelas, mencari keberadaan Luhan. Dia sudah mencari Luhan ke sana ke mari, namun nyatanya dia tidak menemukan Luhan di mana pun. Sekarang Kyungsoo ada di kantin. Matanya dia fokuskan kepada setiap siswa yang duduk di kursi kantin, namun dia tidak menemukan Luhan di antara mereka.

Kyungsoo kehilangan fokusnya ketika melihat Chanyeol sedang makan bersama seseorang di kantin.

"Oppa, aku suapi ya? Ayo bilang Aaa" Gadis itu mengarahkan sendoknya ke mulut Chanyeol.

"Aniya, aku sudah kenyang. Melihatmu makan saja aku sudah kenyang Seulgi-ah haha" Chanyeol tertawa renyah. Dia memang orangnya supel sekali, mudah berbaur dengan siapa saja. Apa lagi dengan Yeoja. Jangan di tanya lagi, Chanyeol lah ahlinya.

"Pipinya sampai merah begitu, kepedasan ya? Aku ambilkan air sebentar" Chanyeol bergegas mengambilkan air mineral untuk Seulgi. Dia berjalan ke arah Kyungsoo, lalu dia melewatinya begitu saja.Kyungsoo memegang dadanya, dia merasa sedikit sesak di sana.

'Apa lambungku sakit lagi ya? Ini gejala maag kan? Sakit si sekitar ulu hati' Kyungsoo mencoba mendustai perasaannya.

Chanyeol membeli sebotol air mineral. Saat itu juga dia menatap punggung Kyungsoo yang mematung sejak tadi.

'I got you Kyung' Chanyeol menjilat bibir bawahnya. Wajahnya yang ramah seketika berubah menjadi wajah yang penuhseringai, sungguh sulit di artikan.

"Kyungsoo? Kenapa berdiri seperti patung?" Tepukan di punggung Kyungsoo membuatnya tersadar. Dia melihat Luhan dan Sehun, dan mereka sedang bergandengan tangan.

Catat! Bergandengan tangan!

"K-kalian?!" Kyungsoo memekik hingga bola matanya melebar, hampir copot.

"Hehe, akhirnya aku tahu yang kau rasakan Kyung. Ternyata aku juga menyukai Sehun. Rasanya tidak enak jika memendam perasaan ini lama-lama, jadi aku mengutarakannya kepada Sehun. Tidak ku sangka jika dia juga merasakan hal yang sama"

'Beruntung sekali kau Luhan'

"Jadi, aku rasa memendam perasaan itu tidak baik. Rasanya sesak"

'Loh, Kenapa sekarang aku yang merasa tersindir begini ya? Sialan kau Lu!'

"Jika mengungkapkannya akan terasa lega. Tidak peduli Sehun akan membalas perasaanku atau tidak, yang penting aku sudah menyatakannya"

'Ini nasehat atau apa? Luhan, kau sama saja seperti Baekhyun. Kalian suka sekali memojokkan perasaanku terhadap Chanyeol. Baper deh'

"Lu jangan mengoceh terus. Aku sudah lapar" Kini giliran Sehun yang berbicara.

"Haha mianhae. Ayo Kyung ikut makan bersama kami. Aku yang traktir, hitung-hitung pajak jadian!"

'Wah mantap!'

"Siapa yang jadian?" Suara baritone itu mengagetkan Kyungsoo. Ternyata Chanyeol sudah berdiri di belakang Kyungsoo sambil membawa botol mineral.

"Aku dan Luhan. Ayo aku traktir makan Hyung" Sehun merangkul bahu Chanyeol.

"Jinjja? Aku juga sedang makan bersama Seulgi, tapi aku belum pesan makanan sih. Kau sekalian bayar punya Seulgi ya?! Haha"

"Sialan, ya sudah tidak apa-apa Hyung. Mumpung sedang mood baik"

Chanyeol lalu mengajak Luhan, Sehun dan Kyungsoo untuk duduk di bangku kantin yang tadi dia duduki bersama Seulgi.

"Wah begitu ya?! Makan-makan tidak mengajakku. Ini yang namanya sahabat hah? Tadi juga aku dengar Sehun dan Luhan jadian, tapi Luhan hanya mentraktir Kyungsoo hah?! Begini yang namanya Brother?!" Baekhyun datang dengan tiba-tiba, langsung duduk di sebelah Seulgi.

"Yak minggir Pabo! Ini tempatnya Chanyeol Oppa!" Seulgi mencoba mendorong Baekhyun untuk pergi dari tempat duduk Chanyeol tadi.

"Shit! Berisik ya nenek lampir!" Baekhyun mengumpat.

"Yak kau juga berisik Baek! Kalau soal makanan gratis saja langsung deh! Iya aku traktir, puas?!" Luhan agak kesal karena Baekhyun tadi sempat meledeknya di kelas.

"Puas kalau sudah pesan banyak makanan Lu. Haha gomawo!"

Kyungsoo tertawa, dia menggelengkan kepalanya sesekali. Baekhyun memang selalu bisa membuat suasana menjadi ramai. Untuk orang kaku seperti Kyungsoo, Baekhyun akan cocok jika berteman dengan Kyungsoo. Mereka akan saling melengkapi.

Chanyeol belum pernah melihat wajah Kyungsoo sedekat ini. Jika di perhatikan lebih dekat, pipi Kyungsoo ternyata lebih berisi. Matanya yang bulat itu ternyata akan berubah menjadi bulan sabit ketika dia tertawa, menakjubkan! Bibirnya yang seperti Strawberry membuat Chanyeol ingin melahap bibir itu sekarang juga.

'Aniya! Hentikan pikiran bodohmu Chan! Kontrol dirimu!'

Namun mata Chanyeol seakan tidak mau lepas dari wajah manis Kyungsoo. Tanpa Chanyeol sadari dia mengangkat sudut bibirnya, tersenyum sambil masih mengagumi wajah Kyungsoo.

"Hati-hati matamu bisa copot jika memandangi Kyungsoo seperti itu Chan!" Baekhyun usil menyindir Chanyeol yang sedang menikmati wajah Kyungsoo.

"Haha! Pepet terus Hyung!" Sehun mengkode Chanyeol.

"Kyungsoo jangan malu-malu. Gas Kyung!" Luhan malah ikut-ikutan, Kyungsoo kini malah memelototinya.

"Kalian apa-apaan Sih? Ada apa sih?!" Seulgi seperti orang bodoh, dia satu-satunya orang yang tidak mengerti situasi ini.

"Berisik!" Sehun, Baekhyun dan Luhan serempak meneriaki Seulgi.

..

Kyungsoo dan Chanyeol baru saja selesai makan bersama di sebuah kedai ramen di pinggir jalan. Namun, saat sedang makan Chanyeol tiba-tiba muntah. Kyungsoo khawatir sekali, maka dari itu dia meminta untuk pulang saja agar Chanyeol bisa ber istirahat di rumah.

Namun bukannya melajukan mobilnya ke rumah, Chanyeol malah membawa Kyungsoo ke sebuah tempat yang jauh dari kota.

"Kita akan ke mana?" Kyungsoo mulai panik karena dia sama sekali tidak tahu jalanan yang tengah dia lewati saat ini.

"Ke suatu tempat yang sering kau mimpikan" Chanyeol tersenyum, lalu kembali fokus ke arah jalan.

Kyungsoo mendadak merasakan dejavu ketika menginjakkan kaki di hutan pinus ini. Dia menatap ke arah Chanyeol, seperti meminta penjelasan lebih. Chanyeol menggandeng tangan Kyungsoo, dengan cepat Chanyeol membawa Kyungsoo ke tengah hutan.

Kyungsoo langsung melepaskan tangannya ketika mereka sudah sampai di tengah hutan. "Ya Tuhan! Apa itu tadi?!" Kyungsoo mendadak ngeri dan agak mual karena baru saja mencapai jarak satu kilometer dalam hitungan detik.

"Mianhae Kyung, kau belum terbiasa dengan itu ya? Aku benar-benar minta maaf" Chanyeol mengelus punggung Kyungsoo.

"Siapa kau sebenarnya?"

"Aku, Park Chanyeol"

"Bukan! Bukan itu! Maksudku kau itu makhluk apa?! Tidak mungkin manusia bisa melakukan hal tadi!"

"Menurutmu aku apa?"

"Aku tidak tahu! Bagaimana aku bisa tahu?!"

"Sudah sering memimpikanku kan? Tapi kau masih saja belum tahu siapa aku sebenarnya Kyung?"

'Bagaimana dia bisa tahu jika aku sering bermimpi tentangnya?!'

"Tentu saja, aku yang membuat mimpi itu untukmu!"

'Hah?! Sepertinya aku tidak mengatakan apapun tadi?'

"Memang, tapi aku bisa membaca pikiranmu"

'Sialan!'

"Jangan mengumpat sayang"

Sudah cukup. Chanyeol lelah dengan Kyungsoo yang malu-malu dengannya. Sebenarnya Chanyeol sudah tahu pasti jawabannya, Kyungsoo mencintainya. Dan Chanyeol juga pasti mencintai Kyungsoo. Dengan susah payah Chanyeol membisikkan mimpi ke telinga Kyungsoo agar terasa misterius bagi Kyungsoo. Namun sia-sia saja jika Kyungsoo malah tidak menyadarinya atau bahkan benar-benar tidak mengerti tentang mimpi itu.

Chanyeol mendorong tubuh Kyungsoo hingga terjatuh ke tanah, tubuh besarnya itu lalu mengungkung Kyungsoo. Chanyeol menerima bogem mentah di pipinya, refleks dari Kyungsoo. Namun, dengan segera Chanyeol mengunci kedua tangan Kyungsoo di atas kepala Kyungsoo sendiri.

"Tenanglah Kyung, aku tahu sekali jika kau itu memang mencintaiku" Kyungsoo mulai agak melemah, dia mulai mendengarkan Chanyeol. "Aku tidak akan memintamu untuk menjadi mateku, karena mau atau tidak mau, kau akan tetap menjadi milikku. Mateku selamanya"

"Maksudmu apa hah?!"

"Aku akan menjadikanmu bangsa Vampir"

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Empat detik

Lima de-..

"Kau gila hah?!" -..tik

Chanyeol menahan tawanya, wajah Kyungsoo ketika marah sangatlah lucu. Seperti pinguin rebus asam manis, tapi lebih dominan manisnya.

"Mungkin, aku gila karena telah menunggumu terlalu lama. Seratus, atau dua ratus tahun ya? Aku lupa haha"

Kyungsoo tertegun. Baru kali ini dia melihat wajah Chanyeol yang tersenyum. Kyungsoo merasa Chanyeol sangatlah-

'Tampan'

'Kyungsoo! Apa yang kau pikirkan hah?! Fokus! Fokus!'

"Baru saja aku tersenyum, kau sudah salah tingkah seperti itu hm? Bagaimana jika nanti kalau aku mencium bibirmu"

"Yak!"

"Haha, aku tahu kau pasti menginginkannya kan? Kau akan mendapatkan ciuman setiap hari jika sudah menjadi mateku. Bagaimana? Kau siap?"

Kyungsoo menatap manik Chanyeol, tangan Kyungsoo sudah sampai di pipi Chanyeol. Mengelusnya dengan perlahan dan penuh dengan perasaan karena memang Chanyeol dapat merasakannya. Perasaan hangat yang tersalurkan lewat sentuhan kyungsoo pada pipinya. Chanyeol memejamkan matanya ketika Kyungsoo mendekat, wajahnya mendekat ke wajah Chanyeol hingga dia bisa merasakan deru nafas yang tidak teratur dari bibir Kyungsoo. hidung mereka sudah hampir bergesekan, namun sebelum itu terjadi Kyungsoo sudah duluan meninju rahang Chanyeol hingga Chanyeol kini jatuh tersungkur di atas tanah.

"Kyungsoo-ya, jangan bermain-main denganku. Aish!" Chanyeol melihat Kyungsoo yang lari terhuyung sambil meliahat ke arahnya. Dia telah menghilang dari pandangan Chanyeol, namun Chanyeol santai saja. Kenapa? Karena Chanyeol masih bisa mencium aroma Kyungsoo, aroma yang masih sangat kuat yang menusuk hidung.

"hah, kenapa sekarang aku malah seperti peran antagonis di sini? Tolong kyung, aku hanya ingin menjadikanmu milikku seutuhnya" Chanyeol berjalan santai, melacak bau Kyungsoo masih tercium.

Kyugsoo berlari tanpa tujuan. Dia tidak melihat ke depan, dia hanya melihat ke belakang. Was-was akan kehadiran Chanyeol yang mungkin tiba-tiba sudah ada di belakangnya, siap untuk menangkapnya lagi. Dia tidak sadar kemana arah dia pergi, arah yang ternyata menuju ke sebuah tebing yang terbuat dari karang. Di dasar tebing itu ada lautan yang memiliki ombak besar yang siap menjadi penghantar maut bagi Kyungsoo.

"Ya Tuhan!" Kyungsoo hampir saja terjun ke dasar tebing jika saja Chanyeol tidak menarik tangan Kyungsoo.Kyungsoo bersyukur karena Chanyeol telah menyelamatkannya dari maut. Namun sedetik kemudian Kyungsoo menyesal, karena kini Chanyeol malah menariknya ke dalam dekapan Chanyeol. Bukan, kyungsoo bukan menyesal soal dekapan Chanyeol. Masalahnya Chanyeol mendekap tubuh Kyungsoo sambil terjun ke dasar tebing, membawa Kyungsoo jatuh bersamanya.

Masih belum sampai ke dasar, masih di atas udara karena memang tebing itu sangat tinggi. Kyungsoo membuka matanya ketika dia merasakan beda basah mengecupi bibirnya.

"Pilihlah diantara dua pilihan ini Kyungsoo. Pertama, kau mati di dasar laut. Atau yang kedua, kau menjadi mateku selamanya. Pilihan yang sangat mudah kan?"

"Mudah kepalamu?!" Kyungsoo gemetaran setengah mati, tangannya memeluk erat pinggang Chanyeol karena takut. Bagaimana di situasi antara hidup dan mati ini Chanyeol malah bernegosiasi dengan Kyungsoo?

"Cepat jawab sayang, sebelum kita benar-benar mencapai ke dasar laut"

"Baiklah! Baiklah! Aku memilih pilihan ke dua!"

"Yakin?"

"Iya! Pabo! Cepat selamatkan aku!"

"Haha santai saja sayang"

Mereka berdua masuk ke dalam laut. Kyungsoo mencoba meraih Chanyeol, namun Chanyeol telah meraih Kyungsoo terlebih dahulu. Kyungsoo berusaha naik ke permukaan sebelum badannya benar-benar membeku karena suhu laut yang sangat dingin. Dia yakin Chanyeol akan membantunya karena dia tadi sudah berjanji akan menjadi mate Chanyeol selamanya.

Namun nyatanya Chanyeol malah menahan kaki Kyungsoo yang hendak berenang ke permukaan. Kyungsoo tentu saja memberontak, namun tidak lama karena tubuhya sudah mulai mati rasa karena dinginnya suhu air laut. Chanyeol meraih pinggang Kyungsoo, lalu membawa Kyungsoo ke dalam pelukannya. Dia menantikan denyut nadi Kyungsoo melemah, setelah itu dia mengecup kilas bibir Kyungsoo.

'Sekarang tibalah saatnya Kyung'

Chanyeol mengeluarkan taringnya, kemudian mengoyak leher Kyungsoo. Dia menghisap darah Kyungsoo namun tidak sampai habis. Dia juga memberikan tanda kepemilikannya sebagai mate di sisi lain leher Kyungsoo, dengan mengigitnya juga. Setelah di rasa cukup Chanyeol pun segera membawa Kyungsoo ke permukaan.

'Sudah selesai Kyung, sekarang kau telah menjadi milikku'

..

Selama satu minggu ini Kyungsoo terbaring di kasur King size milik Chanyeol.

Kerinduan Chanyeol terhadap manik Kyungsoo sudah tidak dapat di bendugnya lagi. Setiap kali dia menjaga Kyungsoo yang tertidur, dia berharap bisa melihat Kyungsoo membuka matanya. Namun mata itu tetap saja terpejam, meninggalkan sejuta keheningan yang membuat Chanyeol bertambah cemas.

Fire!

Fire!

Bunyi berisik terdengar ketika Chanyeol keluar dari kamarnya sendiri menuju ke ruang tengah. Dia melihat Sehun sedang bermain game.

Sebenarnya Sehun juga bangsa Vampir. Dia masih saudara jauh dengan Chanyeol. Dia juga sesekali menginap di rumah Chanyeol jika dia merasa bosan di rumahnya sendiri. Maklum, Sehun hanya tinggal sendiri di rumah. Tidak seperti Chanyeol, dia masih mempunyai Hyung, Nunna ipar dan keponakan yang juga tinggal di rumahnya, lebih tepatnya rumah peninggalan orang tuanya.

"Sial! Kenapa aku bisa kalah?!" Sehun masih asyik memencet layar ponselnya.

Chanyeol beringsut di samping Sehun, menyandarkan kepalanya di leher sofa miliknya.

"Apakah penandaannya tidak berhasil Hun?"

"Ish! Paboya!" Sehun masih asik bermain game di ponselnya.

"Aku tidak bisa membayangkan jika aku benar-benar kehilangan Kyungsoo lagi"

"Yak, ke kiri! Ish tembak!"

"Aku tidak sanggup jika harus menunggu reinkarnasinya lagi selama ratusan tahun"

"Kena! Tembak!"

"Aku harus bagaimana sekarang? Tidak berbuat apa-apa seperti sekarang ini malah membuatku merasa tidak berguna"

SORRY, YOU LOSE!

"Yak! Hyung! Kau berisik sekali. Aku kalah main game kan gara-gara kau mengganggu konsentrasiku!" Sehun membanting ponselnya, ponsel itu mendarat di lantai dengan naasnya.

"Mworagu?! Kau itu yang keterlaluan. Aku sedang galau begini, tapi kau malah bermain game dan mengacuhkanku!"

"Kau sudah curhat soal itu kemarin dan kemarinnya lagi Hyung. Aku bosan mendengarnya. Aku tahu kau merasa cemas kepada Kyungsoo Hyung, tapi jangan menjadi pikun juga lah"

"Sialan, aku tidak pikun!"

"Ne in aja biar Palli" Sehun kembali meraih ponselnya yang tergeletak di lantai. Kemudian dia membuka lagi game nya.

Chanyeol memandang ponsel Sehun dengan intens. Beberapa detik kemudian kristal es mulai muncul di bagian belakang ponsel Sehun. Tak perlu menunggu lama Ponsel Sehun kini membeku.

"Hyung!" Sehun memandang datar ponselnya. Lalu memandang datar juga ke arah Chanyeol.

"Wae? Kau kan punya banyak uang. Beli saja yang baru, sekalian beli perusahaan game juga. Hah!" Chanyeol tersenyum miring, lalu kembali masuk ke kamarnya.

"Dasar tukangBaper"

..

Malam ini adalah malam di mana bulan menampakkan bentuknya yang sempurna. Di malam yang cukup dingin ini Kyungsoo akhirnya membuka matanya. Pertama kali pria mungil ini membuka mata, yang dia rasakan adalah pusing di bagian belakang kepalanya.

Kyungsoo menoleh ke kanan. Samar-samar dia melihat sebuah buku. Buku itu digenggam oleh sebuah tangan yang besar dan pucat. Di jari tangan itu terdapat tato bertuliskan 'LOEY'

"Chanyeol?" Kyungsoo bergumam lirih.

Dia baru sadar jika Chanyeol sedang tidur sambil duduk di sampingnya. Chanyeol menyender pada pinggiran kasur, Kyungsoo tahu pasti rasanya tidak nyaman. Tentu saja, Chanyeol memiliki perawakan yang tinggi dan besar. Tidur dengan cara bersandar seperti ini pasti membuat punggungnya pegal.

Dengan hati-hati Kyungsoo menaruh bantal di belakang punggung Chanyeol agar dia dapat bersandar dengan nyaman. Tidak lupa, Kyungsoo juga menyelimuti tubuh Chanyeol agar dia bisa tidur dengan nyenyak.

Kyungsoo tidak tahu kenapa sikapnya bisa selembut ini terhadap Chanyeol. Padahal beberapa hari yang lalu Kyungsoo sempat kabur dari Chanyeol. Jika mengingat bagaimana Kyungsoo merasa takut dan putus asa saat itu, pastilah dia sudah menangis saat ini.

"Park Chanyeol" Kyungsoo tanpa sadar menyentuh hidung mancung itu, dia tersentak ketika Chanyeol mengerutkan dahinya. Di dalam hatinya dia berdoa agar Chanyeol tidak bangun sekarang. Ketika dahi itu tidak berkerut lagi Kyungsoo memberanikan diri untuk menyentuh pipi Chanyeol.

"A-ah!" Kyungsoo tiba-tiba mendengar bunyi yang nyaring di telinganya. Sekelebat gambaran aneh muncul di kepalanya. Dia melihat api di mana-mana dan juga banyak orang mati.

"Aish! S-sakit sekalishh!" Kyungsoo mendesis lirih, mencoba menahan sakit di pusat kepalanya.

Chanyeol mendapati Kyungsoo yang sudah bangun dan juga kesakitan. Antara bersyukur karena Kyungsoo sudah sadar atau panik karena Kyungsoo kesakitan, perasaan keduanya bercampur menjadi satu.

"Kyungsoo?! Gwenchanayeo?" Chanyeol membawa Kyungsoo ke dalam pelukannya. Tangan kirinya beralih ke kepala Kyungsoo, membelai kepala Kyungsoo pelan. "Kyungsoo katakan apa yang kau rasakan saat ini" Chanyeol berbisik di telinga Kyungsoo.

"S-sangat sakit. Suara di telingaku juga t-tidak mau berhent-..ahh!" Kyungsoo memberontak di pelukan Chanyeol. Dia ingin sekali menjedotkan kepalanya ke tembok sekarang.

"Tenang sayang, sekarang katakan padaku apa yang kau lihat?" Chanyeol masih tetap berusaha mengendalikan Kyungsoo, dia mempererat pelukannya.

"Hiks, S-sakit!" Kyungsoo terisak.

"Aku tahu, maafkan aku. Sekarang katakan padaku apa yang kau lihat Kyung" Chanyeol masih gencar menanyakan pertanyaan itu kepada Kyungsoo.

"A-api. Dan juga banyak mayat. Dan juga-.." Kyungsoo berhenti. Lalu dia melihat wajah Chanyeol.

Chanyeol bisa merasakan sakit yang Kyungsoo rasakan lewat sorot mata Kyungsoo. "..-Juga kau menangis sambil memeluk seseorang. Seorang yeoja"

'Akhirnya!'

Chanyeol tersenyum simpul. Dia begitu bahagia karena ingatan masa lalu Chanyeol dapat di baca oleh Kyungsoo. Artinya, Kyungsoo dapat membaca masa lalu.

Itulah keistimewaan yang di miliki mate Chanyeol yang dulu. Kini ketika keistimewaan itu sudah di wariskan kepada Kyungsoo, berarti Kyungsoo benar-benar merupakan reinkarnasi dari 'dia'.

"Aku akan menunjukkan sesuatu, ayo ikut aku" Chanyeol menggandeng Kyungsoo ke luar kamar.

Dengan perlahan Chanyeol menaiki anak tangga yang membawanya ke sebuah loteng. Chanyeol membuka papan yang menutupi jalan masuk ke dalam sana. Tidak ada jendela ataupun pintu. Hanya ada sebuah lubang yang di tutupi papan sebagai jalan masuk. Di atap loteng itu hanya ada satu genting yang terbuat dari kaca, sebagai satu-satunya celah untuk cahaya bulan agar bisa masuk ke dalam loteng.

"Kenapa membawaku ke mari? Tempan apa ini?" Kyungsoo tidak dapat melihat sekelilingnya dengan jelas, sebab cahayanya minim sekali.

Cklek!

Cahaya tiba-tiba timbul dari sebuah lampu gantung kuno yang berwarna kuning.

"Tempat ini adalah tempat yang aku khususkan untuk menyimpan semua barang tentang mate ku yang dulu" Chanyeol mengambil sebuah syal yang tergantung bebas, lalu mengelusnya pelan. Di benaknya tiba-tiba terbayang-bayang akan kenangan ketika mate nya memakai syal itu.

"Dulu kau mempunyai mate? Maksudnya? Memangnya sekarang di mana dia?" mata Kyungsoo sekilas melihat sebuah gelang rantai berwarna perak.

Ketika Kyungsoo menghampiri gelang itu, dia dapat melihat detail yang indah.Di sana ada bandul burung hantu yang mengelilingi rantai itu. Bandul itu merupakan sebuah gambaran siklus kehidupan makhluk hidup di dunia.Pertama bandul telur, lalu di sampingnya burung hantu kecil, lalu burung hantu besar yang terbang, lalu sepasang burung hantu yang terbang, lalu burung hantu yang sendirian dan yang terakhir hanya tinggal sehelai bulu burung hantu itu.

"Yeoja yang sekilas kau lihat di masa laluku, dia adalah mateku. Dia bernama Cassandra, nama Koreanya adalah Park Kyungsoo" Chanyeol tersenyum tipis ketika melihat Kyungsoo terlihat penasaran dengan gelang yang pernah di berikan Chanyeol kepada Cassandra dulu. Cassandra sangat menyukai gelang itu.

"Apa?!" Kyungsoo menoleh ke arah Chanyeol. "Kenapa namanya sama dengan namaku?! Heol. Tidak mungkin. Jangan bercanda Park Chanyeol!" Kyungsoo di landa dilema. Di antara percaya dan tidak percaya. Kyungsoo sudah pernah melihat wujud Chanyeol sebagai vampir. Dan itu nyata.Jadi kemungkinannya kecil jika cerita yang Chanyeol sampaikan kepada Kyungsoo hanya bualan belaka.

"Kemarilah" Chanyeol menuntun Kyungsoo untuk melihat sebuah lukisan. Lukisan Cassandra yang benar-benar mirip dengan Kyungsoo. Hanya saja berbeda gender. Cassandra wanita dan Kyungsoo adalah pria.

Lukisan itu sangatlah cantik, Lebih tepatnya Cassandra lah yang sangat cantik. Rambutnya dia gelung ala bangsawan. Dia memakai gaun berwarna merah Maron yang di hiasi tali zig-zag di sekitar pinggang rampingnya. Beberapa butiran batu permata zamrud tampak tidak bisa ketingalan mempercantik gaun itu. Mereka menghiasi gaun itu dengan begitu indahnya, sungguh mengagumkan.

"S-sangat cantik" Kyungsoo bergumam lirih, tangannya mengelus lukisan itu.

Sret!

Lalu sebuah bayangan masa lalu muncul lagi di kepala Kyungsoo.

Kini dia melihat seorang gadis yang sekarat di pelukan Chanyeol. Chanyeol menangis hingga wajahnya memerah dan ingusnya sedikit keluar dari hidungnya.

"Hiks, jangan lakukan ini ku mohon sayang"

"Maafkan aku, suatu saat aku akan kembali kepadamu Chan, aku janji. Jangan pernah lelah menungguku. Dan, aku mohon pergilah sekarang"

"Tidak!"

Cassandra menepis pelan tangan Chanyeol yang memeluknya posesif. Dia mengecup kening Chanyeol agak lama, lalu dia bergegas berdiri. Setelah itu dengan sisa tenaganya dia masih berusaha menyerang musuh. Usaha terakhirnya tidak sia-sia, dia dapat menghancurkan sebuah batu yang di yakini adalah batu yang dapat mencuci pikiran orang.

Batu itu adalah warisan dari sebuah klan Vampir yang merupakan bangsawan. Batu tersebut di per-salah gunakan Vampir bernama Kris. Kris menggunakan batu itu untuk mencuci otak para Vampir untuk memperkuat kelompoknya. Dia berencana membuat semua Vampir menyerang dan menghancurkan manusia. Padahal sudah ratusan tahun lamanya kaum Vampir dan manusia sudah berjanji untuk tidak mengganggu satu sama lain.

"Tidak!" Kyungsoo menjerit.

Cassandra yang berhasil menghancurkan batu itu namun naas kepalanya di tebas hingga putus. Lalu bagian badannya di bakar menggunakan api biru.

"Hiks.. tidak!" Kyungsoo ngeri sendiri melihat Cassandra yang mirip dengannya itu mati. Pasti sangat sakit rasanya. Bahkan sekarang, Kyungsoo seperti bisa merasakan sakit itu.

"Shtt. Tenanglah Kyungsoo aku di sini" dengan sigap Chanyeol memeluk Kyungsoo. Dia mengusap pelan bahu Kyungsoo yang bergetar, sepertinya Kyungsoo ketakutan juga.

"Aku takut hiks, mengapa mereka sangat kejam Chan? Kenapa Cassandra mau mengorbankan dirinya?" Kyungsoo menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Chanyeol.

"Hhh. Sangat panjang ceritanya. Kau lihat batu itu kan? Itu bukan batu sembarangan. Peninggalan bangsawan Vampir. Cassandra marah batu itu Diperaslah-gunakan, karena batu itu adalah peninggalan keluarganya"

Kyungsoo melepaskan pelukan Chanyeol, lalu memandang Chanyeol dengan penuh tanda tanya.

"Iya, dia adalah keluarga bangsawan Vampir. Dia lebih memilih batu itu hancur dari pada harus menyakiti banyak pihak. Meskipun itu harus mengorbankan dirinya"

"Dia sangatlah pemberani. Ka-au, kau sangat mencintainya pasti. Iya kan?" Kyungsoo terlalu takut untuk memandang manik biru milik Chanyeol, jadi di menunduk saja.

"Sangat. Apa lagi sekarang dia sudah kembali" Chanyeol mengangkat dagu Kyungsoo, lalu mengecup wajah Kyungsoo. Tangannya memegang pundak Kyungsoo, menuntunnya ke sebuah cermin kuno di sudut loteng.

"Kau lihat? Kau sangat mirip dengannya sekarang, aniya kau memang reinkarnasinya Kyung. Kau bahkan mewarisi keahliannya meramal masa lalu"

Kyungsoo mendadak terpana dengan pantulan wajahnya sendiri di cermin. Kulitnya terlihat lebih pucat, dan sekarang dia memiliki mata yang berwarna biru. Padahal dulu matanya berwarna hitam.

"Entahlah, aku tidak yakin" kyungsoo masih tidak percaya bahwa dia adalah reinkarnasi dari Cassandra.

"Waktu yang akan meyakinkanmu Kyung. Tapi yang paling penting kau sekarang sudah resmi menjadi mate ku. Kau bangsa Vampir sekarang"

"A-apa?!"

Tanpa menunggu lama Chanyeol meneguk darah rusa yang dia simpan di sebuah tabung kecil dari kaca. Lalu Chanyeol menarik tengkuk Kyungsoo. Awalnya Kyungsoo tidak paham, namun dia serasa lapar ketika mencium wangi darah di bibir Chanyeol.

Kyungsoo menyesap darah di dalam bibir Chanyeol, menikmati cairan yang tiba-tiba terasa nikmat untuknya. Dia sangat menikmati momen 'Makanpertamanya' dengan Chanyeol. Tanpa Kyungsoo sadari dia masih menyesap bibir Chanyeol bahkan setelah darah itu habis.

Kyungsoo sadar, ternyata dia benar-benar sudah berubah menjadi Vampir. Dan dia juga sadar, ternyata dia juga benar-benar mencintai Park Chanyeol.

"Aku yakin sudah pernah mengatakan ini, tapi biar saja. Aku akan mengatakannya sampai kau bosan. Aku mencintaimu sayang. Do Kyungsoo"

"Nado"

"Nado? Hanya itu? Tega sekali, aku bahkan sudah mengatakan berulang kali-.."

Kyungsoo sudah tidak tahan dengan Chanyeol yang cerewet ini. Dia menahan tawanya, lalu menarik pipi Chanyeol. Lalu di ciumnya bibir tebal itu.

"Aku juga mencintaimu Vampir Pabo"

'Hah~ Akhirnya kita bersama sayang'ucap Chanyeol di dalam hatinya.

"Aku bisa mendengar itu Chan"

"Haha, kau benar-benar Vampir ya sekarang"

"Tentu saja, aku adalah Vampir milikmu"

Chanyeol kembali mendekap Kyungsoo. "Selamanya" Lalu dia mengecupi puncak kepala Kyungsoo dengan sayang. Dia berjongkok di depan Kyungsoo dan memasangkan gelang rantai ber-bandul burung hantu di kaki kiri Kyungsoo.

Kyungsoo tersenyum senang "Terima kasih Chan"

Fin!

....

Continue Reading

You'll Also Like

51.1K 8.1K 50
Rahasia dibalik semuanya
325K 26.9K 38
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
47.4K 9.6K 12
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
47.8K 3.4K 50
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...