17 tahun kemudian
Tak terasa waktu cepat sekali berlalu.
Semua nya terasa cepat.
Begitu pun yang dirasakan oleh prilly. Semuanya terasa cepat. Padahal sepertinya kemarin ia baru merasakan menggendong anak. Tetapi waktu terus mengalir hingga tak terasa anak-anak ia dan ali sudah beranjak dewasa.
Aina Talita Zahran Putri Syarief adalah putri pertama ia dan ali. Putri yang sangat amat mereka sayangi.
Kenzie Putra Pratama Abidzar Syarief adalah anak kedua dari ia dan ali. Setelah hampir aina berusia 1 tahun setengah, prilly mengandung lagi anak kedua. Yaitu kenzie. Putra kebanggaan mereka.
Dan yang terakhir adalah Illyana Queen Bie Syarief anak ketiga dari ia dan ali. Prilly tak menyangka kalau ia akan mempunyai tiga buah hati. Tapi walaupun begitu, ia tetap senang. Putri ketiga mereka yaitu Queen.
***
" KENZIEE! SEPATU KAKAK KAMU KEMANAIN? " pekik aina. Ia terlihat sangat kesal. Bagaimana tidak. Hampir setiap hari, adik laki-lakinya yaitu kenzie. Sering sekali menjahilinya. Seperti sekarang, aina sedang mencari sepatunya. Ia yakin pasti kenzie yang mengumpeti sepatunya itu.
" Mana aku tau kak. Kan kakak yang sering make, bukan kenzie " acuh kenzie.
" Aisshh! Kamu ini! Selalu aja begini. Cepetan balikin sepatu kakak atau kakak aduin ke umi sama abi kalo kamu pacaran! " ancam aina.
Kenzie langsung bangun dari duduknya dan mengambil sepatu kakaknya yang ia umpeti tadi.
" Nih nih. Tukang ngadu dasar! " desis kenzie.
" Biarin. Lagian siapa suruh masih kelas 1 SMP udah pacar-pacaran " balas aina.
Aina dan kenzie memang jarang sekali akur. Tiada hari tanpa adanya pertengkaran kecil antara dirinya dan juga kenzie.
" Lah apa kabar kakak. Kakak juga pacaran kak sama kak fajar " ucap kenzie tak mau kalah.
" Tapi seenggaknya kakak udah bilang ke umi sama abi. Gak kayak kamu. Diem diem pacarannya " ledek aina.
" Yaa--- "
" Ini ada apa sih ribut-ribut? Masih pagi juga " suara sang umi membuat pertengkaran antara aina dan kenzie terhenti.
" Ini nih mii. Kenzie ngumpetin sepatu aku lagi " adu aina pada sang umi yang tak lain tak bukan adalah prilly.
" Kenzie. Kamu jangan iseng dong sama kakak kamu. Nanti kalo giliran kamu diisengin, mau? " tegur prilly. Kenzie menggeleng.
" Nah yaudah. Akur ya sekarang " ucap prilly. Mereka berdua mengangguk.
Tin! Tin!
" Mi, aku jalan dulu ya? Fajar udah jemput soalnya. Bilangin abi yaa. Assalamualaikum " pamit aina.
" Waalaikumsalam. Kamu hati-hati ya na. Bilangin fajar jangan ngebut-ngebut bawa motornya " pesan prilly.
" Oke mii " jawab aina. Aina pun keluar rumah dan menuju fajar yang menunggunya untuk berangkat ke sekolah bareng.
Aina sekarang sudah duduk di bangku SMA. Tepatnya kelas 2 SMA. Sedangkan kenzie, ia masih duduk di kelas 1 SMP. Begitupun juga dengan queen. Ia masih duduk di kelas 6 SD.
" Loh, aina mana mi? " tanya ali.
" Udah berangkat duluan dia " jawab prilly.
" Berangkat sendiri? " tanya ali.
" Ngga. Kak aina berangkat sama pacarnya " saut kenzie.
" Fajar? " tanya ali.
Prilly mengangguk.
" Oh yaudah " lanjut ali.
" Kok abi gak marah sih kalo kak aina pacaran? Sedangkan kalo kenzie yang pacaran dimarahin? " tanya kenzie.
" Abi gak marah karna kakakmu itu udah dewasa. Dia bisa bedain mana yang baik dan mana yang buruk. Abi bukannya marah kalo kenzie pacaran. Tapi kan kenzie masih kecil. Kenzie masih labil kalo urusan begituan. Jadi abi gak akan izinin kenzie pacaran sebelum umur kenzie 17 tahun. " nasehat ali.
" Oh gitu ya bii? Yaudah deh. Sekarang mending kenzie belajar dulu. Biar bisa kayak kak aina. Kenzie juga mau bahagia in abi sama umi " ucap kenzie. Ali dan prilly tersenyum.
" Yaudah. Queen kamu udah siap kan? Yukk berangkat. Nanti keburu siang " ucap ali.
" Udah kok bii " jawab queen.
" Yaudah, pamit dulu gih sama umi " suruh ali.
Kenzie dan queen bergantian pamit pada prilly.
" Yaudah mi, kita berangkat dulu yaa. Assalamualaikum " ucap ali.
" Waalaikumsalam. Hati-hati yaa " balas prilly agak berteriak.
***
" Pagi pak ali " sapa seorang karyawan. Ali membalas dengan senyumannya.
Diusia ali yang sudah menginjak kepala empat, ali masih terbilang cukup tampan. Ia juga bekerja diperusahaan papa nya. Ia bekerja menjadi seorang CEO.
Ali memasuki ruangannya.
" Lena " panggil ali pada sekretarisnya. Yang dipanggil segera menghampiri ali.
" Iya. Ada apa pak? " tanya lena.
" Jadwal saya apa hari ini? " tanya ali.
" Bapak hari ini ada meeting dengan perusahaan KEVIN CORP pak " jawab lena.
" Baik. Siapkan berkas-berkas yang akan dibawa nanti " perintah ali.
" Baik pak " jawab lena. Lalu ia segera berlalu.
***
" Eh gimana hubungan loe sama fajar? Baek kan? " tanya salah satu sahabat aina yang bernama billa.
" Baik kok. Kenapa emang? " jawab+tanya aina.
" Ngga kok. Tapi semenjak loe sama fajar, kita jadi jarang hang out bareng. Kangen tau gue hang out bertiga " ucap billa.
" Iya bener. Kapan yuk hang out " ajak velly.
" Hmm. Nanti deh yah gue tanya lagi sama abi gue. Kalian tau kan, abi gue itu orangnya gak suka sama yang namanya buang-buang duit. Karna menurutnya nyari duit itu susah " jawab aina.
" Iya deh. Gapapa kok kalo loe gak boleh. Kalo misalnya gak boleh, gimana kalo kita nginep aja di rumah loe? Gimana? " usul billa
Aina terlihat memikir. Dan kemudian ia mengangguk.
" Sip deh. Yaudah yuk ke kelas " ajak velly sembari merangkul kedua sahabatnya itu.
Billa/Nabilla dan Velly adalah kedua sahabat aina. Mereka bertiga bersahabat sejak duduk di bangku kelas 3 SMP hingga sekarang mereka duduk di kelas 2 SMA. Memang cukup lama. Hingga mereka tau bagaimana seluk beluk keluarga masing-masing. Hanya mereka berdua yang selalu ada disaat aina susah. Hanya mereka berdua yang selalu menghibur aina jika aina sedang sedih. Dalam keadaan suka maupun duka, mereka bertiga selalu bersama dan mendukung.
Itulah gunanya sahabat!
Saling mendukung dan memberi semangat!
***
Prilly pov
Waktu cepat sekali berlalu. Hingga tak terasa kini aku sudah berkeluarga dan memiliki 3 orang anak yang sangat amat kusayangi.
Dan juga tak terasa, hubunganku dengan suamiku sudah hampir 15 tahun lamanya.
Aku tak menyangka jika aku akan dipertemukan oleh ali
Berawal sebuah perjodohan aku dan ali dipertemukan.
Bayangkan jika saja tak ada perjodohan itu. Mungkin aku dan ali tak akan seperti ini. Walaupun dulu kami sempat menolak perjodohan ini.
Namun seiring berjalannya waktu, kami mulai terbiasa. Terbiasa dengan semuanya.
Hingga pada akhirnya aku dan ali terikat dalam hubungan yang lebih serius.
Aku masih tak menyangka hingga saat ini.
Rasanya baru kemarin aku berada di pelaminan bersama ali.
Rasanya baru kemarin aku menggendong anakku yang baru lahir.
Semuanya terasa cepat.
Aku berdoa supaya keluarga ku selalu seperti ini tanpa adanya masalah yang menghadang.
Prilly pov end
***
Ali pov
" Abii pulangg " ucapku ketika memasuki rumah. Aku langsung merebahkan diri di sofa.
Lelah.
Satu kata yang mewakili keadaan ku.
Kerjaan di kantor hari ini lumayan banyak.
Yang biasanya aku sampai di rumah jam 5 sore, kini aku baru sampai di rumah pukul 7 malam.
Tapi tak apa.
Demi istri dan anak-anakku, aku rela.
Demi memenuhi kebutuhan mereka aku rela.
Mereka yang aku sayangi.
Mereka yang aku cintai.
Mereka yang kupunya saat diriku sedang susah.
Mereka yang selalu mengiburku yang sedang sedih.
Mereka.
Hanya mereka yang selalu ada untukku.
Aku rela mengorbankan raga ini, jiwa ini jika mereka terluka.
Aku tak sanggup jika melihat mereka bersedih atau susah karna diriku.
Karna aku berjanji.
Aku berjanji akan selalu membuat mereka tersenyum.
Aku berjanji akan selalu membuat mereka tertawa.
Aku berjanji akan selalu membuat mereka bahagia.
Istriku. Ketiga anakku.
Mereka adalah keempat orang yang aku sayangi. Yang aku cintai. Hanya mereka yang kupunya.
Aku tak sanggup jika harus kehilangan mereka.
Hanya mereka alasan aku selalu bersemangat dalam menjalani hidup ini tanpa ada nya keluhan. Walaupun itu sering terjadi padaku.
Namun aku akan selalu mengingat mereka dikala sedang gelisah.
" Eh abi. Udah pulang? Tumben pulang jam segini? " ucap istriku. Dialah orang yang paling aku cintai.
" Iya mi. Kerjaan di kantor lumayan banyak. Makanya pulang telat " ucapku. Aku membiarkan istriku ini melepas dasi dan juga sepatuku. Aku sangat lelah.
" Abi udah makan? " tanya prilly. Aku menggeleng.
" Tuhkan kebiasaan deh. Yaudah mending sekarang cuci kaki sama cuci tangan dulu. Kalo udah kita makan malam bareng " perintah prilly.
Aku menuruti perkataan. Jujur saja. Aku sengaja tak makan dikantor ataupun diluar kantor walaupun aku sangat lapar.
Aku hanya ingin makan masakan istri tercintaku saja.
Menurutku, masakannya lebih enak dari seluruh masakan yang ada.
Ali pov end
***
Mereka berdoa supaya keluarga mereka selalu diberi kemudahan. Diberi jalan keluar jika ada masalah yang diberi pada mereka.
Walaupun banyan rintangan menghadang. Mereka akan terus bersama dalam melawan rintangan itu. Bagaimanapun itu caranya.
*****
END
Akhirnyaa...
Tamat juga cerita ini...
Maaf ya kalo kurang feel...
Maaf juga kalo selama ini ada kata-kata gak enak dari author😊
Makasih juga untuk para pembaca setia dan juga para pembaca gelap😊
Karna kalian aku semangat ngebuat cerita ini.
Karna kalian cerita ini ada.
Kalo kalian mau ketemu sama aku, masih bisa baca cerita aku yang satu lagi kok😊
Oke sekian.
Salam dari author putrimartia 💞💞
Byeee semuaaa👋👋😊😊