Forced marriage

By rubyitsme

248K 19.6K 1.2K

Memang benar aku tidak mencintaimu. Semua yang kulakukan karena paksaan. Namun, seiring berjalan waktu aku da... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4⚠🔞
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42 END

Chapter 24

3.8K 380 11
By rubyitsme


Netranya berpendar pada setiap sudut halaman luar yang di penuhi tanaman bunga, dan pepohon yang menyejukkan membuat siapa saja takjub.

Mulut Nina sedari tadi tidak berhenti berdecak kagum pada beranda rumah milik sahabatnya itu. Rumah minimalis dengan gaya kebaratan tidak terlalu besar juga kecil dengan garasi mobil di sebelah teras menambah keindahan desain rumah itu.

"Woaa...Kau benar - benar Park Chanyeol sahabatku. Sifat perfectionismu tidak pernah luntur ya." Gumam Nina memandang takjub kediaman Chanyeol.

Chanyeol berdecak geli, "Ck, Ayo masuk. Kau bilang ingin bertemu istriku." Nina mengangguk antusias. Dan mengikuti Chanyeol masuk.

"Tunggu sebentar aku ke kamar dulu. Munkin dia disana." Nina mengangguk paham.

Sembari menunggu Chanyeol juga istrinya, Nina tertarik dengan figura yang tertempel besar pada dinding ruang tamu. Alisnya terangkat sebelah, "Aku seperti pernah melihat wanita ini. Tapi dimana-" Nina mengingat - ingat. Wanita yang berada dalam foto itu istri Park Chanyeol. Sudah jelas itu foto pernikahannya. tapi Nina merasa pernah melihatnya.

Setelah beberapa menit tangannya tiba - tiba menutup mulutnya yang terbuka. Nina mengeleng - gelengkan kepala tidak percaya. Apa benar wanita ini sama dengan wanita yang di cari - cari oleh Sehun selama ini.

Apa munkin ada wanita yang sama dan benar - benar mirip kecuali mereka kembar identik. Tapi Nina rasa istri Sehun tidak memiliki kembaran Nina yakin itu. Jika memang iya pasti Sehun akan menceritakannya.

Pasalnya selama ini Nina tahu betul Sehun gila sekali pada wanita itu. 'Istri Sehun hilang saat di rumah sakit. Dan waktu itu Park Chanyeol tiba - tiba mengatakan akan pergi jauh. Apa munkin-' Nina mengait - ngaitkan pasca istri Sehun hilang dan kepergian Chanyeol yang hampir bersamaan.

Sekali lagi Nina menggeleng tak percaya. Chanyeol sahabat yang begitu ia kenal, yang memiliki kepribadian hangat dan sangat perfectionis itu melakukan hal yang menurutnya sangat menakutkan.

"Nina ini istriku." Suara bariton Chanyeol mengejutkan Nina dengan segala fantasinya.

"Ah, Iya." Nina langsung membalikkan diri mendekat kearah pasangan suami istri itu. "Hai, aku Nina sahabat Chanyeol." Sapanya tersenyum canggung sambil meneliti setiap detail dari paras wanita itu.

"Hai, Aku Naomi. Senang bertemu denganmu." Balas Naomi ramah. Bagai menabrak karam yang keras Nina tidak dapat mengubah ekspresi keterkejutannya. Netranya membulat sempurna. Chanyeol tahu ia sudah bisa menebak ekspresi Nina akan seperti ini.

Chanyeol tidak ingin menyembunyikan Naomi dari sahabatnya itu. Chanyeol yakin Nina akan mengerti dan berada di pihaknya. Bagaimanapun Chanyeol tahu Nina sangat mencintai Sehun. Jadi tidak salahkan kalau ia berniat membuat Nina benar - benar kembali dengan Sehun.

Benar! Wanita ini memang istri Sehun. Netranya masih meneliti tanpa mengalihkan atensinya dari paras Naomi. "Ada apa?" Tanya Naomi yang mulai merasa diperhatikan.

"Ah, tidak. Aku hanya berfikir bagaimna bisa sahabatku mendapatkan wanita secantik dirimu." Senyum canggung yang kentara jelas pada mimik Nina.

"Kau bisa saja. Ayo duduk, mau minum apa?"

"Buatkan aku minuman dingin saja." Naomi tersenyum ramah lantas pergi ke dapur membuatkan Nina dan Chanyeol minum juga mengambil beberapa makanan untuk di hidangkan.

"Chanyeol kau?"

"Iya, dia orangnya. Wanita yang aku cintai. Wanita yang pernah kuceritakan padamu."

"Tapi Chan dia--"

"Aku tahu, tapi pria itu menyakiti juga menyiksanya. Aku tidak bisa tinggal diam Nina. Andai dia tidak melakukan hal yang membuat Naomi sampai mengalami koma munkin aku tidak sampai sejauh ini. Hanya aku yang akan membuatnya bahagia." Jelas Chanyeol penuh penekanan di setiap kata yang ia ucapkan.

"Tapi Sehun menderita Chan." Terang Nina sendu. "Sehun hanya memikirkannya. Bahkan sekecil celah pun aku tidak bisa menembus hatinya kembali. Dan jujur setelah aku tahu Naomi, aku khawatir dan resah. Aku takut mereka akan bertemu."

"Mereka tidak akan bertemu, buktinya selama dua tahun Sehun tidak bisa menemukannya. Kau kenal aku kan? Aku pandai dalam menyembunyikan sesuatu." Jawab Chanyeol santai.

"Sebaiknya kau pegang kata - katamu itu. Kau tahu dunia itu sempit setiap orang bisa saja bertemu dimana saja. Apalagi sekarang Sehun disini juga." kata Nina khawatir dan cemas.

"Kau tenang saja, priamu yang lembek itu tidak akan menemukan istriku." Nina mengeryit sarkas, "Jaga bicaramu!" Tidak terima Sehun di rendahkan oleh Chanyeol.

"Kalian ngobrolin apa? Sepertinya serius sekali." Tanya Naomi yang tiba - tiba muncul dengan membawa nampan yang berisi cookies dan dua gelas orange juice.

"Tidak penting, kami hanya membicarakan masalalu Chanyeol yang begitu bodoh saat SMA dulu." Jawab Nina enteng, tersenyum remeh kearah Chanyeol.  Sedangkan Chanyeol mendengus kesal karena di bilang bodoh. Sebenarnya ini adalah balas dendam Nina karena Chanyeol telah menghina Sehun lembek, tentu saja Nina tidak terima.

Naomi terkekeh geli melihat ekspresi Chanyeol yang seperti anak kecil.

Mereka bertiga larut dalam pembicaraan sampai suara tangisan bayi mengejutkan ketiganya. Naomi yang mendengar jelas itu tangisan siapa langsung berlari kearah kamar.

Nina kembali dibuat terkejut matanya membulat seolah bertanya "Itu anakmu?" Chanyeol mengangguk seolah mengerti makna dari tatapan Nina padanya.

"Cup - cup, jangan menangis lagi ya sayang." Naomi membawa Audrey ke ruang tamu tempat dimana Chanyeol dan Nina berada.

"Oh, anak daddy takut ya di kamar sendiri." Chanyeol mengambil alih Audrey dari gendongan Naomi.

Nina masih terpaku.
Kenapa mirip sekali dengan Sehun.
Dengan segera ia menepis fantasy anehnya itu. Ah, tidak munkin.

***

Di lain tempat seorang pria harap - harap cemas mengurut pelipis. sedari tadi ia tidak pernah sedikitpun mengalihkan atensinya dari ponsel.

Ia khawatir pada wanitanya. Apakah saat ini baik - baik saja? Atau bagaimana Sehun tidak tahu keadaannya. Itu yang membuat Sehun cemas bukan main.

Apa Naomi sudah mengatakannya pada Chanyeol perihal ingatan juga dirinya. Atau Naomi malah memilih meninggalkannya. Sehun cemas bukan main.

' Naomi kau baik - baik saja kan.'

Tadi Naomi berjanji pada Sehun akan menghubungi Sehun jika sudah menjelaskan semuanya pada pria yang sangat Sehun benci. Tapi apa? Sampai saat ini wanitanya itu tidak menghubunginya sama sekali.

Sehun tidak dapat menahan kesabarannya lagi. Dan langsung menekan tombol hijau pada ponselnya itu untuk menghubungi wanitanya.

Suara dering ponsel  menghentikan candaan orang - orang yang tengah asik bermain dengan si kecil Audrey.

Naomi melirik ponselnya yang terletak tidak jauh dari meja kecil.

Astaga Sehun.

Buru - buru Naomi langsung menjangkau ponselnya dan meminta izin untuk pergi menjauh sebentar.

Chanyeol menautkan kedua alisnya. Siapa yang tiba - tiba menghubungi istrinya itu. Tidak biasanya juga Naomi pergi hanya untuk mengangkat panggilan. Biasanya Naomi akan mengangkatnya tepat di hadapan Chanyeol.

"Ada apa Sehun?" Tanya Naomi setengah berbisik.

"Aku mencemaskanmu. Apa kau baik - baik saja?"

" Ya, aku baik."

"Ada apa dengan suaramu? Kenapa bisik - bisik segala." Tanya Sehun geram.

"Aku takut Chanyeol tahu."

Terdengar dengusan sebal dari seberang sana. "Kenapa takut?"

Sehun bodoh kenapa masih bertanya?

Jelas Naomi takut jika Chanyeol mendengar pembicaraan mereka. Tidak munkinkan, tiba - tiba Chanyeol tahu bahwa yang melakukan panggilan dengannya adalah Sehun. Pasti Chanyeol akan sangat terkejut dan marah.

Pasalnya Naomi belum menjelaskan apapun mengenai ingatannya juga pertemuannya dengan Sehun. Jika tiba - tiba Chanyeol tahu pria yang menghubunginya Sehun pasti Chanyeol naik pitam dan tidak mau mendengarkan penjelasannya.

Naomi menghela nafasnya kasar. " Sehun aku belum mengatakan apapun pada Chanyeol."

"Kenapa belum? Apa kau akan memilihnya dan meninggalkanku. Tidak! Aku tidak mau."

"Dengar, sekarang ada sahabat Chanyeol bertamu di rumah ini. Jadi aku belum memiliki kesempatan untuk mengatakan semuanya pada Chanyeol."

"Sayang bicara dengan siapa?" Chanyeol tiba - tiba muncul entah dari mana memandang Naomi penuh tanya.

Wajah Naomi menegang, lidahnya kelu "A-aku bicara dengan temanku. Yah, temanku." Jawabnya gugup dan mencoba menetralkan ekspresinya agar Chanyeol tidak curiga.

"Benarkah?" Tanya Chanyeol menyelidik. Naomi mengangguk ragu.

Tiba - tiba sambungan panggilan itu Naomi putuskan sepihak.

Sehun mendengus jengah, lalu mainan pesawatnya jadi tumbal amukan kekesalannya. Ntah mengapa Sehun jadi sebal setelah mendengar sedikit percakapan antara Chanyeol dan Naomi. Disana Naomi terdengar berusaha meyakinkan Chanyeol bahwa yang di panggilan Naomi bukan siapa - siapa.

'Ck, apa -apan kenapa nasibnya sekarang seperti seorang selingkuhan dari wanita bersuami. Astaga Sehun mengumpat penuh emosi.'

"Kau yakin itu hanya temanmu?" Tanya Chanyeol masih curiga.

"Sebenarnya itu adalah--"



Continue Reading

You'll Also Like

105K 8.7K 84
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
782K 79.8K 55
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
7K 813 20
akal-akalan bodohnya untuk kabur dari rumah tidak semenyenangkan yang sherena bayangkan, bukannya bebas malah terlibat asmaraloka dengan pria bernama...
200K 31K 56
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...